Anda di halaman 1dari 34

PELATIHAN PUAP BAGI

PENGURUS GAPOKTAN

PENGEMBANGAN USAHA
AGRIBISNIS
Oleh :
Ir. Listyorini, M.Sc
Djoko Sumianto, SP, M.Agr

KEMENTRIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN SDM PERTANIAN
PUSAT PENGEMBANGAN PELATIHAN PERTANIAN
BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN (BBPP) KETINDAN – MALANG
2010
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM (TPU)

Setelah selesai berlatih peserta mampu


memahami pengembangan usaha
agribisnis dan menganalisis usaha-
usaha potensial agribisnis
Setelah selesai berlatih peserta mampu :
Menjelaskan pengertian
pengembangan usaha agribisnis
Menganalisis usaha-usaha potensial
agribisnis
 
PENGERTIAN PENGEMBANGAN
USAHA AGRIBISNIS :
1. MERUPAKAN PEMBANGUNAN INDUSTRI
PERTANIAN TERMASUK JASA
PENDUKUNGNYA.

2. MERUPAKAN RANGKAIAN SEMUA


KEGIATAN MULAI DARI PABRIK DAN
DISTRIBUSI PRODUK (ALAT-ALAT),
SAMPAI BAHAN UNTUK PERTANIAN,
KEGIATAN PRODUKSI PERTANIAN,
PENGOLAHAN, PENYIMPANAN SERTA
DISTRIBUSI KOMODITI PERTANIAN DAN
BARANG-BARANG YANG
DIHASILKANNYA.
TAHAPAN STRATEGI PENERAPAN
USAHA AGRIBISNIS ADALAH :

1.Agribisnis berbasis sumberdaya, sebagai


faktor produksi
2.Agribisnis berbasis investasi, melalui
percepatan industri pengolahan dan
peningkatan keterampilan SDM
3.Agribisnis berbasis inovasi pertanian,
melalui penerapan IPTEK
PENGEMBANGAN USAHA AGRIBSINIS
MENCAKUP 3 SUB SISTEM YAITU:

1. Sektor Industri Hulu


(Agribisnis hulu)
2.Sektor On-Farm (Usahatani/Budidaya)
3.Sektor Industri Hulu
(Agribisnis Hilir)
PENGERTIAN SISTEM AGRIBISNIS

FAKTOR PENDUKUNG
• SDM
• TEKNOLOGI
• PEMBIAYAAN

SUB-SISTEM SUB-SISTEM SUB-SISTEM SUB-SISTEM


SARANA PRODUKSI BUDIDAYA PRIMER PENGOLAHAN OLAHAN PEMASARAN

• BENIH • TAN. PANGAN • PASCA PANEN


• HORTI • DALAM NEGERI
• PUPUK
• ALSINTAN • PERKEBUNAN • INDUSTRI
• PETERNAKAN • INTERNASIONAL
• DLL PENGOLAHAN

PRIMER

2
PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS
MEMERLUKAN DUKUNGAN DARI
SEKTOR LAIN BERUPA:

1. PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
2. TEKNOLOGI TEPAT GUNA
3. SUMBERDAYA MANUSIA YANG HANDAL
4. PERBANKAN
5. TRANSPORTASI
6. KEBIJAKAN YANG DIARAHKAN UNTUK
MENOPANG PENGEMBANGAN USAHA
7. SISTEM AGRIBISNIS KOMODITI UNGGULAN
DI SUATU WILAYAH
DALAM PELAKSANAANNYA, PENGEMBANGAN
USAHA AGRIBISNIS, PERLU KEMITRAAN
KARENA :

1. MERUPAKAN SALAH SATU FAKTOR YANG DIBUTUHKAN AGAR


USAHA KECIL MENJADI TANGGUH DAN MANDIRI

2. MERUPAKAN KERJASAMA USAHA ANTARA USAHA KECIL DAN


USAHA MENENGAH / BESAR YANG DISERTAI DENGAN
PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN OLEH USAHA
MENENGAH/BESAR

3. MEMPERHATIKAN PRINSIP YANG SALING MEMERLUKAN,


SALING MEMPERKUAT DAN SALING MENGUNTUNGKAN
LANGKAH OPERASIONAL RANCANGAN PENGEMBANGAN USAHA
AGRIBISNIS ADALAH :
A. MELAKUKAN IDENTIFIKASI MASALAH DAN PELUANG
PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INOVASI TEKNOLOGI :

