Anda di halaman 1dari 5

Sel surya atau sel photovoltaic, adalah sebuah alat semikonduktor yang terdiri dari sebuah

wilayah-besar dioda p-n junction, di mana, dalam hadirnya cahaya matahari mampu
menciptakan energi listrik yang berguna. Pengubahan ini disebut efek photovoltaic. Bidang
riset berhubungan dengan sel surya dikenal sebagai photovoltaics.

Sel surya memiliki banyak aplikasi. Mereka terutama cocok untuk digunakan bila tenaga
listrik dari grid tidak tersedia, seperti di wilayah terpencil, satelit pengorbit bumi, kalkulator
genggam, pompa air, dll. Sel surya (dalam bentuk modul atau panel surya) dapat dipasang di
atap gedung di mana mereka berhubungan dengan inverter ke grid listrik dalam sebuah
pengaturan net metering.

Hidroponik berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang artinya
daya. Jadi hidroponik berarti budidaya tanaman yang mamanfaatkan air dan tanpa
menggunakan tanah sebagai media tanam atau soilles. Pemilihan jenis tanaman yang akan
dibudidayakan untuk skala usaha komersial harus diperhatikan. Sebagai contoh jenis tanaman
yang mempunyai nilai jual diatas rata-rata, yaitu: a. Paprika b. Tomat c. Timun Jepang d.
Melon e. Terong Jepang f. Selada

Selain jenis tanaman di atas, banyak lagi yang dapat dibudidayakan dengan teknik hidroponik
apabila dilakukan hanya pada kegiatan hobby saja.

Artikel bertopik botani ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia
  dengan mengembangkannya.

Bertanam dengan sistem hidroponik, dalam dunia pertanian bukan merupakan hal yang baru.
Namun demikian hingga kini masih banyak masyarakat yang belum tahu dengan jelas
bagaimana cara melakukan dan apa keuntungannya. Untuk itu dalam tulisan ini akan
dipaparkan secara ringkas dan praktis bertanam dengan cara hidroponik. Dalam kajian
bahasa, hidroponik berasal dari kata hydro yang berarti air dan ponos yang berarti kerja. Jadi,
hidroponik memiliki pengertian secara bebas teknik bercocok tanam dengan menekankan
pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman, atau dalam pengertian sehari-hari bercocok
tanam tanpa tanah. Dari pengertian ini terlihat bahwa munculnya teknik bertanam secara
hidroponik diawali oleh semakin tingginya perhatian manusia akan pentingnya kebutuhan
pupuk bagi tanaman.

Dimanapun tumbuhnya sebuah tanaman akan tetap dapat tumbuh dengan baik
apabila nutrisi (hara) yang dibutuhkan selalu tercukupi. Dalam konteks ini
fungsi dari tanah adalah untuk penyangga tanaman dan air yang ada merupakan
pelarut unsur hara (nutrisi), untuk kemudian bisa diserap tanamanan. Dari
pola pikir inilah yang akhirnya melahirkan teknik bertanam dengan
hidroponik, dimana yang ditekankan adalah pemenuhan kebutuhan nutrisi
(hara) sebagaimana yang telah disampaikan dimuka.

Bahan-bahan untuk Hidroponik

Pot yang ukuran besarnya disesuaikan dengan tanaman yang akan dijadikan
maskot, bisa berupa tanaman sayur seperti terong dan sebagainya. Bisa juga
tanaman tahunan seperti kedondong, jambu ataupun juga bunga-bungaan. Pot
yang digunakan sebaiknya pot bertingkat, yang dilengkapi dengan wadah
penampung air dibagian dasarnya.
Bahan pot dapat dari tanah liat dan juga plastik, keduanya memiliki keunggulan dan
kelemahan masing-masing. Pot dari tanah liat misalnya memiliki keunggulan mampu
menjaga stabilitas temperatur media, akan tetapi cepat berlumut dan mudah rusak. Sementara
pot dari plastik lebih awet namun tidak bisa melewatkan air dari dinding potnya sehingga
stabilitas media tidak stabil.

Kemudian sebagai media tanam diantaranya dapat digunakan pasir, batu


apung putih, batu zeolit, pecahan batu bata, batu kali dan kawat kasa
nilon. Untuk menjaga sterilitas bahan, sebaiknya semua bahan direbus dulu
sebelum dijadikan media tanam. Sedangkan tanamannya, diambil tanaman yang
telah tumbuh didalam polybag dan siap direplanting kedalam pot.

