Anda di halaman 1dari 3

RHINOSINUSITIS KRONIS DENGAN

INFEKSI SEKUNDER
Dibuat oleh: Yusda Kris Sari W,Modifikasi terakhir pada Sat 04 of Sep, 2010 [00:37 UTC]

 Abstrak

            Sinusitis adalah peradangan mukosa sinus paranasal yang dapat berupa sinusitis
maksilaris, sinusitis etmoid, sinusitis frontal, dan sinusitis sfenoid.1-3 Bila yang terkena lebih dari
satu sinus disebut multisinusitis, dan bila semua sinus terkena disebut pansinusitis. Pada pasien
ini didapatkan keluhan utama pusing dirasakan sejak 2 minggu yang lalu disertai hidung
tersumbat dan ingus kental dan bau. Pusing dirasakan berdenyut dan memberat jika untuk
membungkuk. Demam (-), nyeri bagian atas hidung jika ditekan.  Sudah merasakan gejala ini
selama 1 bulan lebih. Diberi obat dari penyakit saraf tidak membaik. Belum dilakukan
pemeriksaan penunjang radiologi foto polos posisi waters.

Kata Kunci : Sinusitis, foto polos posisi waters

Kasus

  Seorang perempuan berumur 25 tahun datang ke poliklinik THT RS PKU Jogjakarta dengan
keluhan utama pusing dirasakan sejak 2 minggu yang lalu disertai hidung tersumbat dan ingus
kental dan bau. Pusing dirasakan berdenyut dan memberat jika untuk membungkuk. Demam (-),
nyeri bagian atas hidung jika ditekan.  Sudah merasakan gejala ini selama 1 bulan lebih. Diberi
obat dari penyakit saraf tidak membaik. Pusing tetap tidak hilang

 Pasien pernah menderita sakit serupa 1 bulan yang lalu. Sempat mondok selama 3 hari di RS
PKU Jogjakarta dan keluhan berkurang. Dalam keluarga tak ada yang menderita penyakit serupa,
riwayat alergi disangkal pasien.

Keadaan umum pasien baik, kesadaran composmentis, nadi 84 x/menit, Tekanan darah 110/70
mmHg, pernafasan 22 x/menit, suhu afebris. Pada pemeriksaan kepala, mata, telinga, mulut, dan
leher tidak dijumpai adanya kelainan. Begitu pula pemeriksaan thoraks, abdomen, serta
ekstremitas kesemuanya normal. Pada pemeriksaan hidung didapatkan (-), concha hiperemis dan
edem, discharge (+) kental dan bau. Didapat nyeri tekan pipi kanan kiri pada pemeriksaan
palpasi wajah.
Pada pasien tak dilakukan foto polos sinus ataupun pemeriksaan sinus yang lain.

Diagnosis Kerja

            Rhinosinusitis kronis

Terapi

Untuk memastikan diagnosis maka dilakukan foto rontgen posisi waters, skin prick test, serta cek
biakan sekret. Untuk Diagnosis kerjanya diberikan terapi konservatif pengobatan berupa
antibiotik Amoxicillin tablet 500 mg 3 kali sehari, Pseudoefedrine 3 kali sehari sebagai
dekongestan, Ambroxol 3 kali sehari sebagai pengencer dahak, Dexametasone 2 kali sehari
sebagai agen anti inflamasi nonsteroid. Pengobatan tersebut diberikan selama 5 hari.

           

Diskusi

            Pada pasien ini keluhan utama adalah pusing sejak 2 minggu sebelumnya. Hal tersebut
disertai pilek kental, hidung tersumbat. Pada kasus ini biasanya pusing yang terjadi akibat dari
terganggunya sistem vestibulochoclear dimana ketika terjadi sumbatan lendir akan mengganggu
tekanan dalam dan luar telinga, reseptor keseimbanganpun terganggu.

Karena aliran lendir juga dipengaruhi oleh fungsi sinus-sinus di daerah wajah maka ketika terjadi
sumbatan aliran lendir dari sinus akan terjadi penumpukan lendir di sinus sehingga akan
menyebabkan resonansi suara tak sempurna, nyeri tekan wajah, hidung tersumbat. Dan jika
sudah terdapat infeksi maka sekret lendir akan dijadikan tempat tumbuh kuman dan timbul bau
busuk. Pada pasien ini belum dilakukan pemeriksaan penunjang radiologi foto polos posisi
waters,. Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya kelainan pada sinus
paranasal sehingga dapat ditegakkan diagnosis pasti. Pemeriksaan penunjang lain yang dapat
dilakukan pada rumah sakit dengan peralatan laboratorium lebih lengkap adalah pemeriksaan
bakteriologi yang pada keadaan ini hanya sedikit memberi petunjuk untuk terapi. Bakteri
penginvasi sekunder seperti stafilokok, Proteus vulgaris, P.aeruginosa serta sejumlah bakteri
anaerob yang merupakan bagian suatu flora campuran selalu ditemukan dalam secret hidung.

Terapi konservatif berupa Antibiotik dapat mengatasi rhinosinusitis akut dan biasanya jika dalam
satu minggu keluhan tak berkurang dapat diganti antibiotik jenis lain. Untuk melegakan saluran
nafas maka diberikan dekongestan, dan untuk mengencerkan dahak agar mudah dikeluarkan
diberikan mukolitik, dan untuk mengurangi pembengkakan diberikan anti inflamasi non steroid.
 

Kesimpulan

            Gejala yang muncul pada pasien ini sesuai dengan gambaran klinis rhinosinusitis kronis
Pada rhinosinusitis kronis untuk menegakkan diagnosis perlu dilakukan foto polos posisi waters.
Dan untuk pencetusnya dapat diketahui dengan pemeriksaan skin prick test untuk mengetahui
status atopi pasien dan kultur sekret untuk pengobatan yang tepat. Stadium kronis dapat
disembuhkan dengan pengobatan konservatif namun kadang memerlukan tindakan pembersihan
sinus.

Referensi

1.      Efendi, H. 1997. BOIES Buku Ajar Penyakit THT. Jakarta : EGC

2.      Soepardi, A. 2001. Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Edisi lima. Balai Penerbit
FKUI : Jakarta

3.      Mansjoer, A., dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran edisi III, jilid 1. Jakarta: Media
Aesculapius.

Penulis :

Yusda Kris Sari Wijaya, bagian Ilmu Telinga Hidung Tenggorokan – Kepala Leher RS PKU
Jogjakarta.

http://www.fkumyecase.net/wiki/index.php?
page=RHINOSINUSITIS+KRONIS+DENGAN+INFEKSI+SEKUNDER

Anda mungkin juga menyukai