Anda di halaman 1dari 9

Titanium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Ti dan nomor

atom 22. Dia merupakan logam transisi yang ringan, kuat, 'lustrous', tahan korosi (termasuk
tahan terhadap air laut dan chlorine dengan warna putih-metalik-keperakan. Titanium digunakan
dalam alloy kuat dan ringan (terutama dengan besi dan aluminum) dan merupakan senyawa
terbanyaknya, titanium dioxide, diguankan dalam pigmen putih.

Unsur ini terdapat di banyak mineral dengan sumber utama adalah rutile dan ilmenite, yang
tersebar luas di seluruh Bumi. Ada dua bentuk allotropic dan lima isotop alami dari unsur ini; Ti-
46 sampai Ti-50 dengan Ti-48 yang paling banyak terdapat di alam (73,8%). Sifat Titanium
mirip dengan zirconium secara kimia maupun fisika.

22 scandium ← titanium → vanadium


-

Ti
↓ Tabel periodik
Zr
Keterangan Umum Unsur
Nama, Lambang, Nomor atom titanium, Ti, 22
Deret kimia transition metals
Golongan, Periode, Blok 4, 4,
Penampilan silvery metallic

Massa atom 47.867(1) g/mol


Konfigurasi elektron [Ar] 3d2 4s2
Jumlah elektron tiap kulit 2, 8, 10, 2
Ciri-ciri fisik
Fase solid
Massa jenis (sekitar suhu kamar) 4.506 g/cm³
Massa jenis cair pada titik lebur 4.11 g/cm³
Titik lebur 1941 K
(1668 °C, 3034 °F)
Titik didih 3560 K
(3287 °C, 5949 °F)
Kalor peleburan 14.15 kJ/mol
Kalor penguapan 425 kJ/mol
Kapasitas kalor (25 °C) 25.060 J/(mol·K)
Tekanan uap
P/Pa 1 10 100 1 k 10 k 100 k
pada T/K 1982 2171 (2403) 2692 3064 3558
Ciri-ciri atom
Struktur kristal hexagonal
Bilangan oksidasi 4
(amphoteric oxide)
Elektronegativitas 1.54 (skala Pauling)
Energi ionisasi ke-1: 658.8 kJ/mol
(detil) ke-2: 1309.8 kJ/mol
ke-3: 2652.5 kJ/mol
Jari-jari atom 140 pm
Jari-jari atom (terhitung) 176 pm
Jari-jari kovalen 136 pm
Lain-lain
Sifat magnetik ???
Resistivitas listrik (20 °C) 0.420 µΩ·m
Konduktivitas termal (300 K) 21.9 W/(m·K)
Ekspansi termal (25 °C) 8.6 µm/(m·K)
Kecepatan suara (pada wujud kawat) (suhu kamar) 5090 m/s
Modulus Young 116 GPa
Modulus geser 44 GPa
Modulus ruah 110 GPa
Nisbah Poisson 0.32
Skala kekerasan Mohs 6.0
Kekerasan Vickers 970 MPa
Kekerasan Brinell 716 MPa
Nomor CAS 7440-32-6
Isotop
iso NA waktu paruh DM DE (MeV) DP
44 44
Ti syn 63 y ε - Sc
γ 0.07D, 0.08D -
46
Ti 8.0% Ti stabil dengan 24 neutron
47
Ti 7.3% Ti stabil dengan 25 neutron
48
Ti 73.8% Ti stabil dengan 26 neutron
49
Ti 5.5% Ti stabil dengan 27 neutron
50
Ti 5.4% Ti stabil dengan 28 neutron

1. Keunggulan Titanium

 Salah satu karakteristik Titanium yang paling terkenal adalah dia sama kuat dengan baja
tapi hanya 60% dari berat baja.
 Kekuatan lelah (fatigue strength) yang lebih tinggi daripada paduan aluminium.
 Tahan suhu tinggi. Ketika temperatur pemakaian melebihi 150 C maka dibutuhkan
titanium karena aluminium akan kehilangan kekuatannya seacara nyata.
 Tahan korosi. Ketahanan korosi titanium lebih tinggi daripada aluminium dan baja.
 Dengan rasio berat-kekuatan yang lebih rendah daripada aluminium, maka komponen-
komponen yang terbuat dari titanium membutuhkan ruang yang lebih sedikit dibanding
aluminium.

