Anda di halaman 1dari 21

1

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATA


PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI KEGIATAN
DISKUSI KELOMPOK (PANELITIAN TINDAKAN KELAS
PADA MURID KELAS VI DI SDN 3 KONAWEHA
KEC. SAMATURU KAB. KOLAKA)

A. Latar Belakang

Pendidikan Agama Islam merupakan usaha yang dilakukan secara sadar

membimbing, mengasuh anak atau peserta didik, agar dapat meyakini, memahami,

menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam. Secara ideal Pendidikan

Agama Islam berusaha menyelaraskan antara pertumbuhan fisik dan mental,

jasmani dan rohani, pengembangan individu dan masyarakat, serta kebahagiaan

dunia dan akhirat.1

Dalam upaya interaksi Pendidikan Agama Islam secara efektif dan efisien

sehingga tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud, maka metode penyampaian

Pendidikan Islam sangat penting dalam proses belajar mengajar. Metode tersebut

dapat diterapkan manakala didasarkan atas pendekatan yang multidimensional

sebagaimana yang dicontohkan dalam uslub dan manhaj (langkah paedagogis)

dari Alquran maupun hadis.2

Sebagaiamana yang tertuang di dalam Peraturan Pemerintah RI No. 19

tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan Bab IV Pasal 19 ayat (1)

mengenai standar proses bahwa:

1
Mappanganro, Implementasi Pendidikan Islam di Sekolah (Cet.I; Ujung Pandang:
Yayasan Ahkam, 1996), h. 10.
2
Ibid, h. 11
1
2

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan


secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik.3

Salah satu bentuk penerjemahan kebijakan tersebut dalam proses belajar

mengajar khususnya Pendidikan Agama Islam yaitu dengan memberikan kegiatan

diskusi kelompok. Karena sebagaimana yang dipahami bahwa hampir dari seluruh

semangat dari peraturan pemerintah tersebut terakomodasi dalam bentuk diskusi

kelompok. Kegiatan tersebut sangat bermanfaat untuk memberikan pengalaman

pendidikan bagi anak, mereka dapat saling memberikan informasi, eksplorasi

gagasan, meningkatkan pemahaman baru terhadap suatu masalah, membantu

menilai dan memecahkan masalah, mendorong dan memotivasi berkomunikasi

secara aktif.4

Salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh anak didik dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu sering kegiatan pembelajaran yang

monoton. Metodologi pembelajaran Pendidikan Agama Islam harus didasari

strategi dari metodologi pembelajaran mata pelajaran yang lainnya di sekolah. Hal

ini tentu berdampak pada kefakuman dan ketidak mandirian anak didik nantinya

dalam menghadapi dan memecahkan suatu masalah. Sehingga dengan melalui

kegiatan diskusi kelompok hal tersebut dapat diatasi dengan baik.5

3
Departemen Agama RI, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang
Pendidikan, (Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Depag RI; 2006), h. 164
4
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Cet. I
(Jakarta; Rineka Cipta, 2000), h. 157
5
Ibid.
3

Dalam konsep pendidikan, metode mendidik secara kelompok disebut

metode mutual education. Hal ini dapat dilakukan di sekolah dengan

mengelompokkan para peserta didik dalam menerima pelajaran. Yang demikian,

telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW sendiri dalam mengajarkan shalat

dengan mendemonstrasikan cara-cara shalat dengan baik, termasuk dalam masalah

ketepatan waktu sesuai yang ditetapkan Alquran, sebagaimana dalam QS. al-Nisā

(4): 103.

  
  
   
  
 
   
   
103. Maka apabila kamu Telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu
berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu Telah
merasa aman, Maka Dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat
itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.6

Dengan cara berkelompok inilah proses mengetahui dan memahami ilmu

pengetahuan lebih efektif, oleh karena satu sama lain dapat saling bertanya dan

saling mengoreksi bila satu sama lain melakukan kesalahan.

