Disusun oleh:
Abstrak
Perancangan sistem akuisisi data suhu yang menggunakan komponen-konponen dasar berupa
sebuah sensor suhu, mikrokontroller dan LCD sebagai fasilitas penampil. Sistem akuisisi data
suhu menjadi satu hal yang sangat penting dalam kegiatan perindustrian, karena merupakan
sebagian kecil dari sebuah proses kontrol. Berkenaan dengan pentingnya sistem, maka dilakukan
perancangan sistem akusisi data suhu yang mampu melakukan kegiatan monitoring suhu suatu
plant. Data yang akan diukur merupakan sebuah besaran fisis temperature sehingga untuk dapat
diolah dan ditampilkan dalam bentuk sistem elektris digunakan sensor suhu LM35 yang mampu
mengkonversi besaran tersebut dengan kenaikan 10mV/ºC. Untuk dapat merancang sistem maka
pertama kali dilakukan proses mengubah suhu menjadi tegangan analog menggunakan sensor
suhu LM35. Setelah melalui proses pengkondisian sinyal dengan cara dikuatkan, tegangan analog
diubah menjadi data digital menggunakan ADC 0804. Data digital yang diperoleh kemudian
diolah oleh Mikro-kontroller AT89S51 dan ditampilkan, sehingga didapatkan suatu informasi
mengenai suhu plant dengan satuan ºC pada sebuah LCD. Dari perancangan sistem akuisisi data
suhu didapatkan hasil bahwa sistem ini memiliki kemampuan untuk mengukur suhu dari 25ºC
sampai 100ºC dengan error rata-rata penunjukan suhu sebesar 0,2125°C.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
sistem Instrumentasi yang berbentuk akuisisi data telah dipergunakan secara luas dalam
kegiatan perindustrian, karena merupakan bagian dari proses kontrol. Pengukuran
besaran fisis adalah salah satu langkah dalam akuisisi data. Temperatur merupakan salah
satu besaran fisis yang sering dipakai dalam suatu sistem kontrol baik hanya untuk
sistem monitoring saja atau untuk proses pengendalian lebih lanjut. Dalam kaitannya
dengan hal tersebut, maka kami membuat sebuah alat pendeteksi suhu yang dapat di
kontrol oleh sebuah mikrokontroller. Dengan menampilkan suatu hasil pengukuran
secara digital, pemantauan terhadap proses dapat dilakukan dengan lebih mudah.
II. DASAR TEORI
2.1 Sensor Suhu LM35
Untuk mendeteksi suhu digunakan sebuah sensor suhu LM 35 yang dapat dikalibrasikan langsung
dalam C, LM 35 ini difungsikan sebagai basic temperature sensor seperti pada gambar 1.
VOUT dari LM 35 ini dihubungkan dengan ADC (Analog To Digital Converter). Dalam suhu kamar
(25oC) tranduser ini mampu mengeluarkan tegangan 250mV dan 1,5V pada suhu 150 oC dengan
kenaikan sebesar 10mV/oC.
2.2.2 Penguat Differensial
Penguat differensial merupakan suatu penguat dimana tegangan keluarannya atau Vo merupakan hasil selisih
antara kedua buah tegangan masukan pada terminal inverting dan non-invertingnya. Rumus umum yang
berlaku untuk penguat differensial adalah sebagai berikut :
Dari hasil pengujian diketahui tegangan keluaran sensor naik sebesar 50mV untuk setiap 5°C atau
10mV/°C, maka sensor telah bekerja dengan baik.
4.1.2 Pengujian rangkaian pengkondisi sinyal
Pengujian rangkaian pengkondisi sinyal dilakukan dengan cara memberikan tegangan berubah-ubah
pada bagian masukan peng-uat akhir ( penguat non inverting ) kemudian mengukur keluarannya
untuk kemudian dihitung tingkat penguatan tegangan.
Data hasil pengujian ADC menunjukkan bahwa komponen ini dapat bekerja dengan baik.
Keterangan: data digital untuk proses perhitungan dalam bentuk desimal
1. Hasil pengujian ADC menunjukkan bahwa untuk masukan sebesar 4,9V data digital sudah
mencapai FFh, maka akan mengakibatkan terjadinya kesalahan penunjukkan suhu dimana saat
tegangan masukan 4,9V suhu tertampil sudah mencapai 100°C.
2. Error rata-rata penunjukan suhu pada sistem Akuisisi data suhu adalah 0,2125°C.
3. LM35 memiliki tegangan keluaran sensor dengan kenaikan sebesar 50 mV untuk setiap 5°C atau 10
mV/°C, maka sensor memiliki kenaikan yang cukup linier.
5.2 Saran
1. Pada bagian keluaran akhir rangkaian pengkondisi sinyal sebaiknya ditambahkan rangkaian clipper
yang berfungsi untuk membatasi masukan ADC agar maksimal sebesar 5V.
2. Untuk mempermudah pengaturan nol dari rangkaian penguat differensial sebaiknya keluaran
LM35 diperkuat terlebih dahulu sehingga tegangan referensi pengurang tidak terlalu kecil.
3. Sumber tegangan referensi pengurang sebaiknya menggunakan diode zener agar didapatkan
tegangan yang stabil.
4. Untuk membuat tampilan data suhu lebihpresisi maka dapat dibuat program kalibrasi data suhu
yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Coughlin, Robert and Federick Driscoll, Penguat Operasional dan Rangkaian Terpadu
Linier, Jakarta : Erlangga.
[5] Ogata, Katsuhiko, Teknik Kontrol Otomatik, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 1991.
10 Kesalahan dalam
penggunaan EYD
1. Mikro-kontroller
2. sistem
3. LM 35
4. peng-uat
5. VOUT
6. Ra-ta-Rata
7. ter-mometer
8. Akuisisi
9. lebihpresisi
10. BEREKSPERIMEN
Pembetulan 10 Kesalahan Penggunaan
EYD
1. Mikrokontroller
2. Sistem
3. LM 35 (tidak di tulis miring)
4. penguat
5. V out ( di beri spasi)
6. rata-rata
7. termometer
8. akuisisi (huruf A di depan harus kecil)
9. lebih presisi (di beri spasi)
10. bereksperimen ( tidak memakai huruf besar)