Anda di halaman 1dari 16

Kalender Pendidikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) MAN Salatiga Tahun Pelajaran 2010/2011

Minggu Hari
NO BULAN TANGGAL JENIS KEGIATAN
efektif efektif
1 JULI 12 Hari pertama masuk sekolah 3 18
2010 12 ~ 14 Kegiatan MOPD
12 ~ 14 Pengenalan Program Belajar Kelas XI -XII
16 ~ 31 KBM normal dan efektif semua kelas
2 AGUSTUS 1~9 KBM normal dan efektif semua kelas 4 24
10 ~ 12 Perkiraan libur awal Ramadhan 1430 H
(Menyesuaikan Keputusan Menteri Agama)
13 ~ 16 Kegiatan Ramadhan 1431 H
17 Upacara HUT Kemerdekaan RI ke 56
18 ~ 30 KBM normal dan efektif semua kelas
3 SEPTEMBER 1~2 KBM normal dan efektif semua kelas 2 7
3~9 Perkiraan awal Libur Hari Raya Idul Fitri 1431 H
10 ~ 17 Perkiraan Libur Hari Raya Idul Fitri 1431 H
18 ~ 25 KBM normal dan efektif semua kelas
26 ~ 30 Kegiatan Ulangan Tengah Semester gasal
4 OKTOBER 1~2 Kegiatan Ulangan Tengah Semester gasal 4 26
4 ~ 30 KBM normal dan efektif semua kelas
5 NOPEMBER 1 ~ 30 KBM normal dan efektif semua kelas 4 25
17 Libur umum Idul Adha 1431 H
1 ~ 20 Pengayaan sore hari mapel UN kelas XII
22 ~ 27 Uji coba UN ke 1 kelas XII
29 ~ 30 KBM normal dan efektif semua kelas
6 DESEMBER 1 KBM normal dan efektif semua kelas 1 1
2 ~ 11 Kegiatan Ulangan Akhir Semester gasal
7 Libur umum tahun baru 1431 H
13 ~ 14 Kegiatan remidial
15 ~ 17 Classmeeting dan penulisan LHB
18 Penyerahan Laporan Hasil Belajar
20 ~ 31 Libur umum semester gasal

21 ~ 31 Telaah dan Penjabaran SKL UN tahun pelajaran 2009/2010


20 ~ 24 Studi wisata Kelas XI
7 JANUARI 1 Libur Umum Tahun Baru 2011 4 25
2011 3 Upacara HAB Depag 2011
4 ~ 31 KBM normal dan efektif semua kelas
4 ~ 22 Pengayaan sore hari mapel UN kelas XII
24 ~ 29 Uji coba UN ke 2 kelas XII
8 FEBRUARI 1 ~ 28 KBM normal dan efektif semua kelas 4 22
1 ~ 19 Pengayaan sore hari mapel UN kelas XII
3 Perkiraan Hari Raya Imlek
15 Perkiraan Libur umum Maulid Nabi Muhammad SAW
21 ~ 26 Perkiraan uji coba UN ke 3 tingkat Kota
9 MARET 1~4 KBM efektif normal kelas X dan XI, 2 15
Pemadatan kelas XII
5 Perkiraan Hari Raya Nyepi
7 ~ 12 Kegiatan Ulangan Tengah Semester genap
7 ~ 12 Perkiraan uji coba UN ke 4 kelas XII
14 ~ 19 KBM efektif normal kelas X , XI dan XII,
21 ~ 25 Perkiraan pelaksanaan UN utama
28 ~ 31 KBM efektif normal kelas X , XI dan XII,
28 ~ 31 Perkiraan pelaksanaan UN susulan
10 APRIL 1~9 Perkiraan pelaksanaan UM Utama 3 17
11 ~ 16 Perkiraan pelaksanaan UM Susulan
11 ~ 16 Perkiraan pelaksanaan Ujian Praktik
22 WafatYesus Kristus
18 ~ 30 KBM efektif normal kelas X dan XI
11 MEI 1 ~ 31 KBM efektif normal kelas X dan XI, 4 26
9 ~ 13 Perkiraan pelaksanaan UN Ulangan
17 Hari Rava Waisak Tahun 2555
12 JUNI 1~2 KBM efektif normal kelas X dan XI, 1 2
3 ~ 11 Ulangan Kenaikan Kelas
13 ~ 14 Ulangan Susulan dan Remidiasi
14 Rapat kenaikan dan penjurusan
15 ~ 17 Penulisan Rapor
18 Penyerahan Laporan Hasil Belajar
20 ~ 30 Libur Kenaikan Kelas
13 JULI 1~9 Libur Kenaikan Kelas
11 Hari pertama masuk sekolah
JUMLAH 36 208
RINCIAN MINGGU EFEKTIF

Satuan Pendidikan : MAN SALATIGA


Mata Pelajaran :
Kelas / Semester :
Tahun Ajaran : 2010 ~ 2011

1. Rincian Minggu Efektif dalam Semester Gasal

No Bulan Minggu Efektif Hari Efektif Keterangan

1 Juli 2010 3 Minggu 18 Termasuk MOPD


2 Agustus 4 Minggu 24
3 September 2 Minggu 9 Tidak termasuk UTS
4 Oktober 4 Minggu 26
5 Nopember 4 Minggu 25
6 Desember 1 Minggu 1 Tidak termasuk US
JUMLAH 18 MINGGU 103 HARI

2. Rincian Minggu Efektif dalam Semester Genap

No Bulan Minggu Efektif Hari Efektif Keterangan

1 Januari 2011 4 Minggu 25


2 Februari 4 Minggu 22
3 Maret 3 Minggu 15 Tidak termasuk UTS/UN
4 April 3 Minggu 17 Tidak termasuk UM
5 Mei 4 Minggu 26
6 Juni 1 Minggu 2 Tidak termasuk UKK
JUMLAH 19 MINGGU 107 HARI
JUMLAH TOTAL 37 MINGGU 212 HARI
PEDOMAN PENYELENGGARAAN
PENDIDIKAN PADA SATUAN PENDIDIKAN
DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA
PROVINSI JAWA TENGAH

