I. GAMBARAN UMUM
Menurut Frank K. Reilly & Keith C. Brown, Asset allocation is the process of deciding how
to distribute an investor’s wealth among different countries and asset classes for
investment purposes.
(Frank K. Reilly & Keith C. Brown, Investment Analysis & Portofolio Management, 7Ed,2003,South-Western,p35)
Dari pendapat Frank K. Reilly & Keith C. Brown jelas bahwa perlu adanya manajemen
portofolio bagi alokasi asset karena butuh suatu proses keputusan yang berhubungan
dengan pendistribusian dana-dana investor dan pengelompokan asset berdasarkan tujuan
investasi.
Menurut pendapat penulis, secara umum investasi yang menguntungkan secara jangka
panjang adalah yang selalu mengungkapkan secara jelas tentang resiko-resiko asset, serta
secara logika selalu dipelihara dan melalui pendekatan-pendekatan secara disiplin.
Suatu kegiatan investasi individual dapat dilakukan apabila kebutuhan akan perencanaan
financial (asuransi dan kebutuhan hidup) telah terpenuhi, dalam hal ini investor membutuhkan suatu
perencanaan bagi asset-nya agar dapat lebih berkembang. Dengan telah terpenuhinya kebutuhan
financial plan maka akan mengurangi tingkat resiko dalam kegiatan investasi, dalam hal ini tingkat
resiko setiap individu akan berbeda-beda (kebutuhannya). Demikian pula dengan siklus hidup
individu investor akan turut mempengaruhi. Hal ini menjadi dasar strategi dalam melakukan
perencanaan investasi kedepannya.
Guna mencapai tujuan yang diharapkan dari suatu investasi yang diinginkan maka dibutuhkan suatu
proses perencanaan investasi, diantaranya :
2. Pengujian laporan keuangan, ekonomi, politik, kondisi sosial dan proyeksi kedepan.
Menitik beratkan pada kondisi yang diharapkan dan perkiraan-perkiraan yang akan datang pada
periode jangka pendek dan jangka menengah yang akan digunakan dalam merekontruksi
investasi secara rinci. Dalam hal ini keinginan investor digambarkan di laporan kebijakan,
perkiraan pasar uang seluruhnya di gabungkan dalam istilah strategi investasi. Di bidang
ekonomi yang bergerak dinamis; akan mempengaruhi kemampuan industri, politik serta
perubahan demografi dan aspek sosial. Juga, investasi harus di monitor secara terus menerus dan
ter-update guna mencerminkan perubahan di perkiraan pasar uang. Maka dalam hal ini perlu
dilakukan proses pengujian dan perkiraan tren ekonomi.
Kebijakan memiliki peran yang sangat penting dalam proses perencanaan investasi, karena
memiliki banyak pertimbangan diantaranya
IV. TUJUAN DAN BATASAN YANG HARUS DIRINCI DALAM SUATU KEBIJAKAN
Sebagai bagian dari proses perencanaan investasi, maka kebijakan disusun satu kesatuan yang
didalamnya menunjang kegiatan perencanaan investasi. Hal yang utama dalam kebijakan
perencanaan investasi yaitu tujuan dan faktor-faktor yang menjadi batasan adanya suatu investasi.
Dal hal ini harus dirinci baik tujuan maupun batasan-batasan dikarenakan kedepannya akan dijadikan
acuan pelaksanaan proses investasi.
1. Tujuan Investasi
Menggambarkan harapan-harapan dari adanya kegiatan investasi termasuk penetapan resiko dan
tingkat pengembalian dari investasi. Termasuk di dalamnya mengenai strategi yang akan
dijalankan dikegiatan investasi ini, baik resiko tingkat tinggi apabila kondisi yang cepat berubah-
ubah, dengan disertai hasil analisis yang akurat sehingga diketahui batas toleransi dari resiko
yang mungkin dihadapi.
2. Keterbatasan
Dalam tujuan penyusunan kebijakan terdapat batasan-batasan resiko dan tingkat pengembalian
yang akan mempengaruhi pada proses perencanaan investasi. Batasan- batasan tersebut dapat
berupa kebutuhan akan dana tunai /liquidity needs, periode waktu dari investasi /time horizon,
pajak, batasan peraturan dan aspek hukum /legal and regulatory, kebutuhan dan keinginan
khusus /unique needs and preference.
I. GAMBARAN UMUM
Di pasar global begitu banyak peluang investasi yang dapat dijalankan namun bagi investor
harus lebih selektif dalam memilih instrumen investasi baik resiko maupun dari segi tingkat
pengembaliannya. Dan bagi investor harus memiliki pengetahuan dan informasi secara global sesuai
bidang investasi yang akan di jalaninya sehingga terjadi pemahaman yang lebih terhadap resiko dan
tingkat pengembalian. Pemahaman hal-hal yang telah dan tengah terjadi dengan instrument investasi,
Perkembangan yang di awali dengan investasi di Amerika Serikat di bidang saham dan obligasi
yang terjadi sekitar dua puluh tahun yang lalu dan perkembangan begitu cepat sehingga investor saat
ini dapat melakukan investasi saham dan obligasi pada pada perusahaan di negara lain serta
perkembangan alat-alat instrument investasi lainnya.
Dari kasus yang pernah terjadi bahwa dengan hanya mengandalkan investasi yang ada di dalam
negeri maka sebenarnya merupakan hal yang merugikan investor karena peluang pengembangan 50
% lebih kecil dibandingkan dengan apabila masuk kedalam pasar global.
Data tingkat pengembalian surat berharga perusahaan di luar Amerika Serikat berpengaruh pula
pada pasar surat berharga yang ada di Amerika Serikat
Investor dalam melakukan investasi harus mampu memilih instrument investasi apa yang baik
untuk dijalankan, baik dari segi tingkat resiko maupun dan tingkat pengembaliannya. Terdapat
beberapa instrumen investasi yang dapat dijadikan pilihan dalam melakukan investasi.
5. Real estate (Real estate Investment Trusts, Direct Real estate Investment, Raw Land, Land
Development, Rental Property)
Salah satu bentuk investasi yang difavoritkan karena dianggap menarik dan menguntungkan
adalah investasi di bidang real estate.
6. Investasi Tingkat Likuiditas Rendah (Barang Antik, Seni, Uang Coin, Perangko, Permata)
Bentuk investasi dengan tingkat likuiditas yang rendah dan identik dengan high transaction cost
dibandingkan dengan saham ataupun obligasi serta no national market, dengan pertimbangan
tersebut maka bentuk ini lebih sekedar hobi dibandingkan dengan sebuah investasi. Umumnya
investasi ini di jual di pasar lelang dengan tingkat harga yang sangat bervariasi.
3. Real estate
Dalam mengukur tingkat resiko dan tingkat pengembalian di investasi real estate
memiliki kesulitan mengelompokkan yang mirip dengan investasi di benda seni dan antik
karena jumlah transaksi yang terbatas dan keterbatasan data sumber daya yang sangat
dibutuhkan dalam melakukan pengukuran tingkat pengembalian.
Berdasarkan hasil penelitian oleh Goetzman dan Ibbotson menghasilkan suatu indikasi
bahwa tingkat pengembalian di investasi realestate adalah equal atau slightly lebih rendah dari
tingkat pengembalian investasi di saham umum, tetapi investasi realestate memiliki hasil resiko
yang menjajnjikan, artinya di investasi ini standar deviasinya lebih rendah sebagai suatu asset
yang unik.
Daftar Pustaka:
1. Frank K. Reilly & Keith C. Brown, Investment Analysis & Portofolio
Management, 7Ed,2003,South-Western