Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ada sebuah legenda Kuno yang menyatakan bahwa seorang gembala yang
bernama magnes, yang memelihara hewan-hewan gembalanya di sepanjang lereng-
lereng Gunung Ida, menemukan bahwa lekuk besinya dan paku-paku besi sandalnya
menempel pada sebuah batu besar yang berwarna hitam. Kenyataannya bahwa batu-
batu tertentu dapat menarik besi adalah penemuan tentang magnet. Batu-batu
misterius ini juga ditemukan dekat suatu tempat yang dinamakan Magnesia di Asia
Kecil. Nama "magnet" mungkin tercipta karena salah satu dari alasan-alasan ini.
Seiring dengan berjalannya waktu, ada penemuan lebih lanjut tentang
magnet. Ditemukan bahwa ketika potongan-potongan besi digosokkan pada batu-
batu yang mengandung magnet, potongan-potongan itu juga menjadi magnet-
magnet. Ribuan tahun yang lalu juga telah ditemukan bahwa magnet yang digantung
akan menunjuk kurang lebih ke arah utara. Ini tentu saja adalah akibat dari kompas.
Batu-batu magnetis dinamakan "lodestone". Nama ini berasal dari "leading stone"
(batu penunjuk) karena batu-batu itu membantu menuntun pengembara.
Dalam zaman Ratu Elizabeth, pertama kali ditemukan bahwa setiap magnet
mempunyai dua kutub yang definitif, yang sifatnya berlawanan. seperti kutub-kutub
yang saling menolak satu sama lain, dan tidak seperti kutub-kutub yang menarik
satu sama lain.
Tidak banyak yang dapat dilakukan dengan magnet sampai awal abad ke-19.
Pada tahun 1820, Oersted, seorang ilmuwan berkebangsaan Denmark, menemukan
bahwa seutas kawat yang membawa arus listrik juga menciptakan bidang magnetis.
Ini mengarah pada penemuan bahwa dengan menaruh inti besi yang lembut di dalam
kawat-kawat yang dihubungkan ke sebuah baterai, inti besi menjadi mempunyai
kekuatan magnetis. Ini adalah kreasi pertama dari elektromagnet, yang jauh lebih
kuat daripada semua magnet yang pernah dikenal sebelumnya.
Kreasi dari elektromagnet memungkinkan dibuatnya banyak alat yang paling
penting dan berguna seperti yang sekarang ada. Elektromagnet bukan hanya dapat
mengangkat beban-beban yang berat, tetapi sebenarnya juga memainkan peranan
dalam bel-bel dan lonceng listrik, dinamo-dinamo dan mesin-mesin, dalam segala
sesuatu yang menggunakan sirkuit listrik.
Walaupun telah lama diketahui bahwa kekuatan magnet mencapai suatu
jarak dari magnet, Michael Faraday adalah orang yang pertama yang mendefinisikan
dan menunjukkan "bidang-bidang kekuatan" dan "saluran-saluran kekuatan".
Pemahaman ini memungkinkan pengembangan-pengembangan seperti telepon,
lampu listrik, radio, dan sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.2.1 Menjelaskan Proses di dalam Litosfer?
1.2.2 Menjelaskan Metode Kemagnetan Bumi?
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Proses di Dalam Litosfer


