Anda di halaman 1dari 19

A.

INTERAKSI ELEKTROSTATIK DUA MUATAN LISTRIK


1. Terjadinya muatan listrik
Orang yang pertama kali menjelaskan secara ilmiah tentang kelistrikan pada suatu
benda ialah seorang sarjana bangsa Prancis bernama Charles Agustin Coulomb.
Pada percobaanya, Coulomb menggunakan dua bola kecil ysang sangat ringan
dan digantungkan berdekatan pada benang sutra.
Dari hasil percobaanya, Coulomb membuat kesimpulan bahwa:
terdapat dua jenis muatan listrik, yaitu muatan listrik positif dan muatan listrik negatif;
antara muatan listrik sejenis terjadi tolak-menolak, sedangkan antara muatan listrik
tidak sejenis terjadi tarik menarik.
Peristiwa tolak-menolak atau tarik-menarik antara benda-benda bermuatan seperti
percobaan yang di lakukan Coulomb, disebut interaksi elektrostatik atau interaksi
muatan-muatan listrik diam (tidak mengalir).
2. Hukum Coulomb
Gaya antara dua muatan listrik sebanding dengan besar masing-masing muatan, dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua muatan itu. (Hukum
Coulomb)
Hukum tersebut dinyatakan dengan persamaan:
F=k q₁ . q₂ ⁄ r²
dengan:
q₁, q₂ = muatan masing-masing partikel (coulomb =C)
r = jarak antara kedua muatan (m)
k = tetapan Coulomb, dalam sistem satuan SI besar k = 9 ×10⁴
F = gaya tarik atau tolak antara partikel bermuatan (N)
Tetapan Coulomb sering juga ditulis sebagai k= 1 / 4πεo ; εo disebut permitivitas udar
atau ruang hampa dan besarya dapt di tentukan sebagai berikut.
ε₀ = 1 / 4πk = 1 / 4π × 9 × 10⁹
ε₀ = 8,85 x 10-¹² coulomb²/Newton . m²
untuk medium lain, umumnya harga permitivitasnya lebih besar dari pada ε₀ dan
dituliskan ε saja, ε >ε₀. Perbandinagan antar permitivitas suatu medium dengan
permitivitas hampa/udara disebut tetapan dielektrik (K).
K = ε / ε₀
Denagn demikian, apa bila muatan-muatan berinteraksi bukan dalam medium udara
atau hampa, maka persamaannya dapat ditulis:
F= 1 / 4πε q1 . q2 ⁄ r²
Atau
F= 1 / 4ε₀ K q1 . q2 ⁄ r²
Atau
F= k / K q1 . q2 ⁄ r²
Dengan:
ε = permitivitas suatu medium (bukan udara/hampa)
K = tetapan dialetrik
K = tetapan Coulomb = 9 ×10⁹ Nm²/C²
B. MEDAN LISTRIK
1. Pengertian medan listrik
Ruang disekitar muatan listrik dimana gaya listrik masih data dirasakan atau dialami
oleh muatan liostrik lain disebut medan listrik. Medan listrik dapat ditimbulkan oleh
muatan positif maupun muatan negative. Medan listrik dapat kita gambarkan sebagai
garis-garis khayal yang dinamakan garis-garis medan (atau garis-garis gaya) karena
medan listrik merupakan besaran vektor. Arah medan listrik pada suatau tempat
sama dengan arah gayayang dialami muatan uji positif ditempat itu, Pada benda
bermuatan positif, garis medan listrik timbul (radial keluar) karena muatan positif
selalu menolak muatan uji positif. Pada benda bermuatan negatif, garis medan listrik
radial menuju muatan negatif karena muatan negatif selalu menarik muatan uji
positif.
Apabila dalam suatu ruang terdapat dua benda bermuatan listrik yang saling
berinteraksi.
Catatan:
Dari beberapa gambaran tentang garis-garis medan, ada tiga hal yang perlu
diperhatikan:
 garis-garis medan tidak pernah berpotongan;
 garis-garis medan selalu mengarah radial menuju muatan positif dan radial kedalam
mendekati muatan negatif;
 tempat di mana garis-garis nedan lebih rapat menyatakan medan listrik di tempat itu
lebih kuat sebaliknya yang lebih renggang medan listriknya lebih lemah.
2. Kuat medan listrik
Jika sebuh benda uji bermuatan q diletakkan dekat benda lain
yang bermuatan q’, maka q’ akan ditraik atau ditolak pleh q. misalkan
q positif dan q’ negatif maka besarnya gaya tolak (F) yang diterima
muatan –q dari muatan +q adalah:
F = q . q’/ r²
Dengan:
F = gaya Coulomb
E = kuat medan listrik
Kuat medan listrik (E) didefinisikan sebagai hasil bagi gaya
Coulomb yang bekerja pada muatan uji dengan besar muatanuji
tersebut.
E = kq . q, / r² / q’
Bila interaksi muatan q’ dan bukan q dalam medium udara atau
hampa, maka persamaan kuat medan listrik di atas dapat ditulis:
E = k / K . q / r²
Dengan:
E = kuat medan listrik, dalam satuan N/C
3. Hukum Gauss
Hukum Gauss menjelaskan hubungan fluks listrik (jumlah garis medan yang
menembus suatu permukaan tertutup) dengan jumlah muatan listrik yang di lengkapi
oleh permukaan tertutup itu, Hukum ini digunakan untuk menentukan kuat medan
listrik pada bola konduktor pada keping sejajar.
Fluks listrik (φ ) adalh jumlah garis medan (E) yang menembus tegak lurus suatu
bidang (A).
Dinyataikan secara matematis:
φ=E×A
Dengan:
E = kuat medan listrik (N/C)
A = luas bidang yang ditembus (m²)
φ = fluks listrik
Satuan fluks listrik N/C m² atau weber (Wb)
Jika medan listrik menembus bidang tidak tegak lurus, tetapi membentuk sudut θ
terhadap bidang, maka besarnya fluks listrik menjadi:
φ = E × A cos θ
Dengan:
θ = sudut antara E dan garis normal bidang
Bedasarkan konsep fluks listrik tersebut, Gauss mengemukakan hukumnya sebagai
berikut:
Jumlah garis medan yang menembus suatu poermukaan tertutup sebanding dengan
jumlah muatan listrik yang dilingkupi oleh permukaan tertutup itu.
φ = E × A cos θ = q / ε₀
Dengan:
φ = jumlah garis medan listrik ( fluks listrik )
E = kuat medan listrik pada permukaan tertutp
A = luas permukaan tertutup
θ = sudut antara E dan garis normal bidang
q = muatan yang dilingkupi permukaan tertutup
ε₀ = permitivitas udara

