PENDAHULUAN
Latar Belakang
Setiap perusahaan yang melakukan kegiatan produksi pasti membutuhkan bahan baku.
Adanya bahan baku membuat perusahaan bisa melakukan kegiatan produksinya sesuai
kebutuhan ataupun permintaan konsumen. Menurut pengertiannya bahan baku adalah bahan
yang digunakan dalam membuat produk dimana bahan tersebut secara menyeluruh tampak pada
produk jadinya (atau merupakan bagian terbesar dari bentuk barang ). Sedangkan menurut
Mulyadi bahan baku adalah bahan yang membentuk bagian integral produk jadi. Bahan baku
yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, pembelian
import atau dari pengolahan sendiri (Mulyadi 1986 : 118). Dari pengertian diatas jelas sudah
betapa pentingnya peranan bahan baku dalam proses produksi suatu perusahaan.
Diperlukan persediaan bahan baku yang memadai untuk menjaga agar proses produksi
tidak berhenti. Ketiadaan bahan baku dalam suatu perusahaan manufaktur akan berdampak besar
pada kegiatan produksi (terhentinya proses produksi). Kelebihan bahan baku (over stock)
menyebabkan pengeluaran perusahaan meningkat dengan adanya biaya untuk penyimpanan dan
pemeliharaan bahan baku tersebut di gudang. Terjadinya penambahan biaya tersebut pasti akan
berdampak pada meningkatnya harga pada hasil akhir produk. Dengan meningkatnya harga
produk akan menyebabkan daya saing produk menurun terhadap produk lain (produk subtitusi).
Perlu diperhatikan juga tentang waktu tunggu dalam pengadaan bahan baku, baik untuk
bahan baku yang dibuat sendiri ataupun bahan baku yang dibeli. Pengadaan bahan baku yang
tidak tepat waktu akan menyebabkan proses produksi juga terganggu. Baik karena terlalu lama
menunggu datangnya bahan baku menyebabkan produksi terhenti maupun terlalu cepatnya bahan
baku didatatangkan menyebabkan penumpukan digudang dan beresiko mengurangi kualitas dari
bahan baku tersebut.
Untuk itu penting bagi perusahaan untuk melakukan pengendalian atas bahan baku. Hal
ini dapat membantu tercapainya suatu tingkat efisiensi terhadap penggunaan persediaan. Tetapi
perlu diketahui juga bahwa hal ini tidak dapat menghilangkan sama sekali resiko yang timbul
akibat adanya persediaan yang terlalu besar atau terlalu kecil, tetapi hanya mengurangi resiko
sekecil mungkin.
Salah satu cara untuk mengurangi resiko terhadap kecilnya persedian bahan baku yang
ada, dapat digunakan suatu metode yang disebut Economic Order Quantity. EOQ adalah volume
atau jumlah pembelian yang paling ekonomis untuk dilakukan pada setiap kali pembelian
(Prawirosentono,2001:49). Metode EOQ yang diterapkan dalam perusahaan dapat mengurangi resiko
out of stock sehingga tidak mengganggu proses produksi perusahaan dan menghemat biaya
persediaan yang dikeluarkan perusahaan karena adanya efisiensi persediaan pada perusahaan
tersebut.
B. PERUMUSAN MASALAH
2. Berapa batas atau titik pemesanan bahan baku yang dibutuhkan olehCV. Aneka Ilmu selama
masa tenggang (reorder point)?
3. Apakah penggunaan metode Economic Order Quantity (EOQ) pada CV. Aneka
Ilmu Semarang mampu untuk meningkatkan efisiensi persediaan?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tindakan apa yang dilakukan CV. Aneka Ilmu Semarang dalam pengendalian biaya
bahan baku untuk mencapai persediaan yang ekonomis
2. Titik pemesanan kembali (reorder point) bahan baku pada CV. Aneka Ilmu Semarang
selama masa tenggang.
D. MANFAAT PENELITIAAN
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
b. Bagi Lembaga
Untuk menambah perbendaharaan perpustakaan bagi STIE
Pelita Nusantara
c. Bagi Perusahaan
E. LANDASAN TEORI
1. Persedian
c. Biaya-biaya persediaan
d. Kebijaksanaan pembelanjaan
3. Biaya-biaya Persediaan
a. Biaya Penyimpanan
b. Biaya pemesanan
c. Biaya penyiapan
4. Model EOQ
F. METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Indra Sukma
B.01.07.0017
SEMARANG