Anda di halaman 1dari 7

Teori Dasar DC

Sumber DC

 Batre
o Batre terdiri dari dua atau lebih sel kimia, dimana terdapat 2 elektrode yang berada
pada larutan elektrolit. Pada batre terjadi perubahan energi kimia enjadi energi listrik
dari proses ionisasi.
 DC Generator
o Generator DC terdiri dari kumparan (minimal 1) yang bergerak berputar memotong
medan magnet yang tetap. Generator DC memiliki arus searah karena tegangannya juga
searah dan hanya mempunyai nilai maksimum dan 0.
 Termokopel
o Termokopel adalah cara untuk menghasilkan arus DC dengan mengubah energi panas
menjadi energi listrik. Yaitu memanaskan sambungan logam yang berbeda jenis.
Contoh: sambungan tembaga dan nikel. Biasanya digunakan untuk mengukur suhu.
Tegangan yang dihasilkan dikalibrasi untuk identifikasi suhu.
 Perata arus (rectifiers)
o Rectifiers mengubah arus AC menjadi DC. Dalam rangkaian rectifiers terdapat dioda
yang berfungsi seperti pintu gerbang. Hanya membolehkan arus melewati dengan satu
arah. Menjadikan dua kutub yaitu forward bias dan reverse bias.
 Forward Bias
o Dioda forward bias ketika terminal positif sumber tegangan dihubungkan dengan anode,
dan negatif terminal dengan katode. Lubang pada P menuju muatan negatif pada N dan
elektron pada N menuju muatan positif pada P. Lubang bersifat seperti muatan positif.
 Reverse Bias
o Dioda reverse bias ketika terminal positif sumber tegangan dihubungkan dengan katode,
dan negatif terminal dengan anode. Lubang pada P menuju muatan positif pada P dan
elektron pada N menuju muatan negatif pada N.
 Half-wave rectifiers
o Mengubah AC menjadi gelombang DC dan hanya mengubah setengah dari gelombang
sinus AC.
 Full-wave rectifiers
o Mengubah AC menjadi gelombang DC dan mengubah seluruh gelombang sinus AC.
 Full-wave bridge rectifiers
o Full-wave rectifiers dengan 4 dioda.

Istilah dalam rangkaian DC

 Schematic Diagram
o Diagram skematik adalah diagram standar untuk mengkomunikasikan informasi dalam
elektronika dan rangkaian elektronik. Terdiri dari komponen berupa simbol dan
dihubungkan dengan garis sebagai hubungan dan pertalian satu komponen dengan
komponen lain.
 One-line Diagram
o Adalah diagram dengan cara menggambarkan satu garis yang terdiri dari beberapa
komponen yang sangat kompleks. Diagram ini tidak sedetail diagram skematik namun
menjelaskan diagram secara umum.
 Block Diagram
o Digunakan untuk menunjukan hubungan diantara kelompok komponen, atau langkah-
langkah dalam rangkaian dari input ke output. Blok berupa kotak kecil berisi
komponen/lanhkah-langkah dan ditandai dengan anak panah kekomponen lain.
 Wiring Diagram
o Diagram yang sangat sederhana yang menghubungkan kawat/kabel untuk dikoneksikan
dengan komponen. Komponen diberi nama dan biasanya ada pada buku petunjuk
pemasangan alat-alat listrik rumah tangga seperti antena, TV, dll.
 Hambatan (resistivity)
o Didefinisikan sebagai besaran dari hambatan material suatu bahan yang mengurangi
aliran arus. Dirumuskan:
L
R=ρ
A
 Koefisien suhu hambatan (α)
o Didefinisikan sebagai banyaknya muatan dari hambatan material yang ditntukan oleh
perubahan suhu. Dirumuskan:
R t=R o+ R o ¿ )
 Rangkaian listrik
o Minimal ada 4 bagian yaitu: sumber arus, konduktor, tahanan, dan kontrol (switch).
o Rangkaian tertutup
 Rangkaian dengan tidak terputusnya arus dari sumber tegangan melewati
hambatan dan kembali lagi ke sumber tegangan.
o Rangkaian terbuka
 Rangkaian tak komplit, ada konduktor patah atau terputus yang menjaga agar
aliran arus tidak kembali ke sumber.
o Hubung singkat
 Rangkaian dengan hambatan sangat kecil atau tanpa hambatan dan dapat
menyebabkan bahaya arus besar yang melewati rangkaian. Biasanya disebabkan
oleh dua titik yang tersambung oleh bahan konduktor saat persolderan.
 Rangkaian Seri
o Dimana rangkaian hambatan seluruhnya berupa pada suatu aliran yang sama pada
rangkaian. Arus mengalir melalui hambatan dengan besar yang sama.
 Rangkaian Paralel
o Dimana rangkaian terdapat dua komponen atau lebih melewati sumber tegangan yang
sama, sehingga tiap komponen mempunyai arus dan hambatan berbeda namun
tegangan sama.
 Hambatan Ekuivalen
o Pada rangkaian paralel, hambatan total dapat diganti dengan hambatan ekuivalen. Dan
pada rangkaian seri hambatan total dapat diganti juga dengan hambatan seri. Ini dapat
menjelaskan total hambatan sumber tegangan.

