PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan
dan pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi
belajar merupakan proses perubahan dari belum mampu menjadi mampu dan
terjadi dalam jangka waktu tertentu. Dengan belajar, siswa dapat mewujudkan
Untuk mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya
penilaian. Begitu juga dengan yang terjadi pada seorang siswa yang mengikuti
1
terhadap hasil belajar seorang siswa untuk mengetahui sejauh mana telah
mengetahui bakat atau potensi yang dimiliki oleh individu perlu diadakan
penyaringan sebelum masuk ke SMA, SMK atau Universitas agar dapat memilih
ayat 4 menyatakan bahwa "warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan
dikatakan bahwa "setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak
bakat merupakan salah satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam usaha
keberhasilan proses dan hasil belajar maka siswa perlu diseleksi terlebih dahulu
berdasarkan kriteria psikologis calon siswa yang sudah pasti adanya keragaman.
2
Bakat, sebagaimana minat dan intelegensi, merupakan faktor yang besar
(1978 : 77). Pendapat tersebut didukung oleh penelitian E. Khodijah (1992 : 54),
yang menyimpulkan bahwa bakat khusus memiliki urunan yang berarti terhadap
prestasi belajar siswa. Penelitian lain oleh Uun Sunarti (1997 : 62) menyimpulkan
bahwa kemampuan hitung teoritis (NA) memiliki korelasi yang tinggi terhadap
Reasoning (VR) dan bakat Numerical Ability (NA) mempunyai daya prediksi
lebih tinggi dibanding daya prediksi berdasarkan tes prestasi belajar siswa.
sekarang, hanya berdasarkan pada minat dan nilai prestasi belajar siswa di SLTP
atau yang sederajat, tanpa memperhitungkan bakat calon siswa tersebut. Hal ini
tentunya akan menimbulkan berbagai masalah, baik dari segi proses maupun out
put belajar.
Salah satu permasalahan yang dapat ditimbulkan dari sistem seleksi yang
sekarang adalah adanya peluang salah pilih jurusan, dalam hal ini bahwa jurusan
yang dipilih tidak sesuai dengan bakatnya. Fenomena ini akan menimbulkan
permasalahan baru yang lebih komplek. Bagi individu yang belajar akan
sulit belajar, tidak optimalnya semua potensi dan kemampuan yang dimiliki dan
prestasi belajar lebih rendah dari yang seharusnya dapat dicapai serta cenderung
3
Ditinjau dari segi relevansi, gejala salah pilih jurusan merupakan gejala
Sumbawa Besar, berdasarkan nilai pelajaran Ipa Fisika nilai Ulangan Umum
Dalam kaitan pentingnya bakat pada diri siswa sebagai salah satu faktor
penelitian ini penulis tertarik untuk meneliti : “Korelasi antara Bakat Numerik
dengan Prestasi Belajar Fisika Pada Siswa Kelas X SMAN 2 Sumbawa Besar”.
B. Identifikasi Masalah
1. Tenaga pendidik masih belum mengetahui bakat numerik atau potensi yang
C. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,
maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : “Apakah ada
hubungan antara Bakat Numerik dengan Prestasi belajar fisika pada siswa kelas X
4
D. Keterbatasan Masalah
1. Obyek penelitian
E. Tujuan Penelitian
antara Bakat Numerik dengan prestasi belajar fisika pada siswa kelas X di SMAN
2 Sumbawa Besar.
F. Manfaat Penelitian
bagi pendidikan fisika dan memperkaya hasil penelitian yang telah ada dan
belajar.