1. INOVASI TEKNOLOGI (IT) MERUPAKAN KEGIATAN UJI


PENYESUAIAN LOKASI PUAP TERHADAP INOVASI TEKNOLOGI
YANG DIBANGUN DARI HASIL KARAKTERISASI WILAYAH
2. BERTUJUAN AGAR TEKNOLOGI YANG DIREKOMENDASIKAN
DIJAMIN SESUAI DENGAN KONDISI BIOFISIK DAN SOSIAL
EKONOMI WILAAH SERTA KEBUTHAN PENGGUNA.
3. BERDASARKAN MASALAH DAN KENDALA YANG DIHADAPI
PETANI DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS (KOMODITI,
SUMBERDAYA LAHAN DAN TENAGA) MELALUI DIALOG
INTERAKTIF PAKET INOVASI SIAP DITERAPKAN MENJADI
KOMPONEN PENYUSUNAN RPUA DI LOKASI PUAP.
B. MELAKUKAN IDENTIFIKASI
KEBUTUHAN INOVASI :
Kebutuhan inovasi merupakan langkah antisipasi yang perlu
dilakukan untuk :
1.Mengatasi masalah yang dihadapi petani dan
memanfaatkan peluang yang tersedia
2.Menetralisir sumber masalah,
3.Menanggulangi konsekuensi yang ditimbulkan oleh
masalah yang dihadapi atau usaha memanfaatkan peluang.
4.Ditelusuri dengan memanfaatkan bagan pohon masalah
yang telah dibuat, dimulai dari masalah, sumber masalah,
akar masalah, antisipasi masalah, kebutuhan inovasi dan
alternatif kegiatan inovasi/program terkait dengan masalah-
masalah tersebut.
C. MELAKUKAN ANALISA PELUANG
INOVASI :

Peluang inovasi diartikan sebagai kegiatan inovasi yang


secara teknis dapat dilakukan untuk meningkatkan
pendapatan petani walaupun inovasi tersebut belum
merupakan kebutuhan petani karena keterbatasan
pengetahuan

Contoh : Inovasi teknologi pasca panen, mampu menekan


kehilangan hasil dapat dianggap sebagai peluang inovasi
walaupun kehilangan hasil panen belum dianggap petani
sebagai suatu masalah karena petani belum mengetahui
besarnya kehilangan hasil panen, demikian juga dengan
kesenjangan hasil antara yang dicapai petani.
D. MELAKUKAN ANALISA FINANSIAL :

Dilakukan untuk seluruh alternatif kegiatan


inovasi yang dilakukan oleh Tim PRA.

Analisis finansial tersebut meliputi kebutuhan


dana untuk implementasi kegiatan inovasi dan
dampak finansial yang ditimbulkan pada tingkat
usahatani dan tingkat rumah tangga petani.
1. Agribisnis hulu (up-stream agribisnis) adalah ragam
kegiatan industri dan tata niaga/perdagangan sarana
produksi, termasuk kesiapan/ketersediaan inovasi teknologi.

2. Agribisnis hulu, mencakup industri yang menghasilkan


sarana produksi (input) pertanian, industri agro otomotif
(mekanisasi pertanian), dan industri perbenihan. Prinsipnya,
agribisnis hulu secara umum adalah membangun industri
jasa, dan bersifat pendukung dalam pengembangan
subsektor on-farm agribisnis maupun industri hilir (down-
stream agribisnis).
3. Manfaatpengembangan sektor industri hulu,
memberikan kemudahan bagi petani dalam
mengelola agribisnis komoditi unggulan yang
dikembangkannya.
Berkembangnya subsektor industri hulu,
menyebabkan pengelolaan subsektor on-farm lebih
efisien dan dapat meningkatkan
produktivitas/produksi komoditi yang
dikembangkan.
TUJUAN :

Untuk mengumpulkan data/informasi tentang


ketersediaan unit-unit pelayanan dalam
pengembangan sektor industri hulu, sistem
keterkaitan dengan kegiatan subsistem on-farm
 
LANGKAH-LANGKAH OPERASIONAL YANG
DILAKUKAN :

1. Identifikasi di wilayah/lokasi PUAP, baik tingkat desa,


kecamatan maupun kabupaten mengenai ketersediaan
sarana produksi (input) pertanian yang dibutuhkan oleh
petani, termasuk agro-kimia (pupuk/pestisa)dan industri
benih serta kebutuhan inovasi teknologinya.