Kegiatan diskusi dalam konsep Pendidikan Agama Islam, secara tersirat

terdapat di dalam Alquran dimana perintah Allah dalam mengajak manusia ke

6
Al-Qur’an dan Terjemahannya
4

jalan yang benar harus dengan hikmah dan mau’izhah yang baik,7 dan

menganjurkan dengan berdiskusi secara benar. Dalam QS. al-Ankabut (29): 46,

Allah SWT. berfirman:

ُ‫س‬
‫ن‬ َ‫ح‬
ْ ‫ي َأ‬
َ ‫ب ِإل ِباّل ِتي ِه‬
ِ ‫ل اْلِكَتا‬
َ ‫جاِدُلوا َأْه‬
َ ‫َول ُت‬
Terjemahnya :
Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara
yang paling baik.8

Hal inilah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian tindakan

kelas di Kelas VI SDN 3 Konaweha Kecamatan Samaturu, untuk melihat pengaruh

kegiatan diskusi kelompok terhadap pengembangan kemampuan pemecahan masalah

pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan hal masalah tersebut, maka penulis dapat merumuskan masalah

yang akan dibahas di dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Bagaimana metodologi diskusi kelompok dan penerapannya dalam

meningkatkan perstasi belajar PAI pada murid kelas VI SDN 3 Konaweha

Kec. Samaturu Kab. Kolaka?

2. Bagaimana gambaran efektifitas kegiatan diskusi kelompok dalam

pengembangan kemampuan pemecahan masalah Pendidikan Agama Islam

pada murid kelas VI SDN 3 Konaweha Kec. Samaturu?

7
Lihat QS. al-Nahl (16): 125.
8
Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya (Semarang: Toha Putra, 1989), h. 635.
5

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Adapun tujuan penelitian yaitu:

a. Untuk mengetahui metodologi diskusi kelompok dan penerapannya dalam

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada murid kelas VI SDN 3

Konaweha Kec. Samaturu kab. Kolaka.

b. Untuk mengetahui efektifitas kegiatan diskusi kelompok dalam

pengembangan kemampuan pemecahan masalah Pendidikan Agama Islam

pada murid kelas VI SDN 3 Konaweha Kec. Samaturu Kab. Kolaka.

2. Adapun kegunaan dari penelitian ini, sebagai berikut:

a. Menjadi bahan informasi bagi guru dan seluruh tenaga kependidikan

pendidikan di SDN 3 Konaweha Kec. Samaturu kab. Kolaka.

b. Menjadi bahan informasi dan rujukan seputar Pendidikan khususnya pada

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) tentang pengaplikasian

diskusi kelompok dalam Pendidikan Agama Islam di SDN 3 Konaweha Kec.

Samaturu kab. Kolaka.

D. Defenisi Operasional

Sebelum memasuki pembahasan tentang masalah yang akan dikaji dalam

skripsi ini, dirasa perlu memberikan batasan pengertian terhadap beberapa kata yang

dianggap penting dalam judul ini, yaitu sebagai berikut:


6

Pengembangan, berasal dari kata dasar kembang yang mendapatkan awalan

“pe” dan akhiran “an” yang berarti perubahan atau peningkatan dari suatu titik ke titik

yang lebih tinggi atau ke tahap yang lebih baik.9

Pemecahan masalah, adalah penyelesaian pada permasalahan yang dihadapi

melalui suatu metode tertentu hingga didapatkan suatu solusi10. Masalah adalah

sesuatu yang harus diselesaikan (dipecahkan).11

Pendidikan Islam. Merupakan suatu sistem yang memiliki komponen-

komponen dan secara keseluruhan mendukung terwujudnya sosok muslim yang

diidealkan dalam pendidikan Islam. Menurut Achmadi bahwa pendidikan Islam

adalah segala usaha untuk memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta

sumber daya insani yang ada padanya menuju terbentuknya manusia seutuhnya sesuai

dengan norma Islam.12 Dalam bahasa Arab pendidikan disebut dengan istilah

tarbiyah yang berakar akar kata rabba, berarti mendidik. Dengan demikian, tarbiyah

Islamiyah diterjemahkan dengan Pendidikan Islam.13 Secara terminologis pendidikan