2. Dari segi praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan
informasi khususnya kepada para orang tua, konselor sekolah dan guru dalam
upaya membimbing dan memotivasi siswa remaja untuk menggali Bakat dan
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini akan diuraikan lebih jauh mengenai teori-teori yang menjelaskan
prestasi belajar, pengertian bakat dan bakat numerik, indikator bakat numerik,
A. Prestasi Belajar
1. Pengertian Belajar
belajar merupakan suatu proses, sedangkan prestasi belajar adalah hasil dari
tidaknya seorang siswa dalam pendidikan tergantung pada proses belajar yang
dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai
hasil pengalaman dan latihan . Senada dengan hal tersebut, Winkel (1997:193)
aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
6
Irwanto (1997:105) berpendapat bahwa belajar merupakan proses perubahan
dari belum mampu menjadi sudah mampu dan terjadi dalam jangka waktu
siswa, namun tidak semua perubahan perilaku dapat dikatakan belajar karena
perubahan tingkah laku akibat belajar memiliki ciri-ciri perwujudan yang khas
a. Perubahan Intensional
praktek yang dilakukan secara sengaja dan disadari. Pada ciri ini siswa
7
baru, yang lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan aktif artinya perubahan
Berdasarkan dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
suatu proses usaha yang dilakukan siswa untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, secara sengaja, disadari dan
telah mencapai sasaran belajar inilah yang disebut sebagai prestasi belajar.
Seperti yang dikatakan oleh Winkel (1997:168) bahwa proses belajar yang
oleh siswa terhadap pertanyaan, persoalan atau tugas yang diberikan oleh
8
guru. Melalui prestasi belajar siswa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan
sejauh mana peserta didik menguasai bahan pelajaran yang diajarkan, yang
dengan baik. Hal ini berarti prestasi belajar hanya bisa diketahui jika telah
dimaksud dengan prestasi adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan atau
sebagai prestasi yang dicapai oleh seorang siswa pada jangka waktu tertentu
belajar merupakan hasil usaha belajar yang dicapai seorang siswa berupa
jangka waktu tertentu yang dicatat pada setiap akhir semester di dalam buki
Untuk meraih prestasi belajar yang baik, banyak sekali faktor yang
perlu diperhatikan, karena di dalam dunia pendidikan tidak sedikit siswa yang
mengalami kegagalan. Kadang ada siswa yang memiliki dorongan yang kuat
9
untuk berprestasi dan kesempatan untuk meningkatkan prestasi, tapi dalam
dan Stone (Winkle, 1997 : 591), secara garis besar faktor-faktor yang
a. Faktor internal
Merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang dapat
kelompok, yaitu :
1). Faktor fisiologis Dalam hal ini, faktor fisiologis yang dimaksud adalah
10
b). Pancaindera
peranan dalam belajar adalah mata dan telinga. Hal ini penting,
seorang anak yang memiliki cacat fisik atau bahkan cacat mental
a). Intelligensi
keadaan diri secara kritis dan objektif. Taraf inteligensi ini sangat
11
untuk mencapai prestasi belajar yang lebih tinggi. Sebaliknya,
b). Sikap
Sikap yang pasif, rendah diri dan kurang percaya diri dapat
mengajar di sekolah.
c). Motivasi
12
siswa tercapai. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang
b. Faktor eksternal
Selain faktor-faktor yang ada dalam diri siswa, ada hal-hal lain
diluar diri yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang akan diraih,
c). Perhatian orang tua dan suasana hubungan antara anggota keluarga
13
2). Faktor lingkungan sekolah
yang baik dari para penggunanya akan sia-sia belaka. Bila seorang
14
faktor guru. Jika guru mengajar dengan arif bijaksana, tegas,
mengikuti pelajaran.
