Anda di halaman 1dari 15
Rahasia Hanya watuk Kepentingan Penyidikan TPF — Penyidik Polri BAB | PENDAHULUAN 11 Latarbelakang Pembentukan TPF 1, TPF dibentuk atas dasar desakan masyerakat kepada Pemerintah untuk mengungkap kasus meninggalnya Munir. Secara khusus, pembentukan TPF merupakan usulan dari pihak keluarga almarhum Munir yang disampaikan langsung kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 24 November 2004. Pada 23 Nopember 2004, Presiden ‘menandatangani Keputusan Presiden No.111 Tentang Pembentukan Tim Pencari Fakta Kasus Meninggainya Mur 2, Pembahasan mengenal rencana Pembentukan TPF dilakukan dalam pertemuan lintas instansi Pemerintah seperti Poli, Kejaksaan Agung, Departemen “Luar Negeri, Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia serta melibatkan Sejumlah organisasi non pemerintan termasuk pihak keluarga korban. Pertamuan berlangsung pada 21 Desember 2004 di Mabes POLRI. Merujuk pada Nota Dinas ,No.Pol > B/ND- 1224/X1/2004/Bareskrim, pertemuan yang berlangsung di Mabes POLR! menghasitkan kesepakatan mengenai rumusan -Tugas, Wewenang sera Kewajiban Tim, dan Keanggotaan sebagai berikut : a, Tugas dan wewenang dan Kewajiban Tim * Tugas : Secara aktif membantu Penyidik POLRI dalam melaksanakan proses enyelidikan dan penyidikan pengungkapan kasus meninggalnya Munir. ‘+ Weweriang : a) memberikan pertimbangan dan atau pendapat kepada Penyidik Polri, dengan atau tanpa diminta oleh pinak Penyidik Por; b) mengusulkan arah Penyelidikan dan penyidikan oleh Penyidik Polri, memonitor dan_mengevaluasi erkembangannya; c) meminta keterangan dari pihak-pihak yang diperlukan Serta berkonsultasi dengan ahii-ahli dalam dan luar negeri demi kepentingan + Kewajiban : Membuat laporan kepada Presiden mengenai kegiatan yang dilaksanakan dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan bagi Presiden. b, Keanggotaan : * Terdapat lima belas anggota, yaitu 1) KH. Ahmad Syafii Mararief (Ketua PP Muhammadiyah): 2) Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid; 3), Asmara Nababan; * 4) Todung Mulya Lubis 5) Pejabat Pemerintah; 6) Bambang Widjojanto; 7) Hendarai; 8) Usman Hamid; 9) Munarman; Laporan Tim Pencari Fakta Kasus Meninggalnya Munir 3 Maret 2005 Caeranrune 10 ul 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 24 26 27 28 29 30 31 32 33 34, 35 Rahasia Heya untuk Kepentingan Penyidikan TPF ~ Penyidik Potri 10) Smita Notosusanto; 11) Wakil Kepolisian, Brigjend Po! Drs. Andi Hasanudin Mappalangi, Karo Analis Bareskrim Poli; 12) Seorang Wakil dari Kejaksaan Agung RI, Agung, | Putu Kusa, Dir Pratut Jampidum Kejagung RI; 18) Ketua Komnas Perempuan Kamala Chandrakirana; 14) Wakil Departemen Hukum dan HAM, Nazaruddin Bunas, Dir Daktiloskopi Ditfen HAM; dan 15) Wakil Departemen Luar Negeri, Des Alwi, Kasubdit Eropa Dit Eropa Barat, Difjen Amero. 3. Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi mandat yang dikeluarkan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) yang dituangkan dalam Surat Keputusan Ketua Komnas HAM Nomar 034/KOMNAS HAM/VIV/2001 tanggal 27 Agustus 2001" tentang pembentukan Komisi Penyelidikan Pelanggaran Hak Asasi Manusia Trisakti, Semanggi | dan Semanggi Il. Pertimbangan Komnas HAM untuk membentuk suatu komisi penyeliik (tim ad hoc) ini antara lain adalah adanya dugaan telah terjadinya pelanggaran hak asasi manusia yang berat dalam peristiwa Trisakti 12 Mei 1998, Semanggi | 13-14 November1998 dan Semanggi Il 23-24 September 1999 yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa warga mahasiswa dan warga masyarakat. Ketiga peristiwa tersebut diatas ‘sampai saat ini masih menjadi tuntutan keadilan bagi keluarga korban, mahasiswa dan ‘masyarakat dalam rangka penegakan hukum dan hak asasi manusia. 12 Mandat 4. Pada 23 Nopember 2004, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono menandatangani Keputusan Presiden No.111 Tentang Pembentukan Tim Pencari Fakta Kasus Meninggainya Munir, 5. Merujuk Keputusan Presiden No.111 Tentang Pembentukan Tim Pencari Fakta Kasus Meninggainya Munir, setidaknya ada tiga mandat yang dimiliki oleh Tim Pencari Fakta Kasus Meninggalnya Munir, yaitu: 5.1. Diktum Ketiga : Tim bertugas membantu POLRI dalam melakukan penyelidikan secara bebas, cermat, adil dan tuntas terhadap peristiwa meninggalnya Saudara Munir, SH. 5.2. Diktum Keempat : Dalam melakukan tugasnya, Tim melakukan hal-hal yang dianggap perlu bagi diperolehnya hasil penyelidikan yang bebas, cermat, adil dan tuntas secara profesional, berdasarkan faktafakta yang relevan bagi keperiuan penyelidikan. " Lihat SK. Komnas HAM Nomor 034/KOMNAS HAM/VIV/2001 tanggal 27 Agustus 2001 Laporan Tim Pencari Fakta Kasus Meninggalnya Rtunir 3 Maret 2005 Cer an Fwne 10 12 13, 14 1S 16 17 18 19 20 21 22 23, 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 Rahasia 53. Hanya untuk Kepentingan Penyidikan TPF ~ Penyidik Polri Diktum Keenam : Dalam melaksanakan tugasnya, Tim memperoleh segala bantuan yang diperlukan dari semua instansi Pemerintah Pusat dan instansi Pemerintah Daerah serta pihak-pihak lain yang dipandang pertu. 1.3 Masa Kerja 6. Masa kerja dari Tim Pencari Fakta Kasus Meninggalnya Munir mulai dari tanggal 23 Desember 2004 sampai dengan 23 Maret 2005, dan dapat diperpanjang untuk terakhir kalinya selama tiga bulan berikutnya. 1.4 Keanggotaan 7. Berdasarkan Keppres No.111 tahun 2004 tentang Pembentukan Tim Pencari Fakta asus Meninggalnya Munir, anggota TPF terdiri dari: TAL 72. 73. TA. 75. 78. 77. 78. 79. 7.10. Sdr. Brigjend Pol.Drs.Marsudi H., SH; Sdr. Asmara Nababan; Sdr. Bambang Widjajanto; Sdr. Hendardi; Sdr. Usman Hamid; Sdr. Munarman; Sdr. Smita Notosusanto;’ ‘Sdr. | Putu Kusa; Sdr. Kamala Tjandrakirana; ‘Sdr. Nazarudin Bunas; 7A. ‘Sdr. Retno LP.Marsudi; 712. ‘Sdr. Arif Havas Oegroseno; 7.13. ‘Sdr. Rachland Nashidik; dan 7.14, ‘Sdr. dr. Mun‘im Idris 8. Dari keseluruhan jumlah anggota, beberapa nama yang tercatat tidak aktf terdiri dari: 8.41. 