Anda di halaman 1dari 36

KATA PENGANTAR

Prosedur Operasional Standar (POS) Perencanaan dan Penganggaran Dana


Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan adalah pedoman tertulis mengenai tatacara
yang dibakukan untuk menyelesaikan kegiatan penyusunan rencana beserta
penentuan anggaran tahunan di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional. POS ini
secara lebih rinci mengatur mekanisme setiap kegiatan dalam siklus perencanaan
tahunan.

Penyusunan POS dimaksudkan untuk memperlancar tugas bagi aparatur perencana


pada setiap unit perencanaan di daerah. Dengan demikian akan terwujud disiplin kerja,
mengetahui hambatan yang terjadi serta menekan sekecil mungkin terjadinya
penyimpangan administrasi, duplikasi pekerjaan, dan berbagai bentuk inefesiensi
pekerjaan.

POS ini diharapkan dapat mengefektifan siklus perencanaan tahunan sehingga


pelaksanaannya tepat sasaran, tepat waktu, efisien, efektif, dan akuntabel. Dalam
rangka menjembatani rangkaian kegiatan tersebut, Sekretariat Jenderal menyusun
Prosedur Operasional Standar (POS) Perencanaan dan Penganggaran Dana
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan yang di dalamnya telah mempertimbangkan
keadilan dan kesetaraan gender.

POS ini disusun untuk: (a) digunakan sebagai acuan bagi unit perencanaan pada
setiap unit kerja dalam menyusun rencana program dan anggaran secara terpadu; (b)
meningkatkan keserasian dalam perencanaan dan penganggaran pendidikan setiap
satuan kerja dan di daerah; (c) mewujudkan dokumen perencanaan dan penganggaran
tahunan yang realistis dan akuntabel; dan (d) memperjelas pembagian peran tanggung
jawab antar unit kerja di daerah.

Disadari bahwa POS ini masih belum sempurna, sehingga diperlukan masukan dari
semua pihak sebagai bahan penyempurnaan. Selain itu perlu disempurnakan
disesuaikan dengan perkembangan pada setiap tahun anggaran.

Jakarta, Maret 2010


Kepala Biro Perencanaan dan KLN,

Dr. R. Agus Sartono, MBA


NIP 196110301 198812 1 001

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Tujuan ....................................................................................................... 1
C. Dasar Hukum.............................................................................................
D. Ruang Lingkup...........................................................................................
E. Daftar Istilah dan Singkatan.......................................................................
F. Aturan Peralihan........................................................................................

TAHAPAN KEGIATAN

I. TAHAN EVALUASI
1. Evaluasi Pelakasanaan Tahun t-1.........................................................
2. Penjabaran urusan bidang pendidikan dalam Dekon dan TP.......................

II. TAHAP PERENCANAAN


3. Identifikasi Penyusunan Target Tahun t+1............................................
4. Penyesuaian NSPK Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.............
5. Perhitungan Kebutuhan Anggaran (masuk no 3 ?).............................
6. Pengalokasian Target Sasaran dan Anggaran Satuan Kerja..............
7. Pendampingan Penyusunan Rancangan Target Tahun t +1................

III. TAHAP PENYELARASAN


8. Pembahasan Rencana Program Dekon dan TP dalam
forum Musrenbangda..........................................................................
9. Koordinasi Penyesuaian Target Tahun t +1 dengan Unit Utama...........
10. Koordinasi Penyerasian Program Pendidikan antar KL......................
11. Penyusunan Rencana Kerja................................................................
12. Pembahasan (Pusat dan Daerah) dalam Musrenbangnas.................
13. Pemantapan Target Dekon dan TP Tahun t-1
(tindak lanjut Musrenbangnas)............................................................
14. Penyusunan RKA-KL Dekon dan TP (Pagu Sementara)....................
15. Penelaahan RKA-KL Dekon dan TP (Tingkat Pusat)..........................

IV. TAHAP PENETAPAN


16. Penetapan Alokasi Anggaran Dekon dan TP......................................

ii
17. Penetapan Pelimpahan Dekon, Penugasan TP, dan Penetapan NSPK
(Permendiknas)
18. Penyusunan SRAA Dekon dan TP oleh Kemkeu................................
19. Penelahaan RKA-KL Berdasarkan SRAA (Tingkat Provinsi)..............
20. Pengesahan DIPA Dekon dan TP oleh Kanwil DJPb..........................
21. Evaluasi Perencanaan Tahun t0..........................................................

PENUTUP .................................................................................................

iii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perencanaan pembangunan merupakan suatu proses untuk memilih dan


menentukan tindakan di masa depan yang tepat, dengan memperhatikan
prioritas serta mengoptimalkan sumber daya yang tersedia. Dengan demikian
proses pembangunan akan menjadi efektif dan efisien guna mencapai
kemakmuran dan kemaslahatan bersama. Perencanaan pembangunan
pendidikan diharapkan mampu menghasilkan rencana pembangunan tahunan
sebagai bagian dari rencana jangka menengah dan jangka panjang yang
sinergi antara pusat dan daerah. Berkaitan dengan itu, pemerintah telah
menata Perencanaan dan Penganggaran pembangunan nasional
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional.

Perubahan mendasar juga terjadi pada penganggaran sebagaimana


diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan
Negara yang meliputi tiga aspek penting yaitu: (1) penerapan pendekatan
pengganggaran dengan perspektif jangka menengah, memberikan kerangka
yang menyeluruh dan meningkatkan keterkaitan antara proses perencanaan
dan penganggaran; (2) penerapan penganggaran secara terpadu, memuat
semua kegiatan dalam APBN yang disusun secara terpadu dengan
mengintegrasikan anggaran belanja rutin dan pembangunan; (3) penerapan
anggaran berdasarkan kinerja, dengan memperjelas tujuan dan indikator
sebagai bagian dari pengembangan sistem penganggaran berbasis kinerja
akan mendukung perbaikan efisiensi dan efektivitas dalam memanfaatkan
sumber daya dan memperkuat proses pengambilan keputusan tentang
kebijakan dalam kerangka jangka menengah.

Berkaitan dengan reformasi di bidang perencanaan dan penganggaran, para


perencana pada tingkat satuan kerja menetapkan kebijakan, program,
kegiatan, sasaran, dan anggaran. Langkah tersebut merupakan siklus
tahunan dalam upaya agar pelaksanaannya tepat sasaran, tepat waktu,
efisien, efektif, dan akuntabel.

B. Tujuan

1
Prosedur Operasional Standar (POS) Perencanaan dan Penganggaran
disusun dengan tujuan untuk membakukan prosedur Perencanaan dan
Penganggaran yang memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender,
sehingga terwujud kejelasan tentang siapa mengerjakan apa, kapan, dan
bagaimana cara melaksanakannya. Selain itu POS ini dimaksudkan untuk:
a. Menjadi acuan bagi unit perencanaan pada setiap satuan kerja dalam
menyusun rencana program dan anggaran secara terpadu.
b. Meningkatkan keserasian dalam Perencanaan dan Penganggaran
pendidikan setiap unit kerja di daerah.
c. Mewujudkan dokumen Perencanaan Program dan Penganggaran tahunan
yang realistis dan akuntabel.
d. Memperjelas pembagian peran tanggung jawab antar unit kerja.

C. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;


2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Perencanaan dan
Penganggaran Pembangunan Nasional (SPPN);
3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Penddikan
Nasional;
4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 - 2025;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja
Pemerintah (RKP);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi,
dan Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota;
9. Perpres Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2004-2009;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan dan Tugas Pembantuan;
11. Inpres Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender Dalam
Pembangunan;
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 84 Tahun 2008 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender Bidang Pendidikan;
13. Permendiknas Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Strategis
Kemdiknas 2010-2014.

2
D. Ruang Lingkup

Prosedur Operasional Standar Perencanaan dan Penganggaran Dana


Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuanini meliputi:
1. Pembagian tugas dan wewenang unit kerja pusat dan daerah (siapa,
mengerjakan apa, kapan, dan bagaimana).
2. Bagan/Alur Penyusunan Program dan Penganggaran.
3. Instrumen/format yang digunakan.

