ERA APLIKASI
Berbagai temuan aplikasi untuk media digital yang menyertainya
kemudian, WWW memang tidak perlu lagi ditulis. Aplikasi Facebook atau
Twitter untuk iPad, misalnya, tidak perlu lagi menulis “www” karena secara
otomatis sudah membuka alamat itu dengan sendirinya, plus kemudahannya.
Karena berkembangnya aplikasi untuk berbagai media baru itulah, editor
Wired, Chris Anderson, pernah menyatakan, “the web is dead”. Menurut
penulis buku laris Long Tail ini, WWW (yang ditemukan Berners-Lee) menuju
senja kala atau akhir dari kematiannya.
Tentu saja ini hanya perkiraan Anderson semata. Toh, hadirnya mesin
cetak Gutenberg tidak pernah mematikan komunikasi lisan, kehadiran radio
dan televisi tidak mematikan komunikasi tulisan di koran. Kehadiran online
tidak juga mematikan media-media sebelumnya. Sekarang, maraknya aplikasi
dan bertumbuhnya para developer sehingga Nokia sebagai produsen ponsel
dunia perlu menyelenggarakan “Developer Summit”, juga tidak akan
mematikan online atau WWW melalui internet!.
Dalam pemaparannya di Nokia World 2010 itu, Berners-Lee justru
banyak memberikan masukan kapada para pengembang peranti lunak
(develop software), khususnya berbagai aplikasi untuk ponsel pintar ini. Ia tidak
menunjukan kekhawatiran akan ramalan segera matinya web, sebagaimana
dikemukakan Anderson. Ia justru memberikan solusi bermanfaat bagi para
pengembang yang hadir dalam forum itu.
Menurut Berners-Lee, para developer harus segera membuat aplikasi
yang tepat untuk berbagai media yang beragam. Para pengembang, menurut
dia, tidak boleh terpaku pada aplikasi “kuno” untuk desktop atau PC semata
karena media berinternet bentuk lain, seperti iPad dan smartphone yang lebih
mobile, merupakan tantangan baru.
“Aplikasi web penuh dengan data yang terbuka (open data) dan yang
kita butuhkan adalah data-data itu. Coba kembangkan aplikasi untuk
keduanya, baik untuk desktop maupun ponsel bergerak. Mengapa? Karena 20
persen penduduk dunia menggunakan web, sementara 80 persen sisanya
memilik akses ke sinyal mobile”, katanya.
Berners-Lee, yang pada 1999 dinobatkan majalah Time sebagai “100
Most Important People of the 20th Century”, lahir dari orangtua yang juga
ilmuwan. Ayahnya, Conway Berners-Lee, adalah matematikawan dan ilmuwan
komputer yang mengembangkan Ferranti Mark 1, program komputer
komersial pertama tahun 1951. Conway menikahi Mary Lee Wood, ibunda
Berners-Lee, yang juga matematikawan dan ilmuwan komputer yang sama-
sama menggarap Ferranti Mark 1.
Berkat WWW yang ditemukannya, pada 2004 Berners-Lee dianugerahi
Millenium Technology Prize oleh Pemerintah Finlandia dan berhak atas hadiah
uang 1 juta euro (Rp 15 miliar) yang diserahkan Presiden Tarja Halonen. Pada
tahun yang sama, ia dianugerahi gelar “Sir” oleh Ratu Elizabeth II. Sejumlah
gelar doktor honoris causa juga dia dapat dari berbagai universitas ternama
dunia. Berners-Lee bercarai dengan istrinya, Nancy Carlson, dan memiliki dua
anak, Alice dan Ben.