2. Aplikasi Titanium

 Militer. Oleh karena kekuatannya, unsur ini digunakan untuk membuat peralatan perang
(tank) dan untuk membuat pesawat ruang angkasa.
 Industri. Beberapa mesin pemindah panas (heat exchanger)dan bejana bertekanan tinggi
serta pipa-pipa tahan korosi memakai bahan titanium.
 Kedokteran. Bahan implan gigi, penyambung tulang, pengganti tulang tengkorak,
struktur penahan katup jantung.
 Mesin. Material pengganti untuk batang piston.

Keunggulan:
- Ringan
- Kuat seperti baja
- Tidak berkarat sehingga tidak membutuhkan lapisan misalnya cat.
- Tahan lama
- Tidak memiliki masa kelelahan

Kelemahan:
- Tingkat kekakuan setengahnya dari baja.
- Sangat sulit untuk diperbaiki
- Mahal

Tenaga Tergantung Blok & Piston

PERKEMBANGAN teknologi otomotif tidak hanya berkaitan dengan penambahan sistem


elektronik, tetapi juga pada perbaikan material komponen kendaraan. Kalau dahulu bahan baku
komponen adalah besi tuang, kini mayoritas pabrikan menggunakan aluminium sebagai material
piston dan blok mesin.
Material ini kalau dicampur dengan logam tertentu akan berubah menjadi bahan baku yang keras
dan kuat. Selain itu, kelebihan lainnya adalah bobotnya cukup ringan, cepat melepas panas dan
cetakannya lebih halus.

Meski memiliki banyak kelebihan, penggunaan aluminium menyebabkan piston tidak bisa di-
oversize atau korter. Umumnya oversize dilakukan karena blok mesinnya sudah terkikis atau aus
yeng menyebabkan kinerja mesin menurun karena kompresinya berkurang.

Biasanya untuk mengembalikan mesin kendaraan jadi optimal, dilakukan dengan cara
memperbesar ukuran piston dan ringnya agar pas kembali.

Pabrikan kini memang tidak menyediakan komponen piston berukuran oversized untuk mesin
aluminium. Pasalnya, pabrikan sudah menggunakan teknologi pembuatan mesin one-piece
casting, yaitu blok dan komponennya dicetak dalam satu kesatuan. Itu sebabnya dalam katalog
spare-part , beberapa pabrikan mobil tidak menginformasikan piston dan ring oversized. Yang
tersedia adalah blok mesin baru lengkap dengan komponennya yang memiliki angka oversized
nol.

Piston atau disebut juga torak adalah bagian dari komponen mesin yang bergerak naik turun di
dalam silinder untuk melakukan langkah isap, kompresi, pembakaran, dan buang. Fungsi utama
piston untuk menerima tekanan pembakaran dan meneruskan tekanan tersebut melalui batang
torak (connecting rod) ke poros engkol.

Piston bekerja tanpa henti selama mesin hidup. Komponen ini menerima temperatur dan tekanan
tinggi sehingga mutlak harus memiliki daya tahan tinggi. Oleh karena itu, pabrikan kini lebih
memilih aluminium. Logam ini diyakini mampu meradiasikan panas yang lebih efisien
dibandingkan material lainnya.

Karena bagian komponen mesin berada pada temperatur tinggi, tentu ada bagian-bagian yang
memang tidak dibuat presisi. Para desainer sengaja menciptakan celah. Celah ini secara otomatis
akan berkurang (menjadi presisi) ketika komponen-komponen itu terkena suhu panas. Ini yang
kemudian mengurangi terjadinya kebocoran kompresi. Celah piston bagian atas lebih besar
dibandingkan bagian bawah.