Perhitungan dasar rangkaian DC

 Hambatan Seri
o Dirumuskan:

V =I . R

RT =R1 + R2 + R3 +… dst

V T =V 1 +V 2+ V 3+ … dst

I T =I 1=I 2=I 3=… dst

 Hambatan Paralel
o Dirumuskan:

V =I . R

1 1 1 1
= + + + … dst
R T R1 R2 R3

V T =V 1=V 2=V 3=… dst

I T =I 1 + I 2 + I 3 +… dst

 Rumus sederhana
o Jika masing-masing resistor sama dihubungkan secara paralel maka resistor total sama
dengan satu resistor dibagi banyaknya resistor.

R
RT =
N

5
(misal: lampu 5 Ω sebanyak 3 buah dihubungkan paralel maka RT = Ω)
3

Jika ada 2 resistor berbeda dihubungkan secara paralel maka R total =


R 1 . R2
RT =
R 1+ R 2

Rumus ini bisa digunakan utuk menentukan besar resistor yang tidak diketahui juka Rt
dan salah satu resistornya diketahui. Rx= resistor yang tak diketahui.

R . RX
RT =
R + RX

Perkalian Silang RT . R+ RT . R X =R . R X

Transpos R . R X .−RT . R X =RT . R

Faktor R X ( R−RT )=RT . R

Penyelesaian untuk Rx
RT . R
RX=
R−RT

 Pembagi Tegangan
o Pembagi tegangan diperlukan ketika kita membutuhkan tegangan yang lebih kecil dari
tegangan tegangan sumber, yaitu dengan menyusun resistor secara seri dan
mendapatkan tegangan yang diinginkan dari ujung-ujung resistor tersebut.

V 1=I . R1

V 2=I . R2

V 3=I . R 3

V 1 :V 2 :V 3 :…=V 1 :V 2 :V 3 :…

JikaV 1 +V 2 +V 3 +…=V Total

Maka

R1
V 1= ×V Total
RTotal

 Pembagi Arus
o Pembagi arus diperlukan ketika kita membutuhkan arus yang lebih kecil dari arus
sumber, yaitu dengan menyusun resistor secara paralel dan mendapatkan arus yang
diinginkan dari ujung-ujung resistor tersebut. Jika ada 2 cabang maka satu cabang dapat
diketahui jika arus total diketahui dan resistansinya masing-masing diketahui. Yaitu
dengan cara:
1
R1
I 1= × IT
1 1
+
R1 R2

1
R2
I 2= × IT
1 1
+
R1 R 2

Jika terdapat cabang lebih dari 2 maka masing-masing arus pada cabang dapat dicari
dengan cara berikut:

