Anda di halaman 1dari 4

Nama : Arif Prima

NPM : 0806338563
Kelompok : 5B

Reverse Osmosis

DalamTeknik Lingkungan, reverse osmosis atau Osmosis Balik memiliki banyak


kegunaan yang potensial. Untuk proses ini, gaya penggerak untuk transfer massa adalah
sebuah perbedaan tekanan hidrostatik.
Reverse osmosis merupakan pemisahan pelarut, seperti air dari larutan yang asin
dengan menggunakan membran semipermeabel dan tekanan hidrostatik. Pada Gambar 1
(kiri) dapat dilihat bahwa aliran pelarut (air) adalah dari sisi pelarut melewati membran
semipermeabel ke sisi salinitas yang lebih tinggi. Proses ini disebut sebagai osmosis.

Gambar 1. Osmosis Principles

Dalam suatu waktu sistem tersebut suatu akan mencapai keadaan kesetimbangan
dimana tekanan hidrostatik dianggap sebagai tekanan osmotik. Jika gaya diberikan pada
piston untuk menghasilkan tekanan yang lebih besar daripada tekanan osmotik seperti pada
Gambar 1 (kanan), maka akan meyebabkan aliran pelarut dengan arah yang terbalik. Proses
transfer massa dari pelarut menggunakan membran semipermeabel dan tekanan hidrostatik
ini disebut sebagai reverse osmosis. Reverse osmosis berguna sebagai metode pemisahan
molekul karena dapat mengalirkan air tanpa membawa molekul-molekul lain selain air dan
ion-ion.
Proses reverse osmosis mirip dengan proses ultrafiltrasi dan proses mikrofiltrasi
karena ketiga teknik tersebut menggunakan membran semipermeabel dan tekanan hidrostatik
untuk menekan pelarut melalui membran. Perbedaannya dengan reverse osmosis adalah
proses ultrafiltrasi dan proses mikrofiltrasi memisahkan molekul berdasarkan pada aksi
filtrasi bukan aksi osmosis balik, yakni ukuran substansi yang ditolak oleh membran pada
adalah ukuran yang lebih besar dari membran. Tekanan osmotik pada larutan elektrolit dapat
dijelaskan sebagai

n
π=∅ v RT
V
dimana :
 = tekanan osmotik
 = koefisien osmotik
 = jumlah ion yang terbentuk dari molekul elektrolit
n = jumlah mol dari elektrolit
V = volume pelarut
R = konstanta gas universal
T = suhu mutlak

Besaran koefisien osmotik bergantung pada sifat alami dan konsentrasi substansinya.
Pada air laut dengan padatan terlarut 35.000 mg/, tekanan osmotic adalah 397 psi (2740 kPa)
pada 250 C (770 F). Oleh karena itu bisa diasumsikan bahwa untuk tujuan praktis sebuah
peningkatan 1000 mg/l konsentrasi garam menghasilkan peningkatan tekanan osmotic 11.3
psi (78 kPa).
Parameter desain utama untuk unit reverse osmosis adalah hasil per unit area dari
membran dan kualitas hasil air (Kaup, 1973). Hasil tersebut diukur dengan fluks air melalui
membran dalam gal/day-ft atau l/d-m2. Fluks air pada membran sendiri bergantung pada
karakteristik membrannya, baik ketebalan atau porositas, serta kondisi system, yaitu suhu,
perbedaan tekanan yang melalui membran, konsentrasi garam dan laju aliran air yang melalui
membran. Hubungan ini dapat dijelaskan sebagai

F w =K ( ∆ p−∆ π )

dimana:
Fw = fluks air (gal/day-ft2) atau (l/d.m2)
K = koefisien transfer massa untuk satu untuk unit area membran (gal/day-ft2-psi) atau
(l/d-m2-kPa)
p = perbedaan tekanan antara air masukan dan air hasil
 = perbedaan tekanan osmotik antara air masukan dan air hasil

