Anda di halaman 1dari 15

Bab II Gaya Gesek Dan Gaya Gravitasi

2.1 Hukum Gravitasi Newton


Newton telah melakukan perhitungan untuk menentukan besar gaya gravitasi
yang diberikan bumi pada bulan sebagaimana besar gaya gravitasi bumi yang bekerja
pada benda-benda di permukaan bumi. Sebagaimana yang kita ketahui, besar percepatan
gravitasi di bumi adalah 9,8 m/s2. Jika gaya gravitasi bumi mempercepat benda di bumi
dengan percepatan 9,8 m/s2, berapakah percepatan di bulan? karena bulan bergerak
melingkar beraturan (gerakan melingkar bulan hampir beraturan), maka percepatan
sentripetal bulan dihitung menggunakan rumus percepatan sentripetal Gerak melingkar
beraturan.

Diketahui orbit bulan yang hampir bulat mempunyai jari-jari sekitar 384.000 km
dan periode (waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu putaran) adalah 27,3 hari.
Dengan demikian, percepatan bulan terhadap bumi hádala

Jadi percepatan gravitasi bulan terhadap bumi 3600 kali lebih kecil dibandingkan
dengan percepatan gravitasi bumi terhadap benda-benda di permukaan bumi. Bulan
berjarak 384.000 km dari bumi. Jarak bulan dengan bumi ini sama dengan 60 kali jari-jari
bumi (jari-jari bumi = 6380 km). Jika jarak bulan dari bumi (60 kali jari-jari bumi)
dikuadratkan, maka hasilnya sama dengan 3600 (60 x 60 = 60 2 = 3600). Angka 3600
yang diperoleh dengan mengkuadratkan 60 hasilnya sama dengan Percepatan bulan
terhadap bumi, sebagaimana hasil yang diperoleh melalui perhitungan.
Berdasarkan perhitungan ini, newton menyimpulkan bahwa besar gaya gravitasi
yang diberikan oleh bumi pada setiap benda semakin berkurang terhadap kuadrat
jaraknya (r) dari pusat bumi. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

Selain faktor jarak, Eyang Newton juga menyadari bahwa gaya gravitasi juga
bergantung pada massa benda. Pada Hukum III Newton kita belajar bahwa jika ada gaya
aksi maka ada gaya reaksi. Ketika bumi memberikan gaya aksi berupa gaya gravitasi
kepada benda lain, maka benda tersebut memberikan gaya reaksi yang sama besar tetapi
berlawanan arah terhadap bumi. Karena besarnya gaya aksi dan reaksi sama, maka besar
gaya gravitasi juga harus sebanding dengan massa dua benda yang berinteraksi.
Berdasarkan penalaran ini, eyang Newton menyatakan hubungan antara massa dan gaya
gravitasi. Secara matematis ditulis sbb :

MB adalah massa bumi, Mb adalah massa benda lain dan r adalah jarak antara
pusat bumi dan pusat benda lain.
Menurut Newton jika ada dua benda bermassa didekatkan maka antara keduanya
itu akan timbul gaya gravitasi atau gaya tarik menarik antar massa. Besar gaya gravitasi
ini sesuai dengan hukum Newton yang bunyinya sebagai berikut.
“Semua benda di alam akan menarik benda lain dengan gaya yang besarnya
sebanding dengan hasil kali massa partikel tersebut dan sebanding terbalik dengan
kuadrat jaraknya.
Besarnya gaya gravitasi, secara matematis dituliskan:

dengan : F = gaya gravitasi (W) Gambar 2.1


Gaya gravitasi bekerja pada garis
m = massa kedua benda (kg) hubung kedua benda.

r = jarak antara benda


G = konstanta gravitasi.(6,67.10-4 Nm2/kg2)
Nilai konstanta gravitasi G sebuah mistar untuk mengamati puntiran
ditentukan dari hasil percobaan yang serat.
dilakukan oleh Henry Cavendish pada
tahun 1798 dengan menggunakan
peralatan tampak seperti pada Gambar
2.2
Neraca Cavendish terdiri dari dua
buah bola kecil bermassa m yang
ditempatkan pada ujung-ujung sebuah
batang horizontal yang ringan. Batang
tersebut digantung di tengah-tengahnya
dengan serat yang halus. Sebuah cermin Gambar 2.2
Diagram skematik neraca Cavendish
kecil diletakkan pada serat penggantung untuk menentukan nilai konstanta
yang memantulkan berkas cahaya ke gravitasi G.

