Oleh :
Kelompok F
VERONIKA (100331400800)
JURUSAN KIMIA
TAHUN 2010
JUDUL : SUHU DAN KALOR
TUJUAN :
PEMBAHASAN
Suhu adalah suatu besaran skalar yang dipengaruhi oleh semua sistem termodinamika
demikian rupa sehingga suhu adalah syarat yang perlu dan cukup untuk keseimbangan
termal. Dalam fisika, suhu dilambangkan dengan T dan satuan SI –nya adalah ⁰C. Alat
yang digunakan untuk mengukur suhu (temperatur), ataupun perubahan suhu adalah
termometer. Istilah termometer berasal dari bahasa latin thermo yang berarti batang dan
meter yang berarti mengukur. Prinsip kerja termometer ad bermacam-macam, yang
paling umum digunakan adalah termometer air raksa
Secara kualitatif, kita dapat mengetahui bahwa suhu adalah sensasi dingin atau
hangatnya sebuah benda yang dirasakan ketika menyentuhnya. Secara kuantitatif, kita
dapat mengetahuinya dengan menggunakan termometer. Suhu dapat diukur dengan
menggunakan termometer yang berisi air raksa atau alkohol.
b. Termometer spring
Menggunakan sebuah coil (pelat pipih) yang terbuat dari logam yang sensitif
terhadap panas, pada ujung spring terdapat pointer.
Bila udara panas, coil (logam) mengembang sehingga pointer bergerak naik,
sedangkan bila udara dingin logam mengkerut pointer bergerak turun. Secara
umum termometer ini paling rendah keakuratannya di banding termometer bulb
dan digital.
Penggunaan termometer spring harus
selalu melindungi pipa kapiler dan
ujung sensor (probe) terhadap
benturan/ gesekan. Selain itu,
pemakaiannya tidak boleh melebihi
suhu skala dan harus diletakkan di
tempat yang tidak terpengaruh
getaran.
d. Termometer elektronik
Mengacu pada SI, satuan suhu adalah Kelvin (K). Skala-skala lain
adalah Celsius, Fahrenheit, dan Reamur.Pada skala Celsius, 0 °C adalah titik dimana air
membeku dan 100 °C adalah titik didih air pada tekanan 1 atmosfer. Skala ini adalah yang
paling sering digunakan di dunia. Skala Celsius juga sama dengan Kelvin sehingga cara
mengubahnya ke Kelvin cukup ditambahkan 273 (atau 273.15 untuk lebih tepatnya).
Skala Fahrenheit adalah skala umum yang dipakai di Amerika Serikat. Suhu air membeku
adalah 32 °F dan titik didih air adalah 212 °F.
Sebagai satuan baku, Kelvin tidak memerlukan tanda derajat dalam penulisannya. Misalnya
cukup ditulis suhu 20 K saja, tidak perlu 20° K.
Cara mudah untuk mengubah dari Celsius, Fahrenheit, dan Reamur adalah dengan mengingat
perbandingan C:F:R = 5:9:4. Caranya, adalah (Skala tujuan)/(Skala awal)xSuhu. Dari Celsius
ke Fahrenheit setelah menggunakan cara itu, ditambahkan 32.
Contoh
Perpindahan kalor adalah kalor berpindah dari suhu tinggi menuju ke suhu rendah secara
induksi, konveksi dan radiasi.
a. perpindahan kalor secara radiasi adalah perpindahan kalor tanpa zat perantara
(medium). Benda yang suhunya sangat tinggi akan memancarkan cahaya dan energi
kalor. Contoh perpindahan kalor secara radisi adalah:
1. sinar matahari sampai di bumi.
Antara matahari dan bumi berupa ruang hampa udara, sehingga kalor dari
matahari sampai ke bumi tanpa melalui zat perantara.
2. disekitar api unggun terasa panas.
Waktu kita mengadakan perkemahan, dimalam hari yang dingin sering
menyalakan api unggun. Saat kita berada di dekat api unggun, badan kita terasa
hangat karena adanya perpindahan kalor dari api unggun ke tubuh kita secara
radiasi. jika antar api unggun dengan kita diletakkan sebuah penyekat atau tabir,
ternyata hangatnya api unggun tidak bisa kita rasakan lagi. Hal ini berarti tidak
ada kalor yang sampai ke tubuh kita ,karena terhalang oleh penyekat itu. Dari
peristiwa api unggun dapat disimpulkan bahwa:
- Dalam peristiwa radiasi, kalor berpindah dari bentuk cahaya, karena cahaya
dapat merambat dalam ruang hampa, maka kalor itu juga dapat merambat
dalam ruang hampa.
- Radiasi kalor dapat dihalangi dengan cara memberikan tabir/penyekat.
b. Konduksi yaitu perpindahan kalor yang tidak disertai perpindahan partikel zat. Kalor
dapat berpindah secara konduksi karena adanya perbedaan dua suhu antara dua titik.
Kalor mengalir dari suhu yang tinggi ke suhu yang rendah. Perpindahan kalor secara
konduksi hanya terjadi pada zat padat. Konduktor yaitu zat yang mudah
menghantarkan kalor. Contoh : aluminium, besi dan lainnya. Isolator yaitu zat yang
sulit menghantarkan kalor, Contoh : kayu, karet, tanah, dan lain-lain.
c. Konveksi yaitu perpindahan kalor disertai perpindahan zat, contoh bila kita memasak
air, seluruh air terasa panas karena partikel air panas mengalir keatas dan partikel air
dingin bergerak turun mengisi ruang yang ditinggalkan air panas. Konveksi dapat
terjadi pada zat cair dan gas, contoh air dipanaskan, asap kebakaran, asap knalpot dan
lain-lain.
