Anda di halaman 1dari 4

Menyadari bahwa luasnya khasanah teori ilmu sosial di tuntut sebagai perspektif dalam

pengajian ilmu sosial budaya dasar . Teori ilmu sosial yang dirasakan penting untuk mengkaji
realitas sosial . teori ini di sajikan secara sederhana dan ringkas sifatnya. Untuk mencapai
sebuah tujuan materi ini mencoba menghubungkan berbagai paradigm ilmu sosial dengan
berbagai tingkat analisis realitas sosial. Dengan usaha ini mahasiswa tidak tersesat di “rimba
raya “ teori ilmu sosial maupun realitas sosialnya, minimal tahu dari hal yang spesifik menuju
ke hala yang umum. Manusia sebagai realitas sosial apabila di hubungkan dengan paradigm
sosial wawasannya sangat luas. Paradigma realitas sosial adalah melihat gambaran yang
mendasar mengenai realitas sosial menurut kaca mata ilmu sosial. Tingkatan kenyataan itu
ada empat, tapi saya hanya akan membahas beberapa teori saja, yaitu:

1) Tingkat individual :

Tingkat ini menempatkan individu sebagai pusat perhatian untuk analisa .analisa ini di bagi
menjadi dua bagian yaitu tingkat perilaku (behavioral) dan tingkat subjektif. Teori dasar dasar
psikologi(sosial) yang mengkaji tingkat individu meliputi

Teori yang mengkaji individu adalah psikoanalisa dari freud yang membedakan tiga sistem
dalam hidup psikis yaitu id,ego, dan superego .istilah ini di kenal sebagai tiga “instansi “ yang
menandai hidup psikis.

Instansi pertama Id adalah psikis yang paling dasar terdiri dari naluri naluri bawaan (seksual
dan agresif) dan keinginan direpresi.pada Id yang berkuasa adalah kesenangan yang tidak
mengenal waktu dan tidak mengenal hokum hokum logika.

Instansi kedua Ego adalah hasil diferensi dari Id karena kontak dengan dunia luar . Ego
aktifitasnya dapat sadar,prasadar atau tidak sadar . potensi Ego di kuasai oleh prinsip realitas
seperti pemikiran objektif, yang sesuai dengan tuntutan-tuntutan sosial dan rasional yang di
ungkapkan melalui bahasa. Tugas dari Ego mempertahankan kepribadiannya adaptasi dengan
lingkungan,menghilangkan konflik dengan realitasdan mendamaikankonflik berbagai
keinginan agar selaras. Ego berfungsi sebagai penjamin kesatuan pribadi dan alat sintesa.

Instansi ketiga adalah Superego adalah potensi hasil dari proses internalisasi,sehingga menjadi
miliknya berasal dari luar dirinya.

Al-Ghazali (abad ke-11) mengemukakan tentang qonflik fitrah manusia 8 abad lebih dulu dari
pada teori freud psikoanalisa.yang mengemukakan bahwa manusia mempunyai tiga tahap
perkembangan jiwa yaitu :

1) Nafs al amarah bil also adalah nafsu jahat yang mendesak agen normal untuk
melampiaskan tuntutan yang tidalk terkontrol atau nafsu yang mengendalikan
kejahatan.dalam Al Quran dinyatakan “nafsu ini selalu menyuruh kepada kejahatan”
(QS,12:53)

2) Nafs al lawwamah yaitu nafsu yang sadar apabila tuntutan naluriahnya di lampiaskan atas
pengaruh nafsu al amarah.Al Quran menyatakan “ dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat
menyesali(dirinya sendiri) “ (QS,75:2)
3) Nafs al mutham’nah adalah nafsu yang tenang tentram merupakan kepuasan tertinggi dari
jiwa. Kepuasan yang lengkap dan bebas dari semua keputusan dan penderitaan.

Kedua teori ini baik dari freud dan Al Ghazali sangatlah menarik untuk mengkaji interaksi
individu dengan dirinya sendiri.

