Anda di halaman 1dari 4

Gas Mulia

1. Gas Mulia Di Alam


Gas mulia adalah gas yang mempunyai sifat lengai, tidak reaktif, dan susah
bereaksi dengan bahan kimia lain. Gas mulia banyak digunakan dalam sektor
perindustrian.
Semua unsur gas mulia terdapat di udara, kecuali radon yang merupakan unsur
radioaktif. Unsur gas mulia yang paling banyak terdapat di udara adalah argon.
Gas mulia diperoleh dari udara dengan cara destilasi udara cair. Gas mulia yang paling
banyak terdapat di alam adalah helium. Helium diperoleh dari sumur-sumur gas alam di
Texas dan Kansas (Amerika Serikat). Unsur radon (Rn) yang merupakan unsur
radioaktif Radium (Ra) dengan memancarkan sinar alfa (helium) sesuai dengan
persamaan reaksi: 88Ra226 → 86Rn222 + 2He4

2. Sifat-Sifat Unsur Gas Mulia


Dengan konfigurasi elektron yang sudah penuh, gas mulia termasuk unsur yang
stabil, artinya sukar bereaksi dengan unsur lain, sukar untuk menerima elektron maupun
untuk melepas elektron.

a. Afinitas Elektron
Dengan elektron valensi yang sudah penuh, unsur gas mulia sangat sukar untuk
menerima elektron. Hal ini dapat dilihat dari harga afinitas elektron yang rendah.

b. Energi Ionisasi
Kestabilan unsur-unsur golongan gas mulia menyebabkan unsur-unsur gas mulia sukar
membentuk ion, artinya sukar untuk melepas elektron. Perhatikanlah data energi
ionisasinya yang besar sehingga untuk dapat melepas sebuah elektron (untuk dapat
membentuk ion) diperlukan energi yang besar. Helium adalah unsur gas mulia yang
memiliki energi ionisasi paling besar.

c. Jari-Jari Atom
Jari-jari atom unsur-unsur golongan gas mulia sangat kecil (dalam satu golongan,
semakin keatas semakin kecil) sehingga elektron terluar relatif lebih tertarik ke inti
atom. Oleh sebab itu, atom-atom gas mulia sangat sukar untuk bereaksi.

d. Wujud Gas Mulia


Titik didih dan titik leleh unsur-unsur gas mulia lebih kecil dari pada suhu kamar (250C
atau 298 K) sehinga seluruh unsur gas mulia berwujud gas. Karena kestabilan unsur-
unsur gas mulia, maka di alam berada dalam bentuk monoatomik.
3. Pembentukan Senyawa Gas Mulia
Sampai dengan tahun 1962, para ahli masih yakin bahwa unsur-unsur gas mulia
tidak bereaksi. Kemudian seorang ahli kimia kanada bernama Neil Bartlet berhasil
membuat persenyawaan yang stabil antara unsur gas mulia dan unsur lain, yaitu
XePtF6.

Keberhasilan ini didasarkan pada reaksi:


PtF6 + O2 → (O2)+ (PtF6)-

PtF6 ini bersifat oksidator kuat. Molekul oksigen memiliki harga energi ionisasi 1165
kJ/mol, harga energi ionisasi ini mendekati harga energi ionisasi unsur gas mulia Xe =
1170 kJ/mol.
Atas dasar data tersebut, maka untuk pertama kalinya Bartlet mencoba mereaksikan Xe
dengan PtF6 dan ternyata menghasilkan senyawa yang stabil sesuai dengan persamaan
reaksi:

Xe + PtF6 → Xe+(PtF6)-

Setelah berhasil membentuk senyawa XePtF6, maka gugurlah anggapan bahwa gas
mulia tidak dapat bereaksi. Kemudian para ahli lainnya mencoba melakukan penelitian
dengan mereaksikan xenon dengan zat-zat oksidator kuat, diantaranya langsung dengan
gas flourin dan menghasilkan senyawa XeF2, XeF4, dan XeF6. Reaksi gas mulia
lainnya, yaitu krypton menghasilkan senyawa KrF2. Radon dapat bereaksi langsung
dengan F2 dan menghasilkan RnF2. Hanya saja senyawa KrF2 dan RnF2 bersifat (tidak
stabil).
Senyawa gas mulia He, Ne, dan Ar sampai saat ini belum dapat dibuat mungkin karena
tingkat kestabilannya yang sangat besar.