Islam adalah pengaturan pribadi dan masyarakat yang karenanya dapatlah memeluk

Islam secara logis dan sesuai secara keseluruhan baik dalam kehidupan individu

maupun kolektif.14 Yusuf al-Qardhawi memberi pengertian pendidikan Islam sebagai

pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan

9
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Cet. II; Jakarta : Balai Pustaka,
2002), h. 336
10
Ibid, h. 415
11
IBid, h. 513
12
Achmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, (Cet. I; Yogyakarta : Aditya
Media, 1992), h. 20
13
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam (Cet. II; Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h. 25
14
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (Cet. II; Bandung : Pustaka Setia, 1998), h. 9
7

keterampilannya.15 Pengertian yang senada dikemukakan oleh al-Gulayaini bahwa

pendidikan Islam adalah menanamkan akhlak yang mulia di dalam jiwa anak dalam

masa pertumbuhannya dan menyiraminya dengan air petunjuk dan nasehat, sehingga

akhlak itu menjadi salah satu kemampuan meresap dalam jiwanya kemudian buahnya

berwujud keutamaan, kebaikan dan cinta bekerja untuk kemanfaatan tanah air.16

E. Tinjauan Pustaka

Penelitian terhadap kegiatan diskusi kelompok pada proses belajar mengajar

di Sekolah Dasar (SD) dalam dunia pendidikan dari segi kepustakaan bukan lagi hal

yang baru diteliti, namun ketika dikaitkan dengan penerapannya di konteks lapangan

tertentu, maka akan senantiasa faktual dan dialogis, apalagi dikaitkan pelaksanaan

proses pembelajaran dalam agama Islam oleh guru selama ini didominasi metode

ceramah didalam pengajarannya.

Terdapat beberapa literatur kepustakaan yang penulis akan kemukakan terkait

dengan penilitian ini menjadi beberapa literatur kepustakaan diantaranya:

Menurut Drs. H. Ahmad Sabri, M.Pd dalam bukunya "Strategi Belajar

Mengajar dan Mikro Teaching" mengatakan bahwa agar tercapai tujuan pembelajaran

yang telah dirumuskan, seorang guru harus mengetahui berbagai metode mengajar.

Dengan memiliki pengetahuan mengenai sifat berbagai metode mengajar, maka

seorang guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling sesuai dengan situasi

15
Lihat, Yusuf al-Qardhawi, Tarbiyah al-Islam Wa Madrasah Hasan al-Banna, alih
bahasa Bustani A. Gani dan Zainal Abidin Ahmad : Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan
al-Banna, (Cet. I; Jakarta: Bulan Bintang, 1980), h. 39
16
Lihat, Nur Uhbiyati, op.cit., h. 10
8

dan kondisi belajar.17 Pendapat yang dikemukakan di atas, dalam penelitian telah

ditemukan bahwa, selain harus mengetahui berbagai metode, guru juga harus cakap

dalam menerapkan berbagai metode mengajar. Ini menjadi landasan nantinya di

dalam melahirkan suatu kegiatan yang tepat dari metode yang diterapkan

Dr. Armai Arif, MA kembali menekankan pentingnya metode mengajar dalam

bukunya "Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam" mengatakan bahwa

metode mengajar jauh lebih penting dari materi yang akan diajarkan. Demikian

urgennya metode dalam proses pendidikan dan pengajaran, maka sebuah proses

belajar mengajar (PBM) bisa dikatakan berhasil bila dalam proses belajar mengajar

tersebut menggunakan metode.18 Beliau melanjutkan bahwa Metode menempati

posisi kedua terpenting setelah tujuan dari sederetan komponen-komponen

pembelajaran. Komponen metode pembelajaran yang dimaksud adalah tujuan,

metode, materi, media, dan evaluasi.