I. STANDAR ISI :
Standar isi memuat :
A. Kerangka dasar kurikulum
Kerangka dasar kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas kelompok
mata pelajaran
1. Agama dan Akhlaq Mulia
2. Kewarganegaraan dan Kepribadian
3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
4. Estetika
5. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan

B. Struktur Kurikulum
Struktur Kurikulum meliputi :
1. Komponen Mata Pelajaran :
Struktur Kurikulum Komponen Mata Pelajaran berdasarkan Permendiknas nomor 22 tahun
2006 tentang Standar Isi yang merupakan standar minimal dan Peraturan Menteri Agama
RI No 2 tahun 2008 tentang standar Kompetensi lulusan & Standar isi PAI & Bahasa Arab di
Madrasah.
2. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan mata pelajaran sehingga satuan pendidikan harus
mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk setiap jenis muatan
lokal yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan.
3. Pengembangan diri
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat
setiap peserta didik sesuai dengan kondisi madrasah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi
dan atau dibimbing oleh konselor, guru atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan
dalam bentuk kegiatan ekstra kurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui
kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan
sosial, belajar dan pengembangan diri karir peserta didik. Dalam pelaksanaan
pengembangan diri disusun standar kompetensi dan kompetensi dasar sebagai pedoman
dalam penyusunan silabus dan RPP.

C. Beban Belajar
Beban Belajar berisi uraian tentang sistem penyelenggaran program pembelajaran yang
ditetapkan madrasah. Setiap mata pelajaran pada sistem paket dinyatakan dalam bentuk satuan
jam pembelajaran meliputi Kegiatan Tatap Muka, Penugasan Terstruktur dan Kegiatan Mandiri
tidak terstruktur.
Kegiatan Tatap Muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta
didik dengan pendidik, beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada masing-
masing satuan pendidikan ditetapkan sebagai berikut MA/MAK berlangsung selama 45 menit.
Beban Belajar kegiatan tatap muka mapel dan mulok per minggu pada setiap satuan pendidikan
MA/MAK adalah : kelas X = 44 jam pembelajaran. Kelas XI - XII = 45 jam pelajaran
Penugasan Terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi
pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar
kompetensi. waktu penyelesaian ditentukan oleh Pendidik Bentuk penugasan terstruktur berupa
PR, latihan soal, dll.
Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman
materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar
kompetensi, waktu penyelesaian diatur sendiri oleh peserta didik. Bentuk kegiatan mandiri tidak
terstruktur bisa berupa : tadarus di rumah, melaksanakan sholat jamaah di masjid, mengamati
prinsip kerja pengetahuan alam dan atau pengetahuan sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Alokasi Waktu untuk Penugasan Terstruktur dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur dalam
sistem paket untuk MA/MAK 0% s.d. 60% dari waktu kegiatan tatap muka dari pelajaran
bersangkutan.

D. Kalender Pendidikan
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar,
waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
1. Permulaan Tahun Pelajaran
Permulaan Tahun Pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal
tahun pelajaran pada satuan pendidikan. Pada awal tahun pelajaran bagi satuan
mempersiapkan hal-hal sebagai berikut:
a. Kepala Madrasah berkewajiban membuat program yang mencakup :
1). Rencana Kerja
2). Kalender Pendidikan/Akademik
3). Perencanaan Proses Pembelajaran
4). Pelaksanaan Proses Pembelajaran
5). Penilaian Hasil Pembelajaran
6). Pengawasan Proses Pembelajaran
7). Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Satuan Pendidikan, meliputi :
a) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
b) Struktur Organisasi Satuan Pendidikan
c) Pembagian Tugas diantara Pendidik dan Tenaga Kependidikan
d) Peraturan Akademik
e) Tata Tertib Satuan Pendidikan (Tata Tertib Pendidik, Tenaga Kependidikan,
Peserta Didik)
f) Tata Tertib, Pengaturan Penggunaan dan Pemeliharaan Sarana Prasarana.
g) Kode Etik Hubungan Antara sesama warga di dalam lingkungan satuan
pendidikan dan hubungan antara warga satuan pendidikan dengan masyarakat
b. Bentuk-bentuk kegiatan masa orientasi peserta didik.
Permulaan Tahun Pelajaran 2010/2011 adalah pada hari Senin tanggal 12 Juli 2010.
Pelaksanaan Kegiatan Awal Tahun Pelajaran dimulai dengan masa orientasi peserta didik
( MOPD ) tanggal 12 s.d. 14 Juli 2010 diisi dengan kegiatan antara lain :
1) Pengenalan Madrasah (Program, Struktur, Tata Tertib, Kode Etik Madrasah dan lain-
lain);
2) Penanaman konsep pengenalan diri peserta didik dan kegiatan keagamaan sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional;
3) Cara Belajar dan Sistem Pembelajaran
4) Kegiatan Kesiswaan;
5) PBB;
6) Pembentukan Pengurus Kelas, Pembagian Kelompok belajar, Mencatat jadual, dan
tata cara diskusi kelompok yang dipandu oleh panitia dan wali kelas melakukan
bimbingan
Semua kegiatan orientasi peserta didik dilaksanakan dengan memuat nilai-nilai
pendidikan dengan kegiatan pembiasaan dan pengembangan diri yang dilandasi nilai-
nilai religius.
Bagi Pengurus OSIS dapat dilibatkan dalam kegiatan Masa Orientasi Peserta Didik,
Sedangkan peserta didik kelas XI dan XII yang tidak masuk dalam pengurus OSIS diisi
dengan kegiatan antara lain :
a) Menyusun Pengurus Kelas dengan programnya/materi pembelajaran kelas
b) Pembentukan Belajar Kelompok;
c) Teknik Berdiskusi;
d) Cara Belajar dan Sistem Pembelajaran;
e) Kegiatan 7 K;
f) Mencatat Jadwal;
g) Menyusun Tata Tertib Kelas;
h) Kegiatan Keagamaan.
i) Menyampaikan materi pembelajaran selama 1 tahun termasuk indikator yang ingin
dicapai
Semua kegiatan tersebut dipandu oleh Wali Kelas masing-masing dengan melibatkan
guru yang mengajar di kelas tersebut.