Ukuran celah piston ini bervariasi tergantung dari jenis mesinnya. Umumnya antara 0,02 hingga
0,12 mm. Memakai ukuran celah yang tepat sangat penting. Alasannya, bila terlalu kecil akan
menyebabkan tidak ada celah antara piston dan silinder ketika kondisi panas. Kondisi ini akan
menyebabkan piston bisa menekan silinder dan merusak mesin. Sebaliknya, kalau celahnya
terlalu berlebihan, tekanan kompresi dan tekanan gas hasil pembakaran akan menjadi rendah.
Akibatnya mesin kendaraan pun tidak bertenaga dan mengeluarkan asap.

Komponen piston

Bentuk piston memiliki diameter bagian atas yang lebih kecil dibandingkan diameter bagian
bawahnya. Pada saat mesin panas karena pembakaran, bagian atas tadi mengembang pada angka
toleransi besarnya silinder.
Komponen piston terdiri dari beberapa bagian penting, yaitu kepala, ring kompresi, ring oli,
piston pin boss, skirt, piston pin hole dan drain holes.

Pegas piston (piston ring) dipasang dalam alur ring (ring grove) pada komponen piston. Diameter
luar ring piston ini sedikit lebih besar dibandingkan dengan piston. Ketika terpasang pada piston,
ring ini akan bersifat elastis mengembang sehingga menutup rapat pada dinding silinder. Pegas
piston umumnya dibuat dari bahan yang tahan lama, seperti baja tuang dan aluminium yang tidak
akan merusak dinding silinder. Jumlahnya bergantung pada jenis mesin, namun biasanya 3
hingga 4 ring untuk setiap pistonnya.

Ada tiga peranan penting dari komponen ring piston, pertama, mencegah kebocoran campuran
udara, bensin dan gas pembakaran yang melalui celah antara piston dengan dinding silinder
silinder selama langkah kompresi dan isap. Kedua, mencegah oli yang melumasi piston dan
silinder masuk ke ruang bakar. Ketiga, memindahkan panas dari piston ke dinding silinder untuk
membantu mendinginkan piston.

Pegas piston terdiri dari dua komponen, yaitu pegas kompresi (compression ring) dan pegas
pengontrol oli (oil control ring). Pegas kompresi yang memiliki fungsi untuk mencegah
kebocoran campuran udara dan bensin terdiri dari dua pegas. Pegas yang dipasang paling atas
disebut top compresson ring, sedangkan yang terletak di bawahnya adalah second compression
ring.

Untuk membedakan antara kedua pegas tersebut, pabrikan memberikan kode 1 dan 2. Tanda 1
untuk top ring dan 2 pada ring kedua. Kedua pegas ini harus dipasang dengan permukaan tanda
tersebut di bagian atas.

Khusus pegas pengontrol oli diperlukan untuk membentuk lapisan oli (oil film) antara piston dan
dinding silinder. Fungsi lainnya adalah untuk mengikis kelebihan oli dan mencegah masuknya
oli ke dalam ruang bakar. Ada dua jenis pegas pengontrol oli yang biasa dipakai, tipe integral
dan tipe three piece. Tipe integral dilengkapi dengan beberapa lubang untuk mengembalikan oli.
Lubang ini menembus lubang pada alur pegas piston. Kelebihan oli yang dikikis oleh pegas ini
masuk ke dalam lubang dan kembali ke piston. Sedangkan jenis three piece memakai komponen
side rail yang fungsinya untuk mengikis kelebihan oli dan expander untuk mendorong side rail.

Pegas piston akan mengembang bila dipanaskan. Dengan alasan ini pegas piston dipotong pada
satu tempat dan celahnya diposisikan sebelah kiri ketika dipasang di dalam silinder. Celah ini
disebut celah ujung pegas (ring end gap) yang besarnya bergantung pada jenis mesin. Biasanya
ukuran yang dipakai adalah 0,2 – 0,5 mm pada temperatur ruangan.

Celah ujung pegas yang berlebihan akan menurunkan tekanan kompresi. Sebaliknya celah yang
kecil dapat menyebabkan kerusakan blok mesin. Alasannya, akibat dari pemuaian ujung pegas
akan saling berhubungan, pegas menjadi melengkung dan merusak dinding silinder.