Dua bola besar bermassa M didekatkan pada bola kecil m. Adanya gaya gravitasi
antara kedua bola tersebut menyebabkan serat terpuntir. Puntiran ini menggeser berkas
cahaya pada mistar. Dengan mengukur gaya antara dua massa, serta massa masing-
masing bola, Cavendish mendapatkan nilai G sebesar:
Percepatan Gravitasi
Percepatan gravitasi adalah percepatan suatu benda akibat gaya gravitasi. Gaya
gravitasi bumi tidak lain merupakan berat benda, yaitu besarnya gaya tarik bumi yang
bekerja pada benda. Jika massa bumi M dengan jarijari R, maka besarnya gaya gravitasi
bumi pada benda yang bermassa m dirumuskan:
dengan
g = percepatan gravitasi (m/s2)
M = massa bumi (kg)
Karena w = F dan w = m.g, maka: R = jari-jari bumi (m)
G = konstanta gravitasi (Nm2/kg2)

Apabila benda berada pada ketinggian h dari permukaan bumi atau berjarak r = R
+ h dari pusat bumi, maka perbandingan g' pada jarak R dan g pada permukaan bumi
dirumuskan:

dengan:
g= percepatan gravitasi pada
permukaan bumi (m/s2)
g'= percepatan gravitasi pada ketinggian
h dari permukaan bumi (m/s2)
R= jari-jari bumi (m)
h= ketinggian dari permukaan bumi (m)
2.2 Penerapan Hukum Gravitasi Pada Kehidupan sehari - hari
Menentukan Massa Bumi
Massa Bumi dapat ditentukan berdasarkan persamaan:

Mengingat percepatan gravitasi di permukaan bumi g = 9,8 m/s2, jari-jari bumi R


= 6,38×106 m dan konstanta gravitasi G = 6,67×10-11 Nm2/kg2, maka:

, maka :
Orbit Satelit Bumi
Satelit-satelit yang bergerak dengan orbit melingkar (hampir berupa lingkaran)
dan berada pada jarak r dari pusat bumi, maka kelajuan satelit saat mengorbit Bumi dapat
dihitung dengan menyamakan gaya gravitasi dan gaya sentripetalnya.
Berdasarkan Hukum II Newton ∑F = m.asat , maka:

Pada saat geosinkron, dimana periode orbit satelit sama dengan periode rotasi
bumi, maka jari-jari orbit satelit dapat ditentukan sebagai berikut:

Karena maka
Jadi ketinggian satelit adalah 4,23×107 m
dari pusat bumi atau 36.000 km di atas
permukaan bumi

T adalah periode satelit mengelilingi


Bumi, yang besarnya
sama dengan periode rotasi bumi.
T = 1 hari
= 24 jam
= 86.400 sekon
2.3 Hukum – hukum Kepler Johannes Kepler (1571-
1630)
Hukum I Kepler Johannes Kepler adalah
salah satu ilmuwan yang
Hukum I Kepler menyatakan bahwa berasal dari Jerman. Beliau
seorang ahli astronomi dan
semua planet bergerak dalam orbit elips matematika. Kepler lahir di
Weil der Stadt,
dengan matahari sebagai salah satu Wurttemberg, Jerman pada
fokusnya. Perhatikan Gambar 2.3 di bawah ini! tanggal 27 Desember 1571
dan meninggal di Regnsburg
Jerman pada tanggal 15
November 1630. Penemuan
Gambar 2.2 Kepler yang sangat terkenal
Lintasan planet adalah dalam menemukan
berbentuk elips.
orbit planet yang
sebenarnya. Hukum-hukum
mengenai
orbit planet ini dikenal
dengan sebutan hukum
Kepler. Kepler juga sebagai
penemu teori cahaya,
penyusun katalog bintang,
penememu teleskop Kepler,
dan penemu simbolisme
Pada Gambar 2.2 menunjukkan lintasan elips dari planet proportion divina dalam
geometri, serta dikenal
dengan matahari berada salah satu titik fokusnya (F). Titik P dengan bapak optika
merupakan titik dimana planet paling dekat dengan matahari dan modern.

dinamakan dengan Perihelion. Sedangkan titik A adalah titik


terjauh planet degan matahari yang dinamakan dengan Aphelion.
Kepler tidak mengetahui alasan mengapa planet bergerak
dengan cara demikian. Ketika mulai tertarik dengan gerak planet-
planet, Newton menemukan bahwa ternyata hukum-hukum Kepler
ini bisa diturunkan secara matematis dari hukum gravitasi universal dan hukum gerak
Newton. Newton juga menunjukkan bahwa di antara kemungkinan yang masuk akal
mengenai hukum gravitasi, hanya satu yang berbanding terbalik dengan kuadrat jarak
yang konsisten dengan Hukum Kepler.
F1 dan F2 adalah titik Fokus. Matahari berada pada F1 dan planet berada pada
P. Tidak ada benda langit lainnya pada F2. Total jarak dari F1 ke P dan F2 ke P sama
untuk semua titik dalam kurva elips. Jarak pusat elips (O) dan titik fokus (F1 dan F2)
adalah ea, di mana e merupakan angka tak berdimensi yang besarnya berkisar antara 0
sampai 1, disebut juga eksentrisitas. Jika e = 0 maka elips berubah menjadi lingkaran.
Kenyataanya, orbit planet berbentuk elips alias mendekati lingkaran. Dengan
demikian besar eksentrisitas tidak pernah bernilai nol. Nilai e untuk orbit planet bumi
adalah 0,017. Perihelion merupakan titik yang terdekat dengan matahari, sedangkan
titik terjauh adalah aphelion.
Pada Persamaan Hukum Gravitasi Newton, telah kita pelajari bahwa gaya tarik
gravitasi berbanding terbalik dengan kuadrat jarak (1/r2), di mana hal ini hanya bisa
terjadi pada orbit yang berbentuk elips atau lingkaran saja.
Hukum Kepler II
”Luas daerah yang disapu oleh garis antara matahari dengan planet adalah
sama untuk setiap periode waktu yang sama”.