Cara Penanaman

Apabila semua bahan sudah siap, pertama-tama ambil kawat kasa nilon
letakkan didasar pot. Kemudian masukkan pecahan batu bata selapis,
diatasnya diberi batu apung dan batu zeolit hingga sepertiga bagian dari
pot yang digunakan. Setelah itu, ambil tanaman yang siap dipindahkan dari
polybag ke pot, caranya bersihkan akar tanaman yang selama ini sudah tumbuh
di polybag tersebut dengan cara melarutkan media tanamnya (tanah) kedalam
air.
Setelah akar-akarnya kelihatan bersih, kemudian kita amati kembali akar
tersebut. Bila ditengarai ada akar yang rusak ataupun terlalu panjang
(disesuaikan dengan besarnya tanaman maskot dan pot) sebaiknya dipotong.
Demikian juga untuk daunnya, apabila terlalu rimbun perlu untuk dikurangi.
Kemudian bibit ditanam dalam pot yang sudah terisi bahan sepertiga bagian
dan lanjutkan penambahan media tanam hingga dua pertiga bagian pot.
Langkah selanjutnya isilah pot bertingkat tersebut dengan nutrisi yang
dibutuhkan (sesuai paparan dibawah). Sedang untuk pertama kalinya, tanaman
perlu pengerudungan dengan plastik transparan selama dua minggu, letakkan
ditempat yang teduh.

Formulasi Kebutuhan Nutrisi

Pemenuhan kebutuhan nutrisi bisa anda peroleh dengan cara memberi


berbagai macam pupuk khusus hidroponik dengan formulasi tertentu yang
banyak tersedia ditoko-toko pertanian. Dalam fase awal pertumbuhan perlu
perawatan secara rutin, misalnya dipagi hari tanaman perlu dikenakan sinar
matahari. Kemudian juga perlu pemupukan secara rutin dalam setiap dua
hingga lima hari sekali. Gunakan pupuk NPK Grand S 15 sebanyak satu sendok
makan untuk kemudian larutkan kedalam sepuluh liter air. Masukkan larutan
pupuk ini kedalam pot dasar sesuaikan dengan ketersediaan air dalam pot.
Sebagaimana dalam paparan dimuka, untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bisa
juga dilakukan dengan pemberian pupuk tambahan. Yang pemenuhannya bisa
melalui daun, misalnya disemprot dengan Mamigro ataupun tambahan pupuk
mikro Fitomic dengan aplikasi seminggu sekali. Mengenai
kebutuhan nutrisi dalam teknik hidroponik, Soedarsono salah seorang civitas
akademika dari IPB Bogor juga pernah menentukan sebuah formula sebagai
berikut : Kebutuhan unsur makro dapat dipenuhi dengan 6 gram urea, 9 gram
SP36, 5 gram 2K, 5 gram garam inggris (MgSO4) dan 7,5 gram kapur (kalsium
karbonat).

Sedangkan unsur mikronya dapat dipenuhi dengan 2,86 gram asam boraks, 0,22 gram asam
sulfat, 2.03 gram mangan sulfat, 0.08 gram terusi, 0.02 asam molibdad dan 7.5 gram
Fechelat. Cara pengaplikasiannya seperti dalam penggunaan NPK Grand S 15, yakni semua
unsur baik makro maupun mikro dilarutkan kedalam 10 liter air. Salah satu bentuk budidaya
hidroponik secara besar-besaran dalam greenhouse
Keuntungan teknik hidroponik

Untuk keperluan hiasan, pot dan tanaman akan selalu bersih sehingga
peletakan tanaman dalam ruangan akan lebih fleksibel. Sehingga untuk
mendisign interior ruangan rumah akan bisa lebih leluasa dalam menempatkan
pot-pot hidroponik. Bila tanaman yang digunakan adalah tanaman bunga, untuk
bunga tertentu bisa diatur warna yang dikehendaki, tergantung tingkat
keasaman dan basa larutan yang dipakai dalam pelarut nutrisinya.
Penggunaan tanaman buah-buahan seperti kedondong bangkok misalnya,
menurut Santosa HB.,(2001), akan bisa menghasilkan penampakan tanaman yang
dapat berbuah lebat sepanjang waktu. Kuncinya adalah dengan mengatur C/N
ratio, yakni melalui pemangkasan pada cabang, batang dan daun yang tumbuh
berlebihan. Disamping, pemangkasan juga akan merangsang pembungaan dan
pembuahan.

