Anda di halaman 1dari 9

A.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menyebabkan perekonomian dunia


berkembang dengan pesat. Begitu juga halnya dengan perekonomian di Indonesia yang juga
terus berkembang mengikuti kemajuan jaman. Ternyata kemajuan tersebut menimbulkan
persaingan yang ketat antar perusahaan, baik dalam mencari investor maupun dalam
memasarkan produknya.

Setiap perusahaan yang melakukan kegiatan produksi pasti membutuhkan bahan baku.
Adanya bahan baku membuat perusahaan bisa melakukan kegiatan produksinya sesuai
kebutuhan ataupun permintaan konsumen. Menurut pengertiannya bahan baku adalah bahan
yang digunakan dalam membuat produk dimana bahan tersebut secara menyeluruh tampak pada
produk jadinya (atau merupakan bagian terbesar dari bentuk barang ). Sedangkan menurut
Mulyadi bahan baku adalah bahan yang membentuk bagian integral produk jadi. Bahan baku
yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, pembelian
import atau dari pengolahan sendiri (Mulyadi 1986 : 118). Dari pengertian diatas jelas sudah
betapa pentingnya peranan bahan baku dalam proses produksi suatu perusahaan.

Diperlukan persediaan bahan baku yang memadai untuk menjaga agar proses produksi
tidak berhenti. Ketiadaan bahan baku dalam suatu perusahaan manufaktur akan berdampak besar
pada kegiatan produksi (terhentinya proses produksi). Kelebihan bahan baku (over stock)
menyebabkan pengeluaran perusahaan meningkat dengan adanya biaya untuk penyimpanan dan
pemeliharaan bahan baku tersebut di gudang. Terjadinya penambahan biaya tersebut pasti akan
berdampak pada meningkatnya harga pada hasil akhir produk. Dengan meningkatnya harga
produk akan menyebabkan daya saing produk menurun terhadap produk lain (produk subtitusi).

Perlu diperhatikan juga tentang waktu tunggu dalam pengadaan bahan baku, baik untuk
bahan baku yang dibuat sendiri ataupun bahan baku yang dibeli. Pengadaan bahan baku yang
tidak tepat waktu akan menyebabkan proses produksi juga terganggu. Baik karena terlalu lama
menunggu datangnya bahan baku menyebabkan produksi terhenti maupun terlalu cepatnya bahan
baku didatatangkan menyebabkan penumpukan digudang dan beresiko mengurangi kualitas dari
bahan baku tersebut.
Untuk itu penting bagi perusahaan untuk melakukan pengendalian atas bahan baku. Hal
ini dapat membantu tercapainya suatu tingkat efisiensi terhadap penggunaan persediaan. Tetapi
perlu diketahui juga bahwa hal ini tidak dapat menghilangkan sama sekali resiko yang timbul
akibat adanya persediaan yang terlalu besar atau terlalu kecil, tetapi hanya mengurangi resiko
sekecil mungkin.

Salah satu cara untuk mengurangi resiko terhadap kecilnya persedian bahan baku yang
ada, dapat digunakan suatu metode yang disebut Economic Order Quantity. EOQ adalah volume
atau jumlah pembelian yang paling ekonomis untuk dilakukan pada setiap kali pembelian
(Prawirosentono,2001:49). Metode EOQ yang diterapkan dalam perusahaan dapat mengurangi resiko
out of stock sehingga tidak mengganggu proses produksi perusahaan dan menghemat biaya
persediaan yang dikeluarkan perusahaan karena adanya efisiensi persediaan pada perusahaan
tersebut.

Dengan melihat permasalahan diatas, serta hubungan dengan penelitian


yang akan dilakukan, maka penulis merasa tertarik untuk mengangkat judul
tentang pengendalian bahan baku dengan judul ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA
BAHAN BAKU PADA CV. ANEKA ILMU SEMARANG.