2) Tingkat antar pribadi (interpersonal) :

Tingkat ini meliputi interaksi antar individu dengan semua arti yang berhubungan dengan
kerjasama, konflik, adaptasi, negoisasi komunikasi simbolis dan hal lain yang menpunyai arti
hubungan.tingkatan ini banyak di pelajari ahli sosiologi (interaksionisme simbolik).

Teori ini di pelopori oleh George Herbert Mead (1863-1931) seorang professor dari
Chicago.teori ini mempunyai implikasi sosial dan mempunyai cirri pemahaman khusus
tentang perspektif. Teori ini muncul sebagai pandangan atas” realitas sosial” teori ini banyak
memperhatikan dimensi subjektif dimana kenyataan sosialnya yang muncul dari interaksi di
lihat sebagai kenyataan yang di bagun dan bersifat simbolis, inilah yang membedakan
kenyataan sosial dengan kenyataan fisik objektif. Teori ini memperhatikan dinamika interaksi
tatap muka, saling keberantungan yang erat antara konsep diri individu dengan kelompok
kecil, negoisasi mengenai norma bersama dan peran individu , tetapi konsep pokonya di
uraikan melalui pengertian “self”,”mind”,”society” dan “action”. Diri(self) adalah nyata
suatau proses sebagaimana objek sosial yang lain, diri(self) sebagai objek sosial terbentuk
melalui interaksi dalam keluarga .

G.H. Mead membuat tahapan tentang pengembangan diri sebagai berikut

1)      Tahap persiapan

2)      Tahap bermain

3)      Tahap permainan

4)      Tahan kelompok referen

“mind” (pikiran) adalah suatu kesadaran untuk memudahkan pemahaman.”mind adalah


intergrasi dari konsep symbol dan self.

Pikiran adalah tindakan yang mengunakan simbol dengan diri ,aktivitas simbolik organism
yang langsung di arahkan pada diri sendiri. Mead mengambarkannya sebagai suatu keadaan
mental yang terwujud melalui pembicaraanyang merupakan respon intelegen. Blumer
menyatakan, bahwa pikiran adalah aktivitas tersembunyi kesadaran. Pikiran terjadi karena
adanya interaksi dengan orang lain dalam interaksi itu pikiran berproses untuk memecahkan
permasalahan yang timbul dan untuk kembali menyesuaikan diri pada situasi sosial.

3) Tingkat struktur sosial

Tingkat ini bersifat abstrak analisanya di tunjukan pada pola tindakan,jaringan interaksi yang
teratur dan seragam dalam waktu dan ruang,posisi sosial dan peran sosial.tingkat ini dapat
pula menyangkut institusi sosial dan masyarakat secara umum/ keseluruhan.teori ini di
pelopori oleh tokoh klasik Durkheim, Mark dan tokoh modern yang melanjutkan
pemikirannya,pelanjut tokoh ini adalah Parson, Merton, Cosser, Collins, Michel, dan lain lain.
Tingkat ini memandang secara garis besarnya masyarakat sebagai berikut :

Masyarakat sebagaimana halnya organism hidup

Kosep ini hanya metaphor dalam rangka mempermudah analisis sosiologis. Seperti pendapat 
Radelife Brown bahwa struktur berupa hubungan antar individu mempunyai aktivitas berupa
tingkah laku konektivitas dan mempunyai fungsi berupa pemeliharaan struktur sosial.

