Anda di halaman 1dari 13

LBM 3

Keluar air dari jalan lahir disertai kenceng-kenceng

STEP 1
--

STEP 2
1. persalinan
 definisi
 klasifikasi
 factor yang mempengaruhi kehamilan
 tanda-tanda
 mekanisme persalinan (kala)
 pengelolaan
2. air ketuban
 definisi
 ciri-ciri
 fungsi
 asalnya
 ketuban pecah dini
 kelainan pada air ketuban
3. macam-macam penyulit kehamilan
 pre-eklamsi
a. definisi
b. etiologi
c. patofisiologi
d. manifestasi klinis
e. diagnosa
f. penatalaksanaan
g. komplikasi
 DM gestasional
a. definisi
b. etiologi
c. patofisiologi
d. manifestasi klinis
e. diagnosa
f. penatalaksanaan
g. komplikasi

STEP 3
1. persalinan
 definisi
proses pengeluaran hasil konsepsi, yang berupa janin dan uri, dapat hidup di
dunia luar lewat jalan lahir atau dengan jalan lain
 klasifikasi
- per vaginam
- abdominal atau seksio

- partus normal : per vaginam


- partus abnormal : per vaginam ( dengan alat bantu ) atau seksio

 factor yang mempengaruhi persalinan


- power : kekuatan
- passenger : janin
- passage : jalan lahir

 sebab-sebab
- teori penurunan hormone : penurunan estrogen dan progesterone 
pembuluh darah kejang  kontraksi uterus
- teori plasenta tua : penurunan kadar estrogen dan progesterone 
kekejangan pembuluh darah
- teori distensi rahim : rahim membesar dan meregang  iskemik otot-otot
rahim  sirkulasi terganggu  degenerasi plasenta
- teori iritasi mekanik : peregangan plexus servikalis  jika tertekan dengan
kepala bayi  kontraksi pada uterus

 tanda-tanda
- dropping : kepala janin masuk panggul
- susah kencing  tertekan oleh kepala janin
- kontraksi uterus
- perasaan sakit di perut dan pinggang
- keluarnya lendir disertai darah (blood show)

 mekanisme persalinan (kala)


kala 1. pembukaan
2 fase :
- fase laten : pembukaan servik secara lambat, pembukaan 3 cm. selama 7-8
jam
- fase aktif : berlangsung selama 6 jam.
a. fase akselerasi : 2 jam, cepat, pembukaan sampai 4 cm
b. fase dilatasi maksimal : 2 jam, pembukaan sampai 9 cm, cepat
c. fase deselerasi : 2 jam, 9 cm – sempurna, lambat

kala 2. pengeluaran janin


his terkoordinasi dengan cepat, kuat, lebih lama, dan 2-3 menit sekali
kepala janin sdh masuk ke dalam panggul
pada his dirasakan tekanan pada otot2 dasar panggul  mengedan
berlangsung selama : primigravida : 1 ½ jam ; multi : ½ jam
prenulum menonjol, anus membuka
kala 3. pengeluaran uri
ibu melahirkan  kontraksi uterus istirahat sebentar  uterus teraba keras
karena berisi plasenta  his untuk mengeluarkan plasenta
waktu : 1-5 menit
pengeluaran darah 100 – 200 cc

kala 4. pengawasan
pengawasan 1 jam stlh bayi lahir
untuk mengetahui tanda-tanda vital ibu : nadi, tekanan darah  evaluasi ibu
uterus mengecil  bayi dan plasenta sdh keluar

 pengelolaan
kala 2. jika ibu mempunyai riwayat penyakit penyerta (hipertensi, dsb) 
dilarang mengejan

2. air ketuban
 definisi
cairan yang mengisi pada ruangan yang menempati selaput janin, terdiri dari
cairan amnion dan korion

 ciri-ciri
- volume : 1000-1500 cc
- warna : putih keruh, air berwarna hijau : bayi letak sungsang
- bau : amis
- berasa : manis
- sifat : alkalis
- kandungan :
a. 98% : air
b. Sisanya : albumin, urea, asam urik, kreatinin
- mengandung lesitin dan sfingomielin