Gambar 2.3 Luas


daerah arsiran OAB
sama dengan luas
daerah arsiran OCD.

Perhatikan gambar 2.3! Gambar tersebut menjelaskan hukum II Kepler. Pada


waktu yang sama yaitu Δt, maka luasan OAB sama dengan luasan OCD. Sebuah
planet bergerak lebih cepat ketika lebih dekat dengan matahari dibandingkan ketika
saat jauh dengan matahari.
Hal yang paling utama dalam Hukum II Kepler adalah kecepatan sektor
mempunyai harga yang sama pada semua titik sepanjang orbit yang berbentuk elips.

Hukum III Kepler


”Kuadrat waktu yang diperlukan oleh planet untuk menyelesaikan satu kali
orbit sebanding dengan pangkat tiga jarak rata-rata planet-planet tersebut dari
matahar”i.

Jika T1 dan T2 menyatakan periode dua planet, dan r1 dan r2 menyatakan jarak
rata-rata mereka dari matahari, maka
Newton menunjukkan bahwa Hukum III Kepler juga bisa diturunkan secara
matematis dari Hukum Gravitasi Universal dan Hukum Newton tentang gerak dan
gerak melingkar. Sekarang mari kita tinjau Hukum III Kepler menggunakan
pendekatan Newton.
Terlebih dahulu kita tinjau kasus khusus orbit lingkaran, yang merupakan
kasus khusus dari orbit elips. Semoga dirimu belum melupakan Hukum Newton dan
pelajaran Gerak Melingkar.
Sekarang kita masukan persamaan Hukum Gravitasi Newton dan percepatan
sentripetal ke dalam persamaan Hukum II Newton :

m1 adalah massa planet, mM adalah massa matahari, r1 adalah jarak rata-rata


planet dari matahari, v1 merupakan laju rata-rata planet pada orbitnya.
Waktu yang diperlukan sebuah planet untuk menyelesaikan satu orbit adalah
T1, di mana jarak tempuhnya sama dengan keliling lingkaran, 2 Ω r1. Dengan
demikian, besar v1 adalah :

Misalnya persamaan 1 kita turunkan untuk planet venus (planet 1). Penurunan
persamaan yang sama dapat digunakan untuk planet bumi (planet kedua).
T2 dan r2 adalah periode dan jari-jari orbit planet kedua. Sekarang coba anda
perhatikan persamaan 1 dan persamaan 2. Perhatikan bahwa ruas kanan kedua
persamaan memiliki nilai yang sama. Dengan demikian, jika kedua persamaan ini
digabungkan, akan kita peroleh :

Persamaan ini adalah Hukum III Kepler.


Kita juga bisa menurunkan persamaaan untuk menghitung besarnya periode
gerak planet (T) dengan cara lain. Pertama terlebih dahulu kita turunkan untuk kasus
gerak melingkar.

Sebelumnya kita telah mensubtitusikan persamaan Hukum Gravitasi Newton


dan percepatan sentripetal ke dalam persamaan Hukum II Newton :

Pada pembahasan mengenai gerak melingkar beraturan, kita mempelajari


bahwa laju v adalah perbandingan jarak tempuh dalam satu kali putaran (2phir)
dengan periode (waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu kali putaran), yang
secara matematis dirumuskan sebagai berikut :

Pada persamaan ini tampak bahwa periode dalam orbit lingkaran sebanding
dengan pangkat 3/2 dari jari-jari orbit. Newton menunjukkan bahwa hubungan ini
juga berlaku untuk orbit elips, di mana jari-jari orbit lingkaran (r) diganti dengan
setengah sumbu utama a
DATA ASTRONOMI