E. Daftar Istilah dan Singkatan


1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, yang selanjutnya disingkat
APBN, adalah ketersedian anggaran belanja pemerintahan pusat yang
disetujui oleh DPR.
2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan, yang selanjutnya
disingkat APBN-P adalah anggaran perubahan baik yang mengalami
kenaikan, penurunan, maupun pergeseran yang dikeluarkan oleh
Kementerian Keuangan dengan persetujuan DPR
3. Anggaran Belanja Pemerintah Pusat, yang selanjutnya disingkat ABPP
adalah anggaran yang dialokasikan pada Kementerian/Lembaga.
4. Bagan Akun Standar, yang selanjutnya disingkat BAS adalah daftar
perkiraan buku besar yang ditetapkan dan disusun secara sistematis untuk
memudahkan perencanaan dan pelaksanaan anggaran, serta pembukuan
dan pelaporan keuangan pemerintah.
5. Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri adalah unit kerja eselon II
yang menangani fungsi koordinasi, sinkronisasi, dan konsolidasi
perencanaan kementerian.
6. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran, yang selanjutnya disingkat DIPA,
adalah suatu dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh
Menteri/Pimpinan Lembaga serta disahkan oleh Menteri Keuangan
berfungsi sebagai dokumen pelaksanaan pembiayaan kegiatan serta
dokumen pendukung kegiatan akuntansi pemerintah.
7. Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal
dari APBN Kementerian yang dilaksanakan oleh Gubernur sebagai wakil
pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam
rangka pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, dan tidak
termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah.
8. Dana Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal dari APBN yang
dilaksanakan oleh Kabupaten yang mencakup semua penerimaan dan
pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Tugas Pembantuan.
9. Hibah adalah penerimaan negara/daerah yang berasal dari negara asing,
badan/lembaga asing, badan/lembaga internasional, pemerintah, badan/

3
lembaga dalam negeri atau perorangan, baik dalam bentuk devisa, rupiah
maupun barang dan/atau jasa, termasuk tenaga ahli dan pelatihan yang
tidak perlu dibayar kembali.
10. Kesetaraan gender adalah kesamaan untuk memperoleh kesempatan dan
hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi
dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan
keamanan, dan kesetaraan dalam menikmati hasil pembangunan.
11. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satuan kerja
setingkat unit eselon II yang terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan
sumber daya baik yang berupa personil (sumber daya manusia), barang
modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, dan/atau kombinasi dari
beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan
(input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.
12. Kementerian Negara adalah organisasi dalam pemerintahan yang dipimpin
oleh menteri untuk melaksanakan tugas pemerintahan dalam bidang
tertentu.
13. Kementerian Perencanaan adalah Kementerian Negara/Lembaga yang
dipimpin oleh menteri yang bertanggung jawab di bidang perencanaan
pembangunan nasional.
14. Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah, yang selanjutnya disingkat
KPJM adalah pendekatan penganggaran berdasarkan kebijakan dalam
perspektif prakiraan maju lebih dari satu tahun anggaran, dengan
mempertimbangkan implikasi biaya keputusan yang bersangkutan pada
tahun berikutnya.
15. Kuasa Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disingkat KPA adalah
Kepala Kantor Satuan Kerja yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan
Nasional selaku Pengguna Anggaran.
16. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah, yang selanjutnya
disingkat Musrenbangda adalah forum untuk merumuskan kebijakan,
program, dan kegiatan pada tingkat daerah.
17. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pusat, yang selanjutnya
disingkat Musrenbangpus adalah forum koordinasi untuk merumuskan
kebijakan, program, dan kegiatan pada tingkat kementerian/lembaga.
18. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional, yang selanjutnya
disingkat Musrenbangnas adalah forum koordinasi dan konsolidasi
perencanaan antara rencana kerja kementerian/lembaga dengan UP-
SKPD.
19. Norma Standar Prosedur dan Kriteria yang selanjutnya disingkat NSPK,
dapat berbentuk pedoman atau petunjuk pelaksanaan perencanaan,
strategi pencapaian target dan sasaran kegiatan, tehnik pemantauan dan
evaluasi, strategi pembinaan dan pengawasan, serta bentuk pelaporan

4
20. Prosedur Operasional Standar, yang selanjutnya disebut POS
Perencanaan dan Penganggaran adalah suatu proses yang melibatkan
unit perencana dalam menentukan tindakan masa depan yang tepat,
kegiatan dan keluaran yang jelas melalui urutan pilihan dengan
memperhatikan sumber daya yang tersedia.
21. Pagu Indikatif merupakan ancar-ancar anggaran yang diberikan kepada
Kementerian Negara/Lembaga perprogram melalui Surat Edaran Bersama
(SEB) Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan
sebagai acuan dalam penyusunan rencana kerja Kementerian
Negara/Lembaga.
22. Pagu Sementara merupakan pagu anggaran yang didasarkan atas
kebijakan umum dan prioritas anggaran hasil pembahasan Pemerintah
dengan DPR yang dikeluarkan melalui Surat Edaran (SE) Menteri
Keuangan sebagai acuan dalam penyusunan RKA-KL.
23. Pagu Definitif adalah anggaran yang ditetapkan berdasarkan hasil
pembahasan Rencana Kerja Pemerintah untuk setiap kementerian
negara/lembaga antara DPR dengan Pemerintah. Pagu definitif
dikeluarkan melalui Surat Edaran (SE) Menteri Keuangan sebagai acuan
dalam penyusunan RKAKL dan DIPA.
24. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK, adalah
seseorang yang ditunjuk untuk atas nama kuasa pengguna
anggaran/pengguna barang, dalam pengelolaan Administrasi keuangan
dan barang, atau yang bertindak untuk pengadaan Barang dan jasa
kantor/Satkernya sehingga menyebabkan anggaran keluar dari kasnya.
25. Penganggaran Terpadu (unified budgeting) adalah penyusunan rencana
keuangan tahunan yang dilakukan secara terintegrasi untuk seluruh jenis
belanja guna melaksanakan kegiatan pemerintahan yang didasarkan
pada prinsip pencapaian efisiensi alokasi dana.
26. Prakiraan Maju (forward estimate) adalah perhitungan kebutuhan dana
untuk tahun anggaran berikutnya dari tahun yang direncanakan guna
memastikan kesinambungan program dan kegiatan yang telah disetujui
dan menjadi dasar penyusunan anggaran tahun berikutnya.
27. Program adalah penjabaran kebijakan Kementerian Negara/Lembaga
dalam bentuk upaya yang berisi satu atau beberapa kegiatan dengan
menggunakan sumber daya yang disediakan untuk mencapai hasil yang
terukur sesuai dengan misi Kementerian Negara/Lembaga.
28. Revisi Rincian ABPP adalah perubahan/pergeseran rincian anggaran
menurut alokasi Satuan Anggaran Per Satuan Kerja (SAPSK)
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden tentang Rincian
Anggaran Belanja Pemerintah Pusat.
29. Revisi DIPA adalah perubahan dan/atau pergeseran rincian anggaran
dalam DIPA.

