Anda di halaman 1dari 7

c

BAB I

PENDAHULUAN

A.c Latar Belakang

Sebagaimana diketahui bahwa masyarakat Eropa pada awalnya


masih terkungkung dengan pandangan yang dituangkan dalam kitab-kitab suci
agama mereka beranggapan bahwa gejala-gejala yang mencuat dari alam dan
yang mengemuka dari masyarakat dan kebudayaan tidak akan dapat dipelajari
secara rasional. Keyakinan seperti ini telah berlangsung lama dalam
masyarakat Eropa sehingga mengakibatkan tidak berkembangnya ilmu
pengetahuan yang bersumber dari akal dan pikiran yang menjadi faktor utama
yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Untuk melihat
gejala-gejala yang muncul dari alam, masyarakat dan kebudayaan manusia,
masyarakat Eropa mengembalikan sepenuhnya pada kitab-kitab agama
mereka, yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

Namun demikian, perlahan-lahan model pandangan seperti ini


mulai hilang seiring makin berkembangnya ilmu pengetahuan dan
dimungkinkannya penggunaan akal yang dimiliki manusia untuk melihat
segala fenomena yang ada dan terjadi dalam masyarakat. Model pandangan
yang mengemuka untuk mengganti pandangan µtradisional¶ sebelum dalam
kajian budaya (antropologi) paling awal adalah teori evolusi kebudayaan dan
teori difusi kebudayaan. Kedua teori ini muncul dengan mengusung
karakteristiknya sendiri-sendiri dan masing-masing mengklaim sebagai
paradigma yang seharusnya dipakai untuk melakukan kajian terhadap manusia
dan perjalanan perkembangannya.
BAB II

PEMBAHASAN

A.c Teori Evolusi Kebudayaan

Pada abad ke sembilan belas, dalam masyarakat Eropa mengemuka


sebuah paradigma (cara pandang) yang memandang bahwa gejala-gejala yang
timbul dari alam, masyarakat dan kebudayaan yang ada dalam komunitas
manusia dapat dilihat dan dipikirkan secara rasional. Cara pandang yang
secara tidak langsung mengkritik perilaku masyarakat Eropa Barat yang
mengembalikan segala sesuatunya ke kitab suci ini kemudian dikenal dengan
teori evolusi kebudayaan. Paradigma ini dipahami sebagai pandangan yang
menyatakan bahwa ada kepastian dalam tata tertib perkembangan yang
melintasi sejarah kebudayaan dengan kecepatan yang pelan tetapi pasti.
Selanjutnya, dimulailah pergumulan dogma-dogma agama yang telah sekian
lama mengakar di tengah-tengah masyarakat dengan cara pandang baru yang
sepenuhnya berbeda dan asing bagi masyarakat Eropa Barat saat itu.

Paradigma evolusi kebudayaan yang ingin mengganti model dogmatis


agama yang telah mendarahdaging di Eropa Barat dalam memandang
kebudayaan manusia ini dikemukakan pertama kali oleh Edward Burnett
Tylor (1832-1917), seorang ahli antropologi yang berasal dari Inggris.
Persinggungan Tylor dengan hal-hal yang berkaitan dengan kebudayaan
dimulai ketika ia menempuh pendidikan kesusastraan dan peradaban Yunani
dan Romawi klasik. Ketertarikan seputar kebudayaan ini membuatnya sangat
menyukai ilmu arkeologi yang memang mengambil objek kajian

c
?alam teori evolusi dikatakan juga bahwa mahluk hidup yang
sederhana tingkatannya bersel tunggal, hidup dari bahan anorganis sehingga
tergolong tambahan yang selanjutnya berevolusi menjadi makhluk yang
beraneka ragam seperti kehidupan masa kini.

Tentang mekanisme perubahan itu, „   berpendapat bahwa


evolusi merupakan akibat pewarisan sifat-sifat induk pada keturunannya.  

 „   ahli ilmu alamiah dari Prancis ingatkan bahwa perubahan
itu terjadi ketika hewan menyesuaikan diri dengan lingkungan, kemudian
diteruskan dengan cara pewarisan dan ?arwin juga mengemukakan hukum
seleksi alam sebagai penyebab evolusi (1) semua makhluk berjuang untuk
hidup, (2) yang lestari adalah yang paling kuat.

c
BAB III

PENUTUP

A.c Kesimpulan

?ari paparan di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu kajian


kebudayaan yang mewujud dalam teori evolusi merupakan respon terhadap
pandangan masyarakat Eropa yang lama terkungkung oleh ajaran dogmatis
gereja. Teori evolusi memandang bahwa kebudayaan manusia senantiasa
mengalami perkembangan dengan masing-masing melalui fase-fase
perkembangan. Metode yang digunakan dalam teori ini adalah dengan cara
melakukan klasifikasi tingkatan kebudayaan berdasarkan pada tolok ukur
tertentu.

Kelebihan utama evolusi budaya adalah sebagai pendobrak tradisi


yang ada dalam masyarakat Eropa dalam memandang kebudayaan dengan
menggunakan akal berdasarkan hasil kajian dan penelitian yang mereka
lakukan. Sedangkan kelemahannya adalah banyak menggunakan data yang
bukan dari hasil penelitian lapangan yang sesungguhnya.
DAFTAR PUSTAKA

Êhimsa-Putra, Heddy Shri. 2008. |            


 
    . Pidato Pengukuhan Sebagai Guru Besar Pada
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. 10
Vovember 2008. Tidak ?iterbitkan.

Koentjaraningrat. 2007.       


  . Jakarta: Universitas
Indonesia Press.

Kaplan, ?avid. dan Robert Ê. Manners. 2002.     . Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................. i

Kata Pengantar ............................................................................................... ii

?aftar Isi ......................................................................................................... iii

Bab I Pendahuluan ..........................................................................................

Ê.c Latar Belakang ..................................................................................

Bab II Pembahasan ................................................................. .........................

Ê.c Teori evolusi Kebudayaan ..................................................................


B.c Kelebihan dan Kekurangan ................................................................

Bab III Penutup ............................ ...................................................................

Ê.c Kesimpulan .......................................................................................

?aftar Pustaka
KATA PENGANTAR

Êlhamdulillah rabbil alamin atas berkat dan rahmat Êllah SWT


sehingga kami dari kelompok 7 dapat menyelesaikan penyusunan makalah
EVOLUSI ?ÊLÊM PÊN?ÊNGÊN BÊRÊT, salawat dan salam semoga
dilimpahkan atas Nabi Muhammad SÊW beserta keluarga, sahabat dan sekalian
umat yang senantiasa berpedoman pada Êl-Qur¶an dan Ês Sunnah.

Kiranya dalam penyusunan makalah ini terdapat kekhilafan atau


kekurangan, mohon saran dan kritikan yang membangun, sehingga makalah ini
dapat disempurnakan di kemudian hari.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, serta menambah
ilmu pengetahuan kita tentang ketertiban hukum yang diciptakan Tuhan. Êmin ya
Rabbal Êlamin.

Selong, 8 Oktober 2010

Penulis

Anda mungkin juga menyukai