Anda di halaman 1dari 4

TUJUAN.

 Tujuan dari studi ini adalah untuk menilai hubungan antara metastase hati kanker
kolorektal dan dilatasi saluran empedu intrahepatik dan membandingkan frekuensinya dengan
frequensi dilatasi saluran empedu intrahepatik lain pada metastasis noncolorectal dan
Hepatocellular karsinoma (HCC).

BAHAN DAN METODE. Tinjauan retrospektif dari database radiologi dilakukan untuk


mendapatkan catatan pasien yang menjalani CT untuk pemeriksaan staging histologis
untuk mendiagnosis karsinoma kolorektal (n = 1,000), karsinoma noncolorectal (n = 1,000), dan
HCC (n =226). CT scan dari 2.226 pasien ditelaah untuk mengetahui adanya metastasis hati dan
massa, adanya dilatasi duktus bilier intrahepatik berkaitan langsung dengan massa, ukuran
dari lesi, dan kaliber saluran bilier intrahepatik.

HASIL. Dari 297 pasien dengan metastasis hati kolorektal, 49 pasien (16,5%) memiliki dilatasi
ductus bilier intrahepatic, sedangkan dari 263 pasien dengan metastasis hati noncolorectal, hanya
delapan pasien (3%) yang memiliki dilatasi saluran. Tiga belas pasien (5,7%) dari 226 pasien
dengan HCC memilitiki dilatasi ductus bilier intrahepatic. Dilatasi ductus bilier intrahepatic
terdapat secara signifikan pada pasien dengan metastases liver kanker kolorektal dibandingkan
dengan non kolorectal dan HCC metastasis. Rata-rata ukuran lesi dan kaliber dari saluran
empedu yang membesar dari metastase kolorektal, metastase noncolorectal, dan HCC adalah 5.3,
3.9, dan 5,6 cm, dan 5,1, 4,6, dan 4,8 mm. Secara keseluruhan ukuran lesi terlepas diagnosisnya
tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan probabilitas dilatasi saluran empedu (p = 0.16;
odds ratio= 1,08; 95% CI, 0,97-1,20). ukuran Lesi juga tidak memiliki efek yang berbeda secara
signifikan pada probabilitas dilatasi pada tiga diagnosis kelompok (p = 0,71). Kaliber dilatasi
saluran empedu tidak berbeda secara signifikan antara tiga kelompok diagnosis pasien (p = 0,70).

KESIMPULAN.  Metastasis hati kanker kolorektal memiliki kecenderungan lebih tinggi


menyebabkan dilatasi saluran empedu intrahepatik dibanding metastasis noncolorectal dan HCC
karena hal seperti cholangiocarcinoma dari pertumbuhan intrabilier. Asosiasi ini memiliki
implikasi diagnostik yang penting, seperti bedah, dan implikasi prognosisnya

Kata kunci: dilatasi saluran empedu • Kanker kolorektal • CT • karsinoma hepatoseluler • kanker
hati
Pendahuluan
Cholangiocarcinoma [1-4] dan terkadang juga karsinoma hepatoseluler (HCC) [5-8] disertai
dengan dilatasi dari saluran empedu intrahepatik. Namun,dilatasi bilier ini tidak berhubungan
dengan metastasis ke liver. Kami seringkali menemukan dilatasi duktus bilier intrahepatik pada
kanker kolorektal dengan metastasis hati dalam pelatihan subspesialis pencitraan abdomen.  Hal
ini telah dilaporkan dalam literatur patologi bedah [9, 10] dan terkadang pada literatur radiologi
[11, 12], namun ini kondisi ini jarang dikenali pada kalangan ahli radiologi bahkan yang
subspecialis sekalipun. Dari pengetahuan kita, tidak ada studi yang secara langsung
membandingkan hal ini dengan metastasis liver pada kanker kolorektal dan HCC.

Pada studi ini kami menjelaskan tentang hubungan langsung antara metastasis liver kanker
kolorektal dan dilatasi empedu intrahepatik dan membandingkan tingkat kejadiannya dengan
metastasis noncolorectal lain dan HCC. Kami juga membahas isu-isu diagnostik yang terkait
dengan identifikasi temuan serta implikasinya pada pembedahan dan prognosisnya.

