Anda di halaman 1dari 21

RANGSANG ELEKTRIK

KELOMPOK 1

FISIOTERAPI 2009
FAKULTAS KEDOKTERAN UNHAS
Tentunya semua kejadiaan ataupun akitvitas yang
serempak (sinergis) memerlukan jalur komando. Dalam
jalur komando, pastilah terdapat sistem komunikasi. Sistem
komunikasi yang ada dalam tubuh dibentuk melalui sinyal
kimiawi serta sinyal elektrik. Kita mungkin mengenal
sistem saraf sebagai salah satu sistem yang menggunakan
sinyal elektrik. Di lain pihak kita juga mengenal, sistem
endokrin (hormon) yang menggunakan sinyal kimiawi.
Kedua sistem pensinyalan tersebut, sinyal elektrik serta
sinyal kimiawi, akan saling berkaitan. Sinyal kimiawi
kadang kala muncul akibat adanya rangsangan dari sinyal
kimiawi, serta sebaliknya sinyal kimiawi juag dapat
muncul akibat adanya rangsangan dari sinyal elektrik.
Timbulnya rangsangan elektrik pada sel saraf timbul
karena adanya perubahan secara dinamis dari
konsentrasi ion-ion yang ada di dalam sel saraf
tersebut yang selanjutnya mengakibatkan perubahan
potensial dari membran sel saraf. Sebaliknya, Sinyal
elektrik dari saraf dapat mempengaruhi pengeluaran
hormon yang ada di hipotalamus, sebagai suatu pusat
kontrol sistem hormon.
rangsang elektrik adalah Aksi potensial pd saraf motorik & atau
sensorik dgn arus listrik.
Syarat RE
* Modifikasi intensitas : AC & atau DC
* Durasi 0,01 – 1000 MS (Modifikasi)
* Modifikasi frekuensi.
a. IMPULS SARAF

Serabut saraf yg istirahat:


- Beda Potensial permukaan dlm & luar (dlm (), luar () )
- Plasma membran tdk dpt diterobos o/ ion 2 Na+ (Na+ berkumpul di
luar permukaan)
Jika Beda Potensial turun pd titik tertentu, ion Na + mudah menembus
plasma membran  Terjadi Impuls Saraf, krn muatan di permukaan
luar & dlm plasma berbalik (luar (), dlm ()).
 Serabut saraf aktif.
Beda Pot. semakin turun jika ion 2 Na+ sampai ke Axon. Ion2 lain
menyesuaikan
    diri.
 
Plasma Membran
     
     
     
Aktif Rest
Impuls saraf-teori membran
1. Saat tidak menghantarkan impuls, serabut saraf dalam keadaan
polarisasi.
2. Saat serabut saraf mendapatkan rangsangan, permukaan neuron
mengalami depolarisasi
3. Antara daerah yang mengalami depolarisasi dan polarisasi terjadi
aliran listrik. Saraf dalam keadaan polarisasi… Dirangsang…
depolarisasi…timbul aliran listrik…timbul impuls saraf…impuls
dibawa dendrit ke badan sel, menuju akson dibawa ke neuron lain.
4. Depolarisasi menjalar di sepanjang serabut saraf, sehingga timbul
impuls saraf.
5. Bagian yang telah mengalami depolarisasi akan berada dalam
keadaan refrakter
Terjadinya gerak….
Gerak biasa
Reseptor--- neuron sensorik--- pusat saraf--- neuron
motorik--- efektor
Gerak Refleks
Reseptor neuron sensorik
neuron konektor --- neuron motorik--- efektor
PENGHANTARAN SEL SARAF

