Skenario
Skenario
Oma Tina 66 tahun senang dan bahagia karena pada hari ke-20 puasa beliau masih dapat
menjalankan ibadah tersebut. Oma Tina merasa sehat-sehat saja termasuk keluhan pada lambung
yang sering perih sebelumnya. Namun anak dan cucu tetap khawatir dan menganjurkan supaya
tidak usah puasa karena ditakutkan Oma akan kekurangan gizi. Oma sedih dan tersinggung.
Syukurlah dokter keluarga bias menjelaskan bahwa Oma Tina boleh berpuasa dengan
mem[perhatikan asupan gizi yang seimbang dan tentu saja tidak melupakan diet yang sesuai
untuk hipertensinya. Oma tina juga merasa senang karena giginya yang tinggal dua sudah utuh
kembali berkat prostese gigi yang cocok dipakai sehingga Oma dapat menikmati makanan yang
disukai terutama kerupuk.
Walaupun demikian Oma Tina sedikit ragu apakah nanti setelah puasa dia tidak terlalu
letih sehingga akan mempengaruhi persiapannya untuk pergi umroh 6 bulan lagi. Menurut Oma
Tina dia tidak amu pergi haji lagi karena usianya bertambah dan merasa tidak sanggup menjalani
ibadah haji seperti dulu lagi, mengingat pendengaran sudah berkurang, mata mulai kabur, dan
yang pasti berjalan tidak sekuat dulu lagi. Pada saat Oma Tina kontrol pada dokter keluarganya,
Oma menanyakan apakah saat pergi umroh nanti dia juga akan diimunisasi serta persiapan apa
saja yang harus dilkukan sat umroh nanti. Beberapa saran dokter menganjurkan sepatu yang tdak
licin dan nyaman.
Bagaimana anda menjelaskan keadaan pada Oma dan apa yang anda sarankan kepada
Oma Tina?
1. Terminologi
1. Hipertensi: kondisi dimana tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg, TD diastolic ≥ 90 mmHg
2. Prostese: penggantian bagian tubuh yang hilang, contohnya lengan, tungkai, mata, dan
gigi yang digunakan dengan alasan atau kosmetik atau keduanya.
2. Identifikasi Masalah
1. Apakah pada usianya yang sudah 66 tahun Oma Tina masih diperbolehkan berpuasa?
2. Mengapa anak dan cucu Oma takut Oma Tina akan kekurangan gizi?
3. Bagaimana asupan gizi yang seimbang untuk Oma Tina?
4. Bagaimana pola diet untuk penyakit hipertensi yang diderita oma Tina?
5. Mengapa Oma Tina sering merasakan keluhan pada lambung?
6. Bagaimana perubahan gigi pada lansia seperti Oma Tina dan mengapa harus memakai
prostese?
7. Mengapa pendengan Oma Tina sudah mulai berkurang, mata mulai kabur, dan berjalan
tidak sekuat dulu lagi?
8. Apakah Oma Tina perlu diimunisasi sebelum berangkat umrah? apa jenis imunisasi yang
diberikan?
9. Mengapa dokter keluarga menyarankan untuk memakai sepatu yang tidak licin dan
nyaman?
10. Mengapa Oma Tina Mudah tersinggung?
3. Brainstorming
1. Puasa sehat untuk lansia asalkan
Kondisi fisik stabil
Penyakit terkontrol
Tidak ada infeksi akut
Manfaat puasa:
↑ HDL, ↑ apoprotein alfa dan ↓ LDL bermanfaat bagi kesehatan jantung dan
pembuluh darah
Pengendalian emosi selama puasa ↓ adrenalin
Puasa mengistirahatkan usus, memperbaiki kerja pencernaan, membersihkan tubuh dari
sisa/ endapan/ toksin dan mengurangi kegemukan
Diet hipertensi:
Diet rendah garam I: untuk penderita hipertensi berat, dianjurkan untuk tidak
menambahkan garam pada makanan.
Diet rendah garam II: untuk penderita hipertensi sedang, garam dianjurkan ¼ sendok
teh garam dapur.
Diet rendah garam III: untuk penderita hipertensi ringan, garam dapur dianjurkan ½
sendok teh.
Atrofi mukosa disertai dengan atrofi kelenjar sehingga musin sebagai faktor defensif
berkurang sehingga lambung lebih mudah mengalami inflamasi karena faktor agresif
gastritis.
o Fungsi mengunyah
Gangguan pada proses mastikasi akan ↓ nafsu makan , gangguan pencernaan,
konstipasi, dan mempengaruhi keadaan gizi penderita. Pemakaian gigi tiruan sebagai
pengganti atau sebagai alat untuk memperbaiki defisiensi mengunyah memperbaiki
gizi dan kesehatan penderita.
o Fungsi berbicara
Pada lansia, dimana gigi banyak yang lepas, (terutama gigi depan) proses berbicara
akan terganggu dan berbicara akan kurang jelas. Pemberian gigi tiruan memperbaiki
fungsi bicara sehingga terjadi komunikasi yang baik dengan orang lain.
o Fungsi estetik
o Faktor biologik
Gigi tiruan yang baik merupakan kesatuan biologic dengan jaringan pendukung
(ginggiva dan prosesus alveolaris) sisa-sisa gigi, sendi temporomandibular dan tidak
terasa sebagai benda asing di mulut kondisi seperti ini akan akan menjamin
kesehatan gigi & jaringan lain di dalam rongga mulut.