II. STANDAR PROSES


Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran
pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi kelulusan. Dalam proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan dengan interaksi, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik dengan bentuk keteladanan. Hal-hal berkaitan dengan standar proses (
Permendiknas no 41 Th 2007 ) sebagai berikut :

A. Perencanaan proses pembelajaran.


Perencanaan proses pembelajaran meliputi penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar,
metodepengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar.
B. Pelaksanaan proses pembelajaran
1. Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran
a. Rombongan belajar :
Jumlah Maksimal peserta didik setiap rombongan belajar SMA/MA : 32 peserta didik
b. Beban kerja minimal guru.
1) Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran , menilai hasil pembelajaran, membimbing dan
melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan;
2) Beban kerja guru sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas adalah sekurang-
kurangnya 24 jam tatap muka dalam 1 ( satu ) minggu.
c. Pengelolaan Kelas
1) Guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata
pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang dilakukan;
2) volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar
dengan baik oleh peserta didik;
3) tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik;
4) guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar
peserta didik;
5) guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dan
kepatuhan pada peraturan dan menyelenggarakan proses pembelajaran;
6) guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar
peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung;
7) guru menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang agama, suku, jenis
kelamin, dan status sosial ekonomi;
8) guru menghargai pendapat peserta didik;
9) guru memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi;
10) pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata pelajaran yang
diampunya; dan
11) guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang
dijadwalkan.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran
meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
a. Kegiatan Pendahuluan, dalam kegiatan pendahuluan, guru :
1) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
2) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari;
3) menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;
4) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
b. Kegiatan Inti.
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang
dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan
karakteritik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi.
1) Eksplorasi.
Dalam kegiatan eksplorasi, guru :
a). Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam
takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
b) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar lain;
c). Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik, serta antara peserta didik
dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya;
d) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, dan
e). Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio dan
lapangan.
2) Elaborasi.
Dalam kegiatan elaborasi guru :
a) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui
tugas-tugas tertentu yang bermakna;
b) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain
untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
c). Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah,
dan bertindak tanpa rasa takut;
d). Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
e). Memfasilitasi peseta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar;
f). Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik
lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
g). Memfasilatasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok;
h). Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta
produk yang dihasilkan;
i) memfasilitasi pesera didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
3) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a). Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik;
b). Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik
melalui berbagai sumber,
c). Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman
belajar yang telah dilakukan.
d). Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna
dalam mencapai kompetensi dasar :
(1). Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan
peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa
yang baku dan benar;
(2). Membantu menyelesaikan masalah;
(3). Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil
eksplorasi;
(4). Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
(5). Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
c. Kegiatan Penutup.
Dalam kegiatan penutup, guru :
1. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/kesimpulan pelajaran;
2. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram;
3. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
4. merencakanan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program
pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual
maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
5. menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

3. Penilaian hasil belajar


Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menegah menggunakan berbagai
teknik penilaian sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.
a. Jenis-jenis ulangan
1) Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu KD atau lebih;
2) Ulangan Tengah Semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8-9 minggu
kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut
3) Ulangan Akhir Semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik diakhir semester. Cakupan ulangan
meliputi indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
4) Ulangan Kenaikan Kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik diakhir
semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik diakhir
semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket. Cakupan
ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada semester
tersebut.
b. Pembuatan Soal Ulangan
Pembuatan soal ulangan dilakukan oleh masing-masing guru mata pelajaran pada
satuan pendidikan;
4. Pengawasan proses pembelajaran
Pengawasan proses pembelajaran meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan dan
pengambilan langkah tindak lanjut yang diperlukan.

III. STANDAR PENILAIAN


A. Latar Belakang
Dengan diberlakukannya Standar Isi membawa implikasi terhadap model dan teknik penilaian
yang dilaksanakan di kelas. Penilaian terdiri atas penilaian eksternal dan penilaian internal.
Penilaian eksternal merupakan penilaian yang dilakukan oleh pihak lain yang tidak melaksanakan
proses pembelajaran. Penilaian eksternal dilakukan oleh suatu lembaga, baik dalam maupun luar
negeri, dimaksudkan antara lain untuk pengendali mutu. Sedangkan penilaian internal adalah
penilaian yang dilakukan dan direncanakan oleh guru pada saat proses pembelajaran
berlangsung dalam rangka penjaminan mutu. Dengan demikian, penilaian kelas merupakan
penilaian internal. Penilaian kelas merupakan penilaian internal (internal assessment) terhadap
hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru di kelas atas nama Madrasah untuk menilai
kompetensi peserta didik pada tingkat tertentu pada saat dan akhir pembelajaran. Standar Isi
menuntut cara penilaian dengan Penilaian Kelas sehingga dapat diketahui perkembangan dan
ketercapaian berbagai kompetensi peserta didik.

