Anda di halaman 1dari 6

Translated version

Guest Editorial: Digital Videos as Tools for Learning Mathematics

Editorial Tamu: Video Digital sebagai Alat untuk Belajar


Matematika
Ketika kita melangkah ke tahun belasan diabad ke-21, kemajuan teknologi digital secara
signifikan mengubah sifat dasar budaya serta cara berpikir matematikawan tentang matematika
dan melakukan matematika. Apakah perubahan ini telah menggeser bagaimana siswa saat ini
atau bagaimana siswa harus belajar matematika? Apakah mereka menggunakan itu teknologi
sambil belajar ide matematika ?

Bagaimana dengan guru-guru matematika? Apakah mereka siap untuk membimbing siswa
belajar matematika untuk tahun 2010 dan seterusnya? Dewan Nasional Guru Matematika
(NCTM) menyusun Prinsip-prinsip teknologi dalam Principles and Standards of School
Mathematics, "Keberadaan, fleksibilitas, dan kekuatan teknologi menjadikan hal ini mungkin
dan perlu untuk menguji kembali apa yang siswa harus pelajari serta bagaimana mereka dapat
mempelajarinya dengan cara terbaik "(NCTM, 2000, hal 25).

Banyak teknologi digital telah terbukti bermanfaat bagi siswa untuk belajar matematika:
kalkulator grafik, applet dari manipulatives virtual (seperti yang tersedia melalui Perpustakaan
Nasional Virtual Manipulatives di http://nlvm.usu.edu/en/nav/vLibrary.html), spreadsheet,
aljabar sistem komputer, dan alat geometri dinamis (seperti Geometri's Sketchpad). Masing-
masing teknologi memberikan representasi visual yang memungkinkan siswa untuk
mengeksplorasi ide-ide matematika dengan cara yang lebih dinamis.

Ketika ditanya untuk mengidentifikasi teknologi untuk mengajar matematika, seorang


professor pendidikan matematika mengusulkan teknologi yang mengejutkan banyak peserta pada
Workshopnya: "iPod - karena siswa mempunyai mereka, dan kita sebagai guru perlu memikirkan
bagaimana teknologi ini dapat berguna dalam mengajar matematika "(Garofalo, 2006). Banyak
siswa usia remaja saat ini aktif berkontribusi ke YouTube, di mana mereka upload, melihat, dan
berbagi klip video mereka sebagai cara mengkomunikasikan ide-ide dan pemikiran mereka.
Mereka menggunakan perangkat sederhana digital video seperti ponsel, kamera digital dengan
pengaturan film, dan camcorder murah untuk membuat dan berbagi video dan berkomunikasi
dengan orang lain yang jauh di luar komunitas lokal mereka. Dengan demikian, tantangan
Garofalo adalah, bagi para guru matematika untuk menentukan bagaimana peralatan video yang
biasa ini dapat digunakan untuk pembelajaran matematika.

Sepuluh tahun pada abad 21, beberapa program persiapan guru telah direvisi sehingga
para guru matematika telah siap untuk memasukkan alat-alat digital untuk memfasilitasi siswa
belajar matematika. Mungkin pandangan untuk menggunakan video digital untuk belajar
matematika memerlukan beberapa arahan. Tujuan kami dalam editorial ini adalah untuk
memberikan arahan bagi guru matematika dan para pendidik guru untuk menggunakan video
digital sebagai media pembelajaran matematika.

Dengan kemampuan video digital, siswa seharusnya tidak lagi diharapkan untuk belajar
konsep dan proses matematika hanya dengan duduk dan mendengarkan penjelasan panjang.
Mereka dapat lebih aktif terlibat dalam membangun pengetahuan mereka dengan bantuan dari
digital video saat mereka menjelajahi dunia matematika yang menakjubkan. Para guru
matematika harus mempertimbangkan bagaimana mereka bisa menyesuaikan pengajaran mereka
dan menggabungkan teknologi ini untuk membantu siswa belajar matematika dengan cara yang
serupa dengan cara siswa belajar dan berkomunikasi di luar kelas.

