Anda di halaman 1dari 3

SuZhou dan Tongli dalam tiga hari

Di langit ada surga, di bumi ada SuZhou dan HangZhou (“上天堂,下苏杭). Begitulah
bunyi pepatah yang menggambarkan indahnya kedua tempat tersebut. Kali ini kami berkunjung
ke SuZhou, tempat yang pertama, dan TongLi, sebuah desa yang dibangun dengan jaringan
kanal dan disebut-sebut sebagai Venezia dari timur, 50 km selatan SuZhou.

Hari Pertama

Taman-taman klasik di SuZhou yang masuk dalam UNESCO World Heritage List adalah
atraksi utama kota ini. . Kami mengunjungi 3 taman di antaranya.

1. Humble Administrator’s Garden: Taman yang terbesar. Di tengahnya terdapat kolam penuh
dengan teratai yang sebagian berbunga di awal musim gugur

2. Master of Nets Garden: Dibangun sebagai tempat tinggal wakil mentri pada dinasti Song

3. Cang Lang pavilion: Hanya 15 menit jalan kaki dari Master of Nets. Didirikan pada tahun
1044 di distrik CangLang dan direstorasi tahun 1969 setelah sempat terbengkalai tanpa
perawatan. Setelah beberapa kali berpindah tangan akhirnya tempat ini dibuka untuk umum
mulai 1995.

Selain itu, dapat dikunjungi pula PanMen, bekas gerbang kota dan kompleks kuil Hanshan. Di
dalam kompleks PanMen terdapat gerbang untuk jalur darat ( pejalan kaki & kereta) dan gerbang
untuk jalur air (perahu) juga ada pagoda yang bisa dinaiki dengan membayar tiket tambahan
seharga 10 RMB. Sayang, kami datang terlalu sore sehingga pagoda tersebut sudah ditutup
biarpun masih memungkinkan untuk masuk kompleks PanMen.

Hari kedua

Kuil HanShan menjadi terkenal karena disebut-sebut dalam puisi karya Zhang Zhi yang berbunyi
月落乌啼霜满天,江枫渔火对愁眠。姑苏城外寒山寺,夜半钟声到客船 (Arti: “Ketika bulan
terbenam, seekor gagak berbunyi di embun beku. Di bawah bayangan pohon-pohon Mapple,
pencari ikan membawa obor. Di luar kuil HanShan, kota SuZhou, terdengar suara lonceng tengah
malam.”)

Bisa dilihat di sana, jembatan Mapple dan replica lonceng dalam karya itu. Hampir semua
bangunan dalam kompleks HanShan telah dibangun waktu dinasti Tang, dengan sejumlah
renovasi sepanjang perjalanan sejarah, kecuali pagoda di sisi selatan kuil, yang menyimpan
lonceng besar setinggi bangunan 3 lantai.

Kanal Besar Beijing-Shanghai di Waktu Malam


Awalnya dibangun untuk memudahkan transportasi antara ibukota di tengah daratan, dan
HangZhou yang memiliki pelabuhan di tepi pantai. Banyak bagian telah menyempit dan
mengalami pendangkalan. Namun, bagian kanal di SuZhou termasuk yang terawat dan menjadi
atraksi wisata. Sejumlah kapal menawarkan jasa berkeliling kurang lebih 1 jam melihat suasana
malam di tepi kanal sambil ditemani “live music” lagu tradisional dan pemandu wisata yang
bergantian bersuara. Karena keterangan disampaikan dalam bahasa Mandarin (tidak tersedia
pemandu berbahasa Inggris), maka kami yang tidak fasih hanya menikmati pemandangan,
sekadar mengetahui nama tempat yang diceritakan. Entah apa yang diceritakan. Kuil Hanshan
yang memang berada di tepi kanal pun tak luput jadi perhatian selama perjalanan.

Hari Ketiga, TongLi

Di pintu masuk dijual tiket untuk semua bangunan dalam kota tua TongLi (TuiSi Garden,
ZhenZhu Ta, Zhongben Hall, JiaYin Hall, GengLe Hall, Wang ShaoAo Memorial Museum,
SongPing Stone Display Hall, GuFeng Garden) dan LuoXing Islet, yang bisa dicapai dengan
naik perahu lebih kurang 15 menit.

Semua bangunan itu bisa dicapai dengan berjalan kaki. Namun, bila ingin lebih nyaman, bisa
menyewa becak seharga 40 RMB yang siap membawa berkeliling. Teringat suasana kota tua
Jakarta yang telah dikelola dengan lebih baik dan tersedia ojek sepeda yang juga dengan
ramahnya mengantarkan wisatawan dari satu bangunan tua ke bangunan tua yang lain.

Terdapat pula Museum Seks yang tiketnya tidak termasuk dalam tiket yang dijual di pintu
masuk. Jangan harap isinya pornografi, tujuannya edukatif. Ditampilkan di sana, artefak seks
sepanjang sejarah China, termasuk peralatan makan dari rumah bordil yang bergambar adegan
seksual. Ada pula bagian dari museum yang memajang lukisan dari dinasti Qing yang
menggambarkan homoseksualitas. Diceritakan bahwa hal itu ditoleransi pada jaman China kuno
sebelum masuknya pengaruh barat yang memandang homoseksualitas sebagai dosa.

Perjalanan ke TongLi diakhiri dengan naik perahu dayung yang harganya dipatok 70 RMB tiap
perahu isi 6 orang. Suatu kebijakan yang mencegah perang harga antar tukang perahu.
Wisatawan pun merasa nyaman, tidak dikerubuti di dermaga. Tidak seperti di Gunung Bromo,
Tengger, Jawa Timur pada kunjungan kami beberapa waktu lalu. Saat turun dari mobil 4WD
sebelum naik ke kawah, kami langsung dikerubuti para pemilik kuda yang menawarkan jasa
tunggangan ke bibir kawah.

Akses ke Suzhou: Penerbangan Cathay Pacific Surabaya-Shanghai transit Hongkong 1000 USD,
harga pp di bulan September 2010, dilanjutkan bus 80RMB dari Shanghai Putong International
Airport. SuZhou tidak memiliki bandara.

Transportasi dalam kota: terdapat bus umum dan taxi resmi.

Akses ke TongLi dari SuZhou: bus 8 RMB/ orang berangkat tiap 30 menit.
Akomodasi : Ping Jiang Lodge Suzhou, sebuah hotel butik yang mempertahankan arsitektur
tradisional. Kamar standar: 430 RMB/ malam. Tel:+86(0)512 6523 3888

Anda mungkin juga menyukai