Oleh
Prof.Dr.Johannes Gunawan,SH.,LL.M
Prof.Dr.Bernadette M.W.,SH.,MH.,CN
Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Juni 2009
Pertimbangan tentang BHP dalam Putusan
Mahkamah Konstitusi No.021/PUU-IV/2006
Menimbang bahwa namun demikian, agar undang-undang mengenai
badan hukum pendidikan yang diperintahkan oleh Pasal 53 Ayat (4)
UU Sisdiknas sesuai dengan UUD 1945, maka perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
1.Aspek fungsi negara untuk:
• mencerdaskan kehidupan bangsa
• kewajiban negara dan pemerintah dalam bidang pendidikan
• hak dan kewajiban warga negara dalam bidang pendidikan
2.Aspek filosofis:
cita-cita untuk membangun sistem pendidikan nasional
yang berkualitas dan bermakna bagi kehidupan bangsa
3. Aspek Sosiologis:
realitas mengenai penyelenggaraan pendidikan yang sudah
ada termasuk yang diselenggarakan oleh berbagai yayasan,
perkumpulan, dan sebagainya
Pertimbangan tentang badan hukum pendidikan
dalam Putusan Mahkamah Konstitusi
No.021/PUU-IV/2006
4. Aspek Yuridis:
tidak menimbulkan pertentangan dengan peraturan perundang-
undangan lainnya yang terkait dengan badan hukium
5. Aspek Pengaturan:
haruslah merupakan implementasi tanggungjawab negara dan
tidak dimaksudkan untuk mengurangi atau menghindar dari
kewajiban konstitusional negara di bidang pendidikan, sehingga
tidak memberatkan masyarakat dan/atau peserta didik
Hakekat
Perguruan Tinggi
Alasan OTONOMI
Ber BHP Perguruan
Tinggi
Perintah
Peraturan
Perundang-
undangan
Hakekat Perguruan Tinggi
Pasal 53 UU.Sisdiknas
Badan
Laba
Hukum
Badan Hukum BHP
Perdata
Nirlaba
Jenis Badan Hukum
Badan Hukum
Hukum
Badan Hukum Badan
Yayasan, dll
dll
Negara Yayasan,
Diakui
sebagai
Perguruan Tinggi Perguruan Tinggi
yang diselenggarakan badan hukum
yang diselenggarakan
Pemerintah pendidikan
Masyarakat
2 BHP Yayasan dll. yang telah Akta Menteri Hukum dan Hak
menyelenggarakan Notaris Asasi Manusia
Penyeleng- pendidikan formal
gara
Simulasi Penyesuaian/Pendirian Baru BHP
Yayasan/
Pendiri
BHP Masyarakat
ORPK
Contoh
Majelis Wali Amanat
ORP OANA
Contoh Contoh
Senat Dewan Audit
Akademik
OPP
Rektor/Ketua/Direktu
r
Struktur Organisasi BHP Penyelenggara
ORPK
Pembina dan
Pengurus
Yayasan
ORP OANA
Senat Pengawas
Akademik
OPP
Rektor/Ketua/Direktu
r
Tata Kelola BHP Pendidikan Tinggi
Fungsi Organ
Badan Hukum Pendidikan Badan Hukum Pendidikan
Fungsi penentuan kebijakan Organ representasi pemangku
umum kepentingan
Fungsi kebijakan dan pengelolaan Organ pengelola pendidikan
pendidikan (rektor, ketua, direktur)
Fungsi audit bidang non-akademik Organ audit bidang non
akademik
Fungsi pengawasan akademik Organ representasi pendidik
Pasal 22 UUBHP
Tugas dan wewenang organ representasi pemangku kepentingan
pada badan hukum pendidikan adalah:
a. menyusun dan menetapkan perubahan anggaran dasar dan
menetapkan anggaran rumah tangga beserta perubahannya;
b. menyusun dan menetapkan kebijakan umum;
c. menetapkan rencana pengembangan jangka panjang, rencana
strategis, rencana kerja tahunan, dan anggaran tahunan;
d. mengesahkan pimpinan dan keanggotaan organ representasi
pendidik;
e. mengangkat dan memberhentikan ketua serta anggota organ
audit bidang non-akademik;
f. mengangkat dan memberhentikan pemimpin organ pengelola
pendidikan;
Tugas dan wewenang ORPK BHP Dikti (2)
Pasal 22 UUBHP
g. melakukan pengawasan umum atas pengelolaan badan hukum
pendidikan;
h. melakukan evaluasi tahunan atas kinerja badan hukum
pendidikan;
i. melakukan penilaian laporan pertanggungjawaban tahunan
pemimpin organ pengelola pendidikan, organ audit bidang non
akademik, dan organ representasi pendidik;
j. mengusahakan pemenuhan kebutuhan pembiayaan badan
hukum pendidikan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
k. menyelesaikan persoalan badan hukum pendidikan, termasuk
masalah keuangan, yang tidak dapat diselesaikan oleh organ
badan hukum pendidikan lain sesuai dengan kewenangan
masing-masing.
