Anda di halaman 1dari 5

The 10 Laws of Leadership

(Sep 24, 2006 at 12:53 PM) - - Last Updated (Oct 10, 2006 at 08:48 AM)

SEPULUH HUKUM KEPEMIMPINAN

Apa yang membedakan seorang manajer yang memiliki


karakter "pemimpin" dengan manajer "biasa" walaupun ia telah mengikuti
berbagai macam pelatihan kepemimpinan yang sangat keras? Mengapa ada
pemimpin yang seperti ditakdirkan sebagai orang besar, sedangkan ada
pemimpin lainnya disalahkan atau menyalahkan diri karena memimpin
secara biasa-biasa saja. Jika menurut anda perbedaan tersebut hanya
terletak pada "keberuntungan" atau "kesempatan" , pendapat anda tidak
sepenuhnya benar. Hanya sebagian kecil dari pemimpin sukses mencapai
keberhasilan besar melalui keberuntungan dan kesempatan.

Berdasarkan suatu data statistik, banyak pemimpin


besar meraih keberhasilan dalam pekerjaan dan kehidupannya melalui
seperangkat hukum kepemimpinan yang mendetail dan merupakan
prinsip-prinsip yang telah diujicobakan. Sedangkan manajer "biasa",
tanpa mengecilkan usaha mereka dalam menjalankan sistem kepemimpinan
lain yang cukup beragam, pada kenyataannya tidak mempunyai banyak
kesempatan untuk menjadi seorang pemimpin sejati.

Dengan menerima kesepuluh prinsip ini atau paling


tidak sebagian besar darinya, kesuksesan berada tak jauh dari anda.
Berikut adalah ringkasan dari 10 hukum kepemimpinan yang telah diterima
dan dikembangkan oleh pelaku-pelaku bisnis dengan landasan yang cukup
kuat sehingga memungkinkan seorang manajer "biasa" membuat satu
lompatan besar menjadi seorang "pemimpin".

Hukum 1: Pemimpin memiliki visi.

Visi adalah kunci untuk memahami kepemimpinan.


Seorang pemimpin sejati tidak pernah kehilangan kemampuan seperti yang
dimiliki anak-anak: berimajinasi/ bermimpi. Dan ini mereka ujudkan
dalam bentuk visi; yaitu impian tentang masa depan; atau seperti
melihat sebuah lukisan besar yang mana pemimpin itu sendiri ikut
melukis suatu bagiannya. Dengan demikian, visi menjadi sebuah tantangan
dunia bagi setiap pemimpin untuk membuat jejak langkah di sana, melalui
kekuatan ide, kepribadian, nilai-nilai diri, dan harapan.

Bagi kepemimpinan dan pengikutnya, tidak ada sesuatu


yang lebih menyenangkan dan memotivasi orang daripada visi untuk
mendapatkan sesuatu yang istimewa. Maka, kepemimpinan adalah kemampuan
untuk mempengaruhi orang lain untuk meraih tujuan yang diminati oleh
sebagian besar kelompok tersebut. Di lain pihak, tujuan tersebut
menguntungkan bagi mereka. Oleh karena itu, visi bersama haruslah
menjadi perasaan yang komperehensif tentang posisi, arah, dan cara
hidup untuk meraih tujuan, dan apa yang akan dilakukan ketika tujuan
itu teraih. Visi seperti api unggun di perkemahan, dimana orang-orang
berkumpul mengelilinginya karena cahaya, energi, kehangatan, dan
kebersamaan. Meski visi adalah impian, namun visi harus fokus dan khas.
Visi yang terlalu luas akan membuat pemimpin seolah-olah berada di
awang-awang dan kehilangan keberanian untuk mencoba. Visi anda harus
berpijak pada kenyataan sehingga tujuan bisa diraih dengan sukses dan
tidak mematahkan semangat anda dan orang-orang di sekitar anda.

Hukum 2: Pemimpin memiliki disiplin.

Di dunia ini berlaku hukum tak tertulis, apakah kita


http://taruna-nusantara-mgl.sch.id/id2 - SMA Taruna Nusantara - School for Indonesian
Powered
Future
byLeader
Mambo Generated:8 March, 2010, 23:02
akan mendisiplinkan diri sendiri atau yang akan didisiplinkan oleh
orang lain. Keberhasilan yang berlangsung terus menerus tidak bisa
diraih tanpa disiplin, ketekunan, dan usaha. Disiplin merupakan mandat
bagi pemimpin untuk meraih tujuan dan visi-visinya. Salah satu
kesalahan besar generasi kita adalah tidak terlalu menghargai
pentingnya kedisiplinan. Banyak orang terpengaruh oleh budaya
superfisial yang cenderung menolak segala bentuk pengekangan, dan
mengikuti dorongan alami diri kita untuk bersikap santai. Kita dengan
mudah melupakan fakta bahwa segala sesuatu dalam hidup tidak mungkin
diraih tanpa disiplin. Sangat sering terjadi seorang pemimpin meraih
sukses pada tingkat tertentu, dan kemudian berhenti dan kehilangan
semangat bertarung. Mereka harus kembali pada titik start mereka. Ini
dikarenakan mereka kehilangan milik mereka yang berharga, yaitu,
kedisiplinan diri.