2. Menyediakan akses bagi para petani/masyarakat tani


untuk mendapatkan jasa pelayanan/ pengguna untuk
kebutuhan petani
3. Identifikasi di wilayah/lokasi PUAP, baik tingkat desa,
kecamatan Melakukan Identifikasi masalah dan kendala
yang dihadapi petani untuk memperoleh sarana dan
prasarana produksi.
4. Komoditas pertanian banyak yang tergantung pada
musim, sehingga ketepatan waktu sesuai dengan
kebutuhan maupun jumlah dan jenisnya sangat penting
ditinjau dari aspek jasa pelayanan. 
5. Unit-unit industri hulu dikelola secara individu atau
secara kelembagaan dalam memberikan jasa pelayanan
kepada para pengguna. Agar optimal.
PENGERTIAN ON-FARM AGRIBISNIS

1. On-farm agribisnis (usahatani/budidaya), yaitu pertanian


dalam arti luas (production operations on the farm), yang
dalam kegiatannya menghasilkan produk primer.

2. On-farm agribisnis adalah aktivitas pertanian dengan


skala ekonomi dapat secara individu, maupun
berkelompok dalam suatu kelembagaan.
TUJUANNYA ADALAH :

1. Untuk mengetahui masalah/kendala yang dihadapi di


tingkat pengelolaan usahatani (on-farm agribisnis),
dalam rangka peningkatan produktivitas/produksi.
2. Untuk identifikasi peluang penerapan inovasi teknologi,
termasuk jenis-jenis inovasi teknologi yang dibutuhkan.
3. Untuk memberikan keterampilan penerapan inovasi
teknologi dan peluang jenis pelatihan yang dibutuhkan
dalam mengelola usaha komoditi agribisnis unggulan
dalam suatu sistem dan usaha agribisnis.
LANGKAH OPERASIONAL
1. Melakukan Identifikasi komoditas yang dikembangkan
petani/masyarakat tani
2. Melakukan Identifikasi masalah dan kendala yang
dihadapi petani dalam mengembangkan usahanya di
subsistem on farm agribisnis.
3. Melakukan Identifikasi inovasi teknologi yang diperlukan
4. Melakukan Identifikasi kelembagaan internal (kelompok
tani/Gapoktan) dalam kaitannya dengan kebutuhan sarana
produksi
5. Melakukan Identifikasi pola tanam
PENGERTIAN AGRIBISNIS HILIR

1. Subsistem industri hilir (down stream agribusiness)


atau subsistem pengolahan dan pemasaran
adakalanya disebut agro industri, termasuk subsistem
pendukungnya (perdagangan/tata niaga, penyediaan
kredit, sistem transformasi dan kebijakan).

2. Agribisnis hilir merupakan kegiatan industri yang


mengolah hasil hilir, yaitu kegiatan industri yang
mengolah hasil pertanian menj'adi produk olahan
baik produk antara (intermediate product), maupun
produk akhir.
3. Agribisnis hilir/agroindustri diklasifikasikan atas 4
(empat) hasil kegiatan (transformasi), yaitu (1)
kegiatan hanya berupa grading/pengklasan dan
pembersihan, (2) kegiatan penggilingan,
pencampuran dan pemotongan, (3) kegiatan
pemasakan, pengalengan, dehidrasi, ekstraksi dan
pasteurisasi, dan (4) kegiatan yang menyangkut
perubahan kimia dan tekstur.

4. Manfaat aktivitas agribisnis hilir, meningkatkan


nilai tambah, produk dapat dipasarkan dengan
mudah, peningkatan daya saing, serta menambah
pendapatan/kesejahteraan petani/masyarakat tani
dan membuka peluang tenaga kerja
(penanggulangan pengangguran).
TUJUANNYA ADALAH :

Untuk mengumpulkan data-data/informasi tentang


pengembangan industri hilir/ agroindustri komoditas
yang diusahakan oleh petani/masyarakat tani
termasuk ketersediaan jasa pendukungnya.

