1.1 Dioda
1.1.1 Karakteristik Dioda
Dioda adalah sambungan bahan p-n yang berfungsi terutama sebagai
penyearah. Dioda merupakan salah satu komponen elektronika yang termasuk
komponen aktif.
Hampir semua peralatan elektronika memerlukan sumber arus searah.
Penyearah digunakan untuk mendapatkan arus searah dari suatu arus bolak-
balik. Arus atau tegangan tersebut harus benar-benar rata tidak boleh berdenyut-
denyut agar tidak menimbulkan gangguan bagi peralatan yang dicatu.
Dioda sebagai salah satu komponen aktif sangat popular digunakan
dalam rangkaian elektronika, karena bentuknya sederhana dan penggunaannya
sangat luas. Ada beberapa macam rangkaian dioda, diantaranya : penyearah
setengah gelombang (Half-Wave Rectifier), penyearah gelombang penuh (Full-
Wave Rectifier), rangkaian pemotong (Clipper), rangkaian penjepit (Clamper)
maupun pengganda tegangan (Voltage Multiplier). Di bawah ini merupakan
gambar yang melambangkan dioda penyearah.
Dioda termasuk komponen elektronika yang terbuat dari bahan
semikonduktor. Beranjak dari penemuan dioda, para ahli menemukan juga
komponen turunan lainnya yang unik. Dioda memiliki fungsi yang unik yaitu
hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja. Struktur dioda tidak lain adalah
sambungan semikonduktor P dan N. Satu sisi adalah semikonduktor dengan tipe
P dan satu sisinya yang lain adalah tipe N. Bahan tipe-p menjadi sisi anode
sedangkan bahan tipe-n menjadi katoda. Lambang dioda seperti anak panah
yang arahnya dari sisi P ke sisi N. Hal ini dikarenakan pada arus konvensional
mudah mengalir dari sisi P ke sisi N.
Untuk itu, terlebih dahulu diatasi tegangan ambang 0,7 V sebelum dioda
dapat menghantar. Penting untuk diperhatikan bahwa tegangan ambang hampir
tidak tergantung pada arus, berlawanan dengan tegangan pada resistor. Jadi,
semikonduktor tidak mengikuti hukum Ohm. Untuk mengukur tegangan ambang
dapat digunakan rangkaian pembagi tegangan. Dioda pembagi tegangan
merupakan sumber tegangan yang sangat stabil.
I (arus)
V(tegangan)
0,7 V
Dari kurva diatas tampak bahwa saat tegangan mencapai 0,7 Volt, maka
arus akan naik dengan cepat.
I (arus)
V(tegangan)
0,3 V
Dari kurva diatas tampak bahwa saat tegangan mencapai 0,7 Volt, maka
arus akan naik dengan cepat.
1.1.5 LED
LED adalah singkatan dari Light Emiting Dioda, merupakan komponen
yang dapat mengeluarkan emisi cahaya.LED merupakan produk temuan lain
setelah dioda. Strukturnya juga sama dengan dioda, tetapi belakangan
ditemukan bahwa elektron yang menerjang sambungan P-N juga melepaskan
energi berupa energi panas dan energi cahaya. LED dibuat agar lebih efisien jika
mengeluarkan cahaya. Untuk mendapatkan emisi cahaya pada semikonduktor,
doping yang pakai adalah galium, arsenic dan phosporus. Jenis doping yang
berbeda menghasilkan warna cahaya yang berbeda pula. Berikut simbol LED
dalam skema rangkaian.
Anoda Katoda
Pada saat ini warna-warna cahaya LED yang banyak ada adalah warna merah,
kuning dan hijau. LED berwarna biru sangat langka. Pada dasarnya semua
warna bisa dihasilkan, namun akan menjadi sangat mahal dan tidak efisien.
Dalam memilih LED selain warna, perlu diperhatikan tegangan kerja, arus
maksimum dan disipasi daya-nya. Rumah (chasing) LED dan bentuknya juga
bermacam-macam, ada yang persegi empat, bulat dan lonjong.
Sebuah SCR terdiri dari tiga terminal yaitu anoda, katoda, dan gate. SCR
berbeda dengan dioda rectifier biasanya. SCR dibuat dari empat buah lapis
dioda. SCR banyak digunakan pada suatu sirkuit elekronika karena lebih efisien
dibandingkan komponen lainnya terutama pada pemakaian saklar elektronik.