Tugas dan wewenang ORPK BHP Dikti (2)
Pasal 22 UUBHP
g. melakukan pengawasan umum atas pengelolaan badan hukum
pendidikan;
h. melakukan evaluasi tahunan atas kinerja badan hukum
pendidikan;
i. melakukan penilaian laporan pertanggungjawaban tahunan
pemimpin organ pengelola pendidikan, organ audit bidang non
akademik, dan organ representasi pendidik;
j. mengusahakan pemenuhan kebutuhan pembiayaan badan
hukum pendidikan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
k. menyelesaikan persoalan badan hukum pendidikan, termasuk
masalah keuangan, yang tidak dapat diselesaikan oleh organ
badan hukum pendidikan lain sesuai dengan kewenangan
masing-masing.
Anggota ORP BHP Dikti
Pasal 24 UUBHP
(2) Anggota organ representasi pendidik paling sedikit terdiri
atas:
a. wakil professor; dan
b. wakil pendidik.
(3) Anggaran dasar badan hukum pendidikan yang
menyelenggara
kan pendidikan tinggi, dapat menetapkan wakil unsur lain
sebagai anggota organ representasi pendidik selain anggota
sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
(4) Perimbangan jumlah wakil profesor dan wakil pendidik
antarprogram studi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
proporsional dengan jumlah pendidik yang diwakilinya dan
diatur dalam anggaran rumah tangga.
Pasal 26 ayat (1) UUBHP
(1) Ketua dan anggota organ representasi pendidik disahkan oleh
organ representasi pemangku kepentingan.
Tugas dan Wewenang ORP BHP Dikti (1)
Pasal 27 UUBHP
Tugas dan wewenang organ representasi pendidik pada badan
hukum pendidikan adalah:
a. mengawasi kebijakan dan pelaksanaan akademik organ
pengelola pendidikan;
b. menetapkan dan mengawasi penerapan norma dan ketentuan
akademik;
c. mengawasi kebijakan dan pelaksanaan penjaminan mutu
pendidikan;
d. mengawasi kebijakan kurikulum dan proses pembelajaran dengan
mengacu pada tolok ukur keberhasilan pencapaian target
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang
ditetapkan dalam rencana strategis badan hukum pendidikan, serta
dapat menyarankan perbaikan kepada organ pengelola pendidikan;
e. menetapkan dan mengawasi pelaksanaan kode etik sivitas
akademika;
Tugas dan Wewenang ORP BHP Dikti (2)
f. mengawasi penerapan peraturan pelaksanaan kebebasan akademik,
kebebasan mimbar akademik dan otonomi keilmuan;
g. memutuskan pemberian atau pencabutan gelar dan penghargaan
akademik;
h. mengawasi pelaksanaan kebijakan tata tertib akademik;
i. mengawasi pelaksanaan kebijakan penilaian kinerja pendidik dan
tenaga kependidikan;
j. memberikan pertimbangan kepada organ pengelola pendidikan dalam
pengusulan profesor;
k. merekomendasikan sanksi terhadap pelanggaran norma, etika, dan
peraturan akademik oleh sivitas akademika perguruan tinggi kepada organ
pengelola pendidikan;
l. memberi pertimbangan kepada organ representasi pemangku kepentingan
tentang rencana strategis serta rencana kerja dan
anggaran tahunan yang telah disusun oleh organ pengelola pendidikan; dan
m. memberi pertimbangan kepada organ representasi pemangku kepentingan
tentang kinerja bidang akademik organ pengelola pendidikan.