Untuk meneruskan tekanan pembakaran yang terjadi pada piston ke batang piston dipergunakan
pena torak. Pena torak memiliki lubang di dalamnya untuk mengurangi berat yang berlebihan.
Kedua ujungnya ditahan oleh bushing pena torak (piston pin boss).
Batang torak (connecting rod) merupakan peranti yang menghubungkan piston ke poros engkol.
Tenaga yang dihasilkan piston dialirkan ke poros engkol. Bagian yang berhubungan dengan pena
torak disebut small end. Sedangkan yang berkaitan dengan poros engkol disebut big end. Batang
torak ini harus dipasangkan sesuai dengan tanda karena kalau salah pemasangan akan menutupi
lubang oli. Setiap batang torak memiliki tanda tersendiri.

PISTON DAN KELENGKAPANNYA

Piston bergerak naik-turun di dalam silinder untuk melakukan langkah hisap, kompresi,
pembakaran, dan pembuangan. Fungsi utama torak untuk menerima tekanan pembakaran
dan meneruskan tekanan untuk memutar poros engkol melalui batang torak (Connecting
Rod). Torak terus menerus menerima temperatur dan tekanan yang tinggi sehingga harus
dapat tahan saat mesin beroperasi pada kecepatan tinggi untuk periode waktu yang lama.
Piston kebanyakan dibuat dari paduan Aluminium, selain lebih ringan, radiasi panasnya juga
lebih efisien dibandingkan dengan material lainnya. Pada saat piston panas akan terjadi
sedikit pemuaian dan mengakibatkan diameternya akan bertambah. Untuk mencegah hal ini
pada mesin diberikan celah antara piston dengan silinder (piston Clearance). Celah piston
bervariasi dan ini tergantung dari model mesinnya. Pada umumnya antara 1,02 – 0,12 mm.
Bentuk torak agak sedikit tirus, diameter bagian atasnya lebih kecil dibandingkan dengan
diameter bagian bawahnya. Selain itu celah torak bagian atasnya lebih besar dan bagian
bawahnya lebih kecil. Hal ini untuk mengantisipasi pada saat piston memuai, karena bagian
atas mendapatkan panas langsung yang lebih besar. Celah torak penting sekali untuk
memperbaiki fungsi mesin dan mendapatkan kemampuan mesin yang lebih baik. Bila celah
terlalu kecil, maka akan tidak ada celah antara torak dan silinder ketika torak panas, hal ini
akan menyebabkan torak menekan dinding silinder. Kondisi semacam ini akan merusak
mesin. Bila celah torak berlebihan, tekanan kompresi dan tekanan gas pembakaran akan
menjadi rendah, dan akan menurunkan kemampuan mesin.

PISTON RING

Pada Piston juga dipasangkan pegas torak (piston ring) dalam alur ring (ring groove) pada
torak. Diameter luar ring torak sedikit lebih besar disbanding dengan torak itu sendiri.
Ketika terpasang pada torak, karena pegas torak sifatnya elastis menyebabkan
mengembang, sehingga menutup dengan rapat pada dinding silinder. Pegas torak terbuat
dari bahan yang dapat bertahan lama. Umumnya dibuat dari baja tuang spesial, yang tidak
akan merusak dinding silinder.

Jumlah pegas torak bermacam-macam tergantung jenis mesin dan umumnya 3 sampai 4
pegas torak untuk setiap toraknya. Pegas piston mempunyai peranan penting : Pertama;
Mencegah kebocoran campuran udara dan bensin dan gas pembakaran yang melalui celah
antara torak dengan dinding silinder ke dalam bak engkol selama langkah kompresi dan
langkah usaha. Kedua; mencegah oli yang melumasi torak dan silinder masuk ke ruang
bakar. Ketiga; memindahkan panas dari torak ke dinding silinder untuk membantu
mendinginkan torak.

1. Pegas Kompresi

Pegas kompresi (Compression ring) berfungsi untuk mencegah kebocoran campuran udara
dan bensin dan gas pembakaran dari ruang bakar ke bak engkol selama langkah kompresi
ini ada beberapa macam. Umumnya 2 pegas kompresi terpasang pada masing-masing
torak. Pegas kompresi ini disebut “top compression ring” dan “second compression ring”.
Tepi bagian atas pegas kompresi agak runcing dan bersentuhan dengan dinding silinder. Ini
dirancang untuk menjamin agar dapat menutup hubungan antara pegas dan silinder. Selain
itu juga untuk mengikis oli mesin dari dinding silinder secara efektif.

