kutil
kelamin
* Disebabkan oleh virus (Virus Human Papilloma atau HPV)
* Muncul berupa satu atau banyak bisul atau benjolan antara sebulan sampai
setahun setelah berhubungan intim dengan penderita penyakit tersebut
* Pada umumnya tidak dapat terlihat pada wanita karena terletak di dalam
vagina, atau pada pria karena terlalu kecil. Dapat diuji dengan lapisan cuka
* Dapat berakibat serius pada wanita karena dapat menyebabkan kanker
cervix
* Bisul pada kelamin ini dapat disembuhkan, wanita harus menjalankan pap
smear setiap kali berganti pasangan intim
Gonore
Tipe: Bakterial
Konsekuensi yang mungkin timbul pada janin dan bayi baru lahir: Gonore
dapat menyebabkan kebutaan dan penyakit sistemik seperti meningitis dan
arthritis sepsis pada bayi yang terinfkesi pada proses persalinan. Untuk
mencegah kebutaan, semua bayi yang lahir di rumah sakit biasanya diberi
tetesan mata untuk pengobatan gonore.
Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seksual baik vaginal, anal dan oral
dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satunya cara yang 100% efektif
untuk pencegahan. Kondom dapat mengurangi tetapi tidak dapat
menghilangkan sama sekali risiko penularan penyakit ini.
Hepatitis
B (HBV)
Tipe: Viral
Cara Penularan: Hubungan seks vaginal, oral dan khususnya anal; memakai
jarum suntik bergantian; perlukaan kulit karena alat-alat medis dan
kedokteran gigi; melalui transfusi darah.
Konsekuensi yang mungkin timbul pada orang yang terinfeksi: Untuk orang-
orang yang terinfeksi secara kronis, penyakit ini dapat berkembang menjadi
cirrhosis, kanker hati dan kerusakan sistem kekebalan.
Konsekuensi yang mungkin timbul pada janin dan bayi baru lahir:
Perempuan hamil dapat menularkan penyakit ini pada janin yang
dikandungnya. 90% bayi yang terinfeksi pada saat lahir menjadi karier
kronik dan berisiko untuk tejadinya penyakit hati dan kanker hati. Mereka
juga dapat menularkan virus tersebut. Bayi dari seorang ibu yang terinfeksi
dapat diberi immunoglobulin dan divaksinasi pada saat lahir, ini berpotensi
untuk menghilangkan risiko infeksi kronis.
Cara Penularan: Herpes menyebar melalui kontak seksual antar kulit dengan
bagian-bagian tubuh yang terinfeksi saat melakukan hubungan seks vaginal,
anal atau oral. Virus sejenis dengan strain lain yaitu Herpes Simplex Tipe 1
(HSV-1) umumnya menular lewat kontak non-seksual dan umumnya
menyebabkan luka di bibir. Namun, HSV-1 dapat juga menular lewat
hubungan seks oral dan dapat menyebabkan infeksi alat kelamin.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: Perempuan yang
mengalami episode pertama dari herpes genital pada saat hamil akan memiliki
risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya kelahiran prematur. Kejadian akut
pada masa persalinan merupakan indikasi untuk dilakukannya persalinan
dengan operasi cesar sebab infeksi yang mengenai bayi yang baru lahir akan
dapat menyebabkan kematian atau kerusakan otak yang serius.
Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seks secara vaginal, anal dan oral
dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satunya cara pencegahan yang
100% efektif mencegah penularan virus herpes genital melalui hubungan
seks. Kondom dapat mengurangi risiko tetapi tidak dapat samasekali
menghilangkan risiko tertular penyakit ini melalui hubungan seks. Walaupun
memakai kondom saat melakukan hubungan seks, masih ada kemungkinan
untuk tertular penyakit ini yaitu melalui adanya luka di daerah kelamin.
Herpes
Simpleks
Herpes simpleks berkenaan dengan sekelompok virus yang menulari manusia.
Serupa dengan herpes zoster , herpes simpleks menyebabkan luka-luka yang
sangat sakit pada kulit. Gejala pertama biasanya gatal-gatal dan kesemutan,
diikuti dengan lepuh yang membuka dan menjadi sangat sakit. Infeksi ini
dapat tidak aktif dalam sel saraf selama beberapa waktu. Namun tiba-tiba
infeksi menjadi aktif kembali. Herpes dapat aktif tanpa gejala.
Virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) adalah penyebab umum untuk luka-luka
demam (cold sore) di sekeliling mulut. HSV-2 biasanya menyebabkan herpes
kelamin. Namun HSV-1 dapat menyebabkan infeksi pada kelamin dan HSV-2
dapat menginfeksikan daerah mulut melalui hubungan seks.