B. Pengertian Penilaian Kelas


Penilaian kelas adalah suatu bentuk kegiatan guru yang terkait dengan pengambilan keputusan
tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik yang mengikuti proses
pembelajaran tertentu. Untuk itu, diperlukan data sebagai informasi yang diandalkan sebagai
dasar pengambilan keputusan. Dalam hal ini, keputusan berhubungan dengan sudah atau belum
berhasilnya peserta didik dalam mencapai suatu kompetensi. Jadi, penilaian kelas merupakan
salah satu pilar dalam pelaksanaan Standar Isi. Data yang diperoleh guru selama pembelajaran
berlangsung dapat dijaring dan dikumpulkan melalui prosedur dan alat penilaian yang sesuai
dengan kompetensi atau hasil belajar yang akan dinilai. Oleh sebab itu, penilaian kelas lebih
merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk memberikan
keputusan, dalam hal ini nilai terhadap hasil belajar peserta didik berdasarkan tahapan
belajarnya. Dari proses ini, diperoleh potret/profil kemampuan peserta didik dalam mencapai
sejumlah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang tercantum dalam kurikulum.
Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan,
pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar
peserta didik, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik.
Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai cara, seperti tes tertulis (paper and pencil test),
lisan, penilaian hasil kerja peserta didik melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik
(portofolio), penilaian produk, penilaian proyek dan penilaian unjuk kerja (performance),
penilaian sikap dan penilaian diri peserta didik.
Penilaian hasil belajar baik formal maupun informal diadakan dalam suasana yang
menyenangkan, sehingga memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dipahami dan
mampu dikerjakannya. Hasil belajar seorang peserta didik tidak dianjurkan untuk dibandingkan
dengan peserta didik lainnya, tetapi dengan hasil yang dimiliki peserta didik tersebut
sebelumnya. Dengan demikian peserta didik tidak merasa dihakimi oleh guru tetapi dibantu
untuk mencapaiapa yang diharapkan.

C. Prinsip Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan
pada prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang dicerminkan kemampauan yang diukur.
2. objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai.
3. adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat,
status sosial ekonomi, dan gender.
4. terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
5. terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan
dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
6. menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek
kompetisi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau
perkembangan kemampuan peserta didik.
7. sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti
langkah-langkah baku.
8. beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang
ditetapkan.
9. akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur,
maupun hasilnya.

D. Teknik dan Instrumen Penilaian.


1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian berupa tes,
observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan
karakteritik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik.
2. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja.
3. Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung dan/atau di
luar kegiatan pembelajaran.
4. Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas rumah
dan/atu proyek.
5. Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik memenuhi persyaratan
a) substansi, adalah merepresentasikan kompetisi yang dinilai,
b) konstruksi, adalah memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang
digunakan,
c) bahasa, adalah menggunakan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai
dengan taraf perkembangan peserta didik.
6. Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk ujian madrasah
memenuhi persyaratan subtansi, konstruksi dan bahasa, serta memiliki bukti validasi
empirik.
7. Intrumen penilaian yang digunakan pemerintah dalam bentuk UN memenuhi persyaratan
substansi, konstruksi, bahasa, dan memiliki bukti validasi empirik serta menghasilkan skor
yang dapat diperbandingkan antar madrasah, antar daertah dan antar tahun.

E. Mekanisme dan Prosedur Penilaian.


1. Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan oleh
pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah.
2. Perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan silabus yang
penjabarannya merupakan bagian dari rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP ),
3. Ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas dilakukan
oleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidik.
4. Penilaian hasi belajar peserta didik pada mata pelajaran dalam kelompok mata pelajaran
ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan pada UN dan aspek kognitif dan/atau
aspek psikomotorik untuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok
mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan oleh satuan pendidikan melalui
ujian madrasah untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah
satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan.
5. Penilaian akhir hasil belajar oleh satuan pendidikan untuk mata pelajaran kelompok mata
pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan ditentukan melalui rapat dewan pendidik berdasarkan hasil penilaian oleh
pendidik.
6. Penilaian akhir hasil belajar peserta didik kelompok mata pelajaran agama dan akhlak dan
kelompok mata pelajaran kewarganetaraan dan kepribadian dilakukan oleh satuan
pendidikan melalui rapat dewan pendidik berdasarkan hasil penilian oleh pendidik dengan
mempertimbangkan hasil ujian madrasah.
7. Kegiatan ujian madrasah dilakukan dengan langkah-langkah : (a) menyusun kisi-kisi ujian, (b)
mengembangkan istrumen, (c) melaksanakan ujian, (d) mengolah dan menentukan kelulusan
peserta didik dari ujian madrasah, dan (e) melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian.
8. Penilaian akhlak mulia yang merupakan aspek afektif dari kelompok mata pelajaran agama
dan akhlak, sebagai perwujudan sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
YME dilakukan oleh guru agama dengan memanfaaatkan informasi dari pendidik mata
pelajaran lain dan sumber lain yang relevan.
9. Penilaian kepribadian, yang merupakan perwujudan kesadaran dan tanggungjawab sebagai
warga masyarakat dan warganegara yang baik sesuai dengan norma dan nilai-nilai luhur
yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, adalah bagian dari penilaian
mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian oleh guru pendidikan kewarganegaraan
dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain yang relevan.
10. Penilaian mata pelajaran muatan lokal mengikuti penilaian kelompok mata pelajaran yang
relevan.
11. Keikutsertaan dalam kegiatan pengembangan diri dibuktikan dengan surat keterangan yang
ditandatangai oleh pembina kegiatan dan kepala madrasah.
12. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan harian
berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran remidi.
13. Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan disampaikan dalam bentuk satu nilai
pencapaian kompetensi mata pelajaran, disertai dengan deskripsi kemajuan belajar.
14. Kegiatan penilaian oleh pemerintah dilakukan melalui UN dengan langkah-langkah yang
diatur dalam Prosedur Operasi Standar (POS) UN.
15. UN diselenggarakan oleh Badan Standar Nasional Pendidik ( BSNP ) bekerjasama dengan
instansi terkait.
16. Hasil UN disampaikan kepada satuan pendidikan untuk dijadikan salah satu syarat kelulusan
peserta didik dari satuan pendidikan dan salah satu pertimbangan dalam seleksi masuk ke
jenjang pendidikan berikutnya.
17. Hasil analisis data UN disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepetingan untuk pemetaan
mutu program dan/atau satuan pendidikan serta pembinaan dan pemberian bantuan
kepada satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

F. Penilaian oleh Pendidik


Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan, bertujuan untuk
memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta utnuk meningkatkan efektifitas
kegiatan pembelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan sebagai berikut :
1. menginformasikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan kriteria
penilaian pada awal semester.
2. mengembangkan indikator pencapaian KD dan memilih teknik penilaian yang sesuai pada
saat menyusun silabus mata pelajaran.
3. mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan bentuk dan teknik
penilaian yang dipilih.
4. melaksanakan tes, pengamatan, penugasan, dan/atau bentuklain yang diperlukan.
5. mengolah hasil penilian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar
peserta didik.
6. mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan peserta didik disertai balikan/komentar yang
mendidik.
7. memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran.
8. melaporkan hasi penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semesters kepada pimpinan
satuan pendidikan dalam bentuk satu nilai prestasi belajar peserta didik disertai deskripsi
singkat sebagai cerminan kompetensi utuh.
9. melaporkan hasil penilaian akhlak kepada guru Pendidikan Agama dan hasil penilaian
kepribadian kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan sebagai informasi untuk menentukan
nilai akhir semester akhlak dan kepribadian peserta didik dengan kategori sangat baik, baik
atau kurang baik.