Litosefer adalah lapisan bumi yang terdiri dari seluruh bagian kerak bumi
dan bagian luar mantel. Dengan ketebalan 50-100 Km. lapisan setebal 100 Km pada
mantel bumi di bawah Litosfer dan Atenosfer disebut daerah plastis yang seolah-
olah Litosfer “mengapung” di atas Atenosfer. Daerah plastis terdapat pada
kedalaman antara 60-250 Km di bawah permukaan bumi.
Lithosphere terdiri dari komponen primer seperti;
1. Minerals, segala bentuk komponen kimia yang memiliki
sifat-sifat fisika dan kimia. Seperti silika (SIO2) atau kalsium karbonat
(CaCO3).
2. Batuan, secara alami terbentuk, materi mineral terkonsolidasi
dan terkompaksi.Batuan bisa terdiri dari hanya satu macam mineral saja
(Contohnya; Salt) atau terdiri dari berbagai mineral (Contohnya; sandstone).
3. Fluida, komponen paling banyak adalah air (lebih dari 90%),
gas dan hydrocarbon.
Kerak bumi terdiri dari lapisan batuan SIMA (Si dan Mg). Density sekitar
3.5 SG, dan suhu rata-rata sekitar 2000 deg Celcius. Tekanan dari lapisan diatasnya
membuat lapisan ini selalu dalam kondisi solid, tapi tetap bisa melelehkan batuan.
Lapisan mantle paling luar sekitar 200 km dinamai dengan asthenosphere. Pada
lapisan ini tekanan dan suhu berada pada kondisi berimbang sehingga lapisan ini
bersifat plastis. Asthenosphere merupakan sumber dari aktivitas volkanik dan
seismik (gempa) yang berupa batuan basalt terutama di samudra, sedangkan di
benua batuan basalt agak menipis karena diatasnya terdapat batuan granit yang
bersifat Sial (Sid an Al). Kerak bumi merupakan bagian dari Litosfer dan terdiri
dari kerak benua (contineltal crust) dan kerak samudra (oceanic crust). Kerak benua
mempunyai ketebalan sekitar 35 km, densitas rata-rata 2,8 gr/cm3 dan massanya
17,39 x 1021 kg. kerak samudra mempunyai ketebalan sekitar 5 km, densitas rata-
rata 2,9 gr/cm3 dan massanya 7,71 x 1021 kg.
Klasifikasi dasar dari batuan berdasarkan asal usul terbentuknya terdiri dari
tiga macam batuan, yaitu;
a.Igneous Rock (Batuan Beku), terkristalisasi dari bekuan magma :
− Batuan beku dalam (plutonik)
Hasil pembekuan magma di dalam litosfer, sehingga proses pendinginannya
sangat lambat.Menghasilkan : batuan beku dengan kristal penuh yang besar-
besar (holokristalin).
− Batuan beku korok (porfirik)
Pembekuannya berlangsung lebih cepat karena magma telah meresap
diantara lapisan-lapisan litosfer.
− Batuan beku luar (episif)
Magma berubah menjadi larva yang meleleh, dan proses pembekuan larva di
permukaan bumi menjadi cepat. Menghasilkan : lelehan batuan beku dengan
kristal yang halus bahkan ada yang tidak berkristal.
b. Sedimentary (Batuan Sediment), endapan dari hasil
pengikisan batuan permukaan:
1. Batuan sedimen klitik  pasir
2. Batuan sedimen kimiawi  stalaktit dan
stalakmit
3. Batuan sedimen organik  lapisan humus
dari hutan
c. Metamorphic (Batuan Ubahan),
Terjadi karena adanya tekanan dan suhu yang tinggi sehingga menempatkan dan
meremukkan batuan yang sudah ada sebelumnya, baik itu yang berupa batuan
beku atau batuan endapan. Dengan adanya berbagai proses pembentukan jenis-
jenis batuan di atas, akan menghasilkan material-material yang bernilai
ekonomis tinggi. INTAN !!!!
Crust, selagi dalam bentuk solidnya bersifat mobile dan mengapung diatas
cairan magma. Menurut teori tektonik lempeng, terjadi arus konveksi dibawah
apisan crust ini memaksa magma (batuan panas/cair, yang bergerak plastis) untuk
bergerak keatas. Pada titik-titik tertentu (biasanya pada mid-ocean) magma
membentuk celah/palung dan menerobos ke permukaan. Hal ini akan menyebabkan
lempeng saling bergerak menjauh atau saling bertabrakan secara gradual. Jika
pergerakan ini terjadi dengan tiba-tiba, terjadilah gempa.
Inti bumi berukuran diameter 7000 km dan terdiri dari besi dan nikel.
Lapisan paling luar (tebal 2200 km) merupakan liquid atau cairan. Lapisan terdalam
bersifat solid atau padat, dengan density sekitar 10.5 SG dan suhunya lebih dari
5000 deg celcius. Menurut teori, perputaran bumi pada porosnya (rotasi)
menyebabkan terjadinya arus sirkulasi pada bagian cair inti bumi. Sirkulasi ini
merupakan sumber dari medan magnet yang menyelimuti bumi.

