Anda di halaman 1dari 3

20 CARA TERBAIK MEMOTIVASI 

KARYAWAN*)
Kita semua mengalami masalah apakah pekerjaan kita itu sesuai dengan yang kita dambakan.
Atas dasar alasan ini langkah pertama menuju penciptaan seorang tenaga kerja yang termotivasi
seharusnya dengan cara menerima karyawan yang termotivasi dari dirinya sendiri. Caranya
menurut Gerald Graham, Direktur Sekolah Bisnis Universitas Wichita State, adalah dengan
mengkaji riwayat dan pengalaman mereka.

Sayangnya untuk kebanyakan manajer, pekerja yang mereka miliki adalah pekerja yang terpaksa.
Dengan demikian, cara selanjutnya yang harus dilakukan adalah menemukan cara untuk
mempercepat dorongan di dalam diri mereka menuju kesuksesan. Sebelum mencoba ini, para
manajer harus mengetahui berbagai perilaku yang memotivasi mereka.

Bila tujuannya telah diketahui, para manajer dapat (1) memberikan kepada pekerja
keterangan yang mereka perlukan untuk melakukan sesuatu pekerjaan yang baik. Ini
termasuk tujuan secara keseluruhan dan misi bisnis, pekerja yang perlu dikerjakan oleh
Departemen khusus, dan aktivitas kerja tertentu yang mengharuskan berkonsentrasi pada
pekerjaan tersebut. Bob Nelson, Wakil Presiden Pusat Penelitian Pengembangan Blanchard dan
penulis “1001 Cara Memberikan Imbalan Karyawan”, mengatakan bahwa Komunikasi Yang
Terbuka membantu pekerja merasa bahwa mereka berada di dalam keputusan-keputusan penting
mengenai bisnis dan membantu mereka untuk memahami prakarsa yang melandasi bisnis
tersebut.
Ia menambahkan, informasi itu seharusnya tidak hanya terdapat pada bagian sebelum akhir
proyek atau tugas tapi juga terdapat di bagian tengah dan akhir. Dengan kata lain manajer harus
(2) memberikan kesempatan umpan balik secara teratur. Seperti Ken Blanchard penulis
buku “Manajer Satu Menit”, menekankan, “Pengaruh umpan balik adalah sarapan pagi para
juara”.

Mengingat karyawan adalah para ahli pada pekerjaannya, para manajer harus (3) meminta
masukan dari karyawan dan melibatkan mereka di dalam keputusan yang mempengaruhi
pekerjaan mereka. Suasana komunikasi terbuka dan berbagi komunikasi dua arah lebih
memotivasi, jika hal itu menjadi suatu bagian pelengkap dalam menjalankan bisnis. Oleh karena
itu perusahaan harus (4) membuat saluran komunikasi yang mudah dipergunakan, sehingga
karyawan dapat menggunakannya untuk mengutarakan pertanyaan/kehawatiran mereka
dan memperoleh jawaban. Sambungan telepon langsung, kotak saran, forum-forum kelompok
kecil, tanya jawab dengan pimpinan dan “politik pintu terbuka” adalah beberapa cara yang dapat
mendorong dan membesarkan hati karyawan untuk berbicara terus terang.

Salah satu tujuan terpenting komunikasi terbuka bagi para pimpinan adalah untuk (5) belajar
dari para karyawan itu sendiri apa yang memotivasi mereka. Motivator dari dalam diri
setiap orang berbeda, serta imbalan atas suatu pekerjaan yang dikerjakan dengan baik harus
dibakukan.

Saul Gellerman penulis “Motivating Superior Performance” menambahkan, “Tunjukkan rasa


hormatmu terhadap individu dengan menanggapi tanda yang mereka tunjukkan tentang
bagaimana mereka ingin diperlakukan dan jenis pekerjaan yang ingin mereka kerjakan.” Para
manajer harus (6) mempelajari apa saja kegiatan-kegiatan lain yang pekerja lakukan bila
mereka mempunyai waktu luang, dan kemudian menciptakan kesempatan bagi mereka
untuk melakukan kegiatan itu secara lebih teratur.

Motivator terbaik adalah bila para manajer (7) memberi selamat secara pribadi kepada
karyawan yang melakukan pekerjaan dengan baik. Pemberian selamat ini harus dilakukan
khusus dan tepat waktu.. Suatu cara untuk memastikan penghargaan adalah agar para manajer (8)
terus menerus memelihara hubungan dengan orang yang mereka bawahi. Bila penghargaan
pada karywa tidak dapat dijalankan, para manajer harus (9) menulis Memo secara pribadi
kepada mereka tentang hasil kinerja mereka. Karena tulisan tersebut merupakan penghargaan
yang nyata, serta dampak atas “perasaan aman” itu berlangsung lama.

