LATAR BELAKANG
Ruang yang diartikan sebagai tempat manusia untuk bertempat tinggal dan
melakukan aktivitas dalam perkembangannya akan dipengaruhi oleh penghuninya
itu sendiri. Diperlukan adanya interaksi antara penghuni dan perancang untuk
mewujudkan sebuah ruang kota yang teratur. Ruang yang mampu memenuhi
kebutuhan masyarakat ialah ruang yang fungsional dalam arti mampu mendukung
aktivitas penduduk, nyaman, indah secara visual, dan berbudaya yang dapat
diartikan memenuhi kebutuhan dan emosional masyarakat.
Tantangan yang saat ini dihadapi oleh arsitek adalah bagaimana menciptakan solusi
permasalahan di atas namun tidak meninggalkan ciri khas dari sebuah kota
(lokalitas). Untuk menyikapi hal ini maka dalam pelaksanaannya perlu
memperhatikan kondisi lokal yang berkembang di masyarakat baik itu perilaku
maupun tata caranya.
Gang adalah jalan lingkungan yang digunakan sebagai sarana sirkulasi untuk
keluar-masuk permukiman Kampung Kota yang dewasa ini tidak hanya menjadi
sarana sirkulasi namun ruang untuk masyarakatnya pula. Budaya bermukim
masyarakat kampung kota yang diwarnai oleh nilai-nilai tradisional dalam kehidupan
bertetangga dan bermasyarakat mempengaruhi sikap mereka dalam memandang
dan mempergunakan ruang jalan. Faktor tersebut diakibatkan karena lahan untuk
rumah-rumah hunian warga rata-rata sangat kecil sehingga tidak mampu
menampung seluruh kegiatan rumah tangga.
PERMASALAHAN
Braga adalah salah satu kawasan terpadat yang ada di Bandung. Jerit anak berebut
tempat bermain di lapangan adalah sambutan hangat di Kampung Braga, Kelurahan
Braga, Kota Bandung. Anak balita berlarian di antara gerobak, ember penampung
air, dan jemuran kini menjadi pemandangan keseharian di Braga. Begitu padatnya
Braga sehingga anak-anak tak punya lagi tempat bermain. Padahal, Haryoto Kunto
dalam bukunya Semerbak Bunga di Bandung Raya menceritakan, pada tahun 1800
Braga hanyalah sebuah kebun karet dan lahan pemakaman.Tahun 1911 Jalan
Braga yang pernah bernama Jalan Pedati alias Pedatieweg atau Karrenweg menjadi
asri oleh pohon kenari. Baru pada tahun 1937, Braga dipenuhi dengan toko-toko. Di
belakang pertokoan, ada sebuah kampung yang dinamakan Kampung Braga. Dari
jalan besar Braga, ada gang yang menjadi pintu keluar-masuk kampung ini.
STUDI KASUS
Sehingga solusi yang ditawarkan adalah mengolah ruang sirkulasi antar ruang /gang
lebar minimal 120cm (skala mikro) dan lapangan sempit setiap area Rukun
Tetangga/RT (skala makro) menjadi area bermain bersama serta mendesain mainan
anak pada ruang sempit yang edukatif, ergonomis, dan aman untuk kelompok usia
antara 3 hingga 11 tahun.
KRITERIA PESERTA
• Peserta adalah Mahasiswa Arsitektur Indonesia yang telah berkoordinasi
dengan rayonnya masing-masing.
• Masing – masing rayon mengirimkan minimal satu peserta paket kegiatan
Pengabdian Masyarakat BDG26!
• Peserta paket kegiatan Pengabdian Masyarakat BDG26! wajib mengikuti
Sayembara “Mengolah Gang pada Permukiman Padat”
• Peserta Sayembara “Mengolah Gang pada Permukiman Padat” wajib
mengikuti paket kegiatan Pengabdian Masyarakat BDG26!
• Peserta adalah perorangan atau kelompok beranggota 3-10 orang termasuk
satu ketua kelompok.
• Sayembara tertutup bagi panitia pelaksana paket kegiatan Pengabdian
Masyarakat BDG26!
• Pendaftaran dapat dilakukan dengan mengirim identitas peserta ke alamat
email panitia panitibdg26@yahoo.com
• Produk hasil karya desain disajikan dalam format digital ataupun dalam
format manual pada kertas A3 maksimal 5 lembar (tidak termasuk lembar
RAB dan identitas).
• Gambar harus menggunakan teknik penyajian berwarna.