tidak dapat ditinggalkan. Menilai merupakan salah satu proses belajar dan
sekolah-sekolah dicatat dalam sebuah buku laporan yang disebut rapor. Dalam
rapor dapat diketahui sejauhmana prestasi belajar seorang siswa, apakah siswa
15
tersebut berhasil atau gagal dalam suatu mata pelajaran. Didukung oleh
terakhir yang diberikan oleh guru mengenai kemajuan atau hasil belajar
16
c. Penilaian berfungsi sebagai penempatan (placement)
berarti tidak baik atau buruk, sedangkan nilai-nilai di atas 5 berarti cukup
17
B. Bakat Numerik
1. Pengertian Bakat
Menurut istilanya ada dua kata yang menunjukkan arti bakat, yaitu
disini bukan hanya sekedar latihan biasa dan sembarangan, tetapi merupakan
bakat (aptitude) adalah sebuah faktor bawaan yang berupa potensi, yang
18
untuk membentuk seorang anak sehingga nilai dasar yang dimiliki seseorang
Dari uraian diatas bakat merupakan potensi dalam anak yang harus
a. Faktor Motivasi
dimaksudkan.
Dari dua definisi tentang motivasi di atas dapat dibagi menjadi dua, yaitu
dalam diri seseorang dan tidak perlu rangsangan dari luar. Misalnya
19
keinginan seorang anak mengetahu seluk beluk bermain gitar.
lebih dalam tanpa perlu dorongan dari orang lain. Meskipun dorongan
ini berasal dari dalam diri anak tetapi setiap anak memiliki kualitas
untuk prestasi yang diberikan oleh orang lain seperti semangat, pujian
Menurut seorang ahli jiwa dalam motivasi ada suatu hirarki, yaitu
yakni:
lain sebagainya.
3) Kebutuhan akan cinta dan kasih, rasa diterima dan dihargai dalam
20
4) Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri, yakni mengembangkan
Motivasilah yang menyulut untuk jadi besar atau menjadi kecil, peranan
kebutuhan tentang wujud diri sendiri, maka motivasi tingkat tinggi ini
b. Faktor Nilai
tidak. Menilai bakat yang ada pada dirinya itu baik atau tidak dapat
21
c. Faktor Minat
obyek niatnya.
(sasaran) tertentu.
dari perhatian yang tidak hanya berlangsung sekali dari obyek yang
dianggap menarik atau berharga bagi dirinya. Dengan kata lain, bahwa
d. Faktro Kepribadian
kompleks, Adler memberi pengertian gaya hidup individu, atau cara yang
22
karakteristik mereaksinya seseorang terhadap masalah-masalah hidup,
atau personality itu dinamis, tidak statis atau tetap saja tanpa perubahan.
artinya individu memiliki ciri-ciri yang tidak sama dengan individu yang
lain.
biologis seseorang tidak sama antara yang satu dengan orang yang lain.
Keadaan fisik ini juga berpengaruh pada sifat, sikap serta tempramen
23
Faktor kebudayaan turut pula memberi andil dalam mempengaruhi
tentu tidak sama. Hal ini disebabkan oleh faktor kebudayaan yang berada
kebudayaan merupakan hasil daya cipta, dan karya manusia maka dalam
dan terampil.
yang masuk pada individu. Kepribadian yang sudah dimiliki inilah yang
hubungan antara suatu hal dengan hal lainnya, dan memecahkan masalah
24
Individu yang memiliki kecerdasan logika-matematika pada umumnya
memiliki cara berpikir yang teratur dan baik dalam mengerjakan sesuatu
yaitu sebagai kepekaan dan kemampuan untuk membedakan pola logika atau
menyusun solusi dengan urutan yang logis. Mereka suka angka, urutan, logika
dan keteraturan.
matematika dan logika yang bermuara pada ketetapan hukum dasar. Hukum
dan kesimpulan dibuat. Anak yang dominan pada kecerdasan ini sudah
25
tertarik dengan bilangan dan pola sejak usia dini. Mereka menikmati
secara induktif dan deduktif menjadi acuan utama. Segala sesuatu akan
dilogika. Dari logika akan timbul pemikiran ilmiah. Maka jika ada siswa yang
masih sangat muda sudah hobi berpikir dengan format pola pantas ditengarahi
untung rugi bisa dimulai sejak dini. Konsep positif dan negarif dalam hitung-
hitungan yang selama ini sebagai aksioma bisa dijelaskan secara detail.
merupakan hal yang wajar apabila para siswa sering khawatir akan mengalami
kegagalan atau ketidak berhasilan dalam meraih prestasi belajar atau bahkan takut
tinggal kelas.