5
30. Rencana Kerja Pemerintah, yang selanjutnya disingkat RKP adalah
dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun. RKP merupakan
penjabaran dari RPJMN yang memuat rancangan kerangka ekonomi
makro antara lain kebijakan fiskal dan moneter, prioritas pembangunan,
rencana kerja dan pendanaannya.
31. Rencana Kerja Kementerian Negara/Lembaga, yang selanjutnya disingkat
Renja-KL adalah Dokumen Perencanaan dan Penganggaran yang
memuat besaran kegiatan dan sasaran untuk periode 1 (satu) tahun, yang
memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender.
32. Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat, yang selanjutnya disebut
RABPP adalah rincian anggaran menurut fungsi, program, kegiatan , dan
jenis pengeluaran.
33. Rencana Kerja Pemerintah Daerah, yang selanjutnya disingkat RKPD
adalah Dokumen Perencanaan Daerah untuk periode 1 (satu) tahun.
34. Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga, yang selanjutnya
disingkat RKA-KL adalah dokumen Perencanaan dan Penganggaran yang
berisi program, kegiatan, sasaran, dan anggaran yang merupakan
penjabaran dari rencana kerja pemerintah dan rencana strategis
Kementerian dalam satu tahun anggaran.
35. Rancangan Bahan Nota Keuangan, yang selanjutnya disingkat RBNK
adalah dokumen rencana dan anggaran tahunan Kementerian yang
disusun berdasarkan pagu sementara yang menggambarkan jabaran
rencana kegiatan yang selanjutnya menjadi bahan masukan penyusunan
nota keuangan.
36. Satuan Anggaran PerSatuan Kerja, yang selanjutnya disingkat SAPSK,
adalah anggaran setiap satuan kerja menurut Mata Anggaran Kegiatan
(MAK) dan jenis belanja.
37. Surat Rincian Alokasi Anggaran, yang selanjutnya disebut SRAA adalah
rincian anggaran seluruh satuan kerja yang ada di daerah perMAK dan
perjenis belanja.
38. Standar Biaya Khusus, yang selanjutnya disingkat SBK adalah dokumen
yang digunakan sebagai dasar perhitungan satuan anggaran dalam
menyusun standar kegiatan .
39. Standar Biaya Umum, yang selanjutnya disingkat SBU adalah dokumen
yang digunakan sebagai dasar perhitungan satuan harga.
40. Satuan Kerja (Satker) adalah Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna
Barang yang merupakan bagian dari suatu unit organisasi pada
Kementerian Negara/Lembaga yang melaksanakan satu atau beberapa
kegiatan dari suatu program.
41. Satuan kerja perangkat daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah
satuan kerja perangkat daerah yang bertanggungjawab terhadap

6
pelaksanaan tugas pemerintahan di bidang tertentu di daerah propinsi,
kabupaten, atau kota
42. Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah Pusat kepada
Pemerintah daerah dan/atau desa atau sebutan lain dengan kewajiban
melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada yang
menugaskan.
43. t-1 = adalah perencanaan satu tahun yang lalu.
44. t0 = adalah perencanaan yang sedang berjalan.
45. t+1 = adalah perencanaan satu tahun yang akan datang.
46. Usulan Pendanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya
disingkat UP-SKPD adalah usulan pendanaan kegiatan prioritas provinsi
untuk satu tahun anggaran.
47. Unit perencanaan adalah unit kerja yang menangani perencanaan program
dan penganggaran di unit utama, di SKPD pendidikan provinsi, SKPD
pendidikan kabupaten, SKPD pendidikan kota, PTN, dan Kopertis.

F. Aturan Peralihan

1. Prosedur Operasional Standar (POS) Perencanaan


dan Penganggaran Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuanini
mengatur tentang Perencanaan dan Penganggaran di lingkungan
Kementerian yang wajib diikuti oleh setiap unit kerja perencanaan baik di
pusat maupun di daerah.
2. Apabila dalam POS ini masih terdapat hal-hal yang
belum sesuai atau belum tertampung, akan dilakukan penyempurnaan
sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan Perencanaan dan
Penganggaran pendidikan.

7
PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS)
PROGRAM DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN

I. TAHAP EVALUASI

1. Evaluasi Pelaksanaan Tahun t-1

a. Deskripsi kegiatan
Kegiatan evaluasi pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
tahun t-1 yang dilakukan oleh SKPD Bidang Pendidikan, membahas
pelaksanaan program dan kegiatan tahun t -1, penyusunan strategi
pelaksanaan program dan kegiatan tahun t 0 dalam rangka menyusun arah
program dan kebijakan tahun t+1.

b. Tujuan
1) Mengukur ketercapaian kinerja pada tahun t -1 dan mengidentifikasi
permasalahan dalam pelaksanaan program dan kegiatan tahun t -1;
2) Menetapkan strategi pelaksanaan program dan kegiatan tahun t 0.

c. Bahan (dokumen) yang diperlukan


1) Renstra SKPD (Provinsi, Kabupaten, dan Kota).
2) RKP Daerah Tahun t0.
3) Hasil Pelaksanaan Program Tahun t-1.
4) Program dan Kegiatan Tahun t0.
5) Data Pendukung

d. Waktu pelaksanaan
Bulan Januari

e. Tahapan kegiatan
1) Persiapan
a) Kepala Unit Perencanaan SKPD pendidikan menyusun Agenda
Rakor Evaluasi Kinerja SKPD tahun t -1 dan strategi pelaksanaan
program dan kegiatan SKPD tahun t 0, serta arah kebijakan dan
rancangan program dan kegiatan SKPD tahun t +1.
b) Kepala Unit Perencanaan SKPD pendidikan mengkoordinasikan
substansi Rakor.

8
2) Pelaksanaan
a) Kepala Unit Perencanaan memaparkan laporan kinerja tahun t -1,
strategi pelaksanaan program dan kegiatan tahun t 0, serta arah
kebijakan pelaksanaan dan rancangan program dan kegiatan tahun
t+1 kepada Kepala Dinas;
b) Sekretaris Dinas atau Kepala Unit Perencana memaparkan evaluasi
perencanaan tahun t0 kepada Kepala Dinas;
c) Kepala Dinas mengevaluasi laporan kinerja Sekretaris Dinas atau
Kepala Unit Perencana tahun t-1, dan memberikan arah kebijakan
tahun t0 dan rancangan program dan kegiatan tahun t +1.

f. Keluaran
Laporan Hasil Evaluasi pelaksanaan program Dekonsentrasi dan Tugas
PembantuanTahun t-1 yang memuat:
a) Capaian fisik dan keuangan setiap kegiatan
b) Permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan;
c) Rumusan untuk bahan rekomendasi kebijakan;

Keluaran kegiatan ini digunakan sebagai bahan Musrenbangda Provinsi,


Bahan Penetapan Kebijakan Pendidikan Daerah, Rembuk Nasional
Pendidikan, dan Musrenbangnas.

2. Penjabaran Urusan Bidang Pendidikan

a. Deskripsi kegiatan
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka menjabarkan pembagian urusan bidang
pendidikan ke dalam target sasaran dekonsentrasi dan tugas pembantuan
tahun t+1.

b. Tujuan
Mempertegas pembagian urusan bidang pendidikan antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah serta target pembangunan pendidikan tahun
t+1

c. Bahan (dokumen) yang diperlukan


1. Hasil Evaluasi tahun t-1
2. Renstra Kementerian
3. Rekomendasi Kebijakan
4. Renstra SKPD
5. Hasil Musenbangda Kabupaten, Kota dan Provinsi
6. Data Pendukung

9
b. Waktu pelaksanaan: Februari

c. Tahapan kegiatan
1) Persiapan
Menyusun agenda dan bahan-bahan yang relevan

2) Pelaksanaan
Menelaah pembangian urusan pusat dan daerah serta target
pembangunan pendidikan tahun t+1

d. Keluaran
Rekomendasi kegiatan berdasarkan pembagian urusan serta target dekon
dan TP tahun t+1

II. TAHAP PENYUSUNAN PROGRAM

3. Identifikasi Kegiatan dan Penyusunan Target Tahun t +1

4. Penyesuaian NSPK Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

a. Deskripsi
Kegiatan ini menyesuaikan rumusan NSPK yang wajib dipedomani oleh
unsur pelaksana dekonsentrasi dan tugas pembantuan pada SKPD dalam
melaksanakan kegiatan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan secara
efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.

b. Tujuan
Mengevaluasi dan merumuskan NSPK untuk meningkatkan efisiensi dan
efektifitas pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.

c. Bahan yang diperlukan


1. NSPK t0
2. Laporan Evaluasi Renja t-1
3. PP No. 7 Tahun 2008
4. RKP tahun t+1
5. Renja Kementerian
6. Data Pendukung

d. Waktu Pelaksanaan: Maret s.d. November

e. Tahapan Kegiatan

10
1) Persiapan
a) Sekretaris Jenderal mengkoordinasikan Unit Utama untuk
melakukan penyempurnaan terhadap NSPK kegiatan Dekon dan TP
berdasarkan hasil evaluasi Renja t-1
b) Sekretaris Unit Utama menkoordinasikan Unit Kerja untuk
melakukan kajian kegiatan Dekon maupun TP masing-masing.