Bila manajer (10) menghargai karyawan karena pekerjaan mereka yang baik secara umum.
Mereka akan menyatakan bahwa karyawa yang berprestasi mengagumkan telah mendapat
perhatian positif dari semua orang. Mengingat kelompok adalah suatu kenyataan yang ada di
dalam perusahaan, maka upaya-upaya penghargaan juga harus termasuk di dalamnya dan harus
(11) meliputi pertemuan-pertemuan pembentukan moril seperti “merayakan kesuksesan
yang dicapai kelompok” dan tidak perlu dibesaar-besarkan cukup dengan
memberitahukan kelompok pada waktu yang tepat bahwa mereka telah mengerjakan
suatu pekerjaan dengan baik.

Tidak ada yang melemahkan motivasi karyawan lebih cepat selain pekerjaan rutin dan pekerjaan
yang tidak menantang. Bila perusahaan ingin agar karyawan melakukan pekerjaan yang baik,
maka harus (12) memberi karyawan satu pekerjaan yang baik untuk dikerjakan dan para
manajer harus memperlihatkan kepada karyawan bagaimana mereka dapat berkembang
dan memberi kesempatan untuk mempelajari kemampuan-kemampuan baru.

Langkah selanjutnya (13) memastikan apakah karyawan mempunyai sarana kerja yang
terbaik. Sebagai contoh perusahaan yang bergerak dalam bidang teknologi kesenian cenderung
menjadi tempat yang menyenangkan. Mempunyai perlatan canggih membuat karyawan bangga.
Kebijakan perusahaan dan praktek manajemen mempunyai suatu kemampuan yang luar biasa
untuk mendorong stau merusak motivasi seseorang.

Perusahaan yang kurang memiliki keinginan inspiratif dapat memperbaikinya dengan


menggunakan kombinasi yang mana saja dari ke-7 cara berikut:
(14) Kenalilah kebutuhan-kebutuhan pribadi karyawan karena karyawan akan lebih
terdorong untuk bekerja bagi perusahaan yang memperhatikan keperluan pribadinya.
(15) Gagasan menggunakan kinerja sebagai sadar untuk promosi masih dianggap
revolusioner. Membahas tentang kinerja, suatu perusahaan harus (16) menetapkan suatu
kebijakan promosi dari dalam secara komprehensif. Kebijakan-kebijakan tersebut harus
mencakup keamanan pekerjaan dengan (17) menegaskan komitmen perusahaan terhadap
perkaryaan jangka panjang. Beberapa pernyataan menunjukkan bahwa karyawan menuntut
komitmen perusahaan yang tinggi atas keamanan kerja, namun perusahaan akan melakukan hal
tertentu yang memperlancar pengkaryaan jangka panjang.
Perusahaan yang (18) membantu berkembangnya rasa “bermasyarakat” sehingga
karyawan akan merasa betah di dalamnya, telah hilang. Politik kerja dan semangat juang
yang menurun akan merampas motivasi bahkan dari orang yang berorientasi pada prestasi
sekalipun.
(19) Gajilah karyawan secara bersaing berdasarkan apa yang mereka kerjakan. Jika
karyawan merasa diberi kompensasi (gaji) yang tepat, mereka tidak akan akan begitu tertuju
pada lembarslip gaji mereka dan perusahaan dapat memperoleh prestasi karyawan lebih baik lagi
dari imbalan yang tidak berhubungan dengan keuangan (nonfiancial).

Dengan struktur gaji yang kompetitif, sebuah perusahaan dapat memotivasi orang untuk
perolehan yang lebih besar dengan (20) menawarkan “pembagian keuntungan” (profit
sharing) kepada karyawan.
Kegiatan yang berdampak kuat pada jajaran karyawan paling bawah harus benar-benardikenali,
karena karyawan harus mengtahui apa tujuan dari pekerjaannya. Selanjutkan agar uang mampu
memotivasi karyawan, jumlahnya harus berarti bagi mereka.

Motivasi adalah bagaimana menghargai orang dengan martabatnya – sesuatu yang akhir-akhir ini
sama sekali tidak ada lagi, dan sangat dibutuhkan bagi karywan yang mengalami stres berat atau
terganggu syarafnya karena kecelakaan kerja

Anda mungkin juga menyukai