HIDROPONIK merupakan metode bercocok tanam tanpa tanah. Bukan hanya dengan air
sebagai media pertumbuhannya, seperti makna leksikal dari kata hidro yang berarti air, tapi
juga dapat menggunakan media-media tanam selain tanah seperti kerikil, pasir, sabut kelapa,
zat silikat, pecahan batu karang atau batu bata, potongan kayu, dan busa.

Mungkin, bagi sebagian besar orang tidak akan percaya di antara ratusan tomat yang dimakan
tidak tumbuh di atas tanah melainkan di air. Seperti percobaan yang yang dilakukan salah
satu bapak hidroponik, Dr.W.F.Gericke dari Universitas California pada tahun 1930-an. Latar
belakang Gericke meneliti sistem hidroponik ini, karena ia melihat luas tanah di sekelilingnya
terasa semakin menciut untuk ditumbuhi berbagai tanaman.

Hasil penelitiannya yang mudah dan praktis ini pun cepat diketahui se-antero Amerika.
Bahkan tentara-tentara Amerika yang dinas di pulau-pulau gersang dan terisolasi pun ikut
menumbuhkan tanaman sayuran di ruang tertentu dengan menggunakan sistem hidroponik.
Begitu pula di Jepang, yang didirikan segera setelah Perang Dunia II berakhir untuk
persediaan makanan bagi tentara pendudukan Amerika.

Sejak saat itu, banyak dibuat unit hidroponik yang berskala besar di Meksiko, Puerto Rico,
Hawaii, Israel, Jepang, India, dan Eropa. Dan lebih kompleks lagi, hidroponik dijadikan
sebagai bisnis besar dan diselenggarakan projek riset terhadapnya, juga banyak berdiri
perusahaan-perusahaan yang menaruh perhatian pada bidang bercocok tanam paling logis di
bumi dengan penduduk yang terus bertambah.

Menurut Nicholls (1986), semua ini dimungkinkan dengan adanya hubungan yang baik
antara tanaman dengan tempat pertumbuhannya. Elemen dasar yang dibutuhkan tanaman
sebenarnya bukanlah tanah, tapi cadangan makanan serta air yang terkandung dalam tanah
yang terserap akar dan juga dukungan yang diberikan tanah dan pertumbuhan. Dengan
mengetahui ini semua, di mana akar tanaman yang tumbuh di atas tanah menyerap air dan
zat-zat vital dari dalam tanah, yang berarti tanpa tanah pun, suatu tanaman dapat tumbuh
asalkan diberikan cukup air dan garam-garam zat makanan.
Manipulasi yang dapat dilakukan selain perlakuan di atas adalah pengontrolan. Dengan
perawatan rutin (sehari hanya memakan waktu maksimal 20 menit), kita dapat menikmati
bermacam buah-buahan, sayur-sayuran, dan rempah-rempah tanaman obat.

Metode hidroponik “mengizinkan” orang-orang yang tinggal di rumah dengan halaman yang
sempit dan juga mahasiswa yang bertempat di tempat kos untuk menikmati buah dari tangan
dingin di tempat sendiri. Karena, ya… itu tadi, tidak perlu tanah! Keuntungan yang diperoleh
pun cukup berlimpah. Pada bidang tanah yang sempit dapat ditumbuhi lebih banyak tanaman
dari yang seharusnya. Lantas hasil tanaman buah dapat menjadi lebih masak dengan cepat
dan lebih besar. Air dan pupuk dapat lebih awet karena dapat dipakai ulang. Nicholls (1986)
menambahkan pula, hidroponik memungkinkan kita untuk mengatur tanaman lebih teliti dan
menjamin hasil yang baik dan seragam.

**

SETELAH ribuan tahun manusia menetap di muka bumi, dan seiring waktu yang terus
berjalan, dunia makin kecil dengan bertambahnya populasi bumi yang melaju cepat. Tidak
dapat dibayangkan jika Tuhan tidak memberi kita otak atau akal… apa yang akan terjadi
dengan dunia? Tanah makin sedikit, banyak yang dirombak untuk dibangun rumah-rumah
masyarakat. Populasi tumbuhan pun semakin berkurang.

Di sisi lain, sekarang sedang maraknya bioteknologi di berbagai bidang, salah satunya bidang
pertanian. Setelah melakukan berbagai penelitian, bioteknologi merupakan satu jalan menuju
kesejahteraan manusia mengingat lahan pertanian Asia yang semakin kecil. Adapun tanaman-
tanaman yang berhasil dimutasikan gennya (transgenik) adalah kapas, jagung, buah-buahan
yang memang menjadikan kualitasnya lebih baik, tahan hama penyakit, dan hasilnya pun
lebih banyak. Namun bioteknologi tidak semulus kelihatannya, banyak pihak, terutama dari
perkumpulan lingkungan hidup semacam Greenpeace, percaya tanaman transgenik justru
akan mengembangkan virus penyakit yang lebih kebal.