Anggota OANA BHP Dikti
Pasal 29 UUBHP
(1)Organ audit bidang non-akademik merupakan organ
badan hukum pendidikan yang melakukan evaluasi
non-
akademik atas penyelenggaraan badan hukum
pendidikan.
Pasal 30 UUBHP
Tugas dan wewenang organ audit bidang non-akademik pada badan
hukum pendidikan adalah:
a. menetapkan kebijakan audit internal dan eksternal badan hukum
pendidikan dalam bidang non-akademik,
b. mengevaluasi hasil audit internal dan eksternal badan hukum
pendidikan,
c. mengambil kesimpulan atas hasil audit internal dan eksternal
badan hukum pendidikan, dan
d. mengajukan saran dan/atau pertimbangan mengenai perbaikan
pengelolaan kegiatan non-akademik pada organ representasi
pemangku kepentingan dan/atau organ pengelola pendidikan
atas dasar hasil audit internal dan/atau eksternal.
OPP BHP Dikti
Pasal 31 UUBHP
(2) Organ pengelola pendidikan memiliki otonomi dalam
mengimplementasikan manajemen berbasis sekolah dan
otonomi perguruan tinggi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
Tugas dan Wewenang OPP BHP Dikti (1)
Perubahan
Pemerintah BHPP 4 Tahun
PT
Perubahan
BHMN BHPP 3 Tahun
Pengakuan
Yayasan, BHP
6 Tahun
dll (Penyesuaian Tata Kelola) Penyelenggara
Permendiknas No. 32 Tahun 2009
Tentang
Mekanisme
Pendirian BHP
Perubahan BHMN atau PT
Pengakuan Penyelenggara Pendidikan Tinggi
Sebagai Badan Hukum Pendidikan
Tata Kelola
Tata Kelola Tata Kelola
Yayasan yang diakui sebagai
Yayasan BHP Penyelenggara BHP
Pemerintah
Hibah BHP
Masyarakat
Sumber
Pendanaan
BHP Badan Hukum
Pendidikan
Peserta Didik
Penjaringan Calon Peserta Didik Menurut UUBHP
Pegawai
Negeri
Pendidik
Sipil
Dipekerjakan
Sumber Daya (PNS-Dpk)
Manusia Status
BHP Pegawai
Badan
Tenaga Hukum
Kependidikan Pendidikan
(P-BHP)
Kedudukan PNS Sebelum dan Sesudah BHP
BHPP
Berlaku
UU.No.14
Tahun 2005
?
Tentang
Guru dan Dosen
Perjanjian
Kerja
Perjanjian Kerja dalam UU BHP
Pasal 55 UU BHP
PNS Dpk
(3) Pendidik dan tenaga
kependidikan
sebagaimana dimak-
sud pada ayat (2)
membuat perjanjian
kerja dengan pemim-
pin organ pengelola
BHPP, BHPPD, atau
BHPM, dan bagi BHP
PBHP
Penyelenggara dia-
tur dalam anggaran
dasar dan/atau
anggaran rumah
tangga. Rektor/Ketua/Direktur
Perjanjian Kerja dalam UU Guru dan Dosen
Gaji dan
Tunjangan Biaya Operasional (berupa Biaya Personalia) dari
PNS Pemerintah atau pemerintah daerah
BHP = Privatisasi?
Menurut Peraturan Perundang-undangan
Privatisasi Menurut Pasal 1 Butir 32 UU No 41 Tahun 2008
tentang APBN 2009
Privatisasi adalah penjualan saham persero, baik sebagian maupun
seluruhnya, kepada pihak lain dalam rangka meningkatkan kinerja
dan nilai perusahaan, memperbesar manfaat bagi negara dan
masyarakat, serta memperluas kepemilikan saham oleh masyarakat,
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003
tentang Badan Usaha Milik Negara.
Menurut teori privatisasi (Privatising the World, Oliver
Letwin)
Privatisasi dapat dilakukan melalui:
• Selling out (dijual)
• Contracting out (dikontrakkan)
• Deregulation (deregulasi).
Kepailitan = Komersial?