Anda di halaman 1dari 10

“DELIK-DELIK TERTENTUDALAM KUHP”

RAE SANJAYA
DIA 109013
FH-UNRAM
“KEJAHATAN TERHADAP NYAWA”

Pengertian
Kejahatan terhadap nyawa diatur dalam KUHP BAB XIX pasal 338-350. Arti
nyawa sendiri hampir sama dengan arti jiwa. Kata jiwa mengandung beberapa
arti, antara lain; pemberi hidup, jiwa, roh (yang membuat manusia hidup).
Sementara kata jiwa mengandung arti roh manusia dan seluruh kehidupan
manusia.
Dengan demikian kejahatan terhadap nyawa dapat diartikan sebagai kejahatan
yang menyangkut kehidupan seseorang (pembunuhan/murder).
Kejahatan terhadap nyawa dapat dibedakan dari beberapa aspek:
1. Berdasarkan KUHP, yaitu:
• Kejahatan terhadap jiwa manusia
• Kejahatan terhadap jiwa anak yang sedang/baru lahir
• Kejahatan terhadap jiwa anak yang masih dalam kandungan
2. Berdasarkan unsur kesengajaan (dolus)
Dolus menurut teori kehendak (wilsiheorie) adalah kehendak kesengajaan pada
terwujudnya perbuatan. Sedangkan menurut teori pengetahuan kesengajaan
adalah kehendak untuk berbuat dengan mengetahui unsur yang diperlukan.
Kejahatan itu meliputi:
• Dilakukan secara sengaja
• Dilakukan secara sengaja dengan unsur pemberat
• Dilakukan secara terencana
• Keinginan dari yang dibunuh
• Membantu atau menganjurkan orang untuk bunuh diri
Dalam hal menghilangkan atau merampas jiwa orang lain, ada beberapa teori,
yaitu:
a. Teori Aequivalensi yang dianut oleh Von Buri atau dikenal dengan teori
(condition sin quanon) yang menyatakan bahwa semua faktor yang menyebabkan
suatu akibat adalah sama (tidak ada unsur pemberat)
b. Teori Adaequato yang dipegang oleh Van Kries atau lebih dikenal dengan teori
keseimbangan, yang menyatakan bahwa perbuatan itu seimbang dengan akibat
(ada alas an pemberat)
c. Teori Individualis dan Generalis dari T. Trager yaitu bahwa faktor dominan
yang paling menentukan, suatu akibat itulah yang menyebabkannya, sementara
menurut teori nyawa atau generalisasi faktor yang menyebabkan itu akibatnya
harus dipisah satu-persatu.