G. Penilaian oleh Satuan Pendidikan.


Penilaian hasil pelajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian kompetisi
peserta didik pada semua mata pelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan sebagai berikut:
1. menentukan KKM setiap mata pelajaran dengan memperhatikan karakteristik peserta didik,
karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik.
2. mengkoordinasikan ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan
kelas.
3. menentukan kriteria kenaikan kelas bagi satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket
melalui rapat dewan pendidik.
4. menentukan kriteria program pembelajaran bagi satuan pendidikan yang menggunakan
sistem kredit semester melalui rapat dewan pendidik.
5. menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran
pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan melalui rapat dewan pendidik dengan
mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik.
6. menentukan nilai akhir kelompok pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok mata
pelajaran kewarganeraan dan kepribadian dilakukan melalui rapat dewan pendidk dengan
mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik dan nilai hasil ujian madrasah.
7. menyelenggarakan ujian madrasah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian
madrasah sesuai dengan POS Ujian Madrasah bagi satuan pendidikan penyelenggara
UN.
8. melaporkan hasi penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran pada
setiap semester kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk buku laporan pendidikan
9. melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas pendidikan
Kab./Kota.
10. menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik
sesuai dengan kriteria:
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
b. Menperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia ; kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian; kelompok mata pelajaran estetika; dan kelompok
mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan.
c. Lulus ujian madrasah.
d. Lulus UN.
11. menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional ( SKHUN ) setiap peserta didik
yang mengikuti Ujian Nasional bagi satuan pendidikan penyelenggara UN.
12. menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidik bagi satuan
pendidikan penyelenggara UN

H. Penilaian Oleh Pemerintah


I. Fungsi Penilaian Kelas
Penilaian kelas memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Menggambarkan sejauhmana seorang peserta didik telah menguasai suatu kompetensi.
2. Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami
dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program,
pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan (sebagai bimbingan).
3. Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta
didik dan sebagai alat diagnosis yang membantu guru menentukan apakah seseorang perlu
mengikuti remedial atau pengayaan.

J. Rambu-rambu Penilaian Kelas


1. Validitas
Validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai
untuk mengukur kompetensi.
2. Reliabilitas
Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian. Penilaian yang reliable
(ajeg) memungkinkan perbandingan yang reliable dan menjamin konsistensi. Misal, guru
menilai dengan proyek, penilaian akan reliabel jika hasil yang diperoleh itu cenderung sama
bila proyek itu dilakukan lagi dengan kondisi yang relatif sama. Untuk menjamin penilaian
yang reliabel petunjuk pelaksanaan proyek dan penskorannya harus jelas.
3. Terfokus pada kompetensi
Dalam pelaksanaan Standar Isi, penilaian harus terfokus pada pencapaian kompetensi
(rangkaian kemampuan), bukan hanya pada penguasaan materi (pengetahuan).
4. Keseluruhan/Komprehensif
Penilaian harus menyeluruh dengan menggunakan beragam cara dan alat untuk menilai
beragam kompetensi peserta didik, sehingga tergambar profil kompetensi peserta didik.
5. Objektivitas
Penilaian harus dilaksanakan secara obyektif. Untuk itu, penilaian harus adil, terencana,
berkesinambungan, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pemberian skor.
6. Mendidik
Penilaian dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran bagi guru dan meningkatkan
kualitas belajar bagi peserta didik. Standar Isi tidak semata-mata meningkatkan pengetahuan
peserta didik, tetapi kompetensi secara utuh yang merefleksikan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap sesuai karakteristik masing-masing mata pelajaran. Dengan kata
lain, kurikulum tersebut menuntut proses pembelajaran di Madrasah berorientasi pada
penguasaan kompetensi-kompetensi yang telah ditentukan. Kurikulum ini memuat sejumlah
standar kompetensi untuk setiap mata pelajaran. Satu standar kompetensi terdiri dari
beberapa kompetensi dasar. Pada kurikulum tingkat satuan pendidikan, satu kompetensi
dasar dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator pencapaian hasil belajar. Indikator
tersebut menjadi acuan dalam merancang penilaian.