Banyak usaha yang dilakukan oleh para siswa untuk meraih prestasi
belajar agar menjadi yang terbaik seperti mengikuti bimbingan belajar. Usaha
semacam itu jelas positif, namun masih ada faktor lain yang tidak kalah
intelektual, faktor tersebut adalah bakat. Perwujudan nyata dari bakat dan
26
kemampuan sangat menentukan prestasi seseorang. Orang yang memiliki bakat
fisika diprediksi mampu mencapai prestsi yang menonjol dalam bidang fisika.
kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh
Ngalim Purwanto (1986:28) bahwa “bakat dalam hal ini lebih dekat
melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata.” Menurut Syah Muhibbin
melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.”
bakat ini dapat mempunyai tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi
peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik.
sejak dini serta didukung oleh fasilitas dan motivasi yang tinggi, akan dapat
terealisai dalam bentuk prestasi unggul. Contoh konkret bakat yang tidak
yaumil agoes akhir (1999) yang menemukan bahwa sekitar 22% siswa SD dan
27
Artinya, prestsi belajar yang mereka peroleh berada dibawah potensi atau
D. Hipotesis
2. Hipotesis nihil (Ho) : “Tidak ada hubungan antara bakat numerik dengan
28
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai dengan Maret di SMAN
2Sumbawa Besar, yang berfokus pada hubungan antara bakat numerik dengan
A. Jenis Penelitian
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati, yang bertujuan untuk
motivasi, tindakan, dan hal lainnya, secara holistic pada suatu konteks khusus
(2006:6). Pada penelitian ini data yang terkumpul bersifat kuantitatif. Kemudian
dibuat kategorisasi baik dalam bentuk table, diagram maupun grafik. Halis
Dengan kata lain data yang bersifat kuantitatif tersebut ditafsirkan lebih lanjut
Margono (2000:36).
korelasi antara bakat numerik dengan prestasi belajar fisika pada siswa kelas X
29
B. Sumber Data
1. Populasi
atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama. Pendapat
Anggoro, (2007:42).
dimaksud dengan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X
SMA 2 Sumbawa yang berusia antara 15-16 tahun. Berdasarkan data yang
2. Sampel
148 orang. Adapun metode pengambilan sampel yang dipakai pada penelitian
adalah memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk
30
setelah membuat nomor yang dimasukkan kedalam gelas yang berlubang
adalah dimana tiap-tiap sub populasi mendapat bagian atau kesempatan yang
berikut :
Ni
ni= n
N
Keterangan :
N : Total populasi
n : Besarnya sample
sebagai berikut :
Kelas 1A 1B 1C 1D 1E 1F Jumlah
Populas 38
40 42 40 38 42 240
i
Sampel 25 26 25 23 26 23 140
31
C. Teknik Pengumpulan Data
berikut:
1. Tes
Pendapat lain mengatakan tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta
atau bidang pekerjaan tertentu, lingkupnya lebih terbatas dari tes kemampuan
yang diteliti itu mencakup unsur-unsur intelegensi, hasil belajar, minat dan
dalam suatu bidang tertentu dan mengambil manfaat dari pengalaman belajar
dibidang itu.
D. Instrumen Penelitian
32
E. Teknik Analisis Data
DAFTAR PUSTAKA
http://pengantarpendidikan.wordpress.com/2010/12/02/dasar-dasar-
pelaksanaan-pendidikan-dan-undang-undang-sistem-pendidikan-nasional/ (hari
http://paudjermanclub.blogspot.com/
http://abdulpurwanto.blogspot.com/2005_03_06_archive.html
http://eko13.wordpress.com/2008/03/18/jenis-data-dan-metode-pengumpulan-
data/
33