Hukum 3: Pemimpin memiliki kebijaksanaan.

Pengetahuan dapat diingat, sedangkan kebijaksanaan


menembus batas-batas fisik. Kebijaksanaan adalah sesuatu yang
memudahkan kita untuk menggunakan pengetahuan secara benar. Kita hidup
di jaman ledakan penegtahuan. Berbagai studi memperlihatkan bahwa
setengah dari pengetahuan manusia telah ditemukan satu dekade yang lalu
dan seterusnya. Lebih lanjut, pengetahuan kita akan berlipat ganda pada
dekade terakhir.

Pemimpin yang efektif selalu mengembangkan


pengetahuannya dengan membaca. Mereka mengumpulkan fakta yang
diperlukan sehingga tidak terbatasi dirinya dalam mengambil keputusan.
Dengan berpengetahuan, seorang pemimpin tidak takut, ragu-ragu, atau
khawatir dalam menyelesaikan pekerjaan, dan terbatu untuk mengatasi
banyak masalah, sekaligus merupakan alat untuk berproses.

Kebijaksanaan adalah bagaimana menggunakan


pengetahuan yang dimiliki dengan Sebaik-baiknya, dan mengembangkan
kemampuan untuk menyatakan pendapat. seorang pemimpin yang efektif
memiliki penglihatan kebijaksanaan bukan dari matanya, namun dari dalam
dirinya. Kebijaksanaan menuntun diri seorang pemimpin untuk mengenali
suatu masalah terlebih dahulu sebelum masalah itu terlanjur menjadi
besar.

Hukum 4: Pemimpin memiliki keberanian.

Keberanian seringkali diungkapkan dengan istilah


yang berbeda-beda. Ada yang menyatakannya dalam istilah: kegagahan,
kepahlawanan, kecerdikan. Tetapi apapun namanya, keberanian tidak
pernah dapat didefinisikan. Keberanian adalah suatu jalan untuk
mengekspresikan kekuatan di dalam diri kita, inti dari pikiran kita
untuk melawan semua keganjilan, peneguhan bagi kita untuk tetap
bertahan pada posisi tersebut.

Tingginya gunung Himalaya menantang keberanian


seorang pendaki. Kesulitan pekerjaan memotivasi seorang pemimpin, dan
kebutuhan akan bersaing memberikan inspirasi bagi pemimpin.
Kepemimpinan sejati adalah mengatakan "ya" untuk hidup, tidak
menghindar ketika tugas memanggil. Keberanian adalah bertindak dalam
ketakutan, bukan tanpa ketakutan. Keberanian adalah melakukan hal yang
ditakutkan. Jika anda melakukan sesuatu tanpa takut, itu bukan
keberanian.

Kepemimpinan adalah perjuangan yang memerlukan


keberanian. Memiliki keberanian berarti melakukan sesuatu yang diyakini
http://taruna-nusantara-mgl.sch.id/id2 - SMA Taruna Nusantara - School for Indonesian
Powered
Future
byLeader
Mambo Generated:8 March, 2010, 23:02
benar, dan bersedia menanggung segala resikonya. Ada beberapa alasan
untuk menciptakan keberanian: pemimpin sejati ingin hidup untuk sebuah
alasan yang benar dan luhur. Pemimpin sejati sadar bahwa orang
memperhitungkan mereka, organisasi dan tim mereka, bahkan keluarga
mereka. Pemimpin sejati selalu menjaga visinya menyala dalam dirinya.
Inilah yang menumbuhkan keberanian.

Hukum 5: Pemimpin memiliki kebersahajaan.

Kebersahajaan adalah karakter yang penting dalam


kehidupan seorang pemimpin. Kebanyakan orang hanya memikirkan dirinya
sendiri dan mengingkari bahwa keberhasilan yang mereka raih tak
terlepas dari usaha oranng lain. Kebersahajaan menghargai usaha-usaha
orang lain. Itu pula mengapa kebersahajaan selalu dihargai orang lain
pula.

Kebersajahaan adalah sikap untuk tidak berpusat pada


diri sendiri. Banyak frustasi, penderitaan, dan ketidakbahagiaan
melanda seseorang karena mereka menjadikan diri mereka sebagai pusat
kehidupan mereka. Mereka menuntut orang lain menghargai mereka dan
menjadikannya sebagai motivasi hidup. Itu membuat hidup mereka sendiri
di luar fokus.