2) Pelaksanaan
a) Setjen (Biro Perencanaan dan KLN) bersama dengan
Sekretaris Unit Utama membahas hasil kajian NSPK kegiatan
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;

f. Keluaran
NSPK kegiatan Dekon dan TP untuk tahun t +1.

5. Perhitungan Kebutuhan Anggaran

a. Diskripsi Kegiatan
Kegiatan ini menyiapkan dasar-dasar perhitungan kebutuhan anggaran
dekonsentrasi dan tugas pembantuan (TP) tahun t +1 bidang pendidikan oleh
unit utama, sebagai bahan usulan kepada Bapenas dan Kementerian
Keuangan.

b. Tujuan
Menyiapkan bahan usulan kegiatan dan anggaran dekonsentrasi dan TP
bidang pendidikan setiap provinsi, kabupaten, dan kota.

c. Bahan (Dokumen yang diperlukan)


1) Usulan Standar Biaya Khusus (SBK) tahun t+1
2) Kebijakan pendidikan nasional tahun t0
3) RKP Bidang Pendidikan
4) Usulan SKPD Pendidikan

d. Waktu pelaksanaan: Maret

e. Tahapan kegiatan
a. Persiapan
a) Unit teknis tekait menyusun rancangan alokasi anggaran berdasar
pagu indikatif.
b) Unit teknis terkait melakukan sosialisasi rancangan alokasi anggaran
yang dikoordinir oleh Sekretariat Jenderal

11
b. Pelaksanaan
a) Unit teknis melakukan penyusunan rencana kerja sesuai dengan
Renstra, RKP, kegiatan prioritas, dan pagu indikatif;
b) Unit teknis melakukan pemantapan terhadap optimalisasi pagu
indikatif dan penjabaran pagu kegiatan dekonsentrasi dan TP dengan
kegiatan dan volume sasaran prioritas, serta masukan bahan RKP.

f. Keluaran
Usulan kebutuhan anggaran Dekon dan TP tahun t +1

6. Pengalokasian Target Sasaran dan Anggaran

a. Deskripsi Kegiatan
Kegiatan ini mempersiapkan alokasi anggaran dekonsentrasi ke setiap
Provinsi dan alokasi anggaran tugas pembantuan ke setiap Kabupaten dan
Kota untuk tahun t+1.

b. Tujuan
Menghitung kebutuhan anggaran dekonsentrasi ke setiap Provinsi dan
alokasi anggaran tugas pembantuan ke setiap Kabupaten dan Kota untuk
tahun t+1.

c. Bahan (dokumen) yang diperlukan


1) Usulan kebutuhan anggaran Dekon dan TP tahun t +1
2) Renstra Kemdiknas
3) RKT tahun t+1

d. Waktu Pelaksanaan: Maret

e. Tahapan Kegiatan
1) Persiapan
a) Setjen (Biro PKLN) menyusun Rancangan Alokasi Anggaran per
Program per Unit Utama berdasarkan SEB;
b) Unit Utama memberikan masukan bahan Rancangan Rencana dan
program per provinsi.
2) Pelaksanaan
a) Setjen (Biro PKLN) dengan sekretaris unit utama mengalokasikan
target dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan perprovinsi tahun
t+1
b) Memverifikasi kesesuaian rencana dan program dengan target RKP
dan Renstra Kemdiknas.

12
c) Setjen (Biro PKLN) dengan sekretaris Unit Utama mengalokasikan
target program, kegiatan, sasaran, dan anggaran Dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan.

f. Keluaran
Alokasi anggaran Dekonsentrasi setiap Provinsi dan alokasi anggaran Tugas
Pembantuan setiap Kabupaten dan Kota tahun t +1

7. Pendampingan Penyusunan Rancangan Target Tahun t+1 dengan Daerah

a. Deskripsi Kegiatan
Forum ini merupakan kegiatan pendampingan pada SKPD untuk melakukan
kajian penyusunan rencana dan program Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan Tahun t+1.

b. Tujuan
Mendampingi SKPD dalam rangka menyiapkan usulan rencana dan program
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Tahun t+1

c. Bahan (dokumen yang diperlukan)


1) Renstra Kementerian
2) Renstra SKPD
3) Rancangan kegiatan prioritas
4) Data pendukung lainnya

d. Waktu Pelaksanaan : Maret

e. Tahapan Kegiatan
1) Persiapan
a) Pusat
(1). Setjen (Biro Perencanaan dan KLN) mengkoordinasikan kegiatan
untuk menyampaikan rancangan Target Tahun t +1;
(2). Unit Utama memberikan masukan bahan rancangan rencana dan
program per provinsi, kabupaten dan kota

b) Daerah
(1). Sekretaris Dinas Pendidikan mengadakan rapat koordinasi untuk
mempersiapkan bahan rancangan kegiatan, sasaran, dan perkiraan
alokasi anggaran tahun t+1
(2). Sekretaris Dinas Pendidikan menyusun data base profil pendidikan
tahun terakhir sebagai masukan bahan rancangan rencana dan
program per Provinsi, Kabupaten, dan Kota.

13
2) Pelaksanaan
a) Setjen (Biro Perencanaan dan KLN) bersama dengan Sekretaris Unit
Utama dan Daerah menjelaskan kepada Satker Daerah tentang:
kebijakan tahun t+1; rancangan program dan kegiatan Dana
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan per Provinsi, Kabupaten, dan
Kota;
b) Setjen (Biro Perencanaan dan KLN) memfasilitasi penyusunan usulan
program, kegiatan dan sasaran Dekon dan TP yang mengacu kepada
Kemdiknas Tahun 2010-2014.

f. Keluaran
Rancangan program dan kegiatan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
Tahun t+1
III. TAHAP PENYELARASAN

8. Musrenbang Daerah

a. Deskripsi
Forum ini merupakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Tingkat
Daerah (Musrenbangda) yang dikoordinasikan oleh Bappeda, sebagai forum
penyampaian informasi dan pengambilan kesepakatan program prioritas
daerah tahun t+1 yang didanai melalui APBN dan APBD.

b. Tujuan
Menyusun dan menyepakati program prioritas daerah tahun t+1 yang
didanai melalui APBN dan APBD.

c. Bahan yang diperlukan:


1) Rancangan Awal RKPD
2) Renja Kementerian untuk alokasi daerah
3) Rancangan kegiatan, sasaran dan anggaran (UPT, Dekon, dan TP)
Provinsi
4) UP-SKPD bidang pendidikan
5) Data pendukung.

d. Waktu pelaksanaan: Maret-April

e. Tahapan Kegiatan
1) Persiapan
a) Bappeda mengkoordinasikan persiapan substansi Musrenbangda

14
b) Dinas Pendidikan Provinsi dan UP-SKPD bidang pendidikan
menyiapkan substansi Musrenbangda
2) Pelaksanaan
a) Gubernur, Kepala Bappeda, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi dan
pimpinan UP-SKPD mengikuti Sidang Pleno
b) Kepala Dinas Pendidikan Provinsi dan UP-SKPD mengikuti sidang
Komisi tentang pembahasan program daerah
c) Kepala Dinas Pendidikan Provinsi menghimpun dan mencatat
program dan kegiatan yang berkaitan dengan fungsi pendidikan yang
diselenggarakan oleh KL lain.
d) Kepala Dinas Pendidikan Provinsi menindaklanjuti hasil
Musrenbangda untuk menyelaraskan RKA daerah dengan kegiatan
yang berkaitan dengan fungsi pendidikan yang diselenggarakan oleh
KL lain.
e) Bappeda melaporkan hasil Musrenbangda kepada Gubernur dan
Kepala Bappenas

f. Keluaran
Himpunan program prioritas daerah yang berkaitan dengan fungsi
pendidikan sebagai bahan Musrenbangnas.