Azas Black
Teori Kalorik menyatakan bahwa setiap benda mengandung sejenis zat alir (kalorik yang
tidak dapat dilihat oleh mata manusia. Teori ini diperkenalkan oleh antoine lavoiser. Teori
ini juga menyatakan bahwa benda yang suhunya tinggi mengandung lebih banyak kalor
dari pada benda yang suhunya rendah. Apabila dua benda yang suhunya berbeda dan
dicampur, maka benda yang lebih panas melepas kalor kepada benda yang lebih dingin
sampai suhu keduannya sama. Akhirnya para ilmuwan mengetahui bahwa kalor
sebenarnya adalah salah satu bentuk energi. Maka berlakulah prinsip kekekalan energi
yaitu bahwa semua bentuk energi adalah ekivalen (setara) dan ketika sejumlah energi
hilang, proses selalu disertai dengan munculnya sejumlah energi yang sama dalam bentuk
lainnya. Kekekalan energi pada pertukaran kalor pertama kali ditemukan oleh seorang
ilmuwan inggris Joseph Black dengan pernyataan : Kalor yang dilepaskan oleh air panas (
Q lepas ) sama dengan kalor yang diterima air dingin (Q terima). Secara matematis pernyataan
tersebut ditulis dengan :
(Q lepas ) = (Q terima)
- Banyaknya kalor yang dilepas benda yang lebih panas = banyaknya kalor yang
diterima benda yang lebih dingin.
- Sebuah benda untuk menurunkan ∆T akan melepaskan kalor yang sama besarnya
dengan banyaknya kalor yang dibutuhkan benda itu untuk menaikkan suhunya
sebesar ∆T juga.
4. Apa saja pengaruh pemanasan atau kalor terhadap sifat-sifat dan wujud zat atau
benda?
Kalor adalah salah satu bentuk energi yang mengalir karena adanya perbedaan
suhu dan atau karena adanya suatu usaha pada sistem.
Kalor mempunyai satuan kalori, satu kalori didefinisikan sebagai kalor yang dibutuhkan
oleh 1 gram air untuk menaikkan suhunya 1⁰C. Dalam sistem SI satuan kalor adalah
joule. Satu kalori setara dengan 4,18 joule. Besaran kalor (Q) secara matematis :
Q = C.∆T = m.c.∆T
Terdapat tiga wujud zat, yaitu : padat, cair dan gas. Umumnya semua zat pada suhu dan
tekanan tertentu dapat berubah dari satu wujud ke wujud lain
PADAT
MENCAIR MENYUBLIM
MENGKRISTAL
MEMBEKU
MENGUAP
CAIR GAS
MENGEMBUN
Jumlah kalor yang diperlukan untuk berubah wujud disebut kalor peleburan, besar kalor
peleburan :
Q = m.L
1. Pemuaian zat
Umumnya setiap bahan memuai bila mengalami kenaikan suhu, pemuaian itu sialami
oleh semua bagian bahan tersebut, namun arah pemuaian sangat tergantung pada
bentuk dan ukuran bagian-bagian tersebut.
a. Pemuaian panjang
Menurut hasil percobaan, perubahan panjang (∆L) bahan dipengaruhi oleh
panjang awal bahan (Lₒ) bahan dan perubahan suhu (∆t).
Sehingga disimpulkan :
∆L ≈Lₒ ∆t
Maka ∆L = ᵅ. Lₒ ∆t
Atau L1 = L0 (1+ᵅ.∆t)
b. Pemuaian Luas
Pertambahan luas yang dialami suatu benda luasan (keping tipis) karena
perubahan suhu disebut pemuaian luas, dirumuskan :
∆A = β. A0 . ∆t
A1− A 0=¿β. A0 . ∆t
A1= A 0 (1+ β ∆ t)
c. Pemuaian Ruang
Zat yang berbentuk ruang tertentu, misalnya : kubus, balok atau bola bila
dinaikkan suhunya, ukuran ruang (volume) akan bertambah. Besar perubahan
volume benda :
∆V = γ .V 0 . ∆ t
V 1−V 0 =γ . V 0 . ∆ t
V 1=¿ V 0 (1+ γ . ∆ t)
∆ V =γ . V 0 . ∆ t
1
Nilai koefisien muai volum untuk semua gas, yaitu γ =
273 K
V0∆t
Sehingga : ∆ V =
273 K
a. Berapakah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu sebuah kawat tembaga yang
bermassa 2 kg, dari 20⁰C sampai 80⁰C?
Jawab:
Diketahui: m tembaga = 2kg, c tembaga = 390 J/kg⁰C
T 1= 20⁰C
T 2 = 80⁰C
Q = m.c.∆ t
b. Berapakah tambahan kalor yang diperlukan untuk mengubah 5 kg es batu menjadi air
?
Jawab:
Diketahui : m es = 5kg, L air = 79,5 kkal/kg
Q = mL
Q = 5kg. 79,5 kkal/kg
Q = 397,5 kkal 1kkal = 1000 kalori = 4.186 Joule