Anda di halaman 1dari 29

Oleh

ENDANG ADRIYANI,APT MARS:


I. LATAR BELAKANG

A. Pergeseran paradigma
Pergeseran paradigma pelayanan kefarmasian dari
“ product oriented “ ke “ patient oriented “ yang
berazaskan pharmaucetical care dengan tujuan
meningkatkan kualitas hidup pasien
Pendahuluan
Obat adalah “racun“ jika digunakan tidak
sebagaimana mestinya akan membahayakan
bahkan menimbulkan kematian.
Jika digunakan dengan tepat dan benar maka
diharapkan efek positifnya akan maksimal (bisa
menyembuhkan suatu penyakit)
Pelayanan farmasi yang utuh tidak hanya
sekedar mendistribusikan produk obat saja,
tetapi juga harus disertai dengan memberikan
informasi tentang bagaimana seharusnya obat
digunakan secara tepat dan benar, agar
tercapai tujuan yang diinginkan.
B. Medication Error
Kesalahan karena manusia :
Membangun sistem kesehatan yang lebih aman
Sebuah penemuan baru

 Lebih dari 98.000 kematian di akibatkan kesalahan


pengobatan medik di RS di Amerika pertahun

 7.000 kematian tiap tahun berhubungan dengan


kesalahan penangan medik

 Kesalahan pemakaian obat terjadi di masyarakatdan


tidak termonitor

(ASHP 2003)
 medication error pd penderita DM di 2 RS pendidikan
Jan - Des 2002 ( n = 324 )

- Interaksi = 62,62 %
- Overdose = 21,5 %
- Underdose = 46,22 %
- Err freq = 43,22 %
- Err time = 17,75 %
 Prescribing
 Transcribing
 Dispensing
 Administration
Prescribing
Kontraindikasi
Duplikasi
Tidak terbaca
Instruksi tidak jelas
Instruksi tidak lengkap
Penghitungan dosis keliru
Transcribing
Copy error
Dibaca keliru
Ada instruksi yang terlewatkan
Salah signa
Instruksi tidak dikerjakan
Instruksi verbal diterjemahkan salah
Dispensing

Kontraindikasi
Extra dose
Kegagalan mencek instruksi
Sedian obat buruk
Insrtuksi penggunaan obat tidak jelas
Salah menghitung dosis
Salah memberi label
Salah menulis instruksi
Dosis keliru
Pemberian obat diluar instruksi
Instruksi verbal dijalankan keliru
Administration
Administration error
Kontraindikasi
Obat tertinggal disamping bed
Extra dose
Kegagalan mencek instruksi
Tidak mencek identitas pasien
Dosis keliru
Salah menulis instruksi
Patient off unit
Pemberian obat diluar instruksi
Instruksi verbal dijalankan keliru
Tujuan Pengobatan
Tujuan pengobatan adalah untuk mencapai
hasil terapi yang diinginkan sehingga dapat
meningkatkan kualitas hidup pasien dengan
sedapat mungkin meminimalkan risiko
pengobatan.
Penggunaan obat dapat menimbulkan risiko
baik yang telah diketahui sebelumnya maupun
tidak.
Risiko penggobatan dapat berupa reaksi obat
yg tdk diinginkan (Adverrse Drug Reactions)
dan kesalahan obat (Medication errors)
Penggunaan obat dapat menimbul
-kan risiko baik yang telah
diketahui sebelumnya maupun tidak.

Risiko penggobatan dapat berupa:


1.Reaksi obat yg tdk diinginkan
(Adverrse Drug Reactions)
2.Kesalahan obat
(Medication errors)
lanjutan…
Adverse Drug Reaction adalah respon
terhadap suatu obat yang tidak diinginkan
dan dapat berbahaya, yang terjadi pada
pemakaian obat dengan dosis lazim untuk
pengobatan suatu penyakit.

Medication error adalah hal–hal yang dapat


menyebabkan atau mengarah pada
ketidaksesuaian penggunaan obat, ketika obat
masih dalam kontrol tenaga kesehatan,
pasien atau konsumen.
Hal ini dapat dicegah dengan mengontrol
sistem pelayanan yang efektif dengan
melibatkan dokter,tenaga farmasi,perawat,
dan tenaga kesehatan lainnya.
Masalah Dan Sumber Kesalahan
Obat
Multidisipliner, dimana kesalahan obat dapat
dilakukan oleh dokter, tenaga farmasi (Apoteker
dan Asisten Apoteker/Teknisi Farmasi), perawat
baik yang belum berpengalaman maupun sudah
berpengalaman.
Multifactorial, kesalahan obat dapat terjadi akibat
kurangnya pengetahuan, kinerja dibawah standar,
dan kelemahan sistem.