Adanya bahaya hipotetik pada tanaman kapas, dan seperti yang dikatakan Setyarini (2000),
jagung transgenik akan dimakan hewan unggas. Dalam rantai makanan, unggas tersebut akan
dimakan manusia. Yang sangat dikhawatirkan adalah dalam unggas tersebut terdapat
genetically modified organism (GMO) yang efeknya cukup riskan dalam tubuh manusia.

Masalah lainnya adalah potensinya dalam mengganggu keseimbangan lingkungan antara lain
serbuk sari jagung di alam dapat mengawini gulma-gulma liar, sehingga menghasilkan gulma
unggul yang sulit dibasmi.

Meskipun tanaman transgenik memiliki kehebatan yang menakjubkan, berkualitas tinggi,


kebal terhadap serangan hama hingga petani tidak perlu menyemprot pestisida, serta
meningkatkan swasembada pangan tanaman, dan sebagainya, namun kita tetap harus
mempertimbangkan kemungkinan besar lain, yang tidak kalah penting hingga berpengaruh
terhadap keseimbangan alam dan kesehatan kita. Karena hal ini pun, sepertinya metode
hidroponik merupakan alternatif paling aman. Dan mungkin hidroponik ini tidak akan
menarik jika sistem tanah memiliki kualitas yang baik, konsisten, dan semua penanaman
cukup berinteraksi dengan tanah.

Tinggal dalam apartemen yang paling kecil sekalipun tidak menutup kemungkinan kita dapat
menanam bunga, buah, dan sayur-sayuran. Untuk mencapainya dapat dilakukan dengan
sistem hidroponik dalam pot yang kecil-kecil. Intinya, saat ini bercocok tanam dengan
hidroponik menjadi alternatif paling realistis jika hidup di kota.

Jika kita sudah menaruh perhatian untuk menumbuhkan tanaman dengan hidroponik,
pengontrolan adalah hal yang penting dilakukan. Komposisi pupuk, pemberian insektisida
yang cukup (meskipun tak perlu yang manjur, karena hama penyakit tanaman dari tanah tidak
ada atau sedikit saja di media bukan tanah), kesterilan media dan pengairan secara teratur
harus disorot. Namun pada hidroponik juga memiliki kelemahan, apalagi jika mengabaikan
sistem pengontrolan. Menanam di udara terbuka mendatangkan persoalan baru yaitu kondisi
cuaca yang selalu berubah

Sumber daya alam (biasa disingkat SDA) adalah potensi sumber daya yang terkandung
dalam bumi (tanah), air, dan dirgantara yang dapat didayagunakan untuk memenuhi
kebutuhan dan kepentingan manusia.

 SDA dibagi menjadi dua yaitu SDA yang dapat diperbaharui dan SDA yang tidak
dapat diperbaharui.

1. SDA yang dapat diperbaharui meliputi air, tanah, tumbuhan dan hewan. SDA ini
harus kita jaga kelestariannya agar tidak merusak keseimbangan ekosistem.
2. SDA yang tidak dapat diperbaharui itu contohnya barang tambang yang ada di dalam
perut bumi seperti minyak bumi, batu bara, timah dan nikel. Kita harus menggunakan
SDA ini seefisien mungkin. Sebab, seperti batu bara, baru akan terbentuk kembali
setelah jutaan tahun kemudian.

 SDA juga dapat dibagi menjadi dua yaitu SDA hayati dan SDA non-hayati.

1. SDA hayati adalah SDA yang berasal dari makhluk hidup (biotik) seperti hasil
pertanian, perkebunan, pertambakan, dan perikanan. Sumber daya hayati adalah salah
satu sumber daya dapat pulih atau terbarukan (renewable resources) yang terdiri atas
flora dan fauna. Sumber daya hayati secara harfiah dapat diartikan sebagai
sumberdaya yang mempunyai kehidupan dan dapat mengalami kematian. Jenis-jenis
sumber daya hayati di antaranya adalah pohon, ikan, rumput laut, plankton,
zooplankton, fitoplankton, harimau, semut, cacing, rumput laut, terumbu karang,
lamun, dan sebagainya.
2. SDA non-hayati adalah SDA yang berasal dari makhluk tak hidup (abiotik). Seperti:
air, tanah, barang-barang tambang.

Anda mungkin juga menyukai