2.4 Gaya Gesek


KONSEP GAYA GESEKAN
Gesekan biasanya terjadi di antara dua permukaan benda yang bersentuhan,
baik terhadap udara, air atau benda padat. Ketika sebuah benda bergerak di udara,
permukaan benda tersebut akan bersentuhan dengan udara sehingga terjadi gesekan
antara benda tersebut dengan udara. Demikian juga ketika bergerak di dalam air. Gaya
gesekan juga selalu terjadi antara permukaan benda padat yang bersentuhan, sekalipun
benda tersebut sangat licin. Permukaan benda yang sangat licin pun sebenarnya sangat
kasar dalam skala mikroskopis. Ketika kita mencoba menggerakan sebuah benda,
tonjolan-tonjolan miskroskopis ini mengganggu gerak tersebut. Sebagai tambahan,
pada tingkat atom (ingat bahwa semua materi tersusun dari atom-atom), sebuah
tonjolan pada permukaan menyebabkan atom-atom sangat dekat dengan permukaan
lainnya, sehingga gaya-gaya listrik di antara atom dapat membentuk ikatan kimia,
sebagai penyatu kecil di antara dua permukaan benda yang bergerak. Ketika sebuah
benda bergerak, misalnya ketika kita mendorong sebuah buku pada permukaan meja,
gerakan buku tersebut mengalami hambatan dan akhirnya berhenti, karena terjadi
gesekan antara permukaan bawah buku dengan permukaan meja serta gesekan antara
permukaan buku dengan udara, di mana dalam skala miskropis, hal ini terjadi akibat
pembentukan dan pelepasan ikatan tersebut.
Jika permukaan suatu benda bergeseran dengan permukaan benda lain,
masing-masing benda tersebut melakukan gaya gesekan antara satu dengan yang lain.
Gaya gesekan pada benda yang bergerak selalu berlawanan arah dengan arah gerakan
benda tersebut. Selain menghambat gerak benda, gesekan dapat menimbulkan aus dan
kerusakan. Hal ini dapat kita amati pada mesin kendaraan. Misalnya ketika kita
memberikan minyak pelumas pada mesin sepeda motor, sebenarnya kita ingin
mengurangi gaya gesekan yang terjadi di dalam mesin. Jika tidak diberi minyak
pelumas maka mesin kendaraan kita cepat rusak. Contoh ini merupakan salah satu
kerugian yang disebabkan oleh gaya gesek.
Ketika sebuah benda berguling di atas suatu permukaan (misalnya roda
kendaraan yang berputar atau bola yang berguling di tanah), gaya gesekan tetap ada
walaupun lebih kecil dibandingkan dengan ketika benda tersebut meluncur di atas
permukaan benda lain. Gaya gesekan yang bekerja pada benda yang berguling di atas
permukaan benda lainnya dikenal dengan gaya gesekan rotasi. Sedangkan gaya
gesekan yang bekerja pada permukaan benda yang meluncur di atas permukaan benda
lain (misalnya buku yang didorong di atas permukaan meja) disebut sebagai gaya
gesekan translasi. Pada kesempatan ini kita hanya membahas gaya gesekan translasi,
yaitu gaya gesekan yang bekerja pada benda padat yang meluncur di atas benda padat
lainnya.
GAYA GESEKAN STATIK DAN KINETIK
Gaya gesekan yang bekerja pada dua permukaan benda yang bersentuhan,
ketika benda tersebut belum bergerak disebut gaya gesek statik (lambangnya fs). Gaya
gesek statis yang maksimum sama dengan gaya terkecil yang dibutuhkan agar benda
mulai bergerak. Ketika benda telah bergerak, gaya gesekan antara dua permukaan
biasanya berkurang sehingga diperlukan gaya yang lebih kecil agar benda bergerak
dengan laju tetap. Ketika benda telah bergerak, gaya gesekan masih bekerja pada
permukaan benda yang bersentuhan tersebut. Gaya gesekan yang bekerja ketika benda
bergerak disebut gaya gesekan kinetik (lambangnya fk) (kinetik berasal dari bahasa
yunani yang berarti “bergerak”). Ketika sebuah benda bergerak pada permukaan
benda lain, gaya gesekan bekerja berlawanan arah terhadap kecepatan benda. Hasil
eksperimen menunjukkan bahwa pada permukaan benda yang kering tanpa pelumas,
besar gaya gesekan sebanding dengan Gaya Normal.

KOOFISIEN GESEKAN STATIK DAN KINETIK

Perhatikan bahwa hubungan antara gaya normal dan gaya gesekan pada
persamaan di atas hanya untuk besarnya saja. Arah kedua gaya tersebut selalu saling
tegak lurus satu dengan yang lain, sebagaimana diperlihatkan pada gambar di bawah
ini. Berikut ini keterangan untuk gambar di bawah : fk adalah gaya gesekan kinetik, fs
adalah gaya gesekan statik, F adalah gaya tarik, N adalah gaya normal, w adalah gaya
berat, m adalah massa, g adalah percepatan gravitasi.

Anda mungkin juga menyukai