9. Koordinasi Penyusunan Target Tahun t+1 dengan Unit Utama

a. Deskripsi
Kegiatan ini merumuskan rencana kerja unit utama pada tahun t +1 yang
memuat usulan program, kegiatan, sasaran dan perkiraan anggaran pusat
dan daerah termasuk Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.

b. Tujuan
Mempersiapkan target tahun t+1 pusat dan daerah

c. Bahan (Dokumen yang diperlukan)


1) RKT tahun t+1
2) Rancangan Awal RKP
3) Petunjuk Penyusunan Renja- KL
4) SEB Pagu Indikatif dan Kegiatan Prioritas

d. Waktu Pelaksanaan : April

e. Tahap Kegiatan
1) Persiapan

15
a) Kemdiknas menerima Surat Edaran Bersama (SEB) Kementerian
Keuangan dan Bappenas tentang Pagu Indikatif;
b) Setjen (Biro PKLN) melakukan Sosialisasi Rancangan Alokasi
Anggaran per Program per Unit Utama berdasarkan SEB
c) Setjen (Biro PKLN) mempersiapkan bahan Rapim dengan agenda
memantapkan kegiatan dan volume sasaran prioritas, masukan
bahan RKP, optimalisasi pagu indikatif.

2) Pelaksanaan
a) Unit Utama melakukan penyusunan target tahun t +1 sesuai dengan
Renstra, RKP, kegiatan prioritas dan Pagu Indikatif;
b) Sesjen memaparkan SEB tentang Pagu Indikatif dan Kegiatan
Prioritas RKP, hasil penyesuaian target tahun t +1 dengan Unit Utama,
dan Rancangan Alokasi Anggaran per program per Unit Utama
kepada Menteri pada Rapim tersebut;
c) Menteri memberikan tanggapan dan arahan kepada semua Eselon I
dan Eselon II tentang program dan kegiatan prioritas yang diusulkan
oleh unit utama;
d) Setjen (Biro PKLN) menyusun laporan Rapim

f. Keluaran
Renja Kementerian Pendidikan Nasional Tahun t +1

10. Koordinasi Penyerasian Program Pendidikan antar K/L

a. Deskripsi Kegiatan
Merupakan forum penyampaian informasi mengenai program Prioritas
Nasional Kemdiknas tahun t+1 termasuk distribusi dana Dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan.
b. Tujuan
Menyepakati rancangan program, kegiatan, sasaran dan perkiraan alokasi
anggaran per program dan per provinsi/kabupaten/kota tahun t +1 sebagai
bahan penyempurnaan Rancangan Awal RKP.

c. Bahan (Dokumen) yang diperlukan


1) SEB Pagu Indikatif
2) Rancangan Awal RKP;
3) Renja Kementerian Tahun t+1.

d. Waktu Pelaksanaan: April

16
e. Tahap Kegiatan
1) Persiapan
a) Setjen (Biro Perencanaan dan KLN) menyusun agenda pertemuan
antara Kementerian Negara PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan
dan Kementerian Pendidikan
b) Setjen (Biro Perencanaan dan KLN) bersama Unit Utama
menyiapkan substansi

2) Pelaksanaan
a) Setjen (Biro Perencanaan dan KLN) menyampaikan program,
kegiatan, sasaran, dan perkiraan alokasi anggaran tahun t +1;
b) Setjen (Biro Perencanaan dan KLN) memperhatikan program,
kegiatan, sasaran dari KL lain yang menyelenggarakan pendidikan.

f. Keluaran
Dokumen kegiatan prioritas, sasaran dan anggaran tahun t +1 kementerian
yang telah disesuaikan.

11. Penyusunan Rencana Kerja Tahun t+1 Pusat dan Daerah

a. Deskripsi kegiatan
Rencana kerja tahun t+1 disusun secara berjenjang oleh Eselon II dan I di
lingkungan Kementerian (Pusat dan Daerah), dan SKPD bidang pendidikan
provinsi. Setiap unit kerja merancang program, kegiatan , sasaran dan
perkiraan anggaran pada tahun t+1, disertai dengan indikator kinerja.

b. Tujuan
Mempersiapkan bahan rencana program, kegiatan , sasaran, dan perkiraan
anggaran yang mencakup Prioritas Nasional (PN), Prioritas Bidang (PB),
Prioritas Kementrian/ Lembaga (KL), Penunjang Lainnya (PL), dan
pemanfaatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tahun t+1.

c. Bahan (dokumen) yang diperlukan:


1) Pusat
a) Kebijakan Pendidikan Nasional Tahun t0;
b) Usulan Rancangan Kebijakan Nasional Tahun t+1;
c) RKP Bidang Pendidikan;
d) Rancangan Program, Kegiatan , dan Sasaran Tahun t +1
e) Renstra Kementerian.

2) Daerah

17
a) Kebijakan Pendidikan Daerah Tahun t0;
b) Usulan Rancangan Kebijakan Daerah Tahun t+1;
c) Rancangan Program, Kegiatan , dan Sasaran Tahun t+1;
d) Jabaran Indikator Kinerja Kegiatan Renstra Kementerian pada tingkat
daerah.

d. Waktu pelaksanaan: Februari

e. Tahapan kegiatan
1) Persiapan
a) Pusat
(1). Setjen (Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri) menyusun
agenda rapat penyusunan RKT Kementerian Tahun t+1.
(2). Setjen (Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri)
mengadakan rapat koordinasi penyusunan RKT Kementerian
Tahun t+1.

b) Daerah
a) Kepala Unit Perencanaan atau Sekretaris Dinas menyusun
agenda rapat penyusunan RKT Daerah Tahun t+1.
b) Kepala Unit Perencanaan atau Sekretaris Dinas mengadakan
rapat koordinasi penyusunan RKT Daerah Tahun t+1.

2) Pelaksanaan
a) Pusat
(1). Unit Utama mengumpulkan bahan masukan RKT tahun t+1 dari
unit kerja pusat dan daerah sebagai bahan penyusunan RKT unit
utama;
(2). Unit Pelaksana Teknis pusat di daerah menyusun RKT tahun t+1
sebagai bahan masukan usulan program, kegiatan dan
anggaran;
(3). Setjen (Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri)
mengkoordinasikan penyusunan rencana kerja Kementerian
tahun t+1.

b) Daerah
(1). Sekretaris Dinas atau Kepala Unit Perencana mengumpulkan
masukan dari Kepala Bidang dan atau Unit Pelaksana Teknis
Daerah sebagai bahan penyusunan Rencana Kerja tahun t +1;
(2). Kepala Bidang dan atau Unit Pelaksana Teknis Daerah
menyusun rencana kerja tahun t+1 sebagai bahan masukan
usulan program, kegiatan dan anggaran;

18
(3). Sekretaris Dinas atau Kepala Unit Perencana mengkoordinasikan
penyusunan rencana kerja tahun t+1.

f. Keluaran
Rancangan Rencana Kerja Kementerian Tahun t+1.

12. Pembahasan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan


(Musrenbangnas)

a. Deskripsi
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Tingkat Nasional
(Musrenbangnas) dikoordinasikan oleh Bappenas merupakan forum
pertemuan pusat dan daerah dalam rangka penyelarasan UP-SKPD bidang
pendidikan dengan Renja Kemdiknas yang dialokasikan ke daerah.

b. Tujuan
Musrenbangnas bertujuan untuk menyelaraskan Renja Kemdiknas dengan
UP-SKPD bidang pendidikan.

c. Bahan yang diperlukan:


1) Rancangan Awal RKPD;
2) Arah kebijakan pembangunan pendidikan tahun t +1
3) Renja Kementerian untuk Alokasi Daerah
4) Rancangan kegiatan, sasaran, dan anggaran alokasi daerah (UPT,
Dekon, dan TP) per provinsi
5) UP-SKPD bidang pendidikan.

d. Waktu pelaksanaan: April-Mei

e. Tahapan kegiatan
1) Persiapan
a) Pusat
(1). Setjen (Biro Perencanaan dan KLN) mengkoordinasi persiapan
bahan Musrenbangnas
(2). Unit Utama memberikan masukan bahan Musrenbangnas
(3). Setjen (Biro Perencanaan dan KLN) menyusun masukan bahan
pembahasan Musrenbangnas.

b) Daerah
(1). Daerah menyiapkan UP-SKPD bidang pendidikan

19
(2). Daerah menyampaikan UP-SKPD kepada Kementerian Negara
PPN/Kepala Bappenas sebagai bahan sidang komisi.