Perspektif yang kami sajikan melampaui pandangan tradisional tentang siswa pasif
menonton video. Kami menyarankan cara bagaimana video digital dapat digunakan untuk
menyajikan pertanyaan matematika yang menantang untuk siswa. Menonton, menganalisis, dan
menciptakan adalah tiga macam keterlibatan aktif siswa dengan video kami pertimbangkan
(Niess & Walker, in press). Banyak video juga bisa digabungkan dengan hal dinamis lainnya,
misalnya media interaktif untuk melibatkan siswa dalam berpikir tentang matematika dengan
cara yang sebelumnya sulit untuk dicapai.

Menonton. Visualisasi merupakan sebuah alat yang penting dalam pemecahan masalah,
dan siswa memerlukan beberapa peluang/kesempatan visualisasi jika alat ini akan
dikembangkan (NCTM, 2000). Melalui menonton video digital yang tepat, siswa dapat
memperluas keterampilan visualisasi mereka. Menonton adalah strategi yang memerlukan
pengumpulan dan mengintegrasikan informasi dari beberapa sumber, baik audio dan visual.

Video Klip menawarkan kemungkinan pembelajaran yang melibatkan siswa dengan cara
menonton untuk mengeksplorasi ide-ide matematika. Video Klip (kutipan singkat dari film,
acara televisi, video pendidikan yang disiapkan secara profesional, atau video yang dibuat secara
pribadi) dapat digunakan untuk memperkenalkan konsep-konsep dan proses matematika yang
baru, mengeksplorasi matematika di alam, seni, atau konteks lain di dunia nyata, dan melibatkan
para siswa dalam mengekspresikan pemahaman matematika mereka sesuai dengan apa yang
mereka pikirkan tentang apa yang telah dikatakan atau ditampilkan.

YouTube.com adalah sumber yang kaya untuk video klip atau film pendek yang dapat
digunakan untuk menantang siswa menonton dengan cermat dan mengkaitkan dalam berpikir
secara matematik. Misalnya, film Costello dan Abbott tahun 1941, In the Navy (Video 1). Video
ini memiliki adegan dimana Lou Costello menjelaskan kepada Bud Abbott bahwa ia memiliki 28
donat untuk dibagi ke tujuh orang. Lou memutuskan bahwa setiap orang harus mendapatkan 13
donat untuk berbagi secara adil dan merata. Bud menanyakan cara berpikir matematika Lou, dan
adegan berlangsung sampai Bud menyerah berusaha meyakinkan Lou bahwa aritmetika nya
salah.

Guru dapat menantang siswa untuk mengeksplorasi metode pembagian Costello. Apakah
metode ini bekerja untuk semua masalah pembagian? Siswa dapat bekerja sama dalam
kelompok-kelompok untuk mengembangkan penjelasan yang mungkin mereka gunakan untuk
membantu Costello memahami bahwa caranya melakukan operasi salah. Satu kelompok dapat
mempertimbangkan metode pembagian Costello dan mengapa itu salah. Kelompok lain dapat
menjelaskan mengapa pembuktian dengan perkalian tidak benar, dan lain dapat menjelaskan
mengapa penambahan ulang tidak benar.

Dengan menonton video, siswa dapat terlibat dalam diskusi yang lebih kaya yang
membantu mereka mengembangkan pemahaman matematika yang lebih konseptual. Video-
video seperti ini memberikan titik awal untuk melibatkan siswa dalam berpikir matematis.

Menganalisa. Penalaran merupakan bagian fundamental dari matematika dan penalaran


matematis merupakan kebiasaan pikiran yang harus dikembangkan melalui penggunaan
konsisten dan dalam berbagai konteks (NCTM, 2000, hal 56). Analisis adalah proses penalaran
yang digambarkan sebagai proses "untuk membagi keseluruhan yang kompleks menjadi bagian-
bagian atau unsur-unsur" (Analyze, n. d).