Kesalahan obat dapat mempengaruhi kepercayaan


pasien pada sistem pelayanan kesehatan dan
dapat meningkatkan biaya perawatan pasien.
Faktor–Faktor dalam Mencegah
Kesalahan Obat (1)
Pemilihan obat, saat mengambil obat, saat obat
selesai disiapkan, saat akan diserahkan

Penyimpanan obat
 Jangan menyimpan obat berdasarkan pabrik
 Pisahkan obat yang label kemasannya mirip
 Pisahkan obat yang namanya mirip
 Pisahkan obat & nama sama tetapi kekuatannya berbeda
 Stock opname
Faktor–Faktor Penyebab
Kesalahan Obat (2)
1. Beban tenaga
 Beban kerja yang berlebih dan keletihan
 Semakin banyaknya jenis dan jumlah obat per
-pasien
2. Petugas yang belum berpengalaman
3. Faktor lingkungan (cahaya, kebisingan )
4. Buruknya komunikasi antar tenaga kesehatan
5. Sistim distribusi (sistim unit dosis dapat
meminimalkan kesalahan)
Solusi untuk mencegah dan
mengatasi kesalahan obat

1. Rancang sistem
2. Komunikasi yang baik & benar
3. Meningkatkan pengetahuan
4. Human error
Pemberian informasi obat dapat dilakukan
secara:

1. Pasif : memberikan informasi


hanya jika ditanya
2. Aktif : berinisiatif memberikan
informasi yang diperlukan agar obat
dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Hal-Hal Yang Perlu Diinformasikan
1. Nama obat
2. Indikasi
3. Aturan pakai; dosis, rute (oral/topical) waktu minum obat
(sebelum/sesudah makan, tidak bersamaan dgn obat lain)
4. Cara menggunakan
 Sediaan berbentuk sirup/suspensi harus dikocok
terlebih dahulu
 Antasida harus dikunyah terlebih dahulu
 Tablet sublingual diletakkan dibawah lidah, bukan
ditelan langsung
 Teknik dalam menggunakan obat tetes
mata/telinga/hidung dan suppositoria
5. Cara penyimpanan
6. Kemungkinan terjadi efek samping obat
Berkomunikasi Efektif Dalam
Memberikan Informasi Obat
Komunikasi merupakan cara bagaiman suatu
pesan/informasi disampaikan oleh si pengirim
kepada si penerima.

Komunikasi dikatakan berhasil jika dapat


dipahami oleh si penerima sesuai dengan apa
yang dimaksud oleh si pengirim
Metode Komunikasi
1. Verbal (lisan)
2. Non verbal (gerak tubuh, ekspresi muka,
penampilan)
3. Tertulis.
Sebelum Memberikan Informasi
 Kita harus memeriksa dan memastikan terlebih dahulu
bahwa obat yang akan dijelaskan sudah benar dalam hal
a.l : nama pasien, kekuatan obat, jumlah, etiket/ label.
 Sebaiknya perlu ditanyakan terlebih dahulu apakah
pasien/keluarga sudah mendapat informasi dari dokter
tentang obat–obat yang diberikan, dengan cara
mengajukan 3 pertanyaan yaitu;
a)  Apakah dokter telah menjelaskan tentang kegunaan
obat yang diresepkan?
b)  Apakah dokter telah menjelaskan tentang aturan
pakai obat yang diresepkan ?
c) Apakah dokter telah menjelaskan tentang efek yang
diinginkan dan efek samping obat yang diresepkan
Sebelum Memberikan Informasi
Obat yang sedang dijelaskan ditunjukkan kepada
pasien/keluarga
Obat-obat yang aturan pakainya sama dijelaskan secara
bersamaan
Jika pasien/keluarga meminta informasi lebih rinci dan
diluar batas pengetahuan, maka harus dirujuk ke apoteker
Dalam menyapaikan informasi perlu hati-hati, karena tidak
semua informasi yang kita ketahui bisa disampaikan
secara langsung kepada pasien / keluarga
Informasi tertulis dapat diberikaN kepada pasien
keluarga untuk meningkatkan pemahamam mereka
terhadap informasi lisan yang telah diberikan
Pastikan bahwa pasien/keluarga mengerti apa yang sudah
diinformasikan
a. Pelayanan Informasi Obat
Memberikan informasi, melakukan evaluasi dan
membandingkan obat-obat yang tergolong dalam
satu kelompok farmakologi, membantu para dokter
dalam pemilihan obat yang aman dan efektif.
Bertukar informasi dengan dokter atau apoteker di
RS untuk lebih meningkatkan pengetahuan
tentang cara memberikan informasi mengenai
obat.
Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga
kesehatan melalui telepon, surat atau tatap muka.
Membuat buletin, leaflet dan label obat.
b. Pelayanan Konseling Penderita
Merupakan suatu proses sistematik untuk
mengidentifikasikan dan menyelesaikan masalah
pasien yang berkaitan dengan pengambilan dan
penggunaan obat, diutamakan untuk pasien rawat
jalan, karena pasien bertanggung jawab atas obatnya
sendiri.
c. Monitoring Efek Samping Obat
(MESO)
Laporan Efek Samping Obat (MESO) umumnya
berasal dari ruang perawatan, laporan tersebut
dikirim kepada tim MESO Tim Farmasi Terapi
untuk dianalisis dan dievaluasi.
Laporan efek samping obat umumnya berasal dari
ruang perawatan, laporan tersebut dikirim kepada
tim MESO panitia farmasi dan terapi untuk
diverifikasi, dianalisa dan dievaluasi.
Hasil kegiatan MESO dilaporkan oleh panitia
MESO nasional untuk dilakukan tindak lanjutnya
(berupa regulasi, umpan balik kepada pelapor).
e. Pengkajian Penggunaan Obat
Obat-obat yang perlu dikaji penggunaannya antara
lain obat-obat golongan antibiotika dan golongan
narkotika.
f. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)
Kegiatan EPO diantaranya meliputi evaluasi
terhadap :
Obat-obat yang sering digunakan,
Obat-obat untuk penyakit tertentu
Obat-obat dengan harga mahal
Pengawasan obat-obat atas permintaan
dll

Anda mungkin juga menyukai