Salah satu bukti kebesaran seorang pemimpin adalah


semangat rendah hati. Seseorang yang rendah hati tidak dapat dijatuhkan
atau dipuji setinggi langit. Mereka tidak akan mengambil sikap yang
berbeda untuk menghadapi situasi-situasi yang berbeda seperti itu.
Mereka mengerti apa yang harus dilakukan dan menjalankan pekerjaannya
dengan baik, namun mereka tidak mengharapkan penghargaan untuk setiap
perolehan yang mereka capai. Pemimpin yang bersahaja tidak
memperdulikan siapa yang menghargai mereka. Bahkan mereka akan
memberikan penghargaan mereka pada siapa pun tak peduli siapa yang
melakukan pekerjaan baik itu. Sedangkan pemimpin yang tidak bersahaja,
tidak bersikap rendah hati, menginginkan lebih banyak penghargaan. Bagi
orang semacam ini penghargaan merupakan jaminan bagi nilai diri mereka.
Memang secara alami, pemimpin cenderung bersikap arogan. Namun
percayalah setiap orang selalu menilai diri kita. Kita selalu berada di
dalam perubahan yang berlangsung terus-menerus, oleh karena itu
pemimpin perlu menilai diri mereka secara terus-menerus pula.

Hukum 6: Pemimpin adalah pembuat keputusan.

Seorang pemimpin adalah orang yang melakukan


tindakan. Dan, untuk itu ia harus menguasai seni membuat keputusan.
Pemimpin yang efektif bekerja secara konstan untuk mempermudah
pengambilan keputusan. Ada beberapa pedoman yang mereka pegang dalam
mengambil keputusan.

Pertama, mereka menjernihkan masalahnya terlebih


dahulu. Mereka mengupas masalah hingga menjadi sederhana. Kedua, mereka
mengumpulkan fakta. Mereka tidak terburu-buru mengambil keputusan
sebelum mengumpulkan cukup fakta. Pemimpin yang baik membuat keputusan
dengan cepat, oleh karena itu mereka harus memiliki fakta sebanyak
mungkin. Mereka tidak mengandalkan asumsi. Bila masalah telah jernih
dan fakta terkumpulkan, maka keputusan akan datang dengan sendirinya.
Ketiga, mereka menghindari situasi yang menekan. Mereka tidak suka
mengambil keputusan yang singkat. Cepat bukan berarti singkat. Oleh
karena itu sekali membuat keputusan mereka tidak mudah untuk
mengubah-ubahnya. Keempat, mereka memperhitungkan resiko yang mungkin
terjadi. Bagi mereka resiko bukan hanya sesuatu yang buruk, namun
mungkin juga sesuatu yang baik. Oleh karena itu mereka memperhitungkan
http://taruna-nusantara-mgl.sch.id/id2 - SMA Taruna Nusantara - School for Indonesian
Powered
Future
byLeader
Mambo Generated:8 March, 2010, 23:02
nilai sebuah resiko. Kelima, mereka mempertimbangkan bagaimana
keputusan yang mereka buat bisa mempengaruhi semua orang yang terlibat.
Itu berarti mereka harus mengusahakan pemikiran dari anggota tim
mereka. Keenam, mereka memikirkan dampak dari keputusan mereka hingga
lima tahun ke muka, atau bahkan sepuluh tahun ke depan. Terakhir,
mereka mempertanyakan apakah keputusan mereka legal atau tidak,
bermoral atau tidak, etis atau tidak. Apakah keputusan itu membuat hati
menjadi damai atau tidak.

Hukum 7: Pemimpin mengembangkan persahabatan.

Pemimpin sejati tahu bahwa hidup ini selalu


tergantung pada semangat dan bantuan orang lain. Tak ada seorang pun
mampu melakukan semuanya sendiri. Mereka berupaya dengan
sungguh-sungguh membangun persahabata. Mereka menghargai teman. Bagi
mereka, teman adalah pulau dimana mereka menemukan rasa aman, dan
komunikasi dapat dilakukan tanpa suara. Namun demikian, pemimpin sejati
tidak memanfaatkan teman demi kepentingan mereka sendiri. Persahabatan
selalu dibangun di atas penghargaan yang setara. Untuk mendapatkan
teman, pemimpin tidak berusaha membuat orang lain tertarik pada mereka,
namun mereka menumbuhkan minat pada orang lain. Mereka memilih teman
bukan dari apa yang dimiliki, melainkan dari siapa teman-teman mereka.
Mereka pun mampu menghargai keberhasilan teman tanpa ada rasa iri dan
cemburu.

