Di susun oleh :
Cipta komara ( 3331 081419)
JURUSAN TEKNIK MESIN - FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
CILEGON – BANTEN
2010
PERTUKARAN PANAS
1-1 PENGERTIAN PERPINDAHAN PANAS
Panas telah diketahui dapat berpindah dari tempat dengan temperatur lebih
tinggi ke tempat dengan tempeatur lebih rendah. Hokum percampuran panas juga
terjadi karena panas itu berpindah, sedangkan pada kalorimeter, perindahan panas
dapat terjadi dalam bentuk pertukaran panas dengan luar sistem.
Jadi pemberian atau pengurangan panas tidak saja mengubah temperatur
atau fasa zat suatu benda secara lokal, melainkan panas itu merambat ke atau dari
bagian lain benda atau tempat lain. Peristiwa ini disebut perindahan panas.
Menurut penyelidikan, perpindahan tenaga panas dapat dibagi dalam
beberapa golongan cara perpindahan. Panas itu dapat merambat dari suatu bagian
ke bagian lain melalui zat atau benda yang diam. Panasjuga dapat dibawa oleh
partikel-partikel zat yang mengalir. Pada radiasi panas, tenaga panas berpindah
melalui pancaran yang merupakan juga satu cara perindahan panas. Umumnya
perindahan panas berlangsung sekaligus dengan ketiga cara ini.
Perpindahan panas melalui cara pertama disebut perpindahan panas melalui
konduksi. Cara kedua, perindahan panas melalui konveksi dan cara ketiga melalui
radiasi.
Di sini kita menyelidiki peristiwa berlangsungnya perindahan panas itu.
Kalau kita menganggap perindahan panas berlangsung secara mengalir analogi
dengan aliran listrik atau aliran fluida, maka aliran panas ini kita namakan arus
panas.
Kita definisikan arus panas ini sebagai jumlah tenaga panas per satuan
waktu atau daya panas melalui penampang tegak lurus kepada arah arus. Oleh
sebab itu arus panas rata-rata adalah
∆Q
H =
∆τ
dengan sebagai waktu perpindahan panas yang dipandang. Karena arus panas
∆τ
dapat berubah-ubah menurut waktu, maka arus panas pada setiap saat adalah
lim△τ→∞
H= ∆Q dQ
=
∆τ Dτ
sebesar
atau
sebab itu dalam hal ini nampak dari (85) bahwa k akan kecil juga harganya.
τ
Untuk k « 1 dapat diadakan pendekatan dari (85) dengan menguraikan dulu ke
τ
dalam deret
Dengan mengabaikan faktor k dengan pangkat dua dan lebih, pendekatan ini
τ
menjadi
Bagi to > ts terjadi pendinginan yakni penurunan temperatur sistem dan bagi
to< ts terjadi pemanasan atau kenaikan temperatur. Jadi untuk perbedaan
temperatur sistem dan sekitarnya yang kecil hubungan (87) dapat dipergunakan
sebagai suku koreksi. Suku koreksi ini dapat dipergunakan misalnya untuk
koreksi temperatur pada kalorimeter.
KONDUKSI PANAS
1-3 PENGERTIAN KONDUKSI PANAS
Tenaga panas dari suatu bagian benda bertemperatur lebih tinggi akan
mengalir melalui zat benda itu ke bagian lainnya yang bertemperatur lebih rendah.
Sebagai arus panas, perpindahan panas ini memenuhi definisi (82). Zat atau
partikel zat dari benda yang dilalui panas ini sendiri tidak mengalir sehingga
tenaga panas berpindah dari satu partikel ke lain partikel dan meneapai bagian
yang dituju. Perpindahan panas seeara ini disebut konduksi panas; arus panasnya
adalah arus panas konduksi dan zatnya itu mempunyai sifat konduksi panas.
Konduksi panas ini bergantung kepada zat yang dilaluinyan dan juga kepada
distribusi temperatur dari bagian benda sedangkan, menurut penyelidikan,
selanjutnya juga bergantung sedikit banyak kepada temperatur itu sendiri.
Berlangsungnya konduksi panas melalui zat dapat diketahui oleh perubahan
temperatur yang terjadi.