4. Kuat medan listrik oleh bola konduktor


Sebuah bola konduktor memperlihatkan jari-jarinya (R) dan diberi muatan listrik.
Seluruh muatanya akan merata pada permukaan bola.
Besarnya kuat medan listrik memenuhi persamaan:
a. Di dalam bola dengan r < R, misalnya di tiotik A.
EA = 0
b. Di permukaan bola dengan jari-jari R, misalnya di titik B.
EB = k q / R²
c. Di luar bola dengan r > R, misalnya di titik C.
Ec = k q / r²
5. Kuat medan listrik antara dua keeping sejajar bermuatan
Besarnya kuat medan listrik antara kedua keeping memenuhi
persamaan:
E = σ / ε₀
Dengan:
σ = rapat muatan, yaitu banyaknya muatan tiap satuan luas
ε₀ = permitivitas udara atau ruang hampa
= 8,85 × 10-¹² C² / N . m²
σ = q / A C/m²
C. POTENSIAL DAN ENERGI POTENSIAL LISTRIK

1. Potensial listrik
Pada setiap titik pada medan listrik,dapat ditentukan sebuah besaran skalar
yang menyatakan potensial listrik di titik tersebut.Misalkan sebuah titik P berada
dalam medan listrik yang ditimbulkan oleh sebuah muatan titik q.Besarnya potensial
listrik yang dimiliki titik p memenuhi persamaan:
Vp = K q/r
Atau
Vp = 1 / 4πε₀ q / r
Dengan:
Vp = potensial listrik dititik P (dalam satuan joule/coulomb=J/C,atau dalam
SI digunakan satuan volt= V)
q = muatan sumber (coulomb= C)
r = jarak antara muatan sumber dengan titik P(meter)
k = 9 × 10⁹ Nm² C-² = 1 / 4πεo
ε₀ = permitivitas ruang hampa atau udara
= 8,85 × 10-¹² CN-²
apabilla potensial dititik P ditimbulkan oleh beberapa muatan sumber,
maka besarnya potensial di titik tersebut merupakan jumlah aljabar
dari potensial-potensialnya.
Besarnya potensial di titik P:
Vp = k Σ q / r
Atau
Vp = k ( q₁ / r₁ q₂ / r₂ q₃ / r₃ )
Vp = V₁ + V₂ + V₃