2. Pegas Pengontrol Oli

Pegas pengontrol oli (Oil Control Ring) diperlukan untuk membentuk lapisan oli (oil Film)
antara torak dan dinding silinder. Selain itu juga untuk mengikis kelebihan oli untuk
mencegah masuknya oli ke dalam ruang bakar. Pegas oli ini disebut pegas ketiga (Third
Ring). Ada dua tipe pegas pengontrol oli, tipe integral dan tipe three piese yang sering
digunakan.

     TIPE INTEGRAL (integral type) ini, pegas olinya dilengkapi dengan beberapa lubang
untuk pengembalian oli (oil return). Lubang-lubang oli ini menembus lubang pada alur
pegas torak. Kelebihan oli yang dikikis oleh pegas ini masuk ke dalam lubang dan kembali
ke dalam torak.
     TIPE THREE PIECE, pegas pengontrol oli tipe ini terdiri dari side rail yang fungsinya
untuk mengikis kelebihan oli, dan expander yang mendorong side rail dan menekan pada
dinding silinder dan ring groove. Tipe three piece ini fungsinya sama dengan tipe integral.

3. Celah Ujung Pegas

Pegas torak akan mengembang bila dipanaskan, sama halnya dengan torak. Dengan alas an
ini pegas torak dipotong pada satu tempat dan celahnya diposisikan sebelah kiri ketika
terpasang di dalam silinder. Celah ini disebut celah ujung pegas (ring end gap). Besarnya
celah ini bermacam-macam tergantung pada jenis mesin, dan umumnya antara 0,2-0,5 mm
pada temperatur ruangan. Celah ujung yang terlalu besar akan menurunkan tekanan
kompressi; sebaliknya celah yang terlalu kecil jika terjadi pemuaian dapat menyebabkan
ring melengkung karena ujungnya yang saling bertemu, sehingga akan menggores dinding
silinder.

PENA TORAK

Pena torak (piston pin) menghubungkan torak-torak dengan bagian ujung yang kecil (small
end) pada batang torak. Dan meneruskan tekanan pembakaran yang berlaku pada torak ke
batang torak. Pena Torak berlubang di dalamnya untuk mengurangi berat yang berlebihan
dan kedua ujung ditahan oleh bushing pena torak (piston pin boss).

Torak dan batang torak (connecting rod) dihubungkan secara khusus seperti diperlihatkan
pada gambar. Pada model Full Floating, pena torak tidak terikat pada bushing torak atau
batang torak, sehingga dapat bergerak bebas. Pada kedua ujung pena ditahan oleh 2 buah
pegas pengunci (snap ring). Pada model semi floating, pena torak dipasang dan dibaut pada
batang torak untuk mencegah lepas keluar, atau bagian ujunga yang kecil pada batang
torak terbagi dalam dua bagian dan pena torak dibuat diantara keduanya. Pada model
lainnya adalah tipe fixet, salah satu ujung penanya dibautkan pada torak.

BATANG TORAK

Batang torak (Connecting Rod) menghubungkan torak ke poros engkol dan selanjutnya
meneruskan tenaga yang dihasilkan oleh torak ke poros engkol. Bagian ujunag batang torak
berhubungan dengan pena torak disebut small end. Crank pin berputar pada kecepatan
tinggi. Untuk menghindari hal tersebut yang diakibatkan panas, metal dipasangkan di dalam
big end. Metal ini dilumasi dengan oli dan sebagian dari oli ini dipercikan dari lubang oli
kebagian torak untuk mendinginkan torak. Batang torak harus dipasangkan sesuai tanda.
Bila salah pemasangan akan menutup lubang oli. Untuk mencegah hal ini tiap-tiap batang
torak terdapat tanda. Tanda ini bermacam-macam tergantung pada tipe mesin dan harus
teliti dengan menggunakan buku pedoman reparasi.

Anda mungkin juga menyukai