Ditinjau dari sudut teori molukuler, yakni benda atau zat terdiri dari
molekul, pemberian panas pada zat menyebabkan molekul itu bergetar. Getaran
ini makin bertambah jika panas ditambah, sehingga tenaga panas berubah menjadi
tenaga getaran. Molekul yang bergetar ini tetap pada tempatnya tetapi getaran
yang lebih hebat ini akan menyebabkan getaran yang lebih keeil dari molekul di
sampingnya, bertambah getarannya, dan demikian seterusnya sehingga akhirnya
getaran molekul pada bagian lain benda akan lebih hebat. Sebagai akibatnya,
temperatur pada bagian lain benda itu akan naik dan kita
lihat bahwa panas berpindah ke tempat lain. Jadi pada konduksi panas,
tenaga panas dipindahkan dari satu partikel zat ke partikel di sampingnya,
berturut-turut sampai meneapai bagian lain zat yang bertemperatur lebih rendah.
1-4 KONDUKSI PANAS PADA KEADAAN TETAP
Apabila temperatur dari suatu benda pada dua tempat adalah tetap dan
berlainan, maka akan terjadi konduksi panas. Konduksi panas demikian yakni
antara bagian dengan temperatur tetap disebut konduksi panas pada keadaan tetap.
Arus konduksi tentunya bergantung juga kepada distribusi temperatur tetap ini
pada benda itu, di samping bentuk benda itu sendiri.
Di sini kita akan melihat hanya hal-hal yang sederhana, yakni keadaan
dengan hanya dua temperatur tetap yang terletak simetris pada benda
bersangkutan. Pada keadaan seimbang, arus panas antara kedua tempeatur tetap
ini akan tetap harganya.
Pada gambar 19 terlihat suatu keping datar plan-paralel, dengan luas kedua
permukaan bidang yang berhadapan adalah A dan masing-masing mempunyai
temperatur tetap t1 dan t2. (t1>t2).
Tebal keping adalah l dan arus panas H mengalir dari t1 ke t2. Setelah
mencapai keseimbangan, maka menurut hasil eksperimen dari Biot dan Fourier,
arus panas tetap H berbanding lurns dengan luas penampang yang tegak lurns
pada arab arus panas, berbanding lurus dengan beda temperatur tetap itu (t1 - t1),
dan berbanding terbalik dengan panjang jalan yang ditempuh arus panas. Dengan
membubuhi suatu faktor pembanding K, kita peroleh hubungan
dengan tanda negatif menyatakan babwa arah arus menuju ke arah turunnya
temperatur.Faktor dtdx disebut juga sebagai gradient temperatur.
Konstanta K disebut koefisien konduktivitas panas atau konduktivitas panas.
Ternyata kemudian bahwa konduktivitas panas ini juga tidak konstan tetapi
bergantung kepada temperatur. Untuk batas temperatur tertentu dapat diambil
harga rata-ratanya yakni konduktivitas panas rata. Kita pandang di sini zat dengan
konduktivitas panas yang isotropis.
HIDROSTATIKA
2-1 PENGANTAR
”Hidrostatika” ialah ilmu perihal zat alir atau fluida yang diam tidak
bergerak dan ”hidrodinamika” parihal zat alir yang bergerak. Hidrodinamika
yang khusus mengenai aliran gas dan udara, disebut ”Aerodinamika”.
Fluida ialah zat yang dapat mengalir. Jadi, termasuk zat cairdan gas.
Perbedaan zat cair dengan ghas terutama terletak pada kompresibilitasnya. Gas
mudah dimampatkan, sedang zat cair praktis tidak dapat dimampatkan. Dalam
pembahasan kita disini, perubahan kecil volume zat cair yang menderita tekanan,
umumnya diabaikan.
Rapat massa suatu bahan yang homogen didefinisikan sebagai massanya
persatuan volum. Satuan kerapatan sdalam ketiga sistem satuan ialah: satu
kiliogram per m-3 (1 kg m3), satu gram per cm3 dan slug per ft-3.Rapat massa akan
kita lambangkan dengan huruf Yunani r (rho):
m = rV (13-1)
Misalnya, berat 1 ft3 air ialah 62,5 lb; rapatnya ialah 62,5/32,2 = 1,94 slug
per ft-3. Berat jenis suatu bahan ialah perbandingan rapat massa bahan itu
terhadap rapat massa air dan sebab itu berupa bilangan semata. ”Berat jenis”
(spesific gravity) sebenarnyamerupakan istilah yang sangat keliru, karena tidak
ada sangkut pautnya dengan berat (gravity). Lebih tepat disebut rapat realtif,
karena lebih memperjelas konsepnya.
dF = pdA (13-2)
Jika tekanan itu sama di semua titik padabidang di seluas A, maka
persamaan - persamaan ini menjadi persamaan (11-3):
F = Pa
Marilah sekarang kita cari hubungan umum antara tekanan p pada
sembarang titik di dalam fluida dengan tinggi letak y titik itu.jika fluida dalam
kesetimbangan, maka semua unsur volumnya jugadalam kesetimbangan.