 Fungsi
- untuk proteksi janin
- mencegah perlekatan janin dengan amnion
- agar janin dapat bergerak bebas
- mengetahui jenis kelamin
- mengetahui rhesus

 Asalnya
- kencing janin
- transudasi darah ibu
- sekresi epitel amnion
- asal campuran

 ketuban pecah dini


a. definisi
pecahanya ketuban sebelum in partu

b. etiologi
infeksi / inflamasi

c. patofisiologi
infeksi / inlfamasi  IL1 dan prostaglandin meningkat  kolagenisasi
meningkat  depolimerisasi (perubahan senyawa yang satu dengan yang
lain  perubahan molekul dan sifat)  selaput lendir menipis  pecah
(tekanan intaruteri meningkat)

d. manifestasi klinis

e. diagnosa
o suhu badan ibu meningkat
o palpasi (VT) : tidak teraba selaputnya
o auskultasi : djj tidak terdengar (viable dan non viabel)
o kertas lakmus : kertas lakmus biru  basa (ketuban), merah  air seni

f. penatalaksanaan
 konservatif
- rawat inap
- antibiotic : untuk mencegah infeksi
 aktif

g. komplikasi
LI
 kelainan pada air ketuban : LI

3. macam-macam penyulit kehamilan


 pre-eklamsi
a. definisi
b. etiologi
belum diketahui, tetapi ada factor resiko :
o primigravida
o primipatenitas : factor ayah

c. klasifikasi
o ringan
o sedang
o berat
d. patofisiologi
e. manifestasi klinis
f. diagnosa
g. penatalaksanaan
h. komplikasi
STEP 7

1. persalinan
 definisi
suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat hidup
kedunia luar dari rahim melalui jalan lahir.

 Klasifikasi
MENURUT CARA PERSALINAN :
1. partus biasa (normal) = partus spontan
proses lahirnya bayi pada LBK dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat
serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsug kurang dari 24 jam.
2. partus luar biasa (abnormal)
ialah persalinan pervaginam dengan bantuan alat2 atau melalui dinding perut
dengan operasi caesarea
MENURUT TUA (UMUR) KEHAMILAN :
1. ABORTUS (KEGUGURAN) adalah terhentinya kehamilan sebelum janin dapat hidup
(viable), berat janin dibawah 1000 gr, tua kehamilan di bawah 28 minggu
2. PARTUS PREMATURUS adalah persalinan dari hasil kensepsi pada kehamilan 28-36
minggu, janin dapat hidup tapi premature, berat janin antara 1000-2500 gr
3. PARTUS MATURUS ATAU A TERM (CUKUP BULAN) adalah partus pada kehamilan 37-40
minggu, janin matur, berat badan diatas 2500 gr
4. PARTUS POSTMATURUS (SEROTINUS) adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih
dari waktu partus yang ditaksir, janin disebut postmatur
5. PARTUS PRESIPATURUS adalah partus yang berlangsung cepat , mungkin dikamar
mandi, dll
6. PARTUS PERCOBAAN adalah suatu penilaian kemajuan persalinan untuk memperoleh
bukti tentang ada atau tidaknya disproporsi sefalopelvik