Muatan listrik di luar membran neutron adalah positif, sedang


di dalam neuron adalah negatif. Keadaan ini disebut polarisasi.
Mekanisme Kerja :
Jika neuron dirangsang denngan kuat, maka permeabilitas
membran akan berubah. Akibatnya, polarisasi membran berubah,
polarisasi mengalami pembalikan lokasi tertentu. Kemudian
proses pembalikan polarisasi diulang menyebabkan rantai reaksi.
Dengan demikian, impils berjalan sepanjang akson. Setelah
impuls berlalu,
membran neuron memulihkan keadaannya seperti semula.
Selama masa pemulihan ini, impuls tidak bisa melewati neuron
tersebut. Waktu ini disebut periode refraktori.
Penghantaran Sinapsis
Sinapsis adalah penghubung yang mengendalikan komunikasi
antarneuron.
Struktur Sinapsis:
Pada setiap neuron, aksonnya berakhir pada suatu tonjolan
kecil yang disebut tombol sinapsis.
Permukaan membran tombol sinapsis disebut membranpra-
sinapsis yang berfungsi melakukan transmisi rangsangan.
Permukaan membran dendrit dari sel yang dituju disebut
membran post- sinapsis yang berfungsi sebagai penerima
transmisi rangsangan.
Membran pra-sinapsis dan post-sinapsis dipisahkan oleh
celah sinapsis.
Mekanisme Kerja :
Jika impuls tiba di tombol sinapsis, maka akan terjadi
penigkatan permeabilitas membran pre-sinapsis
terhadap ion Ca sehingga ion masuk dan gelembung
sinapsis melebur dengan membran Neurotransmitter
sambil melepas neurotransmitter ke celah
sinapsis.Neurotransmitter ini membawa impuls ke
membran post-sinapsis. Setelah itu, neutransmitter
dihidrolisis oleh enzim yang dikeluarkan membran
post-sinapsis kemudian disimpan di gelembung
sinapsis
b. Stimulasi : Merangsang Saraf
Intensitas arus yg cukup jika dialirkan ke tubuh  Impuls
Plasma membran membentuk tahanan listrik secara seri shg
beda potensial timbul ketika arus listrik mengalir pd
membran
Permukaan membran dekat katode bersifat (  ) dan dekat
anode (  )
n > dekat katode  > negatif
p > dekat anode  > positif
shg saraf dekat anode  BP, dan yg dekat katode  BP.
Na+ masuk membran  Impuls – Pot. Aksi
Impuls akan timbul jika terjadi  Beda Potensial (BP).
Karena di katode terjadi  BP membran plasma, maka
katode > efektif u/ stimulasi.
c. Akomodasi Saraf
Akomodasi Saraf = Penyesuaian kelistrikan saraf thdp
lingkungannya shg tdk terjadi impuls
Arus listrik yg konstan >> mudah  Akomodasi saraf dibanding
impuls listrik yg terputus2, krn impuls listrik terputus, BP
membran hilang seketika shg BP saraf terubah secara
menyeluruh.
Samping saraf dekat katode & anode PD (Pot Differens) 
seketika  hilang, shg dgn naiknya arus impuls ke saraf
mempermudah ion Na+  ke jaringan (Plasma Saraf) 
menghambat daya akomodasi saraf.
Saraf memiliki daya akomodasi yg naik – turun tiba2 >> efektif
menimbulkan impuls dibanding arus berubah lamban.
Arus yang berubah lamban  intensitas tinggi dibanding arus
putus2 shg  rasa tusuk2 yg keras (tidak comfortable).
Perubahan arus yg sangat lamban tidak menimbulkan impuls.
d. Efek Impuls Saraf
Impuls saraf ke sel, dialirkan ke 2 arah (Prox & Distal)
Motorik, impuls ke Prox ditiadakan pd Synaps pertama
Sensorik, impuls yg ke Akral (Distal) ditiadakan.
Impuls dgn durasi yg panjang  Rasa tusuk2 yg keras.
Impuls panjang + 1000 s  dgn Galvanik  Saraf cenderung
akomodasi.
Rasa tusuk2 berkurang jika durasi diperpendek (+ 10 s)
Perjalanan Impuls ada 2 :
- Merambat keseluruh Axon
- Meloncat, Pot. Aksi dari Nodus yg satu ke yg lain (>
cepat )
e. Proses Fisiologi Rangsang Elektris.
Ada 4 Tingkatan :
1). Tingkat Selluler :
a). Eksitasi saraf perifer ( L )
b). Perub. Permeabilitas membran sel (Terowongan Ion 2 Calsium = Ca
Channel) ( L, TL )
c). Modifikasi/pembentukan Fibroblast ( L, TL )
d). Modif. Pembentukan Osteoblast & Osteoclast ( L, TL )
e). Modif. Micro sirkulasi Arteri, Vena & Limfe ( TL)
f). Merubah konsentrasi sel darah & protein ( TL )
g). Merubah aktivitas Enzym, al : SDH & ATP ( L, TD )
h). Merubah sintesis protein ( L )
i). Modif. Konsentrasi & ukuran Mitochondria ( L, TL )
2). Tingkat Jaringan :
a) Kontraksi otot skeletal, u/ penguatan, kecepatan reaksi,
kontraksi, kelelahan ( TL )
b) Kontraksi & relaksasi otot polos,  sirkulasi darah arteri & vena
( TL )
c) Regenerasi jaringan; tulang, ligamen, ikat, kulit (L, TL)
d) Remodeling jaringan termasuk pelunakan, penguluran, 
viskositas & absorbsi cairan rongga sendi ( L, TL )
e) Merubah temperatur jaringan & keseimbangan kimia (L).
3). Tingkat Segmental :
a) Kontraksi kelompok otot u/ mobil. sendi & aktif. otot2 sinergis (
TL )
b) Efek pemompaan otot   drainace cairan Lymfe, darah
arteri & vena, pemb. darah sirkulasi besar (Makro Sirkulasi)
( TL )
c) Perubahan drainace cairan Lymfe & darah arteri yg tdk
berhubungan langsung dgn kontraksi otot skeletal ( TL ).
4). Tingkat Sistemik :
a) Efek analgesik  terpacunya Polipeptida Endogen seperti :
Beta Endhorpin, Enkelpalin, Dopamin, Demorphin ( TL )
b) Efek analgesik : terpacunya Neuro Transmitter Serotin & “P”
c) Efek sirkulasi yg berhub. dgn Polipeptida, mis : Vaso Aktif
Interstitial Polipeptida (VID) (TL )
d) Modulasi aktivitas organ internal, mis : Ginjal & jantung.
SEMANGAAD !

Anda mungkin juga menyukai