Bahan dan Metode


 
Studi Pasien
Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari dewan etika penelitian institusional dan
persetujuan pasien telah didapatkan. Kami melakukan review retrospektif dari database dari
Januari 2005 sampai dengan Juli 2008 dengan menggunakan kata kunci pencarian seperti CT,
staging, carcinoma, dan colon dan rectal karsinoma, dan metastasis hati dan HCC untuk
mendapatkan data pasien yang telah terdiagnosis menderita keganasan melalui pemeriksaan
histologis dan telah menjalani CT untuk penilaian staging. Dalam pencarian ini kami
memperoleh catatan kohort sekitar 1.000 pasien dengan karsinoma kolorektal dan memperoleh
catatan kohort sekitar 1.000 pasien lain dengan karsinoma non kolorektal termasuk keganasan
primer seperti payudara, paru-paru, pankreas, perut, endometrium, leher rahim, serta karsinoma
kepala dan leher. Untuk mencocokkan kedua kohort ini, dimasukkan kriteria inklusi 226 pasien
yang menjalani staging HCC kembali. Jumlah ini didapatkan secara acak selama periode waktu
retrospektif dengan mengidentifikasi pasien yang telah menjalani CT untuk diketahui atau
diduga HCC dengan tes pencitraan lain seperti USG yang mengidentifikasi massa di hati dan CT
untuk konfirmasi diagnosis atau sebagai bagian dari pretreatment staging.

Pada pasien dengan metastasis hati yang menjalani reseksi pembedahan atau biopsi dari massa,
follow-up melalui CT scan didapatkan setelah pengobatan dengan kemoterapi atau terapi radiasi
untuk memastikan bahwa lesi yang dinilai dalam penelitian ini memang metastatik
berdasarkan pada interval respon atau kemajuan. Follow-up CT scan diperoleh 6 minggu sampai
6 bulan setelah perawatan dan diminta oleh dokter bedahnya atau onkologi medis.

CT
Pemeriksaan CT dilakukan dengan scanner 64-MDCT (Aquilion 64, Toshiba Medical Systems)
menggunakan detektor 64 x 0,5 mm. Gambar ditampilkan pada bidang aksial dengan
menggunakan ketebalan 5,0 mm yang direkonstruksi setiap 2,5 mm dan pada bidang koronal
direkonstruksi setiap 3 mm. Parameter teknis meliputi: kVp 120, kontrol eksposur otomatis,
tabung rotasi 0,5 detik, dan tingkat kebisingan 15.Setiap pasien diinjeksi dengan 100-150 ml dari
270 mg I/ mL iodixanol (Visipaque 270, GE Healthcare) pada kecepatan 2-3 mL/s. Gambar
diperoleh 70 detik setelah awal administrasi kontras IV.

Interpretasi Gambar
Semua CT dinilai secara acak oleh dua ahli radiologi subspesialisasi abdomen tanpa mengetahui
tentang informasi klinis pasien.  Gambar CT kemudian direview untuk menilai adanya masa di
liver atau metastasis, adanya dilatasi duktus bilier intrahepatik berkaitan dengan massa, ukuran
massa terbesar yang menyebabkan dilatasi duktus bilier intrahepatik jika terdapat lesi multipel
terdapat dalam pasien yang sama, dan kaliber dari duktus empedu intrahepatik yang
melebar. Sebuah saluran empedu intrahepatik yang positif melebar didefinisikan sebagai struktur
yang jelas, struktur tabung hypodense yang terlihat mengikuti kontrasitas opak dari cabang vena
porta hepatika yang terdapat di sekitar massa tersebut

Analisis Statistik
Uji Pearson chi-square dilakukan untuk menilai apakah prevalensi dilatasi duktus bilier
intrahepatik pada pasien dengan metastase liver pada kanker kolorektal berbeda secara signifikan
pada pasien dengan metastasis noncolorectal atau HCC. Dampak prevalensi pada ukuran dilatasi
duktus bilier intrahepatik dinilai secara keseluruhan dan dalam masing-masing tiga kategori
diagnostik menggunakan regresi logistik dan dinyatakan sebagai odds ratio (OR) dan asosiasi CI
95%. Hubungan antara derajat dilatasi duktus bilier intrahepatik dan grup diagnostik di analisis
menggunakan analisis varians. Nilai p kurang dari 0,05 dianggap signifikan untuk semua tes.