2) Pelaksanaan
a) Mendiknas memaparkan program prioritas pembangunan pendidikan
nasional tahun t+1
b) Pimpinan Unit Utama mengikuti Sidang Pleno Musrenbangnas
c) Sesjen didampingi oleh Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama
Luar Negeri dan Sekretaris Unit Utama mengikuti Sidang Komisi
d) Kepala Bappeda didampingi oleh Kepala SKPD bidang Pendidikan
Provinsi memaparkan UP-SKPD
e) Kepala Bappeda, Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri, dan
Sekretaris Unit Utama membahas UP-SKPD dalam Sidang Komisi;
f) Setjen (Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri) melaporkan
hasil Musrenbangnas kepada Mendiknas;
g) Pembahasan UP-SKPD yang belum sesuai dengan Renja
Kementerian akan ditindaklanjuti dalam forum tersendiri.

f. Keluaran
Kesepakatan Renja Kemdiknas dengan UP-SKPD bidang pendidikan untuk
penyempurnaan Rancangan Akhir RKP.

13. Pemantapan Target Tahunan t+1 Pusat dan Daerah (Tindak lanjut
Musrenbangnas)

a. Deskripsi kegiatan
Penyesuaian Renja merupakan tindak lanjut Musrenbangnas antara
Kemdiknas dengan dinas pendidikan untuk menyesuaikan dan membuat
kesepakatan perencanaan program, kegiatan, sasaran dan perkiaraan
anggaran dalam Kemdiknas.

b. Tujuan
Membuat kesepakatan perencanaan program, kegiatan,sasaran dan
perkiraan anggaran dalam Renja Kementrian pendidikan nasional tahun
t+1.

c. Bahan (Dokumen yang diperlukan)


1) Pusat
a) Rekomendasi/catatan Musrenbangnas
b) Renja Kementerian serta rancangan kegiatan prioritas dan
sasaran.

20
2) Daerah
(1). Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Pendidikan Pemerintah
Daerah;
(2). Catatan kesepakatan hasil Musrenbangda Bidang Pendidikan;
(3). Renja UP-SKPD Bidang Pendidikan;

d. Waktu: Mei/Juni

e. Tahapan kegiatan
1) Persiapan
a) Pusat
(1). Setjen (Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri)
menyiapkan substansi dan teknis pelaksanaan pertemuan;
(2). Unit Utama menyiapkan bahan penyesuaian Renja dengan UP-
SKPD serta informasi lain yang menjadi prioritas Unit Utama di
daerah;

b) Daerah
(1). Unit perencanaan pada SKPD bidang pendidikan provinsi
menyiapkan agenda pertemuan dengan SKPD bidang pendidikan
kabupaten dan kota;
(2). SKPD bidang pendidikan provinsi menyiapkan bahan
penyesuaian UP-SKPD;
(3). Unit perencanaan SKPD pendidikan menyiapkan UP-SKPD
disertai dengan data pendukung;
(4). SKPD bidang pendidikan provinsi, kabupaten, dan kota
melakukan pemetaan atas alokasi dan pemanfaatan anggaran
pendidikan di dalam APBD tahun t+1.

2) Pelaksanaan
a) Pimpinan Unit Utama memberikan arahan untuk perbaikan Renja
Kementerian berdasarkan hasil Musrenbangnas kepada unit teknis
(Eselon II);
b) Setjen (Biro Perencanaan dan KLN) memfasilitasi penyelenggaraan
tindak lanjut Musrenbangnas;
c) Setjen (Biro Perencanaan dan KLN) mengkompilasi dan menelaah
hasil penyesuaian Renja Unit Utama;
d) Setjen (Biro Perencanaan dan KLN) menyampaikan Renja
Kementerian hasil kesepakatan Musrenbangnas kepada Kementerian
Keuangan dan Bappenas.

21
f. Keluaran
Bahan Penyempurnaan Rancangan Akhir RKP yang sudah memperhatikan
prioritas pendidikan di daerah.

15. Penyusunan Draft RKA-KL Dekon dan TP (Pagu Sementara)

a. Deskripsi kegiatan
Kegiatan ini menjabarkan rencana program ke dalam rincian kegiatan,
sasaran dan anggaran Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, yang
disiapkan sebagai bahan penyerasian melalui koordinasi, sinkronisasi, dan
konsolidasi.

b. Tujuan
Menyusun rancangan RKA-KL Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.

c. Bahan (dokumen) yang diperlukan


1) Renstra Kementerian;
2) RKP tahun t+1;
3) Dokumen Kesepakatan Renja tahun t+1 antara Kementerian dengan
SKPD;
4) Standar Biaya Umum;
5) Standar Biaya Khusus;
6) Bagan Akun Standar Kementerian Keuangan;
7) Surat Edaran (SE) Menteri Keuangan tentang Pagu Sementara;
8) Petunjuk Penyusunan RKA-KL Kementerian Keuangan.

d. Waktu pelaksanaan: Juni–Juli

e. Tahapan kegiatan
1) Persiapan
a) Setjen (Biro Perencanaan dan KLN) menelaah/mengkaji Perpres
tentang RKP dan Surat Edaran Menteri Keuangan tentang Pagu
Sementara;
b) Sekretaris Jenderal menetapkan alokasi Pagu Sementara
perprogram, perunit utama, dan perjenis belanja dan sumber dana
(rupiah murni, PHLN, Pendamping, dan PNBP);
c) Unit Utama melakukan koordinasi, sinkronisasi, dan konsolidasi
penyusunan RKA pada tingkat eselon I dengan satker pusat dan
daerah ;

22
d) Setjen (Biro Perencanaan dan KLN) memfasilitasi dan
mengkoordinasikan persiapan penyusunan RKA-KL pada tingkat
Kementerian.

2) Pelaksanaan
a) Penyusunan RKA-KL pada tingkat satker dilaksanakan melalui
proses sebagai berikut:
(1). RKA-KL pada tingkat satker disusun berdasarkan usulan dari
unit kerja dalam satker yang bersangkutan;
(2). Pejabat yang menangani penyusunan R KA-KL pada tingkat
satker, menelaah kesesuaian RKA-KL dengan target Renstra
Kementerian, RKP, Renja, standar biaya, Pagu Sementara,
Kerangka Acuan Kegiatan, RAB, dan data dukung;
(3). Apabila dalam penelaahan seperti pada butir (2) ditemukan ada
ketidaksesuaian maka unit yang bersangkutan wajib melakukan
perbaikan;
(4). Apabila hasil telaah butir (b) sudah sesuai maka RKA-KL
tersebut divalidasi/ disahkan oleh Pimpinan Satker;
(5). Pimpinan satuan kerja/Eselon II menyusun ringkasan RKA -KL;
(6). RKA pada tingkat satker yang te lah divalidasi/disahkan, dikirim
ke unit Eselon I (Sekretaris Unit Utama) yang membawahinya.

b) Penyusunan RKA-KL pada tingkat Eselon I dilaksanakan melalui


proses sebagai berikut:
(1). Sekretaris unit utama mengkoordinasikan penyusunan RKA-
KL dan ringkasan RKA-KL per-Eselon II/satker;
(2). Unit Eselon I (Sekretaris Unit Utama) menelaah kesesuaian
RKA dengan Renstra Kementerian, RKP, Renja, standar
biaya, Pagu Sementara,Kerangka Acuan Kegiatan , dan
RAB;
(3). Unit Eselon I (Sekretaris Unit Utama) menyesuaikan RKA
berdasarkan hasil penelahaan dari pejabat yang berwenang;
(4). Pimpinan Eselon I menyusun ringkasan RKA-KL untuk
seluruh satker unit utama bersangkutan;
(5). RKA-KL Unit Eselon I dan ringkasan RKA-KL setelah
diverifikasi dan divalidasi oleh pejabat yang berwenang
dikirim ke Setjen (Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar
Negeri ) untuk divalidasi menjadi RKA-KL Kementerian.