2. Bidang ekipotensial
Bidang ekipotensial adalah bidang dimana setiap titik pada
bidang itu mempunyai potensial yang sama. Sebuah muatan titik akan
mempunyai bidang ekspotensial berupa sebuah kulit bola. Bidang ini
selalu tegak lurus pada garis gaya listrik. Tiap muatan listrik yang
digerakkan pada bidang itu tidak memerlukan usaha.
3. Energi potensial listrik
Bila titik pada muatan yang berupa seperti kulit bola memiliki
muatan q’, maka energi potensial (Ep) yang dimiliki muatan q’
tersebut besarnya:
EP = q’ . V dengan V = k q / r
Sehingga
Ep = k q’q / r
Apabila muatan uji +q’ dipindahkan dari possisi awal (1) ke posisi
akhir (2), maka untuk perpindahan posisi ini diperlukan usaha.
Besarnya usaha yang diperlukan (W₁₂) sama dengan perubahan
energi potensial ∆Ep.
W₁₂ = ∆Ep
W₁₂ = Ep₂ - Ep₁
Dengan demikian, besarnya usaha yang diperlukan untuk
memindahkan muatan uji q’ dari posisi (1) ke posisi (2) dapat
ditentukan dengan melihat beda potensial antara kedua posisi tersebut,
yaitu:
W₁₂ = q’ ( V₂ - V₁ )
Atau secara umum dapat ditulis:
W = q’ . V
W₁₂ atau W = usaha yang diperlukan untuk memindahkan
suatu muatan uji dari posisi awal (1) ke posisi akhir (2)
q’ = muatan uji
V₁ = potensial listrik pada posisi (1)
V₂ = potensial listrik pada posisi (2)
V = beda potensial antara posisi (1) dan (2)
Harus diingat kembali bahwa besarnya usaha sam dengan
besarnya perubahan energi potensial,atau W₁₂ = W = ∆Ep,
dalam satuan joule atau J.
D. KAPASITOR
1. Mengenal Kapasitor
Kapasitor atau kondensator adalah komponen listrik yang
digunakan untuk menyimpan muatan listrik. Pada dasarnya kapasitor
berupa dua keeping atau dua lembar penghantar yang dipisahkan sat
sama lain dengan bahan isolator. Isolator pemisah ini sering disebut
bahan dielektrik.
Macam-macam kapasitor
Berdasarkan bahan dieletrik yang digunakan, terdapat beberapa
macam kapasitor yaitu kapasitor mika, kapasitor kertas, kapasitor
keramik, kapasitor elektrolit, kapasitor udara, dan lain-lain.
Disamping itu, kapasitor dibedakan juga menjadi dua kategori, yaitu
kapasitor terkutb (polar) dan kapasitor tak terkutub (non polar).
Kapasitor polar mengkehendaki pemasangan dalam rangkaian listrik
tidak boleh dibalik, bagian anodamya (+) harus dihubungkan dengan
potensial yang lebih tinggi dan bagian katodanya (-) harus
dihubungkan dengan potensial yang lebih rendah. Pemasangan terbalik
dapat membuat rusak kapasitor tersebut. Contoh kapasitor polar ialah
kapasitor elektrolit, Kapasitor non polar dapat dihubungkan dengan
sumber muatan secara sembarang.
2. Kapasitas kapasitor
Kapasitas kapasitor digunakan untuk menyimpan muatan listrik.
Kemmampuan suatu kapasitor untuk menyimpan muatan listrik dinyatakan
dengan besaran kapasitasatau kapasitansi. Kapasitas kapasitor ©
didefinisikan sebagai perbandingan antara muatan q yang tersimpan dalam
kapasitor dan berpotensial antara kedua konduktornya.
C=q/V
Dengan:
q = banyaknya muatan yang tersimpan dalam kapasitor (coulomb)
V = beda potensial antara kedua konduktor dalam kapasitor (Volt)
C = kapasitas kapasitor (coulomb/volt, dalam SI satuan tersebut diberi nama
farad (F))
1 farad = 1 coulomb/volt
a. Kapasitas kapasitor keeping sejajar
pada kapasitor keeping sejajar, masing-masing keeping diberi muatan q sama
besar tetapi berlawanan tanda, yang satu (+) dan yang lainnya (-). Luas
keeping juga di buat sama (=A) dan jarak pisah antar keeping =d.
kuat medan antara dua keeping memenuhi persamaan:
E = σ / ε₀ dengan σ = q / A
E = q / ε₀A
Kuat medan listrik (E) dengan beda potensial (V) antara dua keeping sejajar yang
berjarak, dinyatakan:
V=E.d
V = q d / ε₀A
Persamaan dua keeping kapasitor ditulis menjadi:
C = ε₀ A / d
Jika digunakan bahan penyekat lain yang mempunyai nilai permitivitas ε, maka
persamaan ditulis menjadi:
C=εA/d
Atau:
C = εr . ε₀ a / d
Dengan:
C = kapasitas kapasitor keeping sejajar (F)
ε₀ = permitivitas udara atau vakum
ε = permitivitas bahan peyekat
εr = permitivitas relative bahan penyekat
A = luas tiap keeping (m²)
d = jarak pisah kedua keping (m)
b. Definisi permitivitas relatif
permitivitas relative adalah perbandingan antara kapasitor dalam bahan penyekat
(Cb) dan kapasitor dalam udara atau vakum (C₀).
εr = Cb / C₀
Bahan penyekat εr
Vakum 1,00000
Udara 1,00054
Air 78,5
Minyak
Transformator 2,22
Silika campuran 3,78
mika 7,0