1 1 1
I 1 : I 2 : I 3 : …= : : :…
R1 R 2 R 3

I 1+ I 2 + I 3 + …=I Total

1
R1
I 1= × I Total
1 1 1
+ + +…
R1 R2 R3

Polaritas Tegangan dan Arah Arus

 Arus konvensional dan arus elektron


o Arah arus elektron dari negatif ke positif. Arah arus muatan positif (arus konvensional)
dan arus holes dari positif ke negatif.
 Polarities (muatan kutub)
o Ketika arus elektron melewati hambatan, maka ujung hambatan berkutub negatif dan
ujung lain yang ditinggalkan arus elektron berkutub positif.

Hukum Kirchhoff

 Hukum 1 (Hukum Kirchhoff untuk tegangan)


o Jumlah tegangan jatuh disekeliling rangkaian tertutup sama dengan jumlah sumber
tegangan rangkaian itu.

Dirumuskan:

E Sumber =E1 + E2 + E3 +… dst

E Sumber =I 1 . R 1+ I 2 ⋅ R 2+ I 3 ⋅ R3 +… dst
∑ E Sumber =∑ I . R
 Hukum 2 (Hukum Kirchhoff untuk arus)
o Arus yang masuk ke titik percabangan sama dengan arus yang keluar dari percabangan.

Dirumuskan:

I Masuk =I Keluar

Analisa rangkaian DC

 Persamaan Loop
o Yaitu cara menghitung masing-masing arus pada tiap-tiap komponen dengan cara
mengasumsikan loop (perputaran arus). Jika hasil arus negatif, berarti arus yang
sebenarnya, arahnya berkebalikan dengan asumsi kita semula. Jika arus dari masing-
masing cabang diketahui maka tegangan dari masing-masing komponen dapat
diketahui.
 Persamaan titik percabangan
o Yaitu cara menghitung masing-masing arus dan tegangan pada tiap-tiap komponen
dengan cara mengasumsikan arus yang keluar dan masuk pada tiap-tiap percabangan.
Jika hasil arus negatif, berarti arus yang sebenarnya akan masuk ke percabangan jika
pada mulanya kita asumsikan keluar dan sebaliknya. Jika arus dari masing-masing
cabang diketahui maka tegangan dari masing-masing komponen dapat diketahui.
 Perhitungan sambungan Y dan ∆

Konversi Y ke ∆

Ra . R b + Rb . R c + R c . R a
R 1=
Rc

Ra . R b + R b . R c + R c . R a
R 2=
Ra
Ra . Rb + Rb . R c + R c . Ra
R 3=
Rb

Konversi ∆ ke Y

R 1 . R3
Ra =
R1 + R 2 + R 3

R1 . R2
Rb =
R1 + R 2 + R 3

R2 . R 3
Rc =
R1 + R 2 + R3

 Kesalahan rangkaian DC

Faktor terhubung buka:

Saklar terbuka, sikring terbakar, kabel rusak/terputus, atau resistor terbakar.

o Rangkaian terbuka (seri)

Jika terdapat faktor diatas maka rangkaian setelah titik yang terdapat kesalahan tak
akan dialiri arus.

o Rangkaian terbuka (paralel)


 Rangkaian terbuka total
- Kesalahan terdapat pada titik sebelum percabangan sehingga pada
cabang tak dialiri arus sama sekali.
 Rangkaian terbuka pada cabang
- Kesalahan pada cabang sehingga cabang yang lain masih dialiri arus
listrik

Faktor terhubung singkat:

Resistor berhambatan kecil dari semula atau tak berhambatan sama sekali. Biasanya
karena kesalahan pada penyolderan sehingga ujung-ujung resistor terhubung oleh
konduktor.

o Terhubung singkat (seri)

Jika resistor yang terhubung singkat terdapat pada rangkaian seri.

o Terhubung singkat (paralel)

Jika resistor yang terhubung singkat terdapat pada cabang rangkaian paralel.

Anda mungkin juga menyukai