Data/informasi tersebut dapat digunakan untuk


menyusun program/kegiatan rencana pengembangan
indusri hilir agribisnis PUAP.
LANGKAH OPERASIONAL :

1. Melakukan identifikasi di tingkat petani/masyarakat tani


secara individu/kelembagaan kegiatan/level transformasi
produk hasil pertanian yang dilakukan.

2. Mengaitkan industri pengolahan (agribisnis hilir) termasuk


jasa pelayanan dengan bahan baku yang diproduksi
masyarakat tani atau impor.

3. Mengembangkan pelayanan jasa industri mekanisasi


pertanian sesuai dengan kebutuhan petani.
4. Mengembangkan informasi agribisnis hilir terutama proses
distribusi, inovasi teknologi pengolahan dan pemasaran
hasil. Sistem informasi yang dibangun harus tepat guna,
dapat diakses oleh semua pihak baik pemerintah ataupun
masyarakat umum/ masyarakat tani.

5. Melakukan Identifikasi masalah dan kendala yang dihadapi


petani dalam pemasaran, pengolahan dan distribusinya.

6. Dalam pengolahan informasi, diperlukan adanya


kelembagaan yang mengelola secara profesional baik dari
pemerintah maupun asosiasi petani/ Gabungan Kelompok
Tani (Gapoktan).
BEBERAPA KRITERIA TAMBAHAN
PENILAIAN KELAYAKAN USAHA
MELIPUTI :
1. ASPEK TEKNIS

2. ASPEK PASAR

3. ASPEK EKONOMI DAN FINANSIAL

4. ASPEK MENTALITAS

5. ASPEK YURIDIS

6. ASPEK PEMBIAYAAN
Penetapan Prioritas Pengembangan
Usaha Agribisnis is

Jenis Usaha
No. ASPEK ........ ........ ........ ........ ........

1 Aspek Teknis
2 Aspek Pasar
3 Aspek Ekonomi
dan Finansial
4 Aspek Mentalitas

5 Aspek Yuridis
6 Aspek
Pembiayaan
Aspek Penilaian dan Butir-butir Penilaian
No Kriteria Penilaian Nilai(N) Bobot(B) N(B)
A. ASPEK TEKNIS
1. UNSUR LOKASI USAHA
a. Milik sendiri, bersertifikat, strategis (mudah dicapai, dekat pasar, dekat jalan, dekat 10 5
dengan obyek pasar), tidak dalam persengketaan.
b. Milik sendiri, kurang strategis, tidak dalam persengketaan 5
c. Strategis, tidak milik sendiri, tidak dalam persengketaan 0

2. BANGUNAN USAHA
a.Ada, cukup kokoh(permanen), lengkap dengan kebutuhan usaha, menarik dari segi 10 3
pemasaran, milik sendiri
b.Ada, permanen, lengkap dengna kebutuhan, menerik pemasaran, tidak milik sendiri 5
c.Ada, tidak permanen 3
d.Tidak ada secara khusus 1
3. LINGKUNGAN
a.Tempat dan usaha tidak mengganggu lingkungan serta lingkungan social cukup 10 1
mendukung.
b.Tempat usaha cukup mengganggu lingkungan 5
c.Tempat usaha sangat mengganggu lingkungan 1
4. UNSUR TEKNOLOGI
a. Menggunakan teknologi tepat guna, mudah melaksanakan serta meningkatkan nilai 10 1
tambah
b. Dalam proses penggunaan dan penguasaan teknologi 5
c. Sama sekali tidak mengenal teknologi 1
5. KESEDIAAN BAHAN BAKU/BAHAN DAGANGAN
a. Mudah dapat dan dicapai disekitar lokasi usaha dengan harga relative murah 10 5
b. Dalam proses penggunaan dan penguasaan teknologi 5
c. Sama sekali tidak mengenal teknologi 1