K. Macam-macam teknik penilaian


1) Penilaian Tertulis
a. Pengertian
Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes Tertulis merupakan tes
dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan.
b. Teknik Penilaian
Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu:
1) Soal dengan memilih jawaban (pilihan ganda, dua pilihan (benar-salah),
menjodohkan).
2) Soal dengan mensuplai-jawaban (isian atau melengkapi jawaban singkat atau
pendek,soal uraian)
2) Penilaian Lisan
a. Pengertian
Penilaian secara lisan dilakukan dengan tes lisan. Tes lisan merupakan tes dimana soal
yang diberikan kepada peserta didik dan jawaban peserta didik dalam bentuk lisan.
b. Teknik Penilaian
Bentuk penilaian lisan adalah kuis. Cara skoring penilaian lisan dengan cara jawaban
peserta didik dinilai dengan skor dalam rentang 0 – 10.
3) Penilaian Unjuk Kerja
a. Pengertian
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan
peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai
ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu
seperti: praktek di laboratorium, praktek sholat, praktek OR, bermain peran,
memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/ deklamasi dll.
Cara penilaian ini dianggap lebih otentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai
lebih mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya.
b. Teknik penilaian
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek. Dengan
menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila kriteria penguasaan
kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Daftar cek lebih praktis
digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar.
4) Penilaian Produk
a. Pengertian
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu
produk.
Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk
teknologi seni dan hasil karya, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung,
lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam, teks
pidato/khutbah, puisi, gambar, peta, klipping, sinopsis, dll. Pengembangan produk
meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:
1) Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan,
menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
2) Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik
dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
3) Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan
peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan.
b. Teknik Penilaian Produk
Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.
1) Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan
pada tahap appraisal. Dengan cara holistik, guru menilai hasil produk peserta didik
berdasarkan kesan keseluruhan produk dengan menggunakan kriteria keindahan
dan kegunaan produk tersebut pada skala skor 0 – 10 atau 1 – 100.
2) Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap
semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan. Cara
penilaian analitik, guru menilai hasil produk berdasarkan tahap proses
pengembangan, yaitu mulai dari tahap persiapan, tahap pembuatan, dan tahap
penilaian.
5) Penilaian Proyek
a. Pengertian
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi
sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan
penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman,
kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan
menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
Dalam penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
1) Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola
waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
2) Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap
pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
3) Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap
proyek peserta didik.
b. Teknik Penilaian Proyek
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil
akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu
dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan
laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk
poster. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa
daftar cek ataupun skala penilaian.
6) Penilaian Portofolio
a. Pengertian
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam
satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses
pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik, Penilaian portofolio pada
dasarnya menilai karya-karya siswa secara individu pada satu
periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu priode hasil karya tersebut
dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan peserta didik. Berdasarkan informasi
perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan
kemampuan peserta didik dan terus melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio
dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya,
antara lain: karangan, puisi, surat, komposisi, musik, gambar, foto, catatan
perkembangan pekerjaan dsb.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian
portofolio di Madrasah, antara lain:
1) Karya siswa adalah benar-benar karya peserta didik itu sendiri.
2) Saling percaya antara guru dan peserta didik
3) Kerahasiaan bersama antara guru dan peserta didik
4) Milik bersama (joint ownership) antara peserta didik dan guru
5) Kepuasan
6) Kesesuaian
7) Penilaian proses dan hasil
8) Penilaian dan pembelajaran
b. Teknik Penilaian Portofolio
Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Jelaskan kepada peserta didik bahwa penggunaan portofolio, tidak hanya
merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik yang digunakan oleh guru untuk
penilaian, tetapi digunakan juga oleh peserta didik sendiri. Dengan melihat
portofolionya peserta didik dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, dan
minatnya. Proses ini tidak akan terjadi secara spontan, tetapi membutuhkan waktu
bagi peserta didik untuk belajar meyakini hasil penilaian mereka sendiri.
2) Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel portofolio apa saja yang akan
dibuat.
Portofolio antara peserta didik yang satu dan yang lain bisa sama bisa berbeda.
3) Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap peserta didik dalam satu map atau
folder di rumah masing atau loker masing-masing di Madrasah.
4) Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan peserta
didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.
5) Tentukan kriteria penilaian sampel portofolio dan bobotnya dengan para peserta
didik.
Diskusikan cara penilaian kualitas karya para peserta didik. Contoh, Kriteria
penilaian kemampuan menulis karangan yaitu: penggunaan tata bahasa, pemilihan
kosa kata, kelengkapan gagasan, dan sistematika penulisan. Dengan demikian,
peserta didik mengetahui harapan (standar) guru dan berusaha mencapai standar
tersebut.
6) Minta peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat
membimbing peserta didik, bagaimana cara menilai dengan memberi keterangan
tentang kelebihan dan kekurangan karya tersebut, serta bagaimana cara
memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan pada saat membahas portofolio.
7) Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, maka peserta didik
diberi kesempatan untuk memperbaiki. Namun, antara peserta didik dan guru perlu
dibuat “kontrak” atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan.
8) Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio. Jika perlu, undang
orang tua peserta didik dan diberi penjelasan tentang maksud serta tujuan
portofolio, sehingga orangtua dapat membantu dan memotivasi anaknya.
7) Penilaian Sikap
a. Pengertian
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan
seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai
atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga
terjadinya perilaku atau tindakan yang diinginkan. Secara umum, objek sikap yang perlu
dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut.
1) Sikap terhadap materi pelajaran.
2) Sikap terhadap guru/pengajar.
3) Sikap terhadap proses pembelajaran.
4) Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi
pelajaran.
5) Sikap berhubungan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum yang relevan
dengan mata pelajaran.
b. Teknik Penilaian Sikap
Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik. Teknik-teknik
tersebut
antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi. Teknik-teknik
tersebut secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut.
1) Observasi perilaku
2) Pertanyaan langsung (wawancara)
3) Laporan pribadi
8) Penilaian Diri (self assessment)
a. Pengertian
Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai
dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang
dipelajarinya.
Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif afektif dan
psikomotor. Penilaian konpetensi kognitif di kelas, misalnya: peserta didik diminta untuk
menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikirnya sebagai hasil belajar
dari suatu mata pelajaran tertentu. Penilaian dirinya didasarkan atas kriteria atau acuan
yang telah disiapkan.
Penilaian kompetensi afektif, misalnya, peserta didik dapat diminta untuk membuat
tulisan yang memuat curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu. Selanjutnya,
peserta didik diminta untuk melakukan penilaian berdasarkan kriteria atau acuan yang
telah disiapkan.
Berkaitan dengan penilaian kompetensi psikomotorik, peserta didik dapat diminta untuk
menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya berdasarkan kriteria atau
acuan yang telah disiapkan.
Penggunaan teknik ini dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan
kepribadian seseorang. Keuntungan penggunaan penilaian diri di kelas antara lain:
1) dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberi
kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri;
2) peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika mereka
melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan
kelemahan yang dimilikinya;
3) dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur,
karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian.
b. Teknik Penilaian
Penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif. Oleh karena itu,
penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai
berikut.
1) Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai.
2) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
3) Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda
cek, atau skala penilaian.
4) Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri.
5) Guru mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong peserta didik
supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif.
6) Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil kajian terhadap
sampel hasil penilaian yang diambil secara acak.
Perlu dicatat bahwa tidak ada satu pun alat penilaian yang dapat mengumpulkan
informasi hasil dan kemajuan belajar peserta didik secara lengkap. Penilaian tunggal
tidak cukup untuk memberikan gambaran/informasi tentang kemampuan,
keterampilan, pengetahuan dan sikap seseorang. Lagi pula, interpretasi hasil tes tidak
mutlak dan abadi karena anak terus berkembang sesuai dengan pengalaman belajar
yang dialaminya.