 factor yang mempengaruhi kehamilan


teori penurunan hormone
1 – 2 minggu sebelum partus dimulai terjadi penurunan kadar hormone
esterogen dan progesterone. Progesterone bekerja sebagai penenang otot otot
polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga
timbul his bila kadar progesterone turun.
teori plasenta menjadi tua
akan menyebabkan turunnya kadar esterogen dan progesterone yang
menyebabkan kekejangan pembuluh darah hal ini akan menimbulkan
kontraksi rahim
teori distensi rahim
rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemia otot otot
rahim, sehingga menganggu sirkulasi utero plasenter
teori iritasi mekanik
dibelakang serviks terletak ganglion servikale (pleksus Franken Hauser). Bila
ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin, akan timbul
kontraksi uterus
induksi partus (induction of labour)
Partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan :
a. Gagang Laminarian: beberapa Laminaria dimasukkan dalam kanalis
servikalis dengan tujuan merangsang pleksus FrankenHauser
b. Amniotomi : pemecahan Ketuban
c. Oksitosin Drips : pemberian oksitosin menurut tetesan per infuse
2. faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan (3P)
a. kekuatan mendorong janin keluar (power)
1) his (kontraksi uterus)
2) kontraksi otot-otot dinding perut
3) kontraksi diafragma
4) ligmentous action terutama ligamentum rotundum
b. faktor janin (passenger)
1) Size
2) Letak (miring, membujur, melintang)
3) Presentasi janin (kepala, bokong, lintang)
4) Attitude (letak kepala, dagu-dada : fleksi)
5) Station (derajat penurunan  untuk mengetahui jarak dalam cm,
bidang hodge I-IV)
6) Posisi (bagian yang paling dominan, misal : di oksipitalis bagian
kanan)
7) Number of fetuses
8) Adanya anomali dari fetus (sacrococcygeal teratoma)
c. faktor jalan lahir (passage)  diukur dengan pelvimetri
1) jalan lahir lunak
2) jalan lahir keras
3) Power
4) Passanger
5) Passage
6) Psikis pada ibu dan
7) Penolong
8) http://www.rsazra.co.id Menggunakan Joomla! Generated: 28 May,
2008, 17:34

 tanda-tanda
 lightening atau settling atau dropping  kepala turun memasuki PAP
terutama pada primigravida
 perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun
 perasaan sering2 atau susah kencing karena kandung kemih
tertekan oleh bagian terbawah janin
 perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi lemah
dari uterus, kadang2 disebut “ false labor pains “
 serviks menjd lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah
bias bercampur darah ( bloody show )
( Sinopsis Obstetri, Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH )

 mekanisme persalinan (kala)


Proses persalinan terdiri atas 4 kala
1. kala 1 ( kala pembukaan) :waktu pembukaan serviks sampai pembukaan
lengkap 10
2. kala II kala pengeluaran janin,waktu uterus dengan kekuatan his ditambah
kekuatan mengedan mendorong janin keluar hingga lahir
3. kala II :waktu untuk pelepasan dan pengeluaran uri
4. kala IV mulai dari lahirnya uri selama 1-2 jam

KALA 1
Adalah waktu untuk pembukaan servix sampai menjadi pembukaan lengkap 10 cm.
In partu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah, kerana servics mulai
membuka dan mendatar..
Kala 1 dibagi atas 2 fase:
1. fase laten: dimana pembukaan servics berlangsung lambat; sampai pembukaan 3 cm
berlangsung dalam 7-8 jam
2. fase aktif: berlangsung selama 6 jam dan dibagi ay=tas 3 sub fase:
- periode akselerasi : berlangsung selama 2 jam, pembukaab menjaid 4cm
- periode dilatasi maksimal : selama 2 jam pembukaaan berlangsung cepat menjadi 9cm
-periode deselerasi: berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan 10 cm/lengkap.
KALA 2
 pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat, dan lebih lama
 Kepala janin telah turun masuk ruangan panggul  rasa mengejan.
 kepala janin mulai kelihatan vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his
mengejan yang terpimpin, akan lahirlah kepala, diikuti oleh seluruh badan janin.
Kala 2 pada primi : 1,5-2 jam, pada multi 0,5-1 jam

KALA 3
 Setelah lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar.
 Uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat dan berisi plasenta
 Beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu
5-10 menit, plasenta terlepas, terdorong kedalam vagina dan akan lahir spontan
atau dengan sedikit dorongan dari atas simpisis atau fundus uteri. Seluruh proses
biasanya berlangsug selama 5-30 menit setelah bayi lahir pengeluaran plasenta
disertai dengan pengeluaran darah kira kira 100-200cc.