A. Pembunuhan
Kejahatan terhadap nyawa yang dilakukan dengan sengaja disebut atau diberi
kualifikasi sebagai pembunuhan, yang terdiri dari:
1. Pembunuhan biasa dalam bentuk pokok
Kejahatan terhadap nyawa yang dilakukan dengan sengaja (pembunuhan) dalam
bentuk pokok mempunyai rumusan yang unsur-unsurnya adalah:
- Unsur Obyektif
a) Perbuatan: menghilangkan nyawa
b) Obyeknya: nyawa orang lain
- Unsur Subyektif : Dengan sengaja
Dalam perbuatan menghilangkan nyawa orang lain terdapat tiga syarat yang harus
dipenuhi:
- Adanya wujud perbuatan
- Adanya suatu kematian (orang lain)
- Adanya hubungan sebab dan akibat ( causal verband) antara perbuatan dan akibat
kematian (orang lain).
2. Pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului oleh tindak pidana lain.
Unsur-unsur pembunuhan ini adalah sebagai berikut:
- semua unsur pembunuhan ( obyektif dan subyektif)
a) Yang (1) diikuti, (2) disertai atau (3) didahului oleh tindak pidana lain
b) Pembunuhan itu dilakukan dengan maksud:
1. Untuk mempersiapkan pidana lain
2. Untuk mempermudah pelaksanaan tindak pidana lain
3. Dalam hal tertangkap tangan ditujukan
c) Untuk menghindarkan (1) diri sendiri maupun (2) peserta lainnya dari pidana,
atau
d) Untuk memastikan penguasaan benda yang diperolehnya secara melawan
hukum (dari tindak pidana lain)
Hal ini termuat dalam pasal 339 KUHP dan dirumuskan sebagai berikut:
pembunuhan dengan diikuti, disertai, atau didahului dengan tindak pidana dan
yang dilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan atau memudahkan
perbuatan itu, jika tertangkap basah untuk melepaskan dirinya sendiri atau
pesertanya dari hukuman, atau supaya barang yang didapatnya dengan melanggar
hukum tetap ada di tangannya, dihukum dengan hukuman penjara seumur hidup
atau selama-lamanya dua puluh tahun.
3. Pembunuhan berencana ( Moord)
Unsur-unsur dari pembunuhan ini adalah:
- Unsur subyektif
1. Dengan sengaja
2. Dan dengan rencana terlebih dahulu
- Unsur obyektif
1. Perbuatan: menghilangkan nyawa
2. Obyeknya: nyawa orang lain
Pembunuhan berencana terdiri dari pembunuhan biasa dalam bentuk pokok dengan
adanya unsure dengan rencana terlebih dahulu lebih berat ancaman pidana pada
pembunuhan berencana. berencana artinya dengan direncanakan terlebih dahulu,
terjemahan dari kata asing met voorbedaemen rade.
4. Pembunuhan oleh ibu terhadap bayinya pada saat atau tidak lama setelah
dilahirkan
a. Pembunuhan biasa oleh ibu terhadap bayinya pada saat atau tidak lama setelah
dilahirkan
Unsur-unsurnya:
- Unsur obyektif terdiri dari:
a. Petindaknya: seorang ibu
b. Perbuatannya: menghilangkan nyawa
c. Obyeknya: nyawa bayinya
d. Waktunya: pada saat bayi dilahirkan dan tidak lama setelah bayi dilahirkan
- Unsur subyektif: dengan sengaja
b. Pembunuhan ibu terhadap bayinya pada saat atau tidak lama setelah dilahirkan
dengan direncanakan terlebih dahulu
 Petindak: seorang ibu
 Adanya putusan kehendak yang telah diambil sebelumnya
 Perbuatan: menghilangkan nyawa
 Obyek: nyawa bayinya sendiri
 Waktunya: pada saat bayi dilahirkan atau tidak lama setelah dilahirkan
 Karena takut akan diketahui melahirkan bayi
 Dengan sengaja
5. Pembunuhan atas permintaan korban
Unsur-unsurnya:
a. Perbuatan: menghilangkan nyawa
b. Obyek: nyawa orang lain
c. Atau permintaan orang itu sendiri
d. Yang jelas dinyatakan dengan sungguh-sungguh

6. Penganjuran dan pertolongan pada bunuh diri


Unsur-unsurnya:
- Obyektif:
a. Perbuatan: mendorong, menolongm dan memberikan sarana
b. Pada orang untuk bunuh diri
c. Orang tersebut jadi bunuh diri
- Subyektif: dengan sengaja
7. Pengguguran dan pembunuhan kandungan
 Pengguguran dan pembunuhan kandungan olehnya sendiri
- Obyektif:
a. Petindak: seorang wanita
b. Perbuatan: menggugurkan, mematikan, menyuruh orang lain menggugurkan dan
menyuruh orang lain mematikan,
- subyektif: dengan sengaja
 pengguguran dan pembunuhan kandungan tanpa persetujuan perempuan yang
mengandung
Unsur-unsurnya:
- Obyektif:
a. perbuatan: menggugurkan dan mematikan
b. obyek: kandungan seorang perempuan
c. tanpa persetujuan perempuan itu
- Subyektif: dengan sengaja
 pengguguran dan pembunuhan kandungan atas persetujuan perempuan yang
mengandung
Unsur-unsurnya
- Obyektif:
a. perbuatan: menggugurkan dan mematikan
b. obyek: kandungan seorang perempuan
c. dengan persetujuan perempuan itu
- Subyektif: dengan sengaja.