Pandanglah unsur berbentuk lapisan sangat tipis, seperti pada gambar 13-1, yang
tebalnya dy dan luas permukaannya A. Kalau rapat massa fluida p, massa unsur
itu ialah pA dy dan beratnya dw ialah pgA dy. Gaya yang dikerjakan pada unsur
tersebut oleh fluida sekelilingnya dimana - mana selalu tegak lurus pada
permukaan unsur. Berdasarkan simetri, gaya resultan horisontal pada sisisnyasma
dengan nol. Gaya ke atas pada permukaan sebelah bawah ialah pA,
sedangkangaya ke bawah pada permukaan sebelah atas ialah (p + dp)A. Karena
dalam kesetimbangan,
Fy = 0,
pA - (p + dp)A - pgA dy = 0,
dan oleh karena itu
(12-3)
Karena r dan g keduanya besaran positif, maka dy yang positif (tinggi
bertambah)dibarengi oleh dp yang negatif (tekanan berkurag). Jika p1 dan p2
ialah tekanan pada tinggi y1, dan y2 di atas suatu bidang patokan, maka integrasi
persamaan (13-3), kalau p dan g konstan, menghasilkan:
p2 - p1 = - rg (y2 - y1)
Marilah kita terapkan persamaan ini pada zat cairdalam bejana terbuka,
seperti pada Gambar 13-2. Ambillah titik 1 pada bidang sekehendak dan misalkan
rialah tekanan pada titik ini,ambil titik 2 di permukaan zat cair, dimana tekanan
sama dengan tekanan atmosfir pa. Maka:
pa - p = - pg (2 - y1),
p = pa + pgh (13-4)
Gambar 13-2
Oleh sebab itu penekan hidrolik adalah suatu alat untuk melipat gandakan
gaya faktor perkaliannya sama dengan perbandingan antaraluas kedua piston.
Kursi tukang cukur, kursi dokter gigi, pengangkat mobil dalam bengkel dan rem
hidrolik adalah alat - alat yang menerapkan asas penekan hidrolik.
Pada pernyataan ini, M adalah momen tekuk yang bekerja pada penampang
melintang balok, ρ jari-jari kurva terhadap permukaan netral balok, E modulus
elastisitas, dan I momen penampang melintang terhadap sumbu netral yang
melalui centroid penampang. Biasanya nilai E dan I adalah konstan disepanjang
balok, tetapi M dan ρ merupakan fungsi x.
Persamaan diatas dapat kita tulis dalam bentuk
1 M
=
ρ EI
dimana ruas kiri mewakili kurva permukaan netral dari balok. Karena M
bervariasi disepanjang balok, kurva defleksi akan berupa kurva variabel.
Misalkan garis tebal pada gambar dibawah merupakan permukaan netral
terdeformasi dari balok. Awalnya sumbu balok adalah berimpit dengan sumbu x.
Defleksi y adalah positip kearah atas; sehingga untuk kurva pada gambar dibawah,
seluruh defleksi adalah negatip.
O
ρyx
1 d 2 y / dx2
=
[
ρ 1 + (dy / dx) 2 ] 3/2
Pada pernyataan ini, dy/dx mewakili kemiringan atau slope kurva pada
sembarang titik; dan untuk defleksi balok yang sangat kecil nilainya dan juga nilai
kuadratnya sangat kecil sehingga biasanya dapat diabaikan. Asumsi ini membuat
pernyataan untuk kurva menjadi lebih sederhana, yaitu
1 d2y
≈
ρ dx2
d2y
EI =M
dx2
Ini merupakan persamaan diferensial untuk kurva defleksi dari balok yang
dibebani gaya melintang. Sesuai dengan penemunya, persamaan ini juga disebut
persamaan Euler-Bernouli untuk balok tekuk.
Contoh 2.
Tentukan defleksi pada sembarang titik pada balok gantung (cantilever)
yang dikenai gaya tunggal terkonsentrasi P, seperti gambar dibawah.
PL
L
P
xy
d2y
EI =M
dx2
d2y
EI = − PL + Px
dx2
dy Px 2
EI = − PLx + + C1
dx 2
benar untuk semua nilai x dan y, dan jika kondisi x = 0 disubstitusikan kita
dapatkan 0 = 0 + 0 + C1 atau C1=0.
