Anda di halaman 1dari 2

Signifikasi Pendidikan Keluarga

M. Syahrul Zaky Romadloni


http://syahruzzaky.wordpress.com

Tak diragukan lagi bahwasanya tujuan pendidikan kita adalah mencetak anak-anak kita menjadi
orang-orang baik. Orang-orang baik yang saya maksudkan adalah insan-insan paripurna yang
beradab dan adil dalam menjalani hidup. Salah satu komponen dari insan paripurna adalah
berkembangnya seluruh potensi yang Tuhan berikan kepadanya mulai dari aspek rohani, jasmani
dan akal pikiran. Ketiga komponen itu harus berjalan selaras seiringan, tanpa ada bentrokan satu
sama lain.

Membentuk manusia kulliy tentu tidak akan pernah terwujud tanpa signifikasi pendidikan individual.
Pendidikan individual adalah key core sukses atau tidaknya penerapan pendidikan beradab bagi
anak-anak kita; di mana mereka dapat memanjakan diri mereka dalam meningkatkan seluruh
potensi yang mereka miliki pada tahap paling tinggi. Tentunya, seperti yang telah saya paparkan,
pengembangan tersebut harus seimbang di antara seluruh potensi fitrah yang dimiliki oleh manusia.

Lalu, kapankah pendidikan individu yang seimbang dapat mulai kita lakukan? Nampaknya,
pendidikan keluarga, dimana ibu memiliki peran sentral di dalamnya, adalah langkah pertama dalam
meletakan fondasi-fondasi pendidikan beradab bagi anak kita. Tentunya hal ini melihat beberapa hal
yang saya rasa cukup signifikan untuk dikemukan dalam tulisan saya kali ini.

Kapankah anak-anak kita mendapatkan pendidikan pertama mereka? Tentunya mereka


mendapatkan bimbingan, arahan, dan pendidikan pertama kali dalam institutsi sosial paling kecil
yang bernama keluarga. Dalam institusi sosial ini, mereka mendapatkan sentuhan-sentuhan pertama
dan fondasi pendidikan, yang tentunya akan sangat memengaruhi perkembangan kehidupan mereka
di tahapan-tahapan selanjutnya.

Selayaknya bangunan rumah tanpa fondasi, pendidikan bagi anak-anak kita yang memiliki fondasi
rapuh akan menyebabkan akibat yang sangat fatal bagi mereka. Tak jarang saya melihat anak-anak
hasil didikan pendidikan keluarga broken home, atau dari orang tua yang tidak memiliki keprigelan
dalam mendidik anak, berimbas sangat parah pada kehidupan mereka. Di antara mereka ada yang
terjerat pergaulan bebas, konsumsi obat terlarang, tawuran antar pelajar, geng motor dan kegiatan-
kegiatan negatif lainnya. Tentunya, apabila hal ini kita biarkan berlarut-larut, saya khawatir akan
terjadi fenomena lost generation di negara kita.

Dalam pembentukan manusia kulliy, pendidikan keluarga memiliki peran yang sangat signifikan
dalam hal pemanfaatan timing yang tepat. Dalam penelitian ilmu psikologi terakhir dewasa ini, kita
mengetahui bahwasanya dalam perkembangan anak ada suatu masa yang dinamakan golden age.
Para psikolog berpendapat bahwa pendidikan pada masa emas ini akan memiliki pengaruh kuat
dalam tahapan perkembangan anak selanjutnya. Bahkan para psikiater, ketika mendiagnosa
kenakalan seorang remaja atau permasalahan seorang dewasa, akan melakukan flash back pada
masa kecil mereka, karena bisa jadi hal itu dapat dirunut dari kehidupan masa kecil mereka.

Masa emas ini pula adalah waktu yang sangat tepat untuk menerapkan nilai-nilai keagamaan bagi
anak-anak kita. Dalam sebuah buku pendidikan dipaparkan bahwa pada masa ini, hendaknya orang
tua mengajarkan budi pekerti baik seperti membiasakan ucapan terima kasih, menghormat kepada
orang tua, cinta pada ilmu pengetahuan, patuh pada Tuhan mereka, dan lain sebagainya. Insya Allah,
kebiasaan ini akan berlanjut di tahapan perkembangan anak selanjutnya.

Atas dasar itulah, hendaknya kita mulai memikirkan kembali betapa pentingnya pendidikan keluarga
bagi anak-anak kita yang tentunya akan memiliki imbas pula dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Dari sini, saya juga berharap pemerintah dapat membantu dalam menyukseskan
pendidikan keluarga Indonesia secara integral baik menyokong dalam segi materiil, dan juga moril.
Hal itu dapat berbentuk penyediaan dana bagi pembangunan keluarga sakinah, sensor terhadap
film-film destruktif, kontrol terhadap jajanan anak-anak dan usaha integral lainnya.

Bersambung...

Peran Sentral Seorang Ibu

Anda mungkin juga menyukai