6. KETERSEDIAAN PERALATAN
a. Mudah didapat dilokasi dengan harga yang relatif murah 10 1
b. Mudah didapat, perlu waktu dan relative cukup mahal 5
c. Sulit didapat 1
No Kriteria Penilaian Nilai(N) Bobot(B) N(B)
7. TENAGA KERJA
a. Tidak memerlukan tenaga khusus, tidak kesulitan mencari serta usaha sudah ada 10 1
pekerjaan tetap
b. Dikerjakan sendiri serta usaha serta usaha sudah berjalan lebih 2 tahun 8
c. Dikerjakan sendiri belum ada 2 tahun 5
d. Dikerjakan sendiri sedang mencoba 1
8. PENGALAMAN
a. Berpengalaman usaha yang sedang digeluti > 3 thn dan cukup berkembang 10 3
b. Berpengalaman 1-3 thn dan cukup berkembang 8
c. Berpengalaman tapi usaha tidakl berkembang 5
d. Belum ada setahun berusaha 3
e. Baru memulai 1
B. ASPEK PASAR
9 HARGA
a. Harga jual dagangan/produk/jasa yang bersangkutan relative lebih murah dan dapat 10 5
dijangkau daya masyarakat luas serta diminati konsumen
b. Idem diatas, pada lapisan masyarakat tertentu 5
c. Mahal tetapi diminati konsumen 3
d. Tidak diminati konsumen 1

10. JENIS/MUTU BARANG DAN JASA


a. Cukup bermutu 10 3
b. Kurang bermutu 5
11. PANGSA PASAR
a. Barang dan jasa produksi dapat dipasarkan dengan mudah dan pangsa pasar luas 10 3
b. Dapat dipasarkan tapi pangsa pasar terbatas 5
c. Masih memerlukan waktu untuk meraih pangsa pasar 3
12. PERSAINGAN
a. Tidak ada saingan baik dari jenis, mutu, kontiunitas suplay maupun harga 10 1
b. Menghadapi persaingan, idem 8
c. Sulit bersaing 1
C. ASPEK EKONOMI DAN FINANCIAL
13. KEMAMPUAN MENABUNG
a. Setelah menghitung analisa rugi/laba, penerimaan diluar usaha serta biaya usaha dan 10 5
diluar usaha anggota mempunyai kemampuan menabung >200 rb/bln (usaha kecil
kebawah)
b. Idem, 100 rb – 200 rb/bln 8
c. Idem, 50 rb – 100 rb/bln 5
No Kriteria Penilaian Nilai(N) Bobot(B) N(B)
14. ARUS KAS
a. Analisa arus kas menunjukkan konsistensi dan 10 5
b. Kontinuitas surplus pada periode tiga bulan terakhir dan proyeksi 1 tahun kedelapan 8
dan ketersediaan kas cukup untuk nafkah, pemupukan modal dan cadangan
c. Idem, surplus tapi terbatas 5
d. Defisit dan surplus tidak konsisten 1
15. PERPUTARAN USAHA
a. Perputaran usaha tiap hari 10 3
b. Perputaran usaha tiap minggu 8
c. Perputaran usaha tiap bulan 5
d. Perputaran usaha> 1 bulan 3
16. RESIKO USAHA
a. Resiko usaha : struktur modal, proses produksi, persaingan, bencana relative rendah 10 5
b. Idem, tinggi 3
17. TINGKAT KEUNTUNGAN
a. Dari analisa rugi/laba 3 bln terakhir serta proyeksi 1 thn kedepan usaha dapat 10 3
memberikan untung sebesar 50% modal kerja
b. Idem, 30% - 50% modal kerja 5
c. Idem, <30% 3
d. Belum untung 1
D. ASPEK MENTALITAS
18. MENTAL DAN KEWIRAUSAHAAN
a. Daya juang wira usaha cukup tinggi (ulet,tidak boros,berorientasi maju) serta 10 5
akhlak yang baik
b. Idem, sedang 5
c. Idem, kurang 1
E. ASPEK YURIDIS
19. PERIZINAN
a. Usaha dan lokasi usaha mempunyai surat perjanjian dari pihak terkait 10 3
b. Idem, sedang dalam proses 8
c. Tidak ada perjanjian 3
F. ASPEK PEMBIAYAAN
20. PENGEMBALIAN/ANGSURAN
a. Pembiayaan diselesaikan kurang dari 3 bulan 10 5
b. Idem, 3-6 bulan 8
c. Idem, 6-12 bulan 5
d. Idem, > 1 tahun 3
21. JAMINAN
a. Ada jaminan nilai 2x dari besar pembiayaan 10 5
b. Idem, nilainya 1x 8
c. Idem, nilainya lebih rendah 5
d. Tidak ada 3
Wassalam 34

Anda mungkin juga menyukai