IV. STANDAR PENGELOLAAN


1. Setiap guru bertanggungjawab menyusun silabus setiap mata pelajaran yang diampunya sesuai
dengan Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, dan Panduan Penyusunan KTSP.
2. Setiap guru bertanggungjawab terhadap mutu kegiatan pembelajaran untuk setiap mata
pelajaran yang diampunya dengan cara:
a. merujuk perkembangan metode pembelajaran mutakhir;
b. menggunakan metoda pembelajaran yang bervariasi, inovatif dan tepat untuk mencapai
tujuan pembelajaran;
c. menggunakan fasilitas, peralatan, dan alat bantu yang tersedia secara efektif dan efisien;
d. memperhatikan sifat alamiah kurikulum, kemampuan peserta didik, dan pengalaman
belajar sebelumnya yang bervariasi serta
e. kebutuhan khusus bagi peserta didik dari yang mampu belajar dengan cepat sampai
yang lambat;
f. memperkaya kegiatan pembelajaran melalui lintas kurikulum, hasil-hasil penelitian dan
penerapannya;
g. mengarahkan kepada pendekatan kompetensi agar dapat menghasilkan lulusan yang mudah
beradaptasi, memiliki motivasi,
h. kreatif, mandiri, mempunyai etos kerja yang tinggi, memahami belajar seumur hidup,
dan berpikir logis dalam menyelesaikan masalah.
3. Guru melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai agen pembelajaran yang memotivasi,
memfasilitasi, mendidik, membimbing, dan melatih peserta didik sehingga menjadi manusia
berkualitas dan mampu mengaktualisasikan potensi kemanusiaannya secara optimum;
V. PENILAIAN HASIL BELAJAR PSIKOMOTOR
Penilaian hasil belajar psikomotor atau keterampilan harus mencakup persiapan, proses, dan produk.
Penilaian dapat dilakukan pada saat proses berlangsung yaitu pada waktu peserta didik melakukan
praktik, atau sesudah proses berlangsung dengan cara mengetes peserta didik.
Untuk melakukan pengukuran hasil belajar ranah psikomotor, ada dua hal yang perlu dilakukan oleh
pendidik, yaitu membuat soal dan membuat perangkat/instrumen untuk mengamati unjuk kerja
peserta didik. Soal untuk hasil belajar ranah psikomotor dapat berupa lembar kerja, lembar tugas,
perintah kerja, dan lembar eksperimen. Instrumen untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat
berupa lembar observasi atau portofolio.
Sama halnya dengan soal ranah kognitif, soal untuk penilaian ranah psikomotor juga harus mengacu
pada standar kompetensi yang sudah dijabarkan menjadi kompetensi dasar. Setiap butir standar
kompetensi dijabarkan minimal menjadi 2 kompetensi dasar, setiap butir kompetensi dasar dapat
dijabarkan menjadi 2 indikator atau lebih, dan setiap indikator harus dapat dibuat butir soalnya.
Indikator untuk soal psikomotor dapat mencakup lebih dari satu kata kerja operasional.