f. Keluaran

23
Draft RKA-KL yang telah divalidasi oleh pimpinan Eselon I termasuk Dekon
dan TP

16. Penelaahan RKA-KL Dekonsentrasi dan Tugas Pembanguan Tingkat


Pusat (Pagu Sementara)

a. Deskripsi
Langkah penelaahan RKA-KL dengan DJA Kementerian Keuangan
dikoordinasikan Setjen (Biro Perencanaan dan KLN) untuk meneliti
kesesuaian usulan program, kegiatan, sasaran, dan anggaran dengan RKP,
pagu sementara, Kerangka Acuan Kegiatan , standar biaya, dan Bagan
Akun Standar (BAS).

b. Tujuan
Menelaah kesesuaian antara RKP dan Pagu Sementara dengan rincian
RKA-KL.

c. Bahan (dokumen) yang diperlukan


1) Uraian Tugas dan Fungsi setiap unit/satker;
2) RKA-KL Kementerian;
3) Rincian Pagu Sementara;
4) Standar Biaya Umum;
5) Standar Biaya Khusus;
6) Bagan Akun Standar;
7) Data pendukung (Kerangka Acuan Kegiatan , dan RAB);
8) Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-KL.

d. Waktu pelaksanaan: Juli

e. Tahapan kegiatan
1) Persiapan
a) Setjen (Biro Perencanaan dan KLN) membentuk tim penelaah;
b) Setjen (Biro Perencanaan dan KLN) menyiapkan jadwal penelaahan;
c) Unit utama menyampaikan RKA setiap satker di lingkungan masing-
masing unitnya kepada Setjen (Biro Perencanaan dan KLN);
d) Setjen (Biro Perencanaan dan KLN) menyiapkan surat tugas
pendamping tim pembahas RKA-KL Kementerian.

2) Pelaksanaan
a) Penelaahan tingkat kementerian

24
(1). Setjen (Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri) bersama
dengan satuan kerja melakukan penelahaan RKA-KL satuan
kerja;
(2). Apabila rincian RKA-KL satker tidak sesuai dengan RKP, target
Renstra, dan kegiatan prioritas Kementerian, RKA-KL satker
tersebut di kembalikan ke unit utama untuk diperbaiki;
(3). Apabila sudah ada kesepakatan, RKA-KL satker diparaf oleh
petugas penelaah dan wakil satker;
(4). Sesjen melaporkan hasil penelaahan RKA-KL Kementerian
kepada Menteri;
(5). Setjen (Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri)
menyampaikan RKA-KL hasil penelahaan tingkat Kementerian
yang telah ditandatangani oleh pimpinan unit utama kepada DJA.

b) Penelaahan dengan DJA


(1). Setjen (Biro Perencanaan dan KKLN) mengkoordinasikan
penelahaan RKA-KL Kementerian dengan DJA Kementerian
Keuangan;
(2). Unit Utama dan Setjen (Biro Perencanaan dan KLN) melakukan
penelaahan RKA-KL Kementerian dengan DJA Kementerian
Keuangan;
(3). Apabila rincian RKA-KL satker tidak sesuai dengan RKP dan data
pendukung, serta satuan biaya (SBU/SBK), RKA-KL satker
tersebut dikembalikan ke unit utama untuk diperbaiki;
(4). Apabila sudah ada kesepakatan, RKA-KL satker diparaf oleh
petugas penelaahan (DJA, Unit Utama, Biro Perencanaan dan
KLN), selanjutnya RKA-KL satker tersebut diteruskan kepada
Direktur Penyusunan Anggaran II Kementerian Keuangan untuk
mendapatkan persetujuan;
(5). Hasil penelaahan digunakan sebagai lampiran RAPBN persatker
perjenis belanja;
(6). Pendamping dan tim pembahas Unit Utama membuat laporan
penelaahan RKA-KL Kementerian;
(7). Setjen (Biro Perencanaan dan KLN) mengkoordinasikan
penyusunan laporan hasil penelaahan RKA-KL Kementerian;
(8). Sesjen melaporkan hasil penelaahan RKA-KL Kementerian
kepada Menteri.
f. Keluaran
Ringkasan RKA-KL Pagu Sementara

IV. TAHAP PENETAPAN

25
17. Penetapan Alokasi Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

a. Deskripsi kegiatan
Kegiatan ini mempersiapkan rancangan penetapan pengalokasian dekon
dan tugas pembantuan tahun t+1 perprovinsi berdasarkan Pagu Definitif.

b. Tujuan
Menyusun dan penetapkan alokasi kegiatan, sasaran, dan anggaran
dekonsentrasi dan tugas pembantuan perprovinsi

c. Bahan (dokumen) yang diperlukan:


1) Renstra Kemdiknas;
2) SE Pagu Definitif;
3) Data pendukung.

d. Waktu pelaksanaan: Oktober

e. Tahapan kegiatan
1) Persiapan
a) Setjen (Biro Perencanaan dan KLN) mengkoordinasikan dan
menyusun agenda
b) Unit Utama menyiapkan kegiatan, sasaran, dan anggaran
dekonsentrasi dan tugas pembantuan per provinsi/kabupaten/kota.

2) Pelaksanaan
a) Sesjen dan Pimpinan Unit Utama menatapkan alokasi dekon dan
tugas pembantuan tahun t+1;
b) Menteri mengesahkan alokasi dekonsentrasi dan tugas pembantuan
tahun t+1.

f. Keluaran
Alokasi anggaran Dekonsentrasi dan Tugas Pembangunan per provinsi/
kabupaten/kota

18. Koordinasi Penyusunan SRAA

a. Deskripsi kegiatan
Kegiatan ini merupakan penyusunan SRAA perprovinsi yang memuat kegiatan,
sasaran, dan anggaran persatker.

26
b. Tujuan
Menyusun SRAA perprovinsi yang memuat kegiatan, sasaran, dan anggaran
persatker.

c. Bahan (dokumen) yang diperlukan


1. Renstra;
2. RKP;
3. SE Pagu Definitif.
4. RKA-KL

d. Waktu pelaksanaan: Oktober


e. Tahapan kegiatan
1) Persiapan
a) Setjen (Biro Keuangan) menyiapkan jadwal penelaahan ;
b) Setjen (Biro Keuangan) menyiapkan surat tugas tim pendamping penelaah.
2) Pelaksanaan
a) SRAA (satker daerah) dan Konsep DIPA (satker pusat)
(1) Setjen (Biro Keuangan) mengkoordinasikan penelahaan kesesuaian
antara SAPSK dengan SRAA dan Konsep DIPA;
(2) Setjen (Biro Keuangan) mengkoordinasikan unit kerja yang memiliki
satker daerah dalam penelahaan SRAA di DJPb;
(3) Unit Utama menyusun Konsep DIPA berdasarkan SAPSK;
(4) Unit Utama membuat laporan pembahasan Konsep DIPA dengan DJPb
;
(5) Setjen (Biro Keuangan) menyusun laporan secara komprehensif hasil
(6) penelaahan SRAA dan Konsep DIPA;
(7) DJPb mengirim SRAA kepada Kanwil DJPb Provinsi.
b) Satker Daerah
(1) Subdin/bidang/bagian yang menangani perencanaan dan keuangan
mengkoordinasikan penelahaan SRAA;
(2) Subdin/bidang/bagian yang menangani perencanaan dan keuangan
membuat laporan penelaahan SRAA dengan kanwil DJPb secara
berkala;
(3) Kepala satuan kerja pendidikan di daerah menandatangani konsep
DIPA satker pendidikan daerah.

f. Keluaran

19. Penetapan Permendiknas Tentang Pelimpahan Urusan dan NSPK

a. Deskripsi Kegiatan
Penetapan Permendiknas tentang pelimpahan urusan dalam pelaksanaan
program Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, dan penyampaian Norma
Standar Prosedur Kriteria (NSPK) untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan
dekonsentrasi dan tugas pembantuan secara efektif dan efisien.

b. Tujuan

27
Menetapkan Permendiknas tentang pelimpahan urusan kepada Gubernur
dalam penyelenmggaraan Dekonsentrasi dan kepada Pemerintah
Kabupaten dalam penyelenggaraan Tugas Pembantuan, serta NSPK.

