NOVRY H. Y. LELET 010711099 LATAR BELAKANG MASALAH Keberadaan dokter sebagai pembuat visum et repertum sering terancam dengan teror pihak korban. Kedudukan Visum Et Repertum sebagai alat bukti dalam perkara pidana dan dokter sebagai saksi ahli tidak jelas kedudukannya (pasal 133 ayat 1 KUHAP) Kedudukan dokter sebagai subyek utama sangatlah riskan menjadi sasaran tuntutan pihak korban tindak pidana atas kegagalan upaya kesehatan dan khususnya kepentingan menemukan kebenaranm materil menurut hukum pidana Perumusan masalah 1. Bagaimanakah tugas profesi dokter dan pembuatan visum et repertum ? 2. Bagaimanakah keberadaan Visum et repertum dan penegakan hukum pidana ? 3. Bagaimanakah kedudukan dokter sebagai saksi ahli menurut peraturan perundang-undangan kesehatan serta KUHAP ? Visum et repertum Istilah tidak disebutkan dalam KUHAP tetapi terdapat dalam Stbl. Tahun 1937 No. 350 tentang Visa Reperta. (Bahasa Latin) Visa : penyaksian atau pengakuan telah melihat sesuatu Reperta: Laporan Visum et Repertum adalah laporan tertulis untuk justisi yang dibuat oleh dokter berdasarkan sumpah, tentang segala hal yang dilihat dan ditemukan pada benda yang diperiksa menurut pengetahuan yang sebaik-baiknya. Visum et Repertum dan Penegakkan Hukum Pidana Sumpah dokter sebagai syarat pembuatan Visum Status kepegawaian dokter Pentingnya visum et repertum dalam perkara pidana Penilaian Hakim tentang kedudukan dokter bukan ahli kedokteran kehakiman tergantung pada cara yang diberikan untuk memberikan keterangan