Terkait dengan kegiatan diskusi kelompok Drs. Syaiful Bahri Djamara dalam

bukunya "Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Induktif" mengatakan bahwa diskusi

kelompok ialah kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru dengan memberikan suatu

topik permasalahan yang kemudian diselesaikan dengan mengumpulkan beberapa

pendapat dalam suatu forum diskusi.19

17
Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Mikro Teaching (Cet. I; Jakarta:
Ciputat Pers, 2005), h.52.
18
Armai Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam (Cet. I; Jakarta:
Ciputat Pers, 2002), h. 109.
19
Syaiful Bahri Djamaran, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Cet. I;
Jakarta: Ciputat Pers, 2000), h. 201.
9

Menurut Prof. Dr. H. Muhammad Asrori, M.Pd dalam bukunya Penelitian

Tindakan kelas mengatakan bahwa:

Penelitian tindakan kelas dimulai dengan siklus pertama yang terdiri dari empat
kegiatan, yakni perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Berdasarkan siklus
pertama tadi, guru akan mengetahui letak kebrhasilan dan kegagalan atau hambatan
yang dijumpai pada tahap pertama itu. Oleh karena itu guru merumuskan kembali
rancangan tindakan untuk siklus kedua kegiatannya merupakan perbaikan dari siklus
yang pertama.20

Ditinjau dari bagaimana ini dilakukan, maka penelitian ini termsuk dalam

jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan rangkaian

penelitian yang dilakukan secara siklus dalam rangka memecahkan masalah sampai

masalah itu terpecahkan. PTK bertujuan untuk memperbaiki kinerja, sifatnya

kontekstual dan hasilnya tidak untuk digenarlisasi.

Berikut di bawah ini diagram siklus pelaksanaan tindakan kelas:

Peneliti mengemukakan literature terkait dengan definsi Pendidikan Agama

Islam oleh Abdul Rachman Shaleh dalam bukunya Pendidikan Agama dan

Keagamaan, Visi, Misi dan Aksi, mendefinisikan bahwa:

Pendidikan Islam sebagai usaha sadar untuk mengarahkan pertumbuhan dan


perkembangan peserta didik dengan segala potensi yang dianugrahkan oleh Allah
SWT, kepadanya, agar mampu mengemban amanah dan tanggung jawab sebagai
khalifah Allah di bumi dalam pengabdiannya kepada Allah Swt.21

20
Prof. Dr. H. Mohammad Asrori, M.Pd,Penelitian Tindakan Kelas (Pen.Wacana
Prima,) h. 103
21
Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan, Visi, Misi dan Aksi
(Cet. II; Jakarta: PT Gema Windu Pancaperkasa, 2001), h. 4.
10

Menurut Mohd. Athiyah al-Abrasyi dalam bukunya Dasar-dasar Pokok

Pendidikan Islam, bahan-bahan pokok yang diberikan pada anak Sekolah Dasar

secara umum, yaitu: “Al-Qur’an dan sendi-sendi agama, membaca, menulis,

berhitung, bahasa, sajak-sajak yang mengandung ajaran-ajaran akhlak. . .”.22

Dalam kaitannya dengan masalah ini, Drs. Abd. Rahman Shaleh dalam

buknya “Didaktik Pendidikan Agama di Sekolah Dasar dan Petunjuk-petunjuk

Mengajar Bagi Guru Agama” mengemukakan tujuan pendidikan agama di

Sekolah dasar kepada dua bagian, yaitu:

a). Membentuk pribadi muslim yang beriman teguh

b). Mencapai kebahagiaan dunia akhirat23

Adapun ketaqwaan yang berusaha untuk diwujudkan di dalam penerapan

pendidikan agama Islam di Sekolah Dasar, antara lain sebagai berikut:

1. Siswa memiliki pengetahuan fungsional tentang agamanya.


2. Siswa beriman dengan benar dan baik
3. Siswa gairah beribadah
4. Siswa berbudi luhur
5. Siswa mampu dan gemar membaca, serta berusaha menghafal dan
menghayati makna kitab suci Al-Qur’an.
6. Siswa gemar beramal shaleh dan berbuat baik.
7. Siswa selalu mampu mensyukuri nikmat Allah swt.
8. Siswa hidup rukun seagama dan antar umat beragama dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.24

22
Mohd. Athiyah al-Abrasyi, At-Tarbiyah al-Islamioyah, diterjemahkan oleh Bustami
A. Gani dan Djohar Bahry, dengan judul Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan
Bintang, 1987), h. 163.
23
Abd Rahman Shaleh. Didaktik Pendidikan Agama di Sekolah Dasar dan Petunjuk-
Petunjuk Mengajar Bagi Guru Agama (Cet.4; Bandung:Pelajar, tth),h. 22
24
11

Masih banyak bahan kepustakaan yang akan penulis jadikan rujukan dalam

penelitian ini yang belum sempat penulis paparkan semua, dan dari keseluruhan hasil

penelitian yang penulis temukan belum ada yang membahas secara spesifik penelitian

yang penulis akan lakukan. Sehingga hal ini memberi motivasi tersendiri bagi penulis

untuk melakukan penelitian secara mendalam dan menyeluruh.

F. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah sebelumnya, penulis dapat mengemukakan

hipotesis sebagai jawaban sementara sebagai berikut:

1. Kegiatan diskusi kelompok masih jarang diterapkan oleh guru di kelas VI

SDN 3 Konaweha, Kecamatan Samaturu, khususnya pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam (PAI).

2. Kegiatan diskusi kelompok sangat efektif di dalam mengembangkan

kemampuan pemecahan masalah pada pelajaran Pendidikan Agama Islam

murid kelas VI SDN 3 Konaweha Kecamatan Samaturu.

G. Metodologi Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam katogri penelitian lapangan (field research),

dengan penelitian tindakan kelas (PTK) yang berlokasikan di SDN 3 Konaweha

Kecamatan Samaturu. Penulis meneliti tentang pengembangan kemampuan

pemecahan masalah pada mata pelajaran PAI murid kelas VI SDN 3 Konaweha

Ibid.
12

Kecamatan Samaturu, dengan menggunakan perangkat dan prosedur penilitian

sebagai berikut:

Permasala Perencanaa Pelaksanaan


hannnnn n tindakan tindakan
I kelas I
Siklus 1

Refleksi I Observasi
Permasalahn
I
Baru Hasil
Refleksi Perencanaan Pelaksaan
tindakan II tindakan II
Siklus 11

Refleksi II Observasi
Penyimpulan II
dan
pemaknaan
hasil
Jika hasil Lanjutkan ke
permasalahan siklus berikutnya
Belum
terselesaikan

1. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian yang menyangkut dengan masalah yang diteliti

adalah SDN 3 Konaweha Kecamatan Samaturu kab. Kolaka. Peneliti

berpendapat bahwa sekolah ini sangat cocok menjadi objek penelitian

mengingat sebagai lembaga pendidikan dasar harus terus berupaya untuk


13

terus melakukan varian-varian kegiatan dalam belajar mengajar khususnya

mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).

b. Metode Pengumpulan Data

Untuk pengumpulan data yang dianggap relevan dengan materi

pembahasan skripsi ini, penulis menggunakan beberapa metode

pengumpulan data, sebagai berikut:

1). Observasi,

pengamatan yang dilakukan terhadap objek yang diteliti. Dalam hal ini

penulis menempuh 2 cara yaitu observasi langsung dan observasi tidak

langsung. Observasi langsung yaitu penulis ikut menyaksikan secara

langsung proses pelaksanaan pengajaran yang diperankan oleh guru di

SDN 3 Konaweha Kecamatan Samaturu. Secara tidak langsung adalah

penulis memperoleh data dan informasi yang sedang diteliti secara aktif.

2). Interview

Intervew atau wawancara, metode yang digunakan untuk mengetahui dan

memperoleh data secara langsung dari objek yang sedang diteliti. Dalam

hal ini penulis melakukan wawancara informan antara lain: kepala

sekolah, guru dan peserta didik itu sendiri atau informan yang dianggap

dapat memberikan data dan informasi yang berkenaan dengan penerapan

kegiatan diskusi kelompok dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam

di kelas VI SDN 3 Konaweha.

3). Dokumentasi.
14

Cara yang dilakukan untuk memperoleh data yang bersifat kualitatif.

Dalam hal ini penulis mengumpulkan naskah-naskah atau arsip-arsip dan

lain-lain yang ada hubungannya dengan materi pembahasan skripsi ini,

kemudian dianalisis isi naskah dan arsip tersebut untuk memperoleh

pengetahuan lalu dituangkan kedalam tulisan ini.