2.2 Metode Kemagnetan Bumi


Komposisi inti bumi tersusun atas Fe (besi), nikel, oksigen, dan beberapa
unsur kecil lainnya. Sejak awal telah diketahui bahwa bumi merupakan sebuah
magnet raksasa dimana sumber kemagnetannya terdapat di dalam inti bumi.
Kemagnetan dari inti menciptakan sebuah medan magnet yang menggerakan jarum
kompas ketika posisi kompas berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain.
Medan magnet bumi secara sederhana dapat digambarkan sebagai medan
magnet yang ditimbulkan oleh batang magnet raksasa yang terletak didalam inti
bumi, namun tidak berimpit dengan pusat bumi. Medan magnet ini dinyatakan
dalam besar dan arah (vektor) dimana arahnya dinyatakan dalam deklinasi
(penyimpangan terhadap arah utara-selatan geografis) dan inklinasi (penyimpangan
terhadap arah horizontal). Kuat medan magnet yang terukur dipermukaan sebagian
besar berasal dari dalam bumi (internal field) mencapai lebih dari 90%, sedangkan
sisanya adalah medan magnet dari kerak bumi, yang merupakan target didalam
eksplorasi geofisika, dan medan dari luar bumi (external field). Karena medan
magnet dari dalam bumi merupakan bagian yang terbesar, maka medan ini sering
juga disebut sebagai medan utama yang dihasilkan oleh adanya aktivitas di dalam
inti bumi bagian luar (salah satu konsep adanya medan utama ini adalah dari teori
dinamo). Mineral-mineral dengan sifat magnet yang cukup tinggi antara lain :
− Oksida-oksida besi : FeO – Fe2O3 –
TiO2
− Sulfida-sulfida dalam series troilite-
phyrotit
Medan magnet bumi dibagi menjadi beberapa elemen. Dimana komponen-
komponennya adalah F (medan total magnetik), I (besar sudut inklinasi), D (besar
sudut deklinasi), H (medan horizontal), X (komponen utara-selatan), Y (komponen
timur-barat), Z (komponen utara). Pada pembahasan tentang medan magnet bumi,
maka istilah inklinasi dan deklinasi akan sering dipergunakan. Harga inklinasi dan
deklinasi berubah dari waktu ke waktu (secular variation). Perubahan ini
berlangsung dalam jangka waktu yang relatif cepat (terjadi perubahan inklinasi
sebesar 10° di London sejak tahun 1580 hingga tahun 1992) dan berbeda-beda di
satu tempat dengan yang lainnya. Konsekuensi dari hal ini adalah terjadinya
pergeseran kutub-kutub magnetik dunia.

Penggunaan metoda magnetik didalam prospek geofisika adalah berdasarkan atas adanya
anomali medan magnet bumi akibat sifat kemagnetan batuan yang berbeda satu terhadap
lainnya. Alat untuk mengukur perbedaan kemagnetan tersebut adalah magnetometer.
Kerentanan magnetik merupakan parameter yang menyebabkan timbulnya anomali
magnetik dan karena sifatnya yang khas untuk setiap jenis mineral, khususnya logam,
maka parameter ini merupakan salah satu subjek didalam prospek geofisika. Telah
diketahui bahwa adanya medan magnet bumi menyebabkan terjadinya induksi magnetik
yang besarnya adalah penjumlahan dari medan magnet bumi dan magnet batuan dengan
kerentanan magnetik yang cukup tinggi. Besaran ini adalah total medan magnet yang
terukur oleh magnetometer apabila remanan magnetiknya dapat diabaikan. Setiap jenis
batuan mempunyai sifat dan karakteristik tertentu dalam medan magnet yang
dimanifestasikan dalam parameter kerentanan magnetik batuan atau mineralnya (k).
Dengan adanya perbedaan dan sifat khusus dari tiap jenis batuan atau mineral inilah yang
melandasi digunakannya metoda magnetik untuk kegiatan eksplorasi maupun
kepentingan geodinamika. Pada Tabel 1 dapat dilihat daftar kerentanan magnetik (k)
beberapa jenis batuan dan mineral yang umum dijumpai.

Perubahan harga kemagnetan secara local umunya terjadi akibat pengaruh mineral
magnetik yang terdapat di lapisan dekat permukaan. Pengaruh yang diberikan oleh
mineral tersebut dapat meningkatkan harga kemagnetan di suatu daerah. Hal ini akan
menimbulkan suatu anomali yang bersifat lokal. Dalam pengolahan data magnetik
dikenal istilah anomali magnetik dan medan total magnetik. Harga intensitas magnet
terkoreksi adalah harga intensitas magnet yang tercatat di masing-masing titik
pengukuran setelah dikoreksi dengan variasi harian magnetik. Sedangkan harga anomaly
magnetik didapatkan melalui pengurangan harga intensitas magnet terkoreksi terhadap
harga total magnet bumi teoritis dari IGRF (International Geomagnetic Reference Field).
Medan total magnetik adalah harga intensitas magnet yang terbaca pada masing-masing
titik pengukuran setelah dikoreksi dengan variasi harian magnet tanpa dikurangi dengan
harga total magnetik bumi dari IGRF.

Anda mungkin juga menyukai