4. Pembuatan Gas Mulia


a. Gas Helium
Helium (He) ditemukan terdapat dalam gas alam di Amerika Serikat. Gas helium
mempunyai titik didih yang sangat rendah, yaitu -268,8 0C sehingga pemisahan gas
helium dari gas alam dilakukan dengan cara pendinginan sampai gas alam akan mencair
(sekitar -156 0C) dan gas helium terpisah dari gas alam.

b. Gas Argon, Neon, Kripton, dan Xenon


Udara mengandung gas mulia argon (Ar), neon (Ne), krypton (Kr), dan xenon (Xe)
walaupun dalam jumlah yang kecil. Gas mulia di industri diperoleh sebagai hasil
samping dalam industri pembuatan gas nitrogen dan gas oksigen dengan proses destilasi
udara cair. Pada proses destilasi udara cair, udara kering (bebas uap air) didinginkan
sehingga terbentuk udara cair. Pada kolom pemisahan gas argon bercampur dengan
banyak gas oksigen dan sedikit gas nitrogen karena titik didih gas argon (-189,4 0C)
tidak jauh beda dengan titik didih gas oksigen (-182,8 0C). Untuk menghilangkan gas
oksigen dilakukan proses pembakaran secara katalitik dengan gas hidrogen, kemudian
dikeringkan untuk menghilangkan air yang terbentuk. Adapun untuk menghilangkan gas
nitrogen, dilakukan cara destilasi sehingga dihasilkan gas argon dengan kemurnian
99,999%. Gas neon yang mempunyain titik didih rendah (-245,9 0C) akan terkumpul
dalam kubah kondensor sebagai gas yang tidak terkonsentrasi (tidak mencair).

Gas kripton (Tb = -153,2 0C) dan xenon (Tb = -108 0C) mempunyai titik didih yang
lebih tinggi dari gas oksigen sehingga akan terkumpul di dalam kolom oksigen cair di
dasar kolom destilasi utama. Dengan pengaturan suhu sesuai titik didih, maka masing-
masing gas akan terpisah.

5. Kegunaan dan Bahaya Unsur Gas Mulia

Helium
Helium merupakan gas yang ringan dan tidak mudah terbakar. Helium dapat digunakan
sebagai pengisi balon udara. Helium cair digunakan sebagai zat pendingin karena
memiliki titik uap yang sangat rendah. Helium yang tidak reaktif digunakan sebagai
pengganti nitrogen untuk membuat udara buatan untuk penyelaman dasar laut. Para
penyelam bekerja pada tekanan tinggi. Jika digunakan campuran nitrogen dan oksigen
untuk membuat udara buatan, nitrogen yang terisap mudah terlarut dalam darah dan
dapat menimbulkan halusinasi pada penyelam. Oleh para penyelam, keadaan ini disebut
“pesona bawah laut”. Ketika penyelam kembali ke permukaan, (tekanan atmosfer) gas
nitrogen keluar dari darah dengan cepat. Terbentuknya gelembung gas dalam darah
dapat menimbulkan rasa sakit atau kematian.

a. Argon
Argon digunakan dalam las titanium pada pembuatan pesawat terbang atau roket. Argon
juga digunakan dalam las stainless steel dan sebagai pengisi bola lampu pijar karena
argon tidak bereaksi dengan wolfram (tungsten) yang panas.

b. Neon
Neon dapat digunakan untuk pengisi bola lampu neon. Neon digunakan juga sebagai zat
pendingin, indicator tegangan tinggi, penangkal petir, dan untuk pengisi tabung-tabung
televisi.

c. Kripton
Kripton bersama argon digunakan sebagai pengisi lampu fluoresen bertekanan rendah.
Krypton juga digunakan dalam lampu kilat untuk fotografi kecepatan tinggi.

d. Xenon
Xenon dapat digunakan dalam pembuatan lampu untuk bakterisida (pembunuh bakteri).
Xenon juga digunakan dalam pembuatan tabung elektron.

e. Radon
Radon yang bersifat radioaktif digunakan dalam terapi kanker. Namun demikian, jika
radon terhisap dalam jumlah banyak, malah akan menimbulkan kanker paru-paru.

Anda mungkin juga menyukai