Di tegangan depan SCR bisa breaks-over dalam satu dari tiga kasus berikut:
a. Tegangan di dalam ini lebih besar dari VH (Holding Voltage) dan arus
pulsa yang tetap diterima di gate.
b. Ketika tegangan diantara anoda dan katoda kenaikan setinggi break-over
depan VB (Break-over Voltage). Dalam keadaan ini, hambatan aliran
tetap berhembus dalam transistor Q1, yang menyebabkan hubungan Q2
dan dengan demikian meningkatkan hubungan untuk Q1 sampai kedua
transistor terhubung. Hal ini biasanya bukan hubungan yang diinginkan,
dengan demikian SCR diprogram untuk VB yang sangat tinggi (lebih dari
400 V).
c. Perubahan yang sangat cepat dari tegangan dari V AK (tegangan diantara
anoda dan katoda), walaupun jika VAK lebih kecil dari VB. Untuk
menghindari situasi ini kapasitor kadangkala ditambahkan dalam pararel
ke SCR yang dijelaskan pada contoh berikut:
Gambar 2.20 Kapasitor Dipasang Pararel dengan SCR
Keburukan dari SCR adalah pada saat pematian. Pematian dari SCR
hanya ada satu cara yaitu mengurangi arus yang mengalir melalui ini disamping
arus yang utama. Kerugiannya adalah waktu penekanan tombol lebih lama dan
selama penekanan tombol dalam keadaaan tegangan yang tinggi dibangun
dalam, dengan demikian ini tidak bisa digunakan untuk penekanan tombol untuk
arus yang besar.
a. LASCR (Light Activated SCR) adalah jenis SCR yang apabila terkena
sinar matahari (cahaya yang cukup kuat ) akan menyebabkan elektron-
elektron valensi dalam SCR tersebut akan dilepaskan dari orbit-orbitnya
dan akan menjadi elektron-elektron bebas. Ketika elektron-elektron ini
mengalir keluar dari kolektor, maka elektron-elektron ini akan memasuki
basis transistor, sehingga proses regenerasi akan berlangsung sampai
LASCR menjadi tertutup.
b. SCS (Silicon Controlled Switch) adalah jenis SCR yang identik dengan
saklar penahan, SCS menyediakan saluran kepada kedua basisnya. Satu
picu prategangan maju yang diberikan kepada salah satu basis tersebut
akan menutupi SCS, begitu pula sebaliknya bila diberi prategangan balik
maka akan membuka piranti saklar.
c. GCS (Gate-Controlled Switch) adalah saklar yang dirancang untuk dibuka
dengan cara yang mudah, yaitu dengan picu prategangan balik. Untuk
GCS, penutupan dilakukan dengan picu positif dan pembukaan dilakukan
dengan picu negatif ( dengan pemutusan arus rendah )
2.2 DIAC
Istilah diac diambil dari Dioda AC yang merupakan salah satu dari
keluarga thyristor dan termasuk dalam jenis Bidirectional Thyristor. Diac
mempunyai dua buah elektroda atau terminal dan dapat menghantar dari kedua
arah oleh karenanya diac dianggap sebagai homo atau non-polar. Diac tersusun
dari empat lapis semikonduktor seperti dioda lapis empat.
DIAC adalah trysitor yang hanya punya dua kaki. Ini dirancang (di posisi
ke yang lain) untuk dihidupkan oleh tegangan yang lebih besar dari V B –
nya.Tegangan VB sangatlah kecil. Ada perbedaan diac dengan V B tegangan
berkisar antara +- 10 V sampai 15 V.
Karena homopolar, maka untuk menentukan kaki diac adalah sama saja
baik yang kiri maupun yang kanan. Bentuk fisiknya menyerupai dioda rectifier
dengan ciri-ciri seperti yang digambarkan ini.
Sistem pengkodeannya tergantung dari pabrik pembuatnya, sebagai
contoh Motorola mengeluarkan tipe 1N5758 sampai 1N5761 sedangka
PhilipsAustralia mengeluarkan tipe BR100.
Piranti Diac banyak digunakan sebagai pemicu rangkaian pengendali
daya, misalnya pemicu TRIAC agar ON pada tegangan input tertentu yang relatif
tinggi. Contohnya adalah aplikasi dimmer lampu yang berikut pada gambar 4.9.