Sistem sosial merupakan pendekatan lain untuk menganalisis masyarakat

Tetapi masih merupakan pengembangan dari teori struktur sosial Brown Malinowski dan
Durkhein. Teori sistem ini merupakan teori yang di kembangkan oleh Talcott Parson sehingga
mencapai puncak yang paling berpengaruh dalam sosiologi di amerika. Teori ini di kenal
dengan struktur fungsional yang menganggap manusia sebagai masyarakat merupakan sistem
sosial yang terdiri atas bagian bagian yang saling berkaitan dan menyatu dalam keseimbangan
.kalau terjadi konflik maka perlu di perhatikan adalah bagaimana cara mendamaikannya
sejauh dapat di atasi konflik itu selalu di hindari. Asumsi dasar dari pendekatan struktur
fungsional adalah

1. Masyarakat harus dilihat sebagai suatu sistem dan suatu sistem dari pada bagian
bagian yang saling berhubungan stu sama lainnya
2. Hubungan antara setiap bagian adalah bersifat saling mempengaruhi dan imbal  balik
3. Sistem sosial cenderung bergerak kearah keseimbangan yang bersifat dinamis artinya
menangapi perubahan yang dating dari luar memelihara perubahan yang terjadi agar
perubahannya terjadi secara minimal,meski menyadari bahwa integrasi sosial tidak
mungkin tercapai secara sempurna.
4. Sistem sosial selau mengarah kle integrasi sosial melalui penyesuaian ketegangan dan
proses instutionalisme.
5. Perubahan sistem sosial terjadi secara gradual melalui penyesuaian ,kalau terjadi
perubahan secara drastic maka yang berubah itu hanya bentuk luarnya saja
sendangkan unsur unsure sosial budaya yang dasar tidak berubah.
6. Perunahan sosial yang terjadi si sebabkan oleh upaya penyesuaian yang di lakukan
oleh sistem sosial terhadap pengaruh yang dating dari luar pertumbuhan melalui
proses difernsiasi structural dan fungsional dan akibat adanya penemuan baru oleh
anggota masyarakat itu sendiri
7. Daya integrasi yang paling tinggi dari suatu sistem sosial akibat adanya consensus
nilai yang merupakan prinsip dan tujuan dasar dari anggota masyarakat.

4) Tingkat budaya

Tingkat budaya dalam hal kenyataan sosial maksudnya meliputi arti symbol, norma ,dan
pandangan hidup umumnya yang dimiliki oleh suatu anggota masyarakat. Sedangkan tingkat
budaya itu sendiri memiliki arti meliaht realitas sosial menurut perspektif budaya. Dan istilah
Kebudayaan yaitu terdiri dari produk – produk tindakan dan interaksi manusia termasuk karya
cipta manusia berupa materi atau non materi. Kebudayaan non materi adalah keseluruhan
kompleks yang meliputi pengertian,kepercayaan, seni , moral , hokum, kebiasaan dan
kemampuan –kemampuan dan tatcara lainnya yang diperoleh manusia sebagai seorang
anggota masyarakat. Menurut Sorokin bahwa kesatuan organis dari gajala bidaya dan tingkat
sosio – budaya dianalisa terpisah dari tingkah individu. Pokok pikiran analisis Sorokin
maliputi :

1. Teori kemajuan.
2. Integrasi sosial dan budaya. Maksudnya arti,nilai,norma dan symbol merupakan kunci
untuk memahami kenyataan sosia budaya. Ada saling bergantung antara pola – pola
budaya, masyarakat sebagai interaksi dan kepribadian individual. Tingkat tertinggi
integrasi dan sistem sosial yang paling mungkiin tercapai didasarkan atas seperangkat
arti, nilai norma hokum yang secara logis dan berarti konsisten satu sama lian.
3. Tipe – tipe mentalitas budaya. Mentalitas budaya merupakan kunci untuk memahami
suatu supersistem budaya yang terintegrasi. Apakah hakikat kenyataan terakhir ?
Damn jawaban logisnya adalah sebagai berikut :
1. Kenyataan akhir itu seluruhnya terdiri dari dunia materiil yang kita alami
dengan indera.
2. Kenyataan akhir itu melampaui dunia materiil, artinya bersifat transenden tidak
dapat di tangkap sepenuhnya dengan indera.
3. Diantara kedua kenyataan ekstrim tersebut, artinya kenyataan itu mencakup
dunia materiil dan transenden.

Anda mungkin juga menyukai