4). Angket

Metode yang dilakukan peneliti dengan mengajukan daftar yang berisikan

serangkaian daftar pertanyaan mengenai isi peniltian ini kepada

responden.

5). Kepustakaan

Cara pengumpulan data melalui kepustakaan, penulis menelaah beberapa

literatur yang berkenaan langsung dengan pembahasan tentang kegiatan

diskusi kelompok

e. Metode Analisis Data

Setelah semua data yang diperlukan terkumpul maka selanjutnya pengolahan

data dan menganalisis teknik analisis data yang terstruktur, adapun data yang

bermuatan kuantitatif hasil pengukuran adalah skor-skor yang diperoleh melalui

pengukuran seperti skor timbangan dan sebagainya, serta pembuatan angket

untuk menentukan sampel penelitian agar didapatkan data yang konkret.


15

Untuk memudahkan pengolahan data, khususnya dalam melakukan penelitian

di SDN 3 Konaweha Kec. Samaturu kab. Kolaka, maka penyusun menggunakan

data-data sebagai berikut:

1). Hanya memasukkan data yang paling benar dibutuhkan.

2). Hanya memasukkan data yang bersifat objektif.

3). Hanya memasukkan data yang benar-benar outentik.

4). Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara dan angket.

Setelah data angket diperoleh, maka dilakukan analisis terhadap data.

Adapun rumus yang dipakai dalam penentuan persentase adalah:

F
P = ________ x 100%
N
F = frekuensi yang sedang dicari persentasenya.
N = Number of Cases (jumlah frekuensi/ banyaknya individu).
P = angka persentase.25
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka pengambilan data yang tersedia

menjadi susunan pembahasan, dan penulis melakukan analisis sebagai berikut:

1). Analisis induktif adalah suatu cara penganalisisan data dengan jalan melalui

dari hal yang bersifat khusus, kemudian berusaha menarik suatu kesimpulan

dari hal yang bersifat umum.

25
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Cet. XIV; Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2004), h. 43.
16

2). Analisis deduktif adalah suatu cara penganalisisan data yang bertitk tolak dari

hal-hal yang bersifat umum, kemudian berusaha menarik suatu simpulan

kepada hal-hal yang bersifat khusus.

G. Sisematika Pembahasan

Adapun sistematika pembahasan skripsi ini sebagai berikut: pada bab I

Pendahuluan terlebih dahulu diuraikan latar belakang sebagai titik tolak munculnya

permasalahan yang akan dikaji kemudian diperjelas masalah dan sub-subnya,

sekaligus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terhadap masalah-masalah tersebut.

Selanjutnya dikemukakan pengertian beberapa kata yang terdapat dalam judul Skripsi

ini dan dilanjutkan dengan metode penelitian yang kemudian diakhiri dengan garis-

garis besar sebagai penanda materi yang menjadi bahan skripsi ini.

Pada bab II yang akan dibahas mengenai kajian pustaka yang meliputi,

gambaran umum tentang metodologi pengajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di

Sekolah Dasar, kemudian pengertian dan penerapan kegiatan diskusi kelompok pada

pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), selanjutnya dikemukakan kelebihan dan

kekurangan kegiatan diskusi kelompok.

Pada bab III yang akan dibahas mengenai metode penelitian yang akan

digunakan dalam penulisan skripsi ini, mulai dari persiapan sampai pada tahap

penyelesaian penulisan ini, yang berisi mengenai pendekatan penelitian, lokasi,

populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data.
17

Pada bab IV sebagai inti penulisan penelitian ini berisi hasil penelitian dan

pembahasan yang dijabarkan ke dalam pembahasan yaitu, metodologi dan penerapan

kegiatan diskusi kelompok di kelas VI SDN 3 Konaweha Kec Samaturu. Kemudian

dipaparkan efektifitas kegiatan diskusi kelompok dalam mengembangkan

kemampuan pemecahan masalah kelas VI SDN 3 Konaweha Kecamatan Samaturu.

Pada bab V penutup yang berisi kesimpulan dari permasalahan yang diangkat

dalam penulisan ini, sekaligus sebagai hasil penelitian skripsi ini. Uraian ini akan

dilengkapi dengan rekomendasi dan implementasi.

DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’an dan Terjemahannya

Achmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, Cet. I; Yogyakarta :


Aditya Media, 1992

Arikunto Suharsimin Prof, Penelitian Tindakan Kelas, Cet. I; Jakarta: Sawo


Raya 2006

Arif, Armai. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Cet. I; Jakarta:
Ciputat Pers, 2002

Arif Tiro, Muhammad. Dasar-dasar Statistika. Ujung Pandang: Badan Penerbit


UNM,1999

al-Qardhawi, Yusuf. Tarbiyah al-Islam Wa Madrasah Hasan al-Banna, alih


bahasa Bustani Gani, A. dan Zainal Abidin Ahmad : Pendidikan
Islam dan Madrasah Hasan al-Banna, Cet. I; Jakarta: Bulan
Bintang, 1980.

Asrori Moammad, H. Dr. Prof.Penelitian Tindakan Kela, (Pen CV. Wacana


Prima)
18

Bahri Djamaran, Syaiful. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Cet.
I; Jakarta: Ciputat Pers, 2000

Departemen Agama RI, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang


Pendidikan, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Depag RI; 2006

Djamarah, Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Cet.
I, Jakarta; Rineka Cipta, 2000
Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, Semarang: Toha Putra, 1989

Darajat, Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam, Cet. II; Jakarta: Bumi Aksara, 1992
Mappanganro, Implementasi Pendidikan Islam di Sekolah, Cet.I; Ujung Pandang:
Yayasan Ahkam, 1996

Muhammad, Ali H Strategi Penelitian Pendidikan, Cet. X; Bandung:


Percetakan Angkasa, 1993

Nata, Abuddin. Metodologi Studi Islam, Cet. VIII; Jakarta: PT RajaGrapindo


Persada, 2003

Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan,


18 Cet. XIV; Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2004
Sabri, Ahmad. Strategi Belajar Mengajar dan Mikro Teaching, Cet. I; Jakarta:
Ciputat Pers, 2005
Shaleh, Abdul Rachman. Pendidikan Agama dan Keagamaan, Visi, Misi dan
Aksi, Cet. II; Jakarta: PT Gema Windu Pancaperkasa, 2001

Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. II; Jakarta : Balai
Pustaka, 2002

Uhbiyati, Nur. Ilmu Pendidikan Islam, Cet. II; Bandung : Pustaka Setia, 1998
19

NOTA DINAS PEMBIMBNG

HAL : Proposal Skripsi AN Abdul Kasim kolaka, Oktober 2010


Lamp :

Kepada Yth.
Ketua Jurusan STAI Al Mawaddah Warrahmah Kolaka
Di
Kolaka
Assalamu Alaikum Wr. Wb.
Sesudah melakukan bimbingan terhadaf Proposal Skripsi mahasiswa tersebut
di bawah ini:
Nama : Abdul Kasim
Nim : 07 21 01 24/84621.07024
20

Program Studi : Pendidikan Agama Islam


Judul Skripsi : Pengembangan Kemampuan Pemecahan Masalah
PAI melalui Kegiatan Diskusi Kelompok (PTK) Pada
Murid Kelas VI SDN 3 Konaweha Kecamatan
Samaturu
Menyatakan bahwa Proposal skripsi tersebut sudah layak untuk melanjutkan
penelitian.
Demikian untuk proses selanjutnya.
Wassalamu Alaikum Wr Wb.
Pembimbing,

DRS. ANSANI, M.PD

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi Berjudul : Pengembangan Kemampuan Pemecahan Masalah


PAI melalui Kegiatan Diskusi Kelompok (PTK) Pada
Murid Kelas VI SDN 3 Konaweha Kecamatan
Samaturu

Yang ditulis oleh:


Nama : Abdul Kasim
Nim : 07 21 01 24/84621.07024
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Jurusan : Tarbiyah
Disetujui untuk melanjutkan penelitian.
Demikian untuk proses selanjutnya.
21

Kolaka, Oktober 2010

Pembimbing II,

DRS. ANSANI, M.PD

Anda mungkin juga menyukai