Anton A. Setyawan
Dosen Fak. Ekonomi Univ. Muhammadiyah Surakarta, sedang
menempuh studi lanjut di Program Doktor Ilmu-ilmu Ekonomi UGM
Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura Surakarta 571002
Telp : 0271-730021 (home) dan HP 08156718444
e-mail : agussetyawan-a@mailcity.com
Harian Solo Pos edisi 13-14 Maret 2006 menurunkan tulisan tentang
ancaman serbuan produk tekstil dari RRC ke pasar lokal di Solo. Dalam
laporan itu disebutkan tentang pernyataan dari API (Asosiasi Pertekstilan
Indonesia) Solo yang meminta pemerintah untuk memberikan perhatian
terhadap hal ini. Mereka beralasan industri tekstil adalah industri strategis
karena industri ini adalah industri padat karya yang menyerap banyak tenaga
kerja. Selain itu, berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik, ekspor produk
tekstil masih mendominasi total ekspor non-migas Indonesia. Data dari BPS
mencatat nilai ekspor tekstil terus mengalami peningkatan. Tahun 2003,
ekspor tekstil mencapai US$ 7 miliar. Tahun 2004 meningkat menjadi US$
7,6 miliar dan pada tahun 2005 lalu ekspor tekstil mengalami peningkatan
lagi menjadi US$ 8,5 miliar. Hal ini merupakan alasan utama mengapa
industri ini harus mendapatkan perhatian dari pemerintah.
1
Fak Ekonomi UMS-Maret 2006
Anton A Setyawan-Artikel Ekonomi&Bisnis
Bukan Monster
RRC adalah salah satu negara Asia yang mampu bertahan dari krisis
ekonomi yang melanda Asia pada pertengahan 1997 lalu. Bahkan, negara ini
masih mampu melaju dengan angka pertumbuhan cukup tinggi waktu itu
dan mata uang yuan sama sekali tidak terdevaluasi (RRC menganut Sistem
Nilai Tukar Tetap/Fixed rate system). Saat ini RRC dikenal sebagai negara
dengan tingkat pertumbuhan paling tinggi di Asia, dimana tahun 2001
kemarin pertumbuhan ekonomi Cina mencapai 10 persen dan cadangan
devisanya US$ 200 miliar (nomr dua di dunia setelah Jepang). Selain itu
bergabungnya Cina ke dalam WTO adalah suatu peluang bagi negara ini
untuk meningkatkan kinerja sektor industrinya.
Kesalahan Efisiensi?
3
Fak Ekonomi UMS-Maret 2006