Hukum 8: Pemimpin itu melatih dan berdiplomasi.

Pemimpin yang sukses berusaha membantu orang lain


sukses dalam pekerjaannya. Mereka senantiasa melatih bawahannya untuk
bisa melakukan pekerjaannya dengan baik. Mereka mendorong orang lain
mampu meraih tujuannya. Ini membuat orang-orang merasa nyaman dengan
diri dan pekerjaan mereka. Kepemimpinan itu bukan sekedar mengetahui
arah perjalanan pemimpin, melainkan juga bagaimana bisa bekerja dengan
orang lain secara efektif.

Dalam bekerja dengan orang lain, seorang pemimpin


membutuhkan kehangatan, antusiasme, dan sesitivitas. Ini semua akan
menumbuhkan loyalitas dari orang-orang. Membangun loyalitas semacam ini
membutuhkan waktu yang lama. Loyalitas hanya diberikan oleh orang-orang
pada pemimpinnya hanya bila mereka berpikir bahwa pemimpin itu cukup
bernilai untuk mendapatkannya. Seorang bijak mengatakan, apa yang kita
lakukan untuk diri kita sendiri akan mati bersama kita. Sedangkan apa
yang kita lakukan untuk orang lain akan diingat oleh dunia dan abadi.

Hukum 9: Pemimpin mengembangkan kemampuan eksekutif.

Para pemimpin yang sukses tahu bahwa mengembangkan


ketrampilan kepemimpinan adalah usaha sepanjang hidup. Sebuah studi
membuktikan bahwa hal yang membedakan seorang pemimpin dengan
pengikutnya adalah bahwa para pemimpin mempunyai kapasitas untuk
mengembangkan dan meningkatkan ketrampilan mereka.

Studi itu menemukan bahwa seorang pemimpin adalah


juga seorang pelajar. Orang yang sukses adalah mereka yang punya
disiplin untuk mengembangkan diri mereka. Mereka tidak statis. Mereka
memiliki keberanian untuk menemukan hasil-hasil dalam jangka pendek.
Bahkan mereka menyadari bahwa menjadi pemimpin adalah sesuatu dan
proses yang harus terus-menerus dipelajari. Namun demikian, pemimpin
mengembangkan gayanya sendiri. Ini dikarenakan mereka mempunyai visi
http://taruna-nusantara-mgl.sch.id/id2 - SMA Taruna Nusantara - School for Indonesian
Powered
Future
byLeader
Mambo Generated:8 March, 2010, 23:02
dan tujuannya sendiri.

Ada beberapa saran untuk mengembangkan kemampuan


eksekutif. Pertama, pelajarilah tehnik-tehnik pemimpin yang sukses.
Perhatikan bagaimana mereka mengartikulasikan visi dan memberikan
inspirasi bagi orang lain. Kedua, capailah keseimbangan hidup. Segala
sesuatu ini adalah bagian dari hidup, karenanya lalui dengan penuh
keseimbangan. Ketiga, jagalah kepercayaan diri. Ada saat-saat dimana
seorang pemimpin meragukan diri mereka sendiri, namun pemimpin yang
berhasil selalu menjaga kepercayaan diri mereka. Keempat, asahlah
kreativitas. Selalulah bertanya pada diri sendiri, bagaimana kita bisa
melakukan hal yang lebih baik. Terakhir, motivasilah diri sendiri. Ini
adalah kunci keberhasilan. Pemimpin selalu memotivasi diri untuk
membuat tindakan positif dan berorientasi pada tujuan.

Hukum 10: Pemimpin memiliki kekuatan inspiratif.

Beda seorang pemimpin yang sukses dengan pemimpin


lainnya, adalah kemampuan untuk membangkitkan inspirasi bagi anak
buahnya. Kunci menumbuhkan inspirasi adalah dengan bersikap antusias.
Antusiasme selalu menarik perhatian orang lain dan menjaring pengikut,
serta menciptakan kesenangan. Karenanya, pemimpin selalu adalah
orang-orang yang antusias. Antusiasme ditunjukkan melalui usaha keras,
tidak menyerah sampai meraih sukses, dan menikmati setiap pekerjaan
yang dilakukan. Dalam upaya menumbuhkan inspirasi bagi pengikut,
pemimpin bertidak sebagai figur yang diteladani. Namun, jangan
campuradukkan kepemimpinan dengan keinginan untuk dihormati.
Kepemimpinan justru menarik orang untuk membuat komitmen yang paling
tinggi dan memungkinkan mereka untuk bersaing.

http://taruna-nusantara-mgl.sch.id/id2 - SMA Taruna Nusantara - School for Indonesian


Powered
Future
byLeader
Mambo Generated:8 March, 2010, 23:02

Anda mungkin juga menyukai