Nilai fluks membran biasanya bekerja pada suhu 250C. Jika temperature berubah, nilai difusi
dan viskositas juga berubah, akan menyebabkan nilai fluks juga berubah.
Nilai fluks akan menurun secara bertahap selama masa guna membran karena
densifikasi yang lambat dari struktur membran, dimana akan mengakibatkan penurunan
bagian-bagian pori. Penurunan fluks ini terjadi pada seluruh membran dan bersifat permanen.
Oleh karena itu, membran harus diganti ketika fluks telah mencapai nilai minimum yang
diperbolehkan. Produsen bisa menyediakan nilai fluks awal dan memperkirakan reduksi fluks
untuk berbagai pengoperasian tekanan. Hubungan antara fluks dengan durasi membran
biasanya diplot sebagai sebuah garis lurus pada grafik log-log. Biasanya durasi berkisar dari 2
bulan hingga 2 tahun.
Membran yang umum dipakai terbuat dari asetat selulosa. Membran ini relatif kuat,
memiliki permeabilitas air yang rendah dan dapat menolak 99% garam. Namun fluks airnya
sangat rendah, yaitu sekitar 10 gal/day-ft2 atau 400 l/d-m2. Tipe – tipe utama dari alat
pengganjal yang digunakan pada proses reverse osmosis diklasifikasikan sebagai: tubular,
hollow fiber, dan spiral wound.
Pada jenis tubular, air yang masuk pada membran tubular yang dibungkus tabung
berpori pendukung yang memberikan kebutuhan kekuatan tensil. Bagian dari air yang
melewati membran disebut air hasil, sementara air yang tinggal akan keluar melalui akhir dari
tabung sebagai air garam. Sedangkan pada jenis hollow-fiber, bagian dari air yang lewat dari
luar masuk ke dalam tabung menghasilkan produk sebagai air hasil, sementara air yang
tinggal adalah air garam. Sementara itu pada jenis spiral-wound, pori pada tabung hollow
dibungkus secara spiral dengan kertas pori untuk aliran masuk dan dengan kertas membran
serta kertas pori untuk aliran air hasil. Gulungan spiral tersebut dibungkus di dalam tekanan
tabung, dan aliran air masuk melalui kertas pori ke tabung pori dengan arah aksial.
Aplikasi reverse osmosis secara teknis adalah untuk mendemineralisasikan air laut
dan air payau yang dipaparkan pada perencanaan instalasi pilot di Amerika Serikat. Proses
ini menghasilkan air hasil dari 500 mg/L padatan terlarut dalam air laut dan air hasil dari 250
mg/L padatan terlarut dalam air payau. Pengoperasian pada air laut hingga 1500 psi dan pada
air payau hingga 750psi. Dari perencanaan tersebut, ditemukan bahwa membran tidak
mampu bertahan lama dan penggantian membran membutuhkan biaya setengah dari
pemurnian air laut. Karena besarnya energi dan ketidaktahanan membran, maka reverse
osmosis lebih cocok untuk demineralisasi air payau daripada air laut. Reverse osmosis cocok
menurunkan kadar garam air yang memiliki padatan terlarut sebesar 3000-10000 mg/L.
Reverse osmosis skala lapangan digunakan oleh tentara Amerika Serikat pada tahun
1987 untuk pemurnian air. Tiga model reverse osmosis yang digunakan diistilahkan sebagai
Reverse Osmosis Water Purification Unit (ROWPU), yang menghasilkan air yang dapat
diminum pada tingkat 10, 50, dan 100 gpm secara respektif. ROWPU menggunakan
koagulasi dan filtrasi multimedia untuk penghilangan padatan tertentu. Koagulasi dilakukan
dengan penambahan polimer yang bersifat kation, sedangkan filtrasi dilakukan dalam 2
tahap, yaitu :
1. Filtrasi yang melalui medium yang terdiri atas kerikil, garnit kasar dan halus, pasir silika,
dan antrasit.
2. Filtrasi melalui cartridge filter yang disusun atas elemen tabung filter tipe spiral.

Setelah proses filtrasi, air akan diolah dengan reverse osmosis dengan tekanan operasi
maksimum sebesar 960 psi (6620 KPa) untuk air garam dan sebesar 500 psi (3448 kPa)
untuk air tawar. ROWPU digunakan untuk mengolah air garam yang mengandung total
dissolved solid sebesar 35000 mg/L dan menghasilkan air yang mengandung TDS sebesar
1000 mg/L.
Reverse osmosis memiliki potensial besar untuk mengolah air limbah dalam unit
operasi karena tingkat penghilangan semua kontaminan yang tinggi.

Referensi :
Reynold, Tom D. 1995. Unit Operations and Processes in Environmental Engineering 2nd
Edition.United States of America: PWS Publishing Company

Anda mungkin juga menyukai