Kekuasaan menurut Miriam Budiardjo adalah kemampuan seseorang atau
kelompok manusia untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang atau orang lain sedemikian rupa sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang mempunyai kekuasaan Kekuasaan Negara sendiri berarti kekuasaan yang berkaitan dengan urusan penyelenggaraan pemerintahan,kekuasaan dibatasi oleh hukum,jika hal ini yang terjadi maka bisa tercipta negara hukum yang demokratis.menurut teori trias politika setiap negara selalu terdapat tiga macam kekuasaan yaitu legislatif, eksekutif dan yudikatif Untuk menjadi sebuah Negara hukum maka kita harus memenuhi beberapa syarat seperti pemerintah yang taat hukum,adanya perlindungan HAM, adanya pembagian kekuasaan dan adanya pengawasan kekuasaan oleh badan peradilan. Indonesia sebagai Negara yang menganut hukum sehingga menyatakan sebagai Negara hukum, ternyata dalam pelaksanaannya banyak terjadi pelanggaran seperti adanya KKN, kasus suap terhadap hakim yang makin merajalela, adanya tindak pidana yang ditelantarkan kasusnya, dan masih banyak lagi pelanggaran dalam hal hukum di negara tercinta kita ini. Pemerintah yang bertindak sebagai penguasa pun tampaknya tidak terlalu menggubris dengan masalah yang timbul, kekuasaan yang telah diberikan sebagai bentuk kerjasama masyarakat dalam bentuk demokrasi seolah hanya untuk mengeruk keuntungan pribadi tanpa memikirkan pihak yang dirugikan, banyak sekali penggunaan kekuasaan yang salah, diantaranya yang paling banyak menyalahgunakan adalah para pelaku hukum, kaum militer, para elit politik yang jelas sekali melakukan penyimpangan atas nama kekuasaan dan kebenaran bahkan kadang menggunakan hukum untuk menutupi kesalahan bahkan membebaskan dirinya. Pertumbuhan Negara ini sendiri terasa sekali tidak berjalan dengan semestinya, begitu banyak penyimpangan seperti yang telah disampaikan diatas adalah salah satu penyebab yang paling utama tidak makmurnya bangsa ini. Negara tumbuh bila hukum yang tegak bisa membuat kewenangan yang sesuai dengan semestinya, dan dipengaruhi oleh masyarakat dalam suatu Negara. Pertumbuhan suatu Negara juga sangat dipengaruhi oleh perekonomian dari suatu bangsa, namun bagaimana dengan negara tercinta kita ini? Indonesia seolah tidak pernah mau melek akan keadaan rakyak miskin yang makin hari makin menyedihkan, lalu kemana orang-orang miskin harus mengeluhkan ketidak berdayaan mereka ini akibat kekuasaan pemerintah yang seenaknya?. Perekonomian Indonesia bisa dibilang sangat memprihatinkan, bila kita mengingat jumlah orang miskin yang hampir menyebar dengan rata dan jumlah yang hampir seimbang, maka Negara ini bisa dikategorikan sedang “sakit”, hal-hal yang menyangkut kenaikan harga seperti baru-baru ini, mengenai penggunaan premium yang akan digantikan pertamax, dimana harga pertamax ini lebih mahal dari premium menyebabkan banyak pro dan kontra dalam masyarakat, sudah tentu hal ini menyangkut permasalahan ekonomi secara makro dan jelas berpengaruh terhadap perekonomian bangsa. Inflasi juga akan naik secara tidak langsung karena pengaruh BBM, mengapa? Karena dengan kenaikan harga bahan bakar minyak ini maka para pegawai akan meminta kenaikan gaji dan hal inilah yang akan menyebabkan adanya kenaikan inflasi. Pertumbuhan negara ini dari berbagai segi patut mendapat perhatian, setelah kasus mengenai hak cipta dengan malaysia, indonesia tentunya mesti lebih perhatian dalam mengelola dan memelihara budaya bangsa, mengapa? Karena keragaman budaya kita bisa menjadi aset bangsa yang dapat meningkatkan pendapatan negara sehingga akan membantu pertumbuhan negara, terutama sekali pertumbuhan budaya dan bangsa.Namun dibalik kesakitan yang diderita oleh bangsa ini, sekelompok orang yang masih peduli tetap mengingatkan para pemilik kekuasaan di Negara kita ini, para elit politik dan kaum militer tidak semuanya jelek, begitu juga dengan hakim dan mahkamah agung, tetap ada yang masih peduli, namun karena kurangnya dukungan dari pihak sendiri dan masyarakat yang terlanjur memberi label “pembohong” atau “pendusta” menyebabkan tidak maksimalnya usaha “para pejuang” itu. Rakyat yang tidak memiliki kekuasaan pun semakin terpuruk kala pemerintah menetapkan kenaikan harga bahan pokok, kenaikan harga BBM dan berbagai keputusan yang terkesan sepihak dan tidak menguntungkan rakyat, entah demokrasi macam apa yang sebenarnya kita lakukan. Apakah benar sudah tepat? Atau memang bukan demokrasi yang semestinya kita lakukan? Adakah cara atau solusi yang tepat bagi bangsa ini? Semua jawaban dari pertanyaan ini bisa saja terletak pada penguasa yang menguasai hukum dan Negara ini, pikirkanlah!