c. Bahan (dokumen) yang diperlukan


1. Permendiknas RI Nomor 72 Tahun 2009 tentang pelimpahan sebagian
urusan pemerintah bidang pendidikan kepada Gubernur dalam
penyelenggaraan Dekonsentrasi dan lampirannya.
2. Permendiknas RI Nomor 79 Tahun 2009 tentang urusan pemerintahan
bidang pendidikan yang ditugaskan kepada Pemerintah Kabupaten
dalam penyelenggaraan Tugas Pembantuan dan lampirannya.
3. Hasil penyesuaian NSPK Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
4. Rancangan alokasi anggaran dekonsentrasi per provinsi dan tugas
pembantuan per kabupaten.

d. Waktu Pelaksanaan: November.

e. Tahapan Kegiatan
1) Persiapan
a) Setjen (Biro Perncanaan dan KLN) mengkoordinasikan dan
menyusun agenda
b) Unit Utama menyiapkan alokasi anggaran per provinsi dan per
kebupaten

2) Pelaksanaan
a) Setjen (Biro Perencanaan dan KLN dan Biro Humor) menyusun draft
Permendiknas dan NSPK
b) Setjen (Biro Perencanaan dan KLN dan Biro Humor) dan Unbit
Utama membahas draft Permendiknas dan NSPK
c) Setjen (Biro Humor) menyampaikan draft Permendiknas dan NSPK
kepada Mendiknas untuk mendapatkan persetujuan/ditetapkan
d) Setjen (Biro Perencanaan dan KLN dan Biro Humor) atas nama
Menteri menyampaikan Permendiknas dan NSPK kepada Gubernur
dan Bupati.

f. Keluaran
Permendiknas dan NSPK untuk Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.

20. Penelaahan RKA-KL berdasarkan SRAA (Tingkat Provinsi)

a. Deskripsi Kegiatan

28
Kegiatan ini merupakan penelaahan RKA-KL Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan berdasarkan SRAA dengan Kanwil DJPb Provinsi yang
dikoordinasikan oleh Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi.

b. Tujuan
Memastikan RKA-KL Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan yang disusun
sesuai dengan SRAA dan pagu anggaran.

c. Bahan (dokumen) yang diperlukan


1) Perpres Rincian APBN
2) SRAA
3) Standar Biaya Umum dan Standar Biaya Khusus
4) KAK, RAB, dan Data Pendukung
5) Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-KL dan DIPA

d. Waktu Pelaksanaan : November

e. Tahap Kegiatan
a) Persiapan
1) Sekretaris Dinas Pendidikan Propinsi membuat jadwal penelaahan;
2) Sekretaris Dinas Pendidikan Propinsi membuat Surat Tugas Tim
Penelaahan.

b) Pelaksanaan
1) Sekretaris Dinas Pendidikan (Subdin/Bidang/Bagian) yang menangani
perencanaan dan keuangan mengkoordinasikan pelaksanaan
penelaahan RKA-KL;
2) Petugas pembahas pada Satuan Kerja Pendidikan dan Kanwil Ditjen
Perbendahaan membubuhkan paraf pada konsep DIPA Satker
Pendidikan daerah.
3) Sekretaris Dinas (Subdin/Bidang/Bagian) yang menangani
perencanaan dan keuangan membuat laporan hasil penelaahan RKA-
KL dengan Kanwil DJPb secara berkala;

f. Keluaran
Konsep DIPA Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

21. Pengesahan Konsep DIPA Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

a. Deskripsi kegiatan

29
Langkah ini merupakan penetapan konsep DIPA oleh Kepala Kantor
Wilayah Perbendaharaan Provinsi. Konsep DIPA disusun oleh pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran dan memuat pernyataan bahwa
RKA pada DIPA berkenaan tersedia dananya dalam APBN dan dapat
menjadi dasar pembayaran/pencairan dana atas beban APBN.

b. Tujuan
1) Menjamin alokasi anggaran dalam DIPA telah sesuai dengan alokasi
dan peruntukkannya dalam Perpres mengenai rincian anggaran
belanja pemerintah pusat;
2) Menjamin bahwa alokasi anggaran dapat digunakan untuk
membayarkan rencana kerja sebagaimana tercantum dalam rincian
penggunaan anggaran;
2) Menjamin Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) selaku
kuasa BUN sesuai dengan yang ditunjuk dalam DIPA dapat
mencairkan anggaran dalam DIPA yang bersangkutan.

c. Bahan (dokumen) yang diperlukan


1) RKA-KL hasil pembahasan
2) Konsep DIPA

d. Waktu pelaksanaan: Desember

e. Tahapan kegiatan
1) Persiapan
a) Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi menyiapkan surat tugas tim
penyelesaian DIPA;
b) Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi mengkoordinasikan proses
penyelesaian DIPA.

2) Pengesahan DIPA
a) Subdin/bidang/bagian/unit yang menangani perencanaan dan
keuangan mengkoordinasikan proses penyelesaian DIPA;
b) Subdin/bidang/bagian/unit yang menangani perencanaan dan
keuangan setelah menerima Konsep DIPA (lembar putih) dari
Kanwil DJPb, selanjutnya menggandakannya sekurang-kurangnya
20 eksemplar untuk ditandatangani oleh Kepala Satker Daerah;
c) Konsep DIPA yang sudah ditanda tangani oleh Kepala Satker
Daerah, selanjutnya dikembalikan ke Kanwil DJPb untuk
mendapatkan Surat Pengesahan (SP) DIPA yang ditandatangani
oleh Kepala Kanwil DJPb.

30
f. Keluaran
DIPA

22. Evaluasi Perencanaan Tahun t0

a. Deskripsi kegiatan
Langkah ini merupakan evaluasi konprehensif terhadap proses dan
substansi perencanaan tahun t0. Laporan evaluasi perencanaan tahun t 0
ini, menjadi bahan rapat koordinasi evaluasi kinerja kementerian tahun t -1
dan persiapan perencanaan tahun t+1

b. Tujuan
1) Untuk mengetahui kesinambungan rangkaian proses perencanaan
selama 1 tahun;
2) Mengetahui keserasian arah dan sasaran antara Renstra
Kementerian/Renstra Eselon I dan II dengan RKP, Renja Kementerian
serta RKA-Kementerian.

c. Bahan (dokumen) yang diperlukan


1) Renstra Kementerian Eselon I dan II,
2) RKP,
3) Renja,
4) RKA-KL Dekon TP
5) DIPA

d. Waktu pelaksanaan: Desember

e. Tahapan kegiatan
1) Persiapan
a) Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi menyiapkan agenda evaluasi;
b) Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi outline dan format evaluasi;
c) Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi melakukan koordinasi dengan
unit kerja di lingkungan Dinas.

2) Pelaksanaan
a) Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi melakukan evaluasi terhadap
tahapan proses perencanaan;
b) Unit kerja melakukan evaluasi terhadap keserasian arah dan
sasaran antara Renstra Kementerian/Renstra Eselon I dan II
dengan RKP, Renja Kementerian serta RKA-KL Dekon dan TP;
c) Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi mengkonsolidasikan bahan
evaluasi menjadi laporan evaluasi perencanaan tahunan.

31
f. Keluaran
Laporan Evaluasi Perencanaan tahun t0

PENUTUP

Prosedur Operasional Standar (POS) Perencanaan dan Penganggaran Program


Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan ini merupakan pedoman bagi perencana
bidang pendidikan pada seluruh unit kerja di lingkungan Kementerian Pendidikan
Nasional termasuk SKPD bidang pendidikan dan UPT pusat di daerah. POS ini
telah mengakomodasikan Perencanaan dan Penganggaran dengan
memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender.

Dalam implementasi POS ini perlu mengacu pula kepada berbagai ketentuan
perundang-undangan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis tentang ketentuan
penyusunan program dan pengalokasian anggaran.

32
Dengan demikian akan memperjelas siapa, mengerjakan apa, kapan, dan
bagaimana dalam perencanaan program tahunan, sehingga dihasilkan suatu
rencana program dan anggaran yang efektif, efisien, realistis, dan akuntabel.

-o-

33

Anda mungkin juga menyukai