82 83. Sdr. Bambang Widjojanto, SH; Sdr. Smita Notosusanto; Sdr. | Putu Kusa, SH; 9. Beberapa nama fain yang diusulkan dan disepakati dalam pertemuan Mabes Potri 21 Desember 2004 tidak tercantum dalam Keputusan Presiden. Nama-nama tersebut adalah : KH. Syafii Maarif, Ketua PP Muhammadiyah, Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Tokoh Masyarakat, dan Todung Mulya Lubis, Perwakilan Kalangan Profesional. L4 Kendala 10. Adanya perbedaan mandat, kewenangan serta susunan Tim yang disepakati sebelumnya Pada 21 Desember 2004 dengan Keputusan’~Presidert No.111 tahun 2004, Laporan Tim Pencari Fakta Kasus Meninggalnya Rtunir 3 Maret 2005 wre ne 10 u 12 13, 14 15 16 7 18 19 20 21 2 2B 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Rahasia Hanya untuk Kepentingan Penyidikan TPF ~ Penyidik Polri mengakibatkan keragu-raguan sejumlah anggota bahkan ada yang tidak bersedia. ‘sehingga TPF baru dapat bekerja pada 13 Januari 2008. 11. Hubungan dengan Tim Penyidik pada awainya tidak sepenuhnya berjalan lancar, karena dibutuhkan waktu untuk membangun komunikasi dengan Tim Penyidik mengenai keberadaan TPF dan penyesuaian cara kerja. BAB I! MEKANISME KERJA 4. Mekanisme Kerja Internal TPF 12. TPF telah menetapkan suatu mekanisme kerja yang selanjutnya digunakan sebagai acuan kegiatan atau pedoman kerja. Mekanisme tersebut adalah sbb konsolidasi intemal, {dentiikasi permasalahan dan mekanisme evaluasi. 13, Konsolidasi Intemal. Sebelum memulai tugas, TPF TPF melakukan dialog internal secara intensif tentang pentingnya TPF untuk segera menjalankan tugasnya, yaitu a) Mengungkap secara bebas, cermat, adil dan tuntas, terlepas dari kritik tentang mandat yang dimiliki serta susunan anggotanya; b) menetapkan secara bebas, cermat, adil dan tuntas suatu mekanisme komunikasi yang efektif guna mendorong kekompakan serta keserasian antar-anggota; c) melakukan pertemuan/rapat secara teratur balk reguler ‘™maupun non reguler, memberikan supervisi kepada Penyidik Polri, termasuk melakukan interview dengan pihak-pinak yang berkepentingan; d) membentuk kesekretariatan guna ‘memfasilitasi dukungan teknis dan administratif. Untuk itu, salah seorang anggota TPF ditunjuk sebagai Sekretaris. Sekretariat berkedudukan di Bareskrim POLRI dan Komnas Perempuan; e) memutuskan untuk membentuk Tim Asistensi, yang terdiri dari nama- nama berikut : 1) Sdr. Abdul Kadir Jailani, SH ; 2) Sdr. Abusaid Pelu, SH ; 3) Sdr. Ismail Hasani; 4) Sdr. Syamsul Bachri, SH; 5) Sdr. Komisaris (polisi) Toto Wibowo. 14. Identifkasi Permasalahan. Sesuai mandat yang telah diberikan, tangkah awal yang dilakukan TPF untuk menjalankan tugasnya adalah melakuan identifikasi persoalan dan Permasalahan. TPF telah mengidentifikasi bentuk bantuan dan bagaimana bantuan kepada Tim Penyidik diberikan. Selain itu, TPF juga memandang peru mekanisme bagaimana TPF dapat meinta bantuan dari Tim Penyidik. 15. Mekanisme Evatuasi. TPF secara reguler melakukan pertemuan intemal serta pertemuan dengan Tim Penyidik guna melakukan evaluasi terhadap semua langkah berkenaan dengan upaya mengungkap kasus meninggalnya Alm. Munir secara bebas, cermat, adi! dan tuntas. Melalui mekanisme ini, TPF mengharapkan upaya pengungkapan kasus Alm. Munir ditakukan berdasarkan suatu menajemen penyelidikan maupun penyidikan yang efektif. Selain itu, mekanisme ini juga diharapkan dapat meningkatkan “sinergi’ serta “koordinasi* antara TPF dengan Tim Penyidik. 11.2, Mekanisme Hubungan Dengan Penyidik Laporan Tim Pencari Fakta Kasus Meninggalnya Munir 3 Maret 2005

Anda mungkin juga menyukai