Integrasi kedua menghasilkan
x 2 Px 3
EIy = − PL + + C2
2 6
dimana C2 adalah konstanta kedua integrasi. Lagi, kondisi pada dinding
pendukung akan menentukan konstanta ini. Pada x=0, defleksi y adalah nol karena
balok dijepit secara kaku. Dengan mensubstitusikan (y)x=0=0 kedalam persamaan
diatas, kita peroleh 0 = 0 + 0 + C2 atau C2=0.
Dari kedua persamaan kita peroleh C1 = C2 = 0 memberikan slope dy/dx dan
defleksi y pada titik x. Defleksi adalah maksimum pada ujung kanan balok (x =
L), dibawah pembebanan P.
− PL3
EIymax =
3
dimana nilai negatip menunjukkan bahwa pada titik ini kurva defleksi
terletak dibawah sumbu-x. Jika hanya diiunginkan besaran defleksi maksimum
pada x = L, biasanya dinyatakan dengan ∆max dan kita peroleh
PL3
∆ max =
3EI
Contoh 3.
Tentukan persamaan kurva defleksi untuk balok menggantung yang
dibebani oleh dua gaya P yang sama seperti diilustrasikan pada gambar dibawah.
LP
L
axy1
dan persamaan diferensial untuk batang tekuk pada daerah tersebut adalah
untuk (1)
2
d y 0<x<a
EI = − Px
dx2
Tidak ada yang bisa diketahui untuk slope dy/dx di daerah ini. Secara
khusus, perlu ditekankan bahwa tidak ada justifikasi untuk mengasumsikan bahwa
slope pada sendi (x = a) adalah nol. Kita mungkin menyatakan slope disini
dengan notasi
(3)
dy a 2
EI = − P + C1
dx x = a 2
Momen tekuk pada daerah tengah balok diantara pendukung (sendi dan
engsel) adalah M = -Pa dan persamaan diferensialnya adalah
untuk (6)
2
d y 0 < x < ( L − a)
EI = − Pa
dx2
Juga dari persamaan (7) dapat dikatakan bahwa slope balok pada pendukung
sebelah kiri, x = a, dapat diberikan dengan substitusi x = a kedalam persamaan
ini, dan menghasilkan
(9)
dy PaL
EI = − Pa 2 +
dx
x =a 2
Tetapi slope dy/dx yang diberikan dari pernyataan ini harus sama dengan
yang diberikan oleh persamaan (3), karena tekukan batang pada titik ini harus
mempunyai slope yang sama, tidak pandang persamaan mana yang digunakan.
Dengan cara yang sama, untuk ruas kanan (persamaan (3) dan (9)) kita
peroleh
(10)
2
Pa PaL
− + C1 = − Pa 2 +
2 2
Atau
(11)
2
Pa PaL
C1 = − +
2 2
Atau
2 Pa 3 Pa 2 L
C2 = −
3 2
untuk (16)
Pax 2
PaLx Pa Pa L3 3 0 < x < ( L − a)
EIy = − + + −
2 2 2 2
4-3 Inversi
4-5 Translasi
Sebuah benda mempunyai gerakan berupa translasi, jika ia bergerak
sedemikian hingga semua garis-garis lurus dalam benda tersebut bergerak
mengikuti posisi-posisi yang sejajar. Translasi garis lurus (rectilinear translation)
adalah suatu gerakan dimana semua titik dari suatu benda bergerak dalam jalur
garis lurus. Suatu translasi dimana titik titik dalam suatu benda bergerak
sepanjang jalur yang berupakurva disebut translasi menurut kurva (curvilinear
translation).
4-6 Putaran
Dalam putaran (rotasi) semua titik dalam sebuah benda selalu mempunyai
jarak yang tetap dari sebuah garis yang tegak lurus terhadap bidang geraknya.
Garis ini adalah sumbu putaran (axis of rotation) dan titik-titik dalam benda
tersebut membuat lintasan menurut jalur berupa lingkaran terhadap garis tersebut.
4-8 Vektor-Vektor
Ada dua tipe besaran yang harus diperhatikan dalam mekanika. Besaran
scalar adalah yang hanya mempenyai besar saja. Contohnya : jarak, luas, isi dan
waktu. Besaran vector mempunyai besar dan arah. Contohnya : lintasan,
kecepatan, percepatan dan gaya. Sebuah besaran vector dapat dinyatakan dengan
sebuah garis lurus dengan anak panah. Besar dari vector diyatakan dengan
panjangnya yang digambarkan dengan skala tertentu.