KALA 4
Adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi lahir dan uri lahir untuk mengamati
keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan postpartum

Lamanya persalinan pada primi dan multi adalah:


primi Multi
Kala 1 13 jam 7 jam
Kala 2 1 jam 0,5 jam
Kala3 0,5 jam 0,25 jam
Lama persalinan 14,5 jam 7,75 jam

 Pengelolaan

2. air ketuban
 definisi
cairan yang ada di dalam kantung amnion.
Cairan yang megisi ruangan yang dilapisi oleh selaput janin (amnion dan
korion)

 ciri-ciri
1. volume air ketuban: 1000-1500 cc
2. berwarna putih keruh
3. komposisi: air 98%, rambut lanugo, verniks kaseosa
4. berbau amis
5. dijumpai lesitin & sfingomielin = untuk mengetahui apakah paru-paru janin sdh
matang. Peningkatan lesitin=tanda bahwa permukaan paru/alveolus diliputi zat
surfaktan (syarat dpt berkembang & bernapas)
 fungsi
a. untuk proteksi janin

b. mencegah perlekatan janin dengan amnion

c. agar janin dapat bergerak dengan bebas

d. regulasi terhadap panas dan perubahan suhu

e. mungkin untuk menambah suplai cairan janin, dengan cara


ditelan atau di minum, yang kemudian dikeluarkan melalui
kencing janin

f. meratakan tekanan intrauterin dan membersihkan jalan lahir bila


ketuban pecah

g. peredaran air ketuban dengan darah ibu cuku lancar dan


perputarannya cepat, kira-kira 350-500 cc

 asalnya
6. kencing janin (fetal urin)
7. transudasi darah ibu
8. sekresi dari epitel amnion
asal campuran (mix organ

Cairan ini dihasilkan selaput ketuban dan diduga dibentuk oleh sel-sel
amnion, ditambah air kencing janin, serta cairan otak pada anensefalus.

 ketuban pecah dini


a. definisi
pecahnya ketuban sebelum in partu, yaitu bila pembukaan pada
primi kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm
( Sinopsis Obstetri, Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH )
a. Etiologi
- Etiologi ketuban pecah dini belum diketahui dengan pasti.
Beberapa faktor yang mempermudah terjadinya ketuban pecah dini :
1. Infeksi, contoh : korioamnionitis.
2. Trauma, contoh : amniosentesis, pemeriksaan panggul, atau koitus.
3. Inkompeten serviks.
4. Kelainan letak atau presentase janin.
5. Peningkatan tekanan intrauterina, contoh : kehamilan ganda dan
hidramnion.
Sumber : Kapita selekta,jilid 1 ,edisi ketiga

a. komplikasi
pada anak
IUFD, IPDG, asfiksia, prematuritas
pada ibu
partus lama dan infeksi, atonia uteri, perdarahan postpartum, infeksi nifas

 kelainan pada air ketuban


9. macam-macam penyulit kehamilan
 pre-eklamsi
a. definisi
10. Pre eklampsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan/atau
edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala
ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas.