VI. PENILAIAN HASIL BELAJAR AFEKTIF


Ada 5 (lima) tipe karakteristik afektif yang penting, yaitu sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral.
1. Sikap
Sikap merupakan suatu kencendrungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka terhadap
suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui cara mengamati dan menirukan sesuatu yang positif,
kemudian melalui penguatan serta menerima informasi verbal. Perubahan sikap dapat diamati
dalam proses pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai, keteguhan, dan konsistensi terhadap
sesuatu.
Penilaian sikap adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap
mata pelajaran, kondisi pembelajaran, pendidik, dan sebagainya.
Sikap peserta didik terhadap mata pelajaran, misalnya bahasa Inggris, harus lebih positif setelah
peserta
didik mengikuti pembelajaran bahasa Inggris dibanding sebelum mengikuti pembelajaran.
Perubahan ini merupakan salah satu indikator keberhasilan pendidik dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Untuk itu pendidik harus membuat rencana pembelajaran termasuk pengalaman
belajar peserta didik yang membuat sikap peserta didik terhadap mata pelajaran menjadi lebih
positif.
2. Minat
Menurut Getzel (1966), minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang
mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan
keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian. Sedangkan menurut kamus besar bahasa
Indonesia (1990: 583), minat atau keinginan adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap
sesuatu. Hal penting pada minat adalah intensitasnya. Secara umum minat termasuk karakteristik
afektif yang memiliki intensitas tinggi.
Penilaian minat dapat digunakan untuk :
a. mengetahui minat peserta didik sehingga mudah untuk pengarahan dalam pembelajaran,
b. mengetahui bakat dan minat peserta didik yang sebenarnya,
c. pertimbangan penjurusan dan pelayanan individual peserta didik,
d. menggambarkan keadaan langsung di lapangan/kelas,
e. mengelompokkan peserta didik yang memiliki minat sama,
f. acuan dalam menilai kemampuan peserta didik secara keseluruhan dan memilih metode
yang tepat dalam penyampaian materi,
g. mengetahui tingkat minat peserta didik terhadap pelajaran yang diberikan pendidik,
h. bahan pertimbangan menentukan program sekolah,
i. meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
3. Konsep Diri
Menurut Smith, konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu terhadap kemampuan dan
kelemahan yang dimiliki. Target, arah, dan intensitas konsep diri pada dasarnya seperti ranah
afektif yang lain. Target konsep diri biasanya orang tetapi bisa juga institusi seperti sekolah.
Arah
konsep diri bisa positif atau negatif, dan intensitasnya bisa dinyatakan dalam suatu daerah
kontinum, yaitu mulai dari rendah sampai tinggi.
Konsep diri ini penting untuk menentukan jenjang karir peserta didik, yaitu dengan mengetahui
kekuatan dan kelemahan diri sendiri, dapat dipilih alternatif karir yang tepat bagi peserta didik.
Selain itu informasi konsep diri
penting bagi sekolah untuk memberikan motivasi belajar peserta didik dengan tepat.
Penilaian konsep diri dapat dilakukan dengan penilaian diri. Kelebihan dari penilaian diri adalah
sebagai berikut.
a. Pendidik mampu mengenal kelebihan dan kekurangan peserta didik.
b. Peserta didik mampu merefleksikan kompetensi yang sudah dicapai.
c. Pernyataan yang dibuat sesuai dengan keinginan penanya.
d. Memberikan motivasi diri dalam hal penilaian kegiatan peserta didik.
e. Peserta didik lebih aktif dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
f. Dapat digunakan untuk acuan menyusun bahan ajar dan mengetahui standar input peserta
didik.
g. Peserta didik dapat mengukur kemampuan untuk mengikuti pembelajaran.
h. Peserta didik dapat mengetahui ketuntasan belajarnya.
i. Melatih kejujuran dan kemandirian peserta didik.
j. Peserta didik mengetahui bagian yang harus diperbaiki.
k. Peserta didik memahami kemampuan dirinya.
l. Pendidik memperoleh masukan objektif tentang daya serap peserta didik.
m. Mempermudah pendidik untuk melaksanakan remedial, hasilnya dapat untuk instropeksi
pembelajaran yang dilakukan.
n. Peserta didik belajar terbuka dengan orang lain.
o. Peserta didik mampu menilai dirinya.
p. Peserta didik dapat mencari materi sendiri.
q. Peserta didik dapat berkomunikasi dengan temannya.
4. Nilai
Nilai menurut Rokeach (1968) merupakan suatu keyakinan tentang perbuatan, tindakan, atau
perilaku yang dianggap baik dan yang dianggap buruk. Selanjutnya dijelaskan bahwa sikap
mengacu pada suatu organisasi sejumlah keyakinan sekitar objek spesifik atau situasi, sedangkan
nilai mengacu pada keyakinan.
Target nilai cenderung menjadi ide, target nilai dapat juga berupa sesuatu seperti sikap dan
perilaku. Arah nilai dapat positif dan dapat negatif. Selanjutnya intensitas nilai dapat dikatakan
tinggi atau rendah tergantung
pada situasi dan nilai yang diacu.
Definisi lain tentang nilai disampaikan oleh Tyler (1973:7), yaitu nilai adalah suatu objek,
aktivitas, atau ide yang dinyatakan oleh individu dalam mengarahkan minat, sikap, dan kepuasan.
Selanjutnya dijelaskan bahwa manusia belajar menilai suatu objek, aktivitas, dan ide sehingga
objek ini menjadi pengatur penting minat, sikap, dan kepuasan.
5. Moral
Moral berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap kebahagiaan orang lain atau
perasaan terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri. Misalnya menipu orang lain,
membohongi orang lain, atau melukai orang lain, baik fisik maupun psikis. Moral juga sering
dikaitkan dengan keyakinan agama seseorang, yaitu keyakinan akan perbuatan yang berdosa dan
berpahala. Jadi moral berkaitan dengan prinsip, nilai, dan keyakinan seseorang.
6. Ranah afektif lain yang penting adalah:
a. Kejujuran: peserta didik harus belajar menghargai kejujuran dalam berinteraksi
dengan orang lain.
b. Integritas: peserta didik harus mengikatkan diri pada kode nilai, misalnya moral dan
artistik. c. Adil: peserta didik harus berpendapat bahwa semua orang mendapat perlakuan
yang sama
dalam memperoleh pendidikan.
d. Kebebasan: peserta didik harus yakin bahwa negara yang demokratis memberi
kebebasan yang bertanggung jawab secara maksimal kepada semua orang.

Pengukuran Ranah Afektif


Menurut Andersen (1980) ada dua metode yang dapat digunakan untuk mengukur ranah afektif,
yaitu metode observasi dan metode laporan diri. Penggunaan metode observasi berdasarkan pada
asumsi bahwa karateristik afektif dapat dilihat dari perilaku atau perbuatan yang ditampilkan
dan/atau reaksi psikologi. Metode laporan diri berasumsi bahwa yang mengetahui keadaan afektif
seseorang adalah dirinya sendiri. Namun hal ini menuntut kejujuran dalam mengungkap karakteristik
afektif diri sendiri.
Menurut Lewin (dalam Andersen, 1980), perilaku seseorang merupakan fungsi dari watak (kognitif,
afektif, dan psikomotor) dan karakteristik lingkungan saat perilaku atau perbuatan ditampilkan. Jadi
tindakan atau perbuatan seseorang ditentukan oleh watak dirinya dan kondisi lingkungan.
Pengembangan Instrumen Penilaian Afektif
Instrumen penilaian afektif meliputi lembar pengamatan sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral.
Ada 11 (sebelas) langkah dalam mengembangkan instrumen penilaian afektif, yaitu:
1. menentukan spesifikasi instrumen
2. menulis instrumen
3. menentukan skala instrumen
4. menentukan pedoman penskoran
5. menelaah instrumen
6. merakit instrumen
7. melakukan ujicoba
8. menganalisis hasil ujicoba
9. memperbaiki instrumen
10. melaksanakan pengukuran
11. menafsirkan hasil pengukuran

Anda mungkin juga menyukai