Aborsi
Aborsi dalam Kamus Hukum berasal dari bahasa Latin abortus yang berarti
terpencarnya embrio yang tidak mungkin lagi hidup .
Sedangkan menurut istilah aborsi adalah berakhirnya kehamilan baik terjadi secara
spontan akibat kelainan fisik wanita, atau akibat penyakit biomedis internal atau
mungkin disengaja melalui campur tangan manusia .
Menurut hukum-hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau pengguguran janin
termasuk kejahatan, yang dikenal dengan istilah “Abortus Provocatus Criminalis”
Yang menerima hukuman adalah:
1. Ibu yang melakukan aborsi
2. Dokter atau bidan atau dukun yang membantu melakukan aborsi
3. Orang-orang yang mendukung terlaksananya aborsi
Beberapa pasal yang terkait adalah: 346, 347, 348, 349.
Obyek kejahatan ini adalah kandungan dan dapat berupa sudah berbentuk makhluk
yaitu manusia, berkaki dan bertangan, dan berkepala ( Vordragen Vrucht) dan
dapat juga belum berbentuk manusia (Onvordragen Vrucht).
Dilihat dari subyek hukumnya aborsi dibedakan menjadi :
1. Yang dilakukan sendiri
Pengguguran dan pembunuhan kandungan oleh perempuan yang mengandung itu
sendiri dicantumkan dalam pasal 346 yang rumusannya adalah:
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau
menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat
tahun.
Unsur-unsur dari rumusan tersebut adalah :
Unsur obyektif :
a. Petindak = seorang wanita
b. Perbuatan = menggugurkan, mematikan, menyuruh orang lain menggugurkan
dan menyuruhorang lain mematikan.
c. Objek = kandungannya sendiri
Unsur subyektif = dengan sengaja
Adapun yang dimaksud dengan perbuatan menggugurkan (afdrijing) adalah
melakukan perbuatan yang bagaimanapun wujud dan caranya terhadap kandungan
seorang perempuan yang menimbulkan akibat lahirnya bayi atau janin dari dalam
rahim perempuan tersebut sebelum waktunya dilahirkan menurut alam.
Sedangkan perbuatan mematikan kandungan adalah perbuatan yang bentuk dan
cara apapun terhadap kandungan perempuan yang dari perbuatan itu menimbulkan
akibat matinya bayi atau janin dalam rahim perempuan itu, artinya mematikan
suatu kehidupan dalam rahim seseorang perempuan.
Apabila dihubungkan dengan unsure sengaja disini ada dua yang dituju oleh unsur
kesengajaan, yaitu kelahiran artinya keluarnya janin atau bayi dari rahim, dan
matinya bayi atau janin (satu bentuk kehidupan) tersebut.
2. Yang dilakukan oleh orang lain, yang dalam hal ini dibedakan menjadi dua
ialah:
1. Tanpa persetujuannya
Kejahatan ini dicantumkan dalam pasal 347 yang rumusannya adalah :
a. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang
wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama dua
belas tahun.
b. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana
penjara paling lama lima belas tahun.
Unsur-unsur dari rumusan tersebut adalah :
Unsur-unsur obyektif :
1. Perbuatan : Menggugurkan , dan mematikan
2. Obyek ; kandungan seorang perempuan
3. Tanpa persetujuan perempuan itu
Unsur subyektif : Dengan sengaja

2. Atas persetujuannya
Tindakan ini dirumuskan dalam pasal 348 yang berbunyi:
a. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang
wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima
tahun enam bulan.
b. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana
penjara paling lama tujuh tahun.
Adapun unsur-unsurnya adalah
1. Perbuatan: Menggugurkan , dan mematikan
2. Obyek: kandungan seorang perempuan
3. Atas persetujuan perempuan itu
Unsur subyektif : Dengan sengaja
3. Dilakukan oleh orang yang mempunyai kualitas pribadi tertentu, yaitu dokter,
bidan, dan juru obat. Baik atas persetujuannya maupun tidak
Dokter, bidan dan juru obat adalah kualitas pribadi yang melekat pada subyek
hukum (petindak dari kejahatan sebagaimana yang dicantumkan dalam pasal 349
yang rumusanya adalah sebagai berikut :
Jika seorang tabib, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang
tersebut pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu
kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang
ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak
untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan
Unsur-unsur yang terkandung dalam rumusan diatas yaitu ;
Unsur-unsur obyektif
1. Perbuatan : melakukan dan membantu menggugurkan dan mematikan
2. Obyek : kandungan seorang wanita
3. Oleh seorang tabib, bidan atau juru obat
Unsur subyekyif : dengan sengaja