Analisis merupakan jantung penalaran matematika. Dalam matematika, orang


menganalisis situasi dan model untuk mendefinisikan fungsi-fungsi yang menggambarkan
hubungan. Siswa perlu pengalaman yang membimbing mereka untuk mempelajari membuat
alasan secara matematis. Mereka membutuhkan kesempatan yang menantang mereka untuk
membuat dugaan berdasarkan analisis mereka dan untuk mengkomunikasikan pemikiran yang
mengarahkan mereka ke arah dugaan mereka. Melibatkan siswa dalam menganalisa suatu
kejadian dalam video klip adalah salah satu cara untuk memberikan pengalaman-pengalaman
penting.

Di kelas 9-12, siswa dapat mengembangkan wawasan abstraksi matematika dan struktur
dengan mengeksplorasi sifat-sifat hubungan nonlinier untuk polinomial, eksponensial, rasional,
dan fungsi periodik. Perhatikan skenario berikut:

Abby yang mengendarai sepeda di sepanjang trotoar dan mendengar suara klik pada saat
roda belakang berputar. Setelah penyelidikan ia menemukan bahwa pada ban nya ada sebuah
batu yang menyangkut dan mengenai jalan setiap ban nya berputar. Apakah lintasan batu akan
terlihat seperti yang digambarkan pada sumbu x y?

Siswa menganalisa lintasan batu yang menyangkut dalam roda sepeda, mereka terlibat
dalam proses matematis untuk mengidentifikasi notasi fungsional yang spesifik untuk
pergerakkannya. Mereka mengembangkan data-data dalam table dan gambaran grafis dari suatu
situasi tertentu untuk membantu dalam memvisualisasikan situasi secara matematis.

Video animasi lingkaran dari Jim Wilson, University of Georgia, mensimulasikan


lintasan batu yang menyangkut di ban
(Http://jwilson.coe.uga.edu/EMT668/EMT668.Student.Folders/BrombacherAarnout/
EMT669/cycloids/cycloid.mov). Gambar 1 menggambarkan sebuah lingkaran dari lintasan batu
sebagai fungsi dari waktu. Proyek-proyek serupa dapat dipertimbangkan dengan benda lain yang
bergerak, seperti sebuah jungkat-jungkit, sebuah roda Ferris, atau jenis lain dari permainan
karnaval. Siswa bahkan mungkin mensimulasikan gerak benda-benda yang berbeda
menggunakan geometri's Sketchpad.

Gambar 1. Sebuah representasi grafik dari lintasan batu di ban sebagai fungsi Waktu - fungsi
lingkaran.

Menganalisis video menambah sebuah dimensi yang seringkali diabaikan ke matematika.


Siswa perlu waktu dan alat yang sesuai untuk berfikir melalui suatu situasi masalah, bersama
dengan bimbingan dari guru. Siswa dapat belajar untuk menganalisis informasi dan
menggunakan proses untuk pemecahan masalah pada masa depan.

Membuat. Komunikasi merupakan aspek penting dari matematika. Menurut NCTM's


Principles and Standards for School Mathematics, komunikasi adalah cara berbagi ide dan
mengklarifikasi pemahaman. Membuat video menyediakan cara yang berbeda dan mungkin
lebih mengkaitkan pengalaman untuk membantu siswa mengkomunikasikan pemahaman
matematika mereka. Siswa dapat membuat video seseorang yang sedang berjalan di depan
kamera untuk menggambarkan gerakan yang ditampilkan dari suatu fungsi tertentu. Sebagai
contoh, siswa dapat bergerak di depan kamera dalam bentuk fungsi y = abs (x). Siswa akan
mulai sekitar 3 meter dari kamera, berjalan menuju kamera dengan laju yang konstan, dan
kemudian berjalan menjauh dari kamera dengan kecepatan konstan yang sama.