Hasil
Studi Pasien
Terdapat 297 pasien dengan metastasis hati pada karsinoma kolorektal:. 199 pria dan 98 wanita
(rasio laki- perempuan = 2,03) usia berkisar antara 41-89 tahun (usia median, 69 tahun), pada
penelitian ini juga dimasukkan 263 pasien dengan metastasis hati dari keganasan primer
noncolorectal (payudara, n = 62; paru-paru, n = 38; ovarium, n = 20; prostat, n = 16; pankreas, n
= 14; esophagus, n = 12; melanoma, n = 12; karsinoid, n = 11; kandung empedu, n = 11; ginjal, n
= 10; uterus, n = 7; kandung kemih, n = 6; limfoma, n = 5; cervix, n = 5; neuroendokrin, n = 5 ;
nasofaring, n = 5; tumor stroma gastrointestinal, n = 4; tidak diketahui, n = 4; ampullary, n = 3;
abdomen, n = 3; sarkoma, n = 3; testis, n = 3; appendix, n = 2 ; usus halus, n = 1; tiroid, n =
1). Kelompok ini terdiri dari 128 laki-laki dan 135 perempuan (rasio laki- perempuan = 0,95;
rentang usia, 43-90 tahun, usia rata-rata, 67 tahun).  Dan 226 pasien dengan HCC, 147 pria dan
79 wanita (rasio laki - perempuan = 1,86) usia antara 42-91 tahun (usia median, 65 tahun).

Prevalensi dilatasi ductus bilier intrahepatic


Pada kelompok 1.000 pasien dengan karsinoma kolorektal, 297 pasien memiliki metastasis hati
pada pemeriksaan CT (Gbr. 1). Dari 297 pasien dengan metastasis hati kanker kolorektal, dilatasi
duktus bilier intrahepatik (Gbr. 2) langsung berhubungan dengan lesi metastatik dalam
setidaknya satu atau lebih lesi pada 49 pasien (16,5%). Dari 1.000 pasien dengan keganasan
noncolorectal, metastasis hati terlihat pada 263 pasien. Delapan (3%) dari 263 pasien dengan
metastasis hati mengalami dilatasi duktus bilier intrahepatik (kanker primer: payudara, n = 2;
paru-paru, n = 2; limfoma, n = 1; melanoma, n = 1; pankreas, n = 1 ; abdomen, n = 1). Dan dari
226 pasien dengan HCC pada CT, 13 (5,7%) pasien memiliki dilatasi duktus bilier
intrahepatik. Dengan demikian, secara signifikan (p <0,001) terdapat prevalensi statistik yang
lebih tinggi dilatasi duktus bilier intrahepatik pada pasien dengan metastasis liver kanker
kolorektal dibandingkan dengan pasien dengan metastasis hati noncolorectal dan HCC.  Uji
Pearson chi-square dilakukan untuk menilai apakah prevalensi dilatasi duktus bilier intrahepatik
pada pasien dengan metastasis hati kanker kolorektal berbeda secara signifikan dari prevalensi
pada pasien dengan metastasis noncolorectal atau HCC.

Ukuran Lesi dan Probabilitas Dilatasi Ductus bilier intrahepatic


Rata-rata ukuran lesi dan kaliber dari pembesaran saluran empedu dari metastasis kolorektal,
metastase noncolorectal, dan HCC adalah 5.3, 3.9, dan 5,6 cm, dan 5,1, 4,6, dan 4,8 mm. Tabel 1
menunjukkan range, mean, dan ukuran median dari lesi yang menyebabkan dilatasi duktus bilier
intrahepatik dalam setiap kelompok. Mengacu pada Tabel 1, odds ration ditampilkan per 1 cm
perubahan lesi. Sebagai contoh, untuk kanker kolon, peningkatan ukuran 1 cm dari lesi
diperkirakan dengan peningkatan 4% (atau peningkatan 1,04 kali) dilatasi. Peningkatan ini, tidak
secara signifikan berbeda dari nol (p = 0,59). Odds Ration dan 95% CI dan nilai p diperoleh dari
model regresi logistik.

Secara keseluruhan ukuran lesi terlepas dari diagnosisnya tidak memiliki hubungan yang
signifikan dengan probabilitas dilatasi saluran empedu (p = 0.16; odds ratio = 1,08; 95% CI,
0,97-1,20). Ukuran Lesi juga tidak memiliki efek yang berbeda pada probabilitas dilatasi dalam
setiap kelompok (p = 0,71). Meskipun ukuran lesi artinya bagi HCC adalah sugestif
kemungkinan perbedaan dalam ukuran lesi antara mereka dengan atau tanpa dilatasi (rata-rata =
5,6 vs 3,9 cm), perbedaan ini adalah tidak signifikan (p = 0,19). Kaliber dari pembesaran ductus
bilier intrahepatik tidak berbeda secara signifikan antara ketiga kelompok (p = 0,70) (Tabel 2).

Anda mungkin juga menyukai