Membujuk dan Menolong Orang Bunuh Diri


Dalam pasal 345 KUHP telah dijelaskan bahwa "barang siapa sengaja mendorong
orang lain untuk membunuh diri dan menolongnya dalam perbuatan itu atau
memberi sarana kepadanya untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama
empat tahun kalau orang itu jadi bunuh diri".
Perbuatan membujuk bunuh diri itu adalah melakukan sesuatu yang bersifat
mempengaruhi kehendak orang lain agar orang itu bunuh diri. Sedangkan
perbuatan menolong atau memberi sarana bunuh diri ialah melakukan atau
memberikan sesuatu yang bisa mempermudah dan memperlancar proses bunuh
diri.
Dalam hal mendorong, orang tersebut tidak mempunyai peranan dalam
pelaksanaannya akan tetapi hanya memiliki hubungan dengan terbentuknya
kehendak orang yang bunuh diri. Adapun perbuatan menolong dan memberi sarana
mempunyai andil dalam pelaksanaan bunuh diri itu.
Perbedaan perbuatan menolong, memberi sarana dengan perbuatan membantu ps
56 antara lain:
a. Menolong dan memberi sarana ialah unsur (perbuatan) dari suatu tindak pidana.
Membantu ialah suatu bagian dari pelaksanaan tindak pidana.
b. Orang yang menolong dan memberi sarana dibebani tanggung jawab sendiri
tanpa dikaitkan dengan orang yang ditolong.
Pada pembantuan dibebani tanggung jawab dengan dikaitkan pada orang yang
dibantu, yakni dipidana dengan pidana maksimum pidana yang bersangkutan
dengan dikurangi 1/3
c. Percobaan bunuh diri dalam artian tidak selesai dilakukan, orang yang menolong
dan memberi sarana tidak dipidana.
Percobaan tindak pidana (dalam hal pembantuan) meskipun tidak selesai sudah
dapat dipidana.
Kejahatan di atas baru dapat dipidana jika ada wujud pelaksanaan bunuh diri dan
menimbulkan akibat matinya orang itu serta harus ada unsur kesengajaan untuk
menghasut, menolong atau memberi sarana orang lain untuk bunuh diri.
Kejadian membujuk bunuh diri juga terjadi di Amerika, seperti duel antar dua
orang dengan mengadakan undian siapa diantaranya yang kalah maka dalam waktu
satu bulan akan melakukan bunuh diri, maka barang siapa yang membujuk
lawannya yang kalah dalam undian untuk bunuh diri atau yang mengharuskan
lawannya menelan pil beracun yang jatuh padanya.
B. Sanksi-sanksi
Pembunuhan biasa= paling lama 15 th
Pembunuhan dengan unsur pemberat = paling lama 20 th
Pembunuhan dengan sengaja + pemberat = mati/seumur hidup/20 th
Membunuh bayi baru lahir = 7 th
Membunuh atas permintaan si terbunuh = 12 th
Menolong atau memberi sarana untuk bunuh diri = 4 th kalau jadi mati
Kesimpulan
Kejahatan terhadap nyawa dapat diartikan sebagai kejahatan yang menyangkut
kehidupan seseorang (pembunuhan/murder).
Pembunuhan, Aborsi dan membujuk bunuh diri mempunyai dua unsur yaitu unsur
obyektif dan subyektif.
Adapun sanksi dari pembunuhan, Aborsi dan membujuk bunuh diri yaitu berupa
hukuman kurungan atau penjara dan maksimal pidana mati.

Anda mungkin juga menyukai