Anda di halaman 1dari 3

ASAL MULA YOGYAKARTA

Nama Yogyakarta bukan di ciptakan oleh pendiri


keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yakni Pangeran
Mangkubumi ( Sulatn Hamengkubuwono I), tetapi di cita-
citakan kurang lebih 37 tahun sebelumnya, yakni Paku
Buwana I ( Pangeran Puger, adik Amangkurat I), raja ke 2
keraton Kartasura.
Situs pusat keraton Mataram II yang pertama terletak di
Ngeksigondo yang masih dapat kita lihat sisa bangunan yang
terbuat dari batu bata dan nama kawasan yang hingga kini
tetap di gunakan seperti Banguntapan, Kanoman, Gedong
Kuning, Gedong Kiwa, Gedong Tengen, bekas pemandian
Warungbata, Winong, Sar Gedhe ( jadi Kota Gedhe ),
kompleks makam Senopaten dan yang lainnya yang tersebar
satu kilometer sebelah utara hingga selatan kota Gede. Dan
alas Paberingan yang terletak sekitar 5 kilometer sebelah
barat Ngeksigondo, pada masa pemerintahan Panembahan
Hanyakrawati telah di bangun menjadi hutan rekreasi raja
berpagar keliling bambu ( krapyak ) untuk perburuan kijang,
di namakan alas Krapyak. Di situ pula Hanyakrawati terluka
parah hingga akhirnya wafat, di bunuh oleh pejabat
istanannya sendiri Pangeran Wiramenggala ( Kyai Ageng
Bengkung ). Karena peristiwa itulah Hanyakrawati di kenal
sebagai Panembahan Seda Krapyak.
Konon menjelang akhir pemerintahan Sunan
Amangkurat I - Tegal Arum ( 1646 – 1677 ) mendapat wisik
bahwa alas Paberingan kejatuhan wahyu keraton. Sehingga ia
bermaksud memindahkan keraton Ngeksigondo ke hutan
tersebut , telah di mulai dengan membangun bentengnya.
Calon kraton itu akan di namakan Garjitawati yang artinya
osiking raos ingkang sejatos ( kata hati yang murni ). Rencana
itu tidak berlanjut sebab keraton Mataram keburu di rebut
pemberontak Trunojoyo yang di dukung rakyat, menentang
Amangkurat I yang mengakui kedaulatan penjajah Belanda
dan bertindak kejam membantai 6000 santri Giri dan juga
kerabat dekatnya sendiri. Dengan betuan pasukan Banyumas
dan Bagelen/ Kebumen pemberontakan Trunojoyo dapat di
tumpas dan Amangkurat Jawa ( P Anom Amral ) dengan gelar
Amangkurat II – ( 1677 – 1678 ). Kotaraja yang rusak di pindah
ke Kreta ( yang artinya aman sejahtera )
Setahun setelah perjanjian Giyanti di tandatangani 1755,
Alas Paberingan di bangun secara bertahap menjadi kompleks
keraton dan dinamakan keraton Ngayogyakarata Hadiningrat,
lengkap dengan segala taman- tamannya seperti Taman Sari,
Kali Larangan untuk mengisi Segaran dengan Pulau Kenanga
di tengahnya yang dinamakan Yasa Kambang dan Panggung
Krayak di luar benteng keraton seperti yang kita saksikan
sekarang. Arsitek yang di tugasi membangun adalah T
Mangundipura.

Narasumber :Abdi dalem kraton Yogyakarta

Nama :Nico pratama suharto putra


NIM :C0210047

Anda mungkin juga menyukai