3. Susunan kapasitor
Beberapa kapasitor disusun seri atau pun pararel.
a. Susunan seri kapasitor
beberapa kapasitor disusun secara seri maka akan berlaku:
1). Muatan pada masing-masing kapasitor adalah sama, yaitu sama dengan muatan gabungannya
(q).
q₁ = q₂ = q₃ = q₄
2). Beda potensial pada ujung-ujung kapasitor gabungan sama dengan jumlah beda potensial
ujung-ujung tiap kapasitor.
V = V₁ + V₂ + V₃
3). Kapasitas gabungannya dapat ditentukan dengan persamaan:
1/Cg = 1/C₁ + 1/C₂ + 1/C₃
Jika masing-masing besarnya sama maka berlaku:
Cg = ∑ C/n
Dengan:
n = banyaknya kapasitor yang disusun seri
Cg = C₁ . C₂ / C₁ + C₂
b. Susunan pararel kapasitor
pada susunan pararel beberapa kapasitor berlaku:
1). Beda potensial masing-masing kapasitor sama dan bernilai sama
dengan potensial sumber
V₁ = V₂ = V₃ = V
2). Muatan kapasitor gabunagan sama dengan jumlah muatan masing-
masing kapasitor
q = q₁ + q₂ + q₃
3). Kapasitas kapasitor gabungan ditentukan dengan persamaan:
Cg = C₁ + C₂ + C₃
Jika masing-masing kapasitor besarnya sama, maka berlaku:
Cg = ∑ nC
Dengan:
n = bamnyaknya kapasitor yang disusun pararel
4. Energi yang tersimpan dalam kapasitor
Energi yang tersimpan dalm kapasitor merupakan energi potensial muatan-muatan.
Energi itu tersimpan di dalam medan listrik yang ditimbulkan oleh kapasitor itu. Besarnya
energi yang tersimpan dalam kapasitor sama dengan besarnya usaha pemberian muatan.
Apabila pemberian muatan itu dimulai sejak kapasitor bermuatan nol, kemudian sedikit demi
sedikit dipindahkan dari salah satu kepimg yang lain, maka setelah jumlahmuatan q
dipindahkan, eda potensial antara kedua keeping adalah: V = q/C.
Beda potensial awal sama dengan nol, maka beda potensial rata-rata (V) selama proses
pemindahan muatan ini ialah:
Ū = 0 + V / 2 = 0 + q/C /2
= ½ q/C
Besarnya usaha yang diperlukan ialah:
W=qŪ
= q (½ q/C)
W = ½ q²/C
Karena q = CV, maka persamaan dapat ditulis menjadi:
W = ½ (CV)² / C atau W = ½ CV²
Karena q = q/V, maka dapat juga ditulis:

W = ½ q² / (q/V) atau W = ½ q V

Jadi, besarnya energi yang tersimpan dalam kapasitor dapat kita tentukan dengan persamaan:
W = ½ CV² = ½ qV = ½ q²/C
That Was I did
eventuali carenze di questa
relazione si perdoni la parola
perfetta, perché non c'è solo se
qualcuno vuole risolvere ciò che
già esiste
Si prega di riparazione del tuo articolo che
ho raccolto per questo.

Anda mungkin juga menyukai