Atau, seorang siswa dapat direkam bergerak di depan kamera, dan siswa lainnya dapat
ditantang untuk menentukan fungsi dari lintasan orang itu. Mereka dapat mengeksplorasi solusi
mereka baik dengan menggambar grafik dari gerakan atau dengan mendefinisikannya sebagai
fungsi, yang mereka tunjukkan dengan memasukkan data dalam kalkulator grafik atau
spreadsheet, dan menampilkannya dalam grafik dan tabel. Mereka bisa menyertakan hasilnya
dalam video mereka untuk menampilkan beberapa representasi dari gerakan orang.

Bagian yang berharga tentang membuat video adalah bahwa siswa juga terlibat dalam
menonton dan menganalisis video. Dengan demikian, ketiga mode digunakan untuk
mengembangkan pemahaman tentang matematika. Siswa dapat membuat beberapa jenis video
untuk meningkatkan pembelajaran di kelas matematika. Mereka mungkin menggunakan
peralatan video digital untuk membuat video pengajaran, di mana mereka mengajarkan konsep
atau proses matematika. Kelompok kecil siswa dapat membuat sebuah video yang menunjukkan
masing-masing siswa menyelesaikan masalah seperti mereka menjelaskan apa yang mereka
pelajari di kelas hari itu. Siswa dalam setiap kelompok dapat memilih satu masalah dari PR dan
menunjukkan bagaimana cara untuk menyelesaikan masalah dalam video.

Ide lain bekerja dengan siswa untuk membuat pembelajaran matematika menggunakan
teknologi video digital berasal dari koreografi. Tari, senam skating, memutar-mutar tongkat, dan
rutinitas pemandu sorak telah dirancang satu set gerakan. Salah satu bentuk formasi yang paling
rumit yang digunakan oleh seorang direktur untuk band dan marching band nya. Sebuah
marching band tidak hanya melakukan komposisi musik, tetapi juga menghibur dengan langkah-
langkah dan gerakan untuk menciptakan desain seperti surat, logo, atau bahkan animasi gambar.
Para anggota harus menandai waktu, arah perubahan, perubahan gaya melangkah, maju dan
mundur berbaris, sambil memainkan musik yang dirancang dengan instrumen mereka. Direktur
Band harus menciptakan satu set gerakan dan formasi untuk anggota mereka yang bertepatan
dengan musik, namun juga terlihat menarik secara visual oleh penonton yang menyaksikan baik
dari permukaan tanah atau dari atas.

Membuat video digital sepotong koreografi yang berfokus pada matematika dari gerakan,
seperti dengan formasi band, membutuhkan jauh lebih dari sekadar merancang gerakan dan
mengumpulkan video yang sesuai. Siswa perlu dibimbing dalam berpikir tentang matematika
dari berbagai formasi. Mereka perlu untuk menonton video yang berbeda formasi di mana
mereka diminta untuk mengidentifikasi fungsi-fungsi matematika yang potensial untuk formasi
yang ditampilkan dalam video klip.

Siswa mungkin bahkan menonton video dengan kecepatan yang berbeda untuk
memeriksa gerakan lebih seksama. Mereka membutuhkan pengalaman dalam menganalisa
secara matematis gerakan-gerakannya, di mana mereka harus mempertahankan analisis mereka
yang melibatkan matematika dalam membuat formasi. Pengalaman ini sangat penting dalam
persiapan mereka untuk terlibat dalam menciptakan formasi yang dari berbagai fungsi
matematika. Mereka bahkan mungkin membuat video lain dimana mereka menggambarkan
penalaran matematikanya yang digunakan dalam mengembangkan sebuah solusi video
koreografi dinamis.

Ketika menambahkan video digital untuk campuran pedagogik, guru dapat menantang
siswa untuk merefleksikan apa yang dikatakan dan dilakukan dengan cara yang akhirnya
melibatkan mereka dalam Proses penting matematika-penalaran dan pemecahan masalah.
Menggabungkan video digital di dalam proses belajar mengajar, memberikan siswa sesuatu hal
yang berbeda dan sering kali dengan cara lebih terkait untuk mengkomunikasikan apa yang
mereka ketahui dan pahami. Berkomunikasi tentang matematika adalah unsur penting untuk
menjelaskan alasan dan pemahaman mereka. Membuat video menyediakan cara untuk
memenuhi tujuan ini. Mengintegrasikan digital video dengan media tambahan yang dinamis
seperti Geometri Sketchpad, spreadsheet, kalkulator, dan manipulatives virtual mampu
memberikan siswa kesempatan untuk membuat, menggunakan, dan memahami berbagai
representasi ide-ide matematika.