Pemakaian gigi tiruan juga akan mencegah pergeseran, pergerakan gigi yang tersisa.
Ekstrinsik
o Obat-obat yang diminum
o Alat bantu berjalan
o Lingkungan yang tidak mendukung termasuk alas kaki yang licin dan tidak nyaman.
Penuaan
jatuh
↓ ukuran lambung Kekakuan pembuluh darah ↑sensitivitas Na
Respon haus ↓
Gigi tiruan
Nutrisi yang tepat infeksi
meningokokus influenza
5. Learning Objectives
1. Perubahan fisik pada lansia
2. Perubahan mental pada lansia
3. Strategi pencegahan jatuh pada lansia
4. Kebutuhan gizi lansia
5. Imunisasi pada dewasa dan lansia
6. Sharing Information
1. Perubahan fisik pada lansia
a. Sistem pernafasan
Otot pernafasan kaku. Kehilangan kekuatan , sehingga voume inspirasi ↓
pernafasan cepat dan dangkal
↓ aktivitas silia menyebabkan penurunan reaksi batuk sehingga potensial
penumpukan sekret
Penurunan akivitas paru sehingga jumlah udara yang masuk ↓
Alveoli semakin melebar dan jumlahnya ↓ proses difusi terganggu
↓ pO2 arteri menggangu proses oksigenasi dari Hb
CO2 di arteri tidak berganti sehingga menjadi racun didalam tubuh
Kemampuan batuk berkurang sehingga potensi terjadinya obstruksi bila ada corpus
alienum
b. Sistem saraf pusat dan otonom
Volume otak berkurang ± 10%
Meningen menebal, giri, dan sulci berkurang kedalamannya
Degenerasi pigmen substansia nigra, disertai kekusutan neurofibriler dasar
pathogenesis alzehimer dan Parkinson
Pada pembuluh darah otak terjadi penebalan tunika intima akibat proses
aterosklerosis disertai penebalan tunika media akibat proses penuaan gangguan
vaskularisasi otak TIA, stroke, dementia vaskuler
Vaskularisasi yang ↓ pada hipotalamus menyebabkan terjadinya gangguan saraf
otonom disamping berkurangnya neurotransmitter.
c. Sistem kardiovaskuler
Katup jantung akan menebal dan menjadi kaku
Kemampuan jantung memompakan darah menurun 1% per tahun setelah umur 20
tahun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volume yang dipompakan
Kehilangan elastisita pembuluh darah
Tekanan darah meningkat karena peningkatan resistensi perifer.
d. Sistem genitouriarius
Ginjal mengecil dan nefron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal menurun sampai
50%, penyaringan di glomerulus ↓ sampai 50%, fungsi tubulus berkurang akibat ↓
kemapuan menkonsentrasikan urin.
Vesikourinaria otot-otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun menjadi 200 ml
frekuensi BAK menjadi meningkat
Pembesaran prostat ± 75% pada pria berusia > 65 tahun
Atrofi vulva
Vagina, selaput vagina menjadi kering, elastisitas jaringan ↓ , sekresi menjadi ↓ .
e. Sistem endokrin dan metabolic
Produksi hampir semua hormone ↓
↓ aktivitas tiroid BMR ↓
Toleransi glukosa ↓ karena ↓ sensitivitas sel-sel perifer terhadap efek insulin
(resistensi insulin).
↓ estrogen densitas tulang ↓ osteoporosis
f. Sistem pencernaan
Kehilangan gigi (akibat periodontal disease ataupun karena proses penuaan)
mengganggu fungsi mastikasi.
Atrofi taste buds/ papil sensitivitas terhadap rasa manis atau asin
Sekresi saliva ↓ terjadi gangguan mengunyah dan menelan
Lambung atrofi sehingga daya tampung ↓, produksi faktor instrinsik anemia
pernisiosa.
Peristaltik usus melemah konstipasi
Daya absorbsi ↓
pH usus halus bagian proksimal ↑ sehingga terjadi bacterial overgrowth yang akan
menurunkan bioavailabilitas mineral dan vitamain (terutama vitamin B6 dan B12)
ukuran hepar ↓ sintesis albumin ↓, aktivitas enzim untuk metabolisme obat ↓.
g. Sistem muskuloskeletal
Tulang kehilangan densitas rapuh dan mudah fraktur
Otot mengalami atrofi karena menurunnya aktivitas, kelainan metabolik atau
denervasi saraf.
Persendian menjadi kaku
Kifosis sehingga tinggi badan berkurang
h. Sistem indra
Penglihatan:
Kornea lebih spheris
Sklerosis sphingter pupil dan hilang nya respon terhadap sinar
Kekeruhan pada lensa (katarak senilis)
Daya adaptasi terhadap gelap lebih lambat, susah melihat dalam gelap
↓ lapangan pandang
Hilangnya daya akomodasi
↓ kemampuan membedakan warna
pendengaran
Tuli konduktif: kerusakan dari kanalis auditorius, membrana timpani, atau tulang-
tulang pendengaran, bisa juga karena serumen obturans.
Tuli sensori neural: kerusakan neuron akibat bising, presbikusis, komplikasi
aterosklerosis, komplikasi akibat ototoksik.
Peraba:
Kemunduran dala merasakan sakit
Kemunduran dala merasakan tekanan, panas, dan dingin
Faktor risiko:
a. Sensorik
Gangguan pendengaran dan penglihtan, gagguan vestibuler terutama vertigo tipe
4. Imunisasi pada dewasa dan lansia