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan alasan pemilihan judul di atas maka penulis merumuskan


permasalahan dalam bentuk sebagai berikut :

1. Bagaimana tindakan perusahaan dalam mengadakan pengendalian terhadap


biaya bahan baku sehingga mencapai persedian yang ekonomis?

2. Berapa batas atau titik pemesanan bahan baku yang dibutuhkan olehCV. Aneka Ilmu selama
masa tenggang (reorder point)?

3. Apakah penggunaan metode Economic Order Quantity (EOQ) pada CV. Aneka
Ilmu Semarang mampu untuk meningkatkan efisiensi persediaan?
C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Tindakan apa yang dilakukan CV. Aneka Ilmu Semarang dalam pengendalian biaya
bahan baku untuk mencapai persediaan yang ekonomis

2. Titik pemesanan kembali (reorder point) bahan baku pada CV. Aneka Ilmu Semarang
selama masa tenggang.

3. Apakah dengan penggunaan metode EOQ mampu meningkatkan efisiensi


persediaan pada CV. Aneka Ilmu Semarang

D. MANFAAT PENELITIAAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh manfaat dan


memberikan kegunaan sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam memberikan


manfaat terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang
ekonomi khususnya akuntansi dalam menerapkan suatu metode
persediaan pada perusahaan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan serta


mempraktekkan teori-teori yang didapat dibangku kuliah agar
dapat melakukan riset ilmiah dan menyajikan dalam bentuk
tulisan dengan baik.

b. Bagi Lembaga
Untuk menambah perbendaharaan perpustakaan bagi STIE
Pelita Nusantara

c. Bagi Perusahaan

Memberikan masukan kepada pihak manajemen perusahaan


agar dalam menentukan kebijakan menetapkan metode EOQ
dapat berpengaruh posistif tehadap perusahaan.

E. LANDASAN TEORI

1. Persedian

a. Pengertian Persediaan Bahan Baku

Setiap perusahaan yang melakukan proses produksi pasti memerlukan


persediaan bahan baku. Dengan tersedianya persedian bahan baku,
diharapkan perusahaan manufaktur dapat melakukan proses produksi sesuai
kebutuhan atau permintaan dari pasar. Disamping itu dengan tersediaanya
persediaan bahan baku diharapkan akan memperlancar proses produksi
perusahaan dan dapat menghindari terjadinya kekurangan bahan baku untuk
produksi. Hal tersebut dapat berdampak kepada nama baik perusahan jika
terjadi keterlambatan pemenuhan produk kepada pemesanan yang sudah
dilakukan konsumen.

Ada berbagai pendapat mengenai definisi dari persediaan, namun pada


prinsipnya persediaan adalah sumber daya yang dimiliki perusahaan yang
menunggu untuk dipergunakan lagi atau untuk langsung dijual.

i. Menurut PSAK No.14 Paragraf 3, menyatakan pengertian persediaan


adalah aktiva :

a) Tersedia untuk dijual dalam usaha kegiatan normal.

b) Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan.

c) Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) Yang dimaksud


persediaan dalam penelitian ini adalah suatu bagian dari kekayaan
perusahaan industri yang digunakan dalam rangkaian proses
produksi untuk diolah menjadi barang setengah jadi atau akhirnya
menjadi barang jadi.

ii. Groebner dalam Introduction to Management Science [1992] persediaan


merupakan komponen material atau produk jadi yang tersedia di tangan,
menunggu untuk digunakan atau dijual.

iii. Menurut Prawirosentono (2001:61), persediaan adalah aktiva lancar


yang terdapat dalam perusahaan dalam bentuk persediaan bahan
mentah (bahan baku / raw material, bahan setengah jadi / work in
process dan barang jadi / finished goods).

iv. Soemarsono (1999:246), mengemukakan pengertian persediaan


sebagai barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali
atau digunakan dalam kegiatan perusahaan.

v. Inventory atau persediaan barang sebagai elemen utama dari modal


kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, dimana
secara terus-menerus mengalami perubahan. (Riyanto,2001:69).