Jangkitan HSV berulang dapat terjadi bahkan pada orang dengan sistem
kekebalan yang sehat. Jangkitan HSV yang lama mungkin berarti sistem
kekebalan tubuh sudah lemah. Ini termasuk orang terinfeksi HIV, terutama
mereka yang berusia di atas 50 tahun. Untungnya, jarang ada jangkitan lama
yang tidak menjadi pulih kecuali pada Odha dengan jumlah CD4 yang sangat
rendah. Jangkitan lama ini juga sangat jarang terjadi setelah tersedianya
terapi antiretroviral (ART).
Human
Papilloma
Virus
(HPV)
Tipe: Viral
Gejala-gejala: Tonjolan yang tidak sakit, kutil yang menyerupai bunga kol
tumbuh di dalam atau pada kelamin, anus dan tenggorokan.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: Pada bayi-bayi
yang terinfeksi virus ini pada proses persalinan dapat tumbuh kutil pada
tenggorokannya yang dapat menyumbat jalan nafas sehingga kutil tersebut
harus dikeluarkan.
Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seks secara vaginal, anal dan oral
dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satunya cara pencegahan yang
100% efektif mencegah penularan. Kondom hampir tidak berfungsi sama
sekali dalam mencegah penularan virus ini melalui hubungan seks.
Kandidiasi
s
Kandidiasis adalah infeksi saluran kelamin yang disebabkan
oleh Candida albicans dan ragi (Yeast) lain dari genus
kandida. Infeksi biasanya bersifat local. Selain pada vulva
atau vagina, juga pada hidung, mulut, tenggorok, usus, dan
kulit. Candida adalah mikroorganisme oportunis, dapat
dijumpai di seluruh badan, terutama dalam mulut, kolon,
kuku, vagina, dan saluran anorektal.
Gejala: Sampai 75% kasus pada perempuan dan 25% kasus pada laki-laki
tidak menunjukkan gejala. Gejala yang ada meliputi keputihan yang abnormal,
dan rasa nyeri saat kencing baik pada laki-laki maupun perempuan. Perempuan
juga dapat mengalami rasa nyeri pada perut bagian bawah atau nyeri saat
hubungan seksual, pada laki-laki mungkin akan mengalami pembengkakan atau
nyeri pada testis.
Konsekuensi yang mungkin terjadi pada janin dan bayi baru lahir: lahir
premature, pneumonia pada bayi dan infeksi mata pada bayi baru lahir yang
dapat terjadi karena penularan penyakit ini saat proses persalinan.
Cara Penularan: Cara penularan yang paling umum adalah hubungan seks
vaginal, anal atau oral. Namun, penyakit ini juga dapat ditularkan melalui
hubungan non-seksual jika ulkus atau lapisan mukosa yang disebabkan oleh
sifilis kontak dengan lapisan kulit yang tidak utuh dengan orang yang tidak
terinfeksi.
Gejala-gejala: Pada fase awal, penyakit ini menimbulkan luka yang tidak
terasa sakit atau "chancres" yang biasanya muncul di daerah kelamin tetapi
dapat juga muncul di bagian tubuh yang lain, jika tidak diobati penyakit akan
berkembang ke fase berikutnya yang dapat meliputi adanya gejala ruam kulit,
demam, luka pada tenggorokan, rambut rontok dan pembengkakan kelenjar di
seluruh tubuh.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi: Jika tidak
diobati, sifilis dapat menyebabkan kerusakan serius pada hati, otak, mata,
sistem saraf, tulang dan sendi dan dapat menyebabkan kematian. Seorang
yang sedang menderita sifilis aktif risikonya untuk terinfeksi HIV jika
terpapar virus tersebut akan meningkat karena luka (chancres) merupakan
pintu masuk bagi virus HIV.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: Jika tidak diobati,
seorang ibu hamil yang terinfeksi sifilis akan menularkan penyakit tersebut
pada janin yang dikandungnya. Janin meninggal di dalam dan meninggal pada
periode neonatus terjadi pada sekitar 25% dari kasus-kasus ini. 40-70%
melahirkan bayi dengan sifilis aktif. Jika tidak terdeteksi, kerusakan dapat
terjadi pada jantung, otak dan mata bayi.
Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seks secara vaginal, anal dan oral
dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satunya cara pencegahan yang
100% efektif mencegah penularan sifilis melalui hubungan seksual. Kondom
dapat mengurangi tetapi tidak menghilangkan risiko tertular penyakit ini
melalui hubungan seks. Masih ada kemungkinan tertular sifilis walaupun
memakai kondom yaitu melalui luka yang ada di daerah kelamin. Usaha untuk
mencegah kontak non-seksual dengan luka, ruam atau lapisan bermukosa
karena adanya sifilis juga perlu dilakukan.
Trikomoni
asis
Tipe: Disebabkan oleh protozoa Trichomonas vaginalis.
Prevalensi: Trikomoniasis adalah PMS yang dapat diobati yang paling banyak
terjadi pada perempuan muda dan aktif seksual. Diperkirakan, 5 juta kasus
baru terjadi pada perempuan dan laki-laki.