Gambar 2.24 Aplikasi DIAC pada dimmer lampu
Jika diketahui IGT dari TRIAC pada rangkaian di atas 5 mA dan V GT = 0,7
volt. Lalu diketahui juga yang digunakan adalah sebuah DIAC dengan V bo = 10 V,
maka dapat dihitung TRIAC akan ON pada tegangan :
V = IGT(R)+Vbo+VGT = 60,7 V
Berikut ini merupakan kurva V-t pada rangkaian dimmer
Triac adalah tyristor dengan tiga pemicu, yang mengatur arus ke dua
arah. Ini sejenis dengan dua komponen SCR dihubungkan secara pararel dan
dalam hubungan dengan inverter. Triac dipersiapkan untuk mengendalikan daya
bolak-balik secara penuh dari 0o hingga 180o. Simbol Triac diperlihatkan seperti
pada gambar dibawah ini.
Struktur TRIAC sebenarnya adalah sama dengan dua buah SCR yang
arahnya bolak-balik dan kedua gate-nya disatukan. TRIAC biasa juga disebut
thyristor bi-directional. TRIAC bekerja mirip seperti SCR yang paralel bolak-balik,
sehingga dapat melewatkan arus dua arah.
Penggunaan Triac tidak seluas SCR karena arus yang dapat ditangani
jauh lebih kecil. Disamping itum SCR tersedia secara luas dalam jumlah yang
jauh lebih besar daripada Triac. Karena susunan internalnya, Triac memiliki
tegangan dan arus pemicu gerbang yang lebih tinggi dibandingkan dengan SCR.
Karena lapisan p dan n dalam triac di susun secara seri, maka komponen
ini, seperti halnya dengan diac, tidak dapat melewatkan arus dari terminal 1 ke
terminal 2 dalam arah maju tetapi berperilaku sebagai dioda yang diberi
prategangan terbalik.
Pada saat tegangan di berikan pada komponen ini, misalnya dari sumber
tegangan pada jala jala, arus bocor yang mengalir sangat kecil. Ini di katakan
sebagai kondisi off triac. Apabila tegangan ini dinaikkan, maka akan di capai nilai
kritis (+VBO jika arahnya positif atau -VBO triac arahnya negatif). Pada hal ini akan
terjadi jebol bandangan dan arus besar akan mengalir yang di tentukan oleh
amplitudo arus negatif atau positif yang diberikan ke elektroda gerbang. Makin
tinggi elektroda ini, maka makin besar pula tegangan breakover-nya
Untuk kerja triac pada keadaan positif atau negatif, seperti halnya pada
tabung trinatron, sekali kondisi DC terbentuk pada triac, elektroda gerbangnya
tidak lagi memegang kendali lagi sampai tegangan dari terminal 1 ke terminal 2
diputuskan atau dikurangi sampai dengan nol.
Seperti halnya SCR, TRIAC juga merupakan piranti tiga terminal yang
digunakan untuk pengaturan daya. TRIAC oleh karenanya menyediakan control
gelombang-penuh dan menawarkan kinerja lebih unggul dalam aplikasi-aplikasi
control daya AC jika dibandingkan dengan thyristor yang hanya dapat
menyediakan control setengah-gelombang. Rangkaian penyulut untuk TRIAC
dapat pula berupa R maupun RC. Untuk mendapatkan pengaturan yang simetris,
maka digunakan DIAC.
Low-Current TRIAC dapat mengontak hingga kuat arus 1 ampere dan
mempunyai maksimal tegangan sampai beberapa ratus volt. Medium-Current
TRIACS dapat mengontak sampai kuat arus 40 ampere dan mempunyai
maksimal tegangan hingga 1.000 volt.
TRIAC bekerja mirip seperti SCR yang paralel bolak-balik, sehingga
dapat melewatkan arus dua arah. Kurva karakteristik dari TRIAC adalah seperti
gambar berikut
Ketika power di konsumen diaktifkan oleh pokok di control, ini sangat sulit
untuk mencapai sudut penghidupan yang yang lebar. Alasan mengapa
penghidupan tegangan triac adalah rendah(kurang dari 1 V) adalah tegangan
pokok sangat tinggi.