Menggunakan video dalam pengajaran matematika tentunya tidak konsisten dengan


pandangan tradisional mengajar matematika. Biasanya, guru belum berpengalaman mengajar
matematika melalui semua tiga mode-menonton, menganalisis, dan membuat-menggunakan
video. Mereka, seperti siswa mereka, telah "mengamati" para guru seperti ketika mereka
menganalisis. Yang pasti, pada program persiapan guru, tidak membimbing mereka dalam
memikirkan mengajar dengan video sebagaimana dipertimbangkan dalam tiga mode.

Tantangannya untuk para pendidik guru matematika adalah untuk merestrukturisasi


program persiapan untuk mempertimbangkan mempersiapkan para guru terlibat dalam visi ini-
visi baru yang menggabungkan video digital dalam cara-cara yang menarik, efektif, dan tepat
untuk kesempatan belajar matematika bagi siswa K-12. Tantangan ini memanggil untuk
pengembangan pengetahuan guru yang mencakup teknologi, pedagogi, dan konten pengetahuan,
atau TPACK (Mishra & Koehler, 2006; Niess, 2005). Kerangka kerja yang dinamis
mengundang pendidik guru untuk merancang ulang program mereka untuk mengembangkan
pengetahuan yang diperlukan untuk merespon tantangan mengintegrasikan teknologi seperti
video sebagai alat untuk belajar matematika.

Para pendidik guru harus mempersiapkan guru untuk membimbing siswa dalam
mengeksplorasi konsep dan proses matematika dalam cara visual dan menggunakan video
digital sebagai alat untuk mengkomunikasikan pikiran mereka. Para pendidik guru perlu
menantang keyakinan dan watak guru yang sedang bertugas maupun guru yang masih persiapan
kepercayaan tentang apakah matematika penting untuk dipelajari dan bagaimana matematika
harus dipelajari, khususnya ketika berpikir tentang teknologi digital seperti video digital. Guru
yang sedang bertugas maupun yang masih persiapan memerlukan kesempatan untuk
mengeksplorasi pembelajaran dengan cara yang berbeda dan mengembangkan ide-ide
matematika dengan video digital. Mereka perlu ditantang untuk mempertimbangkan kembali
kurikulum matematika berkenaan dengan apa yang penting untuk diketahui dan apa yang dapat
dilakukan dalam matematika. Mereka perlu dilibatkan dalam menggunakan Video digital dalam
mengeksplorasi matematika dengan mengamati, menganalisis, dan menciptakan.

Pada akhirnya, para pendidik guru harus merancang ulang program mereka untuk
memberikan kesempatan yang membantu guru yang sedang bertugas maupun yang masih
persiapan di dalam merumuskan dan mengimplementasikan video sebagai alat instruksional
dalam terang dampak kemampuan teknologi ini pada matematika sebagai suatu disiplin serta alat
masyarakat.

Bagaimana belasan tahun pada abad ke-21 akan berdampak para remaja di kelas kita
dalam mempelajari matematika? Para pendidik guru harus serius mempertimbangkan bagaimana
mereka mempersiapkan para guru untuk mengajar matematika. Mereka perlu menggabungkan
cara-cara yang lebih akurat menggambarkan matematika, bagaimana ia dikembangkan, dan
bagaimana ini diterapkan dalam masyarakat. Mereka perlu menyediakan para guru yang sedang
bertugas atau yang masih persiapan dengan pengalaman yang melibatkan mereka dalam berpikir
tentang matematika dan bagaimana sebaiknya dapat dipelajari dengan menggunakan teknologi
visual bersama-sama dengan teknologi digital lainnya.

Anda mungkin juga menyukai