• Tidak diperkenankan untuk mencantumkan identitas peserta kecuali nomor
registrasi yang akan diberikan saat peserta mendaftarkan diri.
• Materi Sayembara yang harus dikirim:
1. Konsep desain (penjelasan mudah dipahami/komunikatif dan dilengkapi
dengan foto lokasi),
2. Gambar rendering produk 3D dan penggunaannya
3. Perspektif suasana dari produk tersebut dengan foto lokasi
4. Gambar teknis desain
5. Lembar RAB
6. Lembar identitas berisi nama lengkap, asal universitas dan rayon, e-mail,
nomor kontak yang bisa dihubungi.
KETENTUAN UMUM
• Gagasan desain adalah karya asli peserta dan belum pernah diperlombakan
maupun dipublikasikan.
• Karya yang masuk menjadi milik panitia dan tidak dikembalikan.
• Panitia berhak melakukan publikasi atas karya tersebut untuk keperluan
lomba maupun keperluan lainnya baik yang bersifat komersil maupun non
komersil tanpa memberikan royalti atau kompensasi lain kepada peserta.
• Panitia tidak bertanggungjawab atas segala tindakan hukum yang muncul
dari hasil karya peserta yang dilombakan ataupun sebagai dampak dari
keikutsertaan peserta pada lomba ini.
• Keputusan dewan juri adalah mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.
PENYERAHAN HASIL KARYA
PENJURIAN
• Penjurian hasil karya dilakukan secara tertutup oleh tim juri Sayembara
“Mengolah Gang pada Permukiman Padat”.
• Tim juri berjumlah lima orang yang terdiri dari:
1. Sarah M. A. Ginting, S.T., M.Arch (pemenang SAYEMBARA SUSTAINABLE
URBAN DEVELOPMENT PENGADAAN RUANG PUBLIK PADA LAHAN
TERLANTAR DI PERKOTAAN [Transformasi Lahan Terlantar di perkotaan
menjadi Ruang Publik ] Kerjasama antara Direktorat Jendral Penataan Ruang -
Departemen Pekerjaan Umum dan Bidang Pengabdian Profesi - Ikatan Arsitek
Indonesia)
2. Ir. David B. Soediono (Ketua Paguyuban Pelestarian Budaya Bandung)
3. Ir. Baskoro Tedjo, MSc. IAI (Lecturer of the Department of Architecture -
Bandung Institute of Technology and Expert Staff for PT Bita Bandung,
architect for Baskoro Tedjo & Associates)
4. Maria Hartiningsih (Sarjana Publisistik, Pengamat Masalah
Pembangunan, Wartawan Harian KOMPAS, Jakarta)
5. Perwakilan Balai Pengelolaan Kepurbakalaan, Sejarah, dan Nilai
Tradisional *
*dalam konfirmasi
• Penilaian setiap hasil karya pada saat penjurian didasarkan pada kriteria
penilaian sebagai berikut:
1. Tingkat solusi dan realitas karya untuk direalisasi
2. Orisinalitas konsep dan kontekstual dengan lokasi
3. Memahami kebutuhan masyarakat urban pada level masyarakat yang
hidup di permukiman padat
4. Kreativitas dalam mengeksplorasi desain dari modifikasi, material,
ergonomis.
5. Teknik penyajian karya sayembara
PENGHARGAAN
Karya 3 pemenang akan direalisasikan saat pelaksanaan paket kegiatan
Pengabdian Masyarakat BDG26! di Kampung Braga.
TANGGAL PENTING
Pendaftaran 7 Juni – 14 Juni 2010
Pengambilan TOR via web 7 Juni – 7 Juli 2010
Pemasukan karya lomba 7 Juni – 7 Juli 2010
Penjurian 8 Juli 2010
Pengumuman Pemenang Sayembara 9 Juli 2010
Eksekusi desain 13 Juli – 14 Juli 2010
INFORMASI DAN KETERANGAN
Informasi dan keterangan dapat diperoleh di:
Website: http://bdg26.info/
Email: panitiabdg26@yahoo.com
atau
Kesekretariatan
Panitia BDG26 (TKI - MAI XXVI) Bandung – JAWA BARAT
Forum Ikatan Mahasiswa Arsitektur(FIMA) Jawa Barat
Himpunan Mahasiswa Arsitektur de-arquitectura
Kampus ST-INTEN
Jalan Ir. H. Djuanda No. 126F.
Bandung 401312