b. Alasan Diadakannya Persediaan

Pada prinsipnya semua perusahaan melaksanakan proses produksi akan


menyelenggarakan persediaan bahan baku untuk kelangsungan proses
produksi dalam perusahaan tersebut. Beberapa hal yang menyangkut
menyebabkan suatu perusahaan harus menyelenggarakan persediaan
bahan baku menurut Ahyari (2003:150), adalah :

i. Bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan proses produksi


perusahaan tersebut tidak dapat dibeli atau didatangkan secara satu
persatu dalam jumlah unit yang diperlukan perusahaan serta pada
saat barang tersebut akan dipergunakan untuk proses produksi
perusahaan tersebut. Bahan baku tersebut pada umumnya akan dibeli
dalam jumlah tertentu, dimana jumlah tertentu ini akan dipergunakan
untuk menunjang pelaksanaan proses produksi perusahaan yang
bersangkutan dalam beberapa waktu tertentu pula. Dengan keadaan
semacam ini maka bahan baku yang sudah dibeli oleh perusahaan
namun belum dipergunakan untuk proses produksi akan masuk
sebagai persediaan bahan baku dalam perusahaan tersebut.

ii. Apabila perusahaan tidak mempunyai persediaan bahan baku,


sedangkan bahan baku yang dipesan belum datang maka
pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan tersebut akan
terganggu. Ketiadaan bahan baku tersebut akan mengakibatkan
terhentinya pelaksanaan proses produksi pengadaan bahan baku
dengan cara tersebut akan membawa konsekuensi bertambah
tingginya harga beli bahan baku yang dipergunakan oleh perusahaan.
Keadaan tersebut tentunya akan membawa kerugian bagi
perusahaan.

iii. Untuk menghindari kekurangan bahan baku tersebut, maka suatu


perusahaan dapat menyediakan bahan baku dalam jumlah yang
banyak. Tetapi persediaan bahan baku dalam jumlah besar tersebut
akan mengakibatkan terjadinya biaya persediaan bahan yang
semakian besar pula. Besarnya biaya yang semakin besar ini berarti
akan mengurangi keuntungan perusahaan. Disamping itu, resiko
kerusakan bahan juga akan bertambah besar apabila persediaan
bahan bakunya besar.

c. Tujuan Pengendalian Bahan Baku

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persediaan Bahan Baku

a. Perkiraan kebutuhan bahan baku

b. Harga dari bahan baku

c. Biaya-biaya persediaan

d. Kebijaksanaan pembelanjaan

e. Pemakaian yang senyatanya

f. Waktu tunggu (lead time)

3. Biaya-biaya Persediaan
a. Biaya Penyimpanan

b. Biaya pemesanan

c. Biaya penyiapan

d. Biaya kehabisan atau kekurangan bahan

4. Model EOQ

5. EOQ dengan Backorder

6. EOQ dengan tingkat produksi terbatas (Finite Production Rate)

F. METODOLOGI PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kasus adalah penelitian yang


dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap objek suatu
organisme, lembaga atau gejala – gejala tertentu yang diteliti. (Arikunto,
1998:115). Karena kasus yang dibahas pada penelitian ini adalah tentang
pengendalian bahan baku pada CV. Aneka Ilmu Semarang.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Arikunto (2002 : 115), pada penelitian studi kasus apabila


ditinjau dari wilayahnya, mempunyai populasi dan sample yang sangat
sempit. Maka dalam penelitian kali ini tidak ada populasi atau sampelnya,
tetapi langsung keseluruhan dari kasus pengendalian bahan baku pada CV.
Aneka Ilmu.
PROPOSAL
PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA BAHAN BAKU

PADA CV. ANEKA ILMU SEMARANG


Disusun Oleh:

Indra Sukma

B.01.07.0017

STIE PELITA NUSANTARA

Jl. Slamet Riyadi No.40 Gayamsari

SEMARANG

Anda mungkin juga menyukai