a. Etiologi

b. patofisiologi
c. manifestasi klinis

d. diagnose
Pada umumnya diagnosis preeklampsia didasarkan atas adanya 2 dari trias
tanda utama yaitu : hipertensi, edema, dan proteinuria.
DD antara preeklampsia dan hipertensi menahun / penyakit ginjal harus ditegakkan
meskipun sukar. Dimana pada hipertensi menahun adanya tekanan darah yang
meninggi sebelum hamil, pada kehamilan muda / 6 bulan postpartum akan sangat
berguna untuk membuat diagnosis.
Pemeriksaan funduskopi juga berguna karena perdarahan dan eksudat jarang
ditemukan pada preeklampsia, dimana kelainan tsb menunjukkan hipertensi menahun.
Untuk diagnosis penyakit ginjal saat timbulnya proteinuria banyak menolong,
proteinuria pada preeklampsia jarang timbul sebelum triwulan/trimester 3, sedangkan
pada penyakit ginjal timbul lebih dulu. Tes fungsi ginjal juga banyak berguna, yang
pada umumnya fungsi ginjal normal pada preeklampsia ringan.
Uji diagnostik preeklampsia :
 Uji diagnostik dasar :
- Pengukuran tekanan darah
- Analisis protein dalam urin
- Pemeriksaan edema
- Pengukuran TFU
- Pemeriksaan funduskopik
 Uji laboratorium dasar :
- Evaluasi hematologik (hematokrit, jumlah trombosit, morfologi eritrosit pada sediaan apus
darah tepi)
- Pemeriksaan fungsi hati (bilirubin, protein serum, aspartat aminotransferase, dsb)
- Pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin)
 Uji untuk meramalkan hipertensi :
- Roll-over test
- Pemberian infus angiotensin II
(Wiknjosastro, H., 2006, “Ilmu Kebidanan”, YBP-SP : Jakarta)

e. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan rawat jalan pasien pre eklampsia ringan :
a. Banyak istirahat (berbaring tidur / miring).
b. Diet : cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam.
c. Sedativa ringan : tablet phenobarbital 3 x 30 mg atau diazepam 3 x 2 mg per
oral selama 7 hari.
d. Roborantia (vitamin)  mual B6
e. Kunjungan ulang setiap 1 minggu.
f. Pemeriksaan laboratorium : hemoglobin, hematokrit, trombosit, urine
lengkap,asam urat darah, fungsi hati, fungsi ginjal.

Penatalaksanaan rawat tinggal pasien pre eklampsia ringan berdasarkan kriteria :


(1)
1. Setelah 2 minggu pengobatan rawat jalan tidak menunjukkan adanya
perbaikan dari gejala-gejala pre eklampsia.
2. Kenaikan berat badan ibu 1 kg atau lebih per minggu selama 2 kali
berturut-turut (2 minggu).
3. Timbul salah satu atau lebih gejala atau tanda-tanda pre eklampsia berat
- Bila setelah 1 minggu perawatan di atas tidak ada perbaikan maka pre
eklampsia ringan dianggap sebagai pre eklampsia berat.
- Bila dalam perawatan di rumah sakit sudah ada perbaikan sebelum 1
minggu dan kehamilan masih preterm maka penderita tetap dirawat
selama 2 hari lagi baru dipulangkan. Perawatan lalu disesuaikan dengan
perawatan rawat jalan.

Perawatan obstetri pasien pre eklampsia ringan :


1. Kehamilan preterm (kurang 37 minggu)
a. Bila desakan darah mencapai normotensif selama perawatan,
persalinan ditunggu sampai aterm.
b. Bila desakan darah turun tetapi belum mencapai normotensif
selama perawatan maka kehamilannya dapat diakhiri pada umur
kehamilan 37 minggu atau lebih.
2. Kehamilan aterm (37 minggu atau lebih)
- Persalinan ditunggu sampai terjadi onset persalinan atau dipertimbangkan
untuk melakukan persalinan pada taksiran tanggal persalinan.
3. Cara persalinan
- Persalinan dapat dilakukan secara spontan. Bila perlu memperpendek kala II.

f. Komplikasi
 Atonia uteri
 Sindrom HELLP ( hemolysis, elevated liver
enzymes, low platelet count )
 Ablasi retina
 KID ( koagulasi intravascular diseminata )
 Gagal ginjal
 Perdarahan otak
 Edema paru
 syok

Anda mungkin juga menyukai