Anda di halaman 1dari 31

NAPZA

1. Apa itu NAPZA?


Ada banyak itilah yang dipakai untuk menunjukkan penyalahgunaan zat-zat berbahaya.
Dalam buku ini selanjutnya akan digunakan istilah NAPZA (Narkotika, Alkohol,
Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya) dengan catatan tidak semua jenis NAPZA tersebut
akan dibahas secara khusus dan terperinci, misalnya Alkohol dan Tembakau.
NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika, Dan Zat Adiktif lainnya.
Kata lain yang sering dipakai adalah Narkoba (Narkotika, Psikotropika dan Bahan-bahan
berbahaya lainnya)

NARKOTIKA: zat-zat alamiah maupun buatan (sintetik) dari bahan candu/kokaina atau
turunannya dan padanannya – digunakan secara medis atau disalahgunakan – yang mempunyai
efek psikoaktif.

ALKOHOL : zat aktif dalam berbagai minuman keras, mengandung etanol yang berfungsi
menekan syaraf pusat

PSIKOTROPIKA: adalah zat-zat dalam berbagai bentuk pil dan obat yang mempengaruhi
kesadaran karena sasaran obat tersebut adalah pusat-pusat tertentu di sistem syaraf pusat (otak
dan sumsum tulang belakang). Menurut UU no.5/1997 Psikotropik meliputi : Ecxtacy, shabu-
shabu, LSD, obat penenang/tidur, obat anti depresi dan anti psikosis. Sementara PSIKOAKTIVA
adalah istilah yang secara umum digunakan untuk menyebut semua zat yang mempunyai
komposisi kimiawi berpengaruh pada otak sehingga menimbulkan perubahan perilaku, perasaan,
pikiran, persepsi, kesadaran.

ZAT ADIKTIF lainnya yaitu zat-zat yang mengakibatkan ketergantungan seperti zat-zat solvent
termasuk inhalansia (aseton, thinner cat, lem). Zat-zat tersebut sangat berbahaya karena bisa
mematikan sel-sel otak. Zat adiktif juga termasuk nikotin (tembakau) dan kafein (kopi).

NAPZA adalah zat-zat kimiawi yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia, baik secara oral
(melalui mulut), dihirup (melalui hidung) maupun intravena (melalui jarum suntik) sehingga
dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Penggunaan
NAPZA berlanjut akan mengakibatkan ketergantungan secara fisik dan/atau psikologis serta
kerusakan pada sistem syaraf dan organ-organ otonom. NAPZA terdiri atas bahan-bahan yang
bersifat alamiah (natural) maupun yang sintetik (buatan). Bahan alamiah terdiri atas tumbuh-
tumbuhan dan tanaman, sedangkan yang buatan berasal dari bahan-bahan kimiawi.

Menurut Undang-undang RI No. 22/1997 tentang narkotika : Narkotika adalah zat atau obat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan. Narkotika dibedakan dalam 3 golongan sebagai berikut :
 Narkotika golongan I : Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai
potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh : heroin, kokain dan ganja.

 Narkotika golongan II : Narkotika yang berkhasiat untuk pengobatan, digunakan dalam


terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh : morfin, petidin, turunan/garam dalam
golongan tersebut.

 Narkotika golongan III : Narkotika yang berkhasiat untuk pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan Contoh : kodein, garam-garam
narkotika dalam golongan tersebut.

Menurut Undang-undang RI No. 5/1997 tentang Psikotropika : psikotropika adalah zat atau obat,
baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku. Psikotropika dibedakan dalam 4 golongan sebagai berikut :

 Psikotropika golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi amat kuat
mengakibatkan sindrom ketergantungan Contoh : MDMA, ekstasi, LSD, ST
 Psikotropika golongan II : Psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan dan dapat
digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan. Contoh : amfetamin, fensiklidin,
sekobarbital, metakualon, metilfenidat (ritalin).
 Psikotropika golongan III : Psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
sedang mengakibatkan sindrom ketergantungan. Contoh : fenobarbital, flunitrazepam.
 Psikotropika golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan dan sangat
luas digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan. Contoh: diazepam, klobazam,
bromazepam, klonazepam, khlordiazepoxide, nitrazepam (BK,DUM,MG)
 atas^
2. Jenis NAPZA apa saja yang dipakai

Diambil dari berbagai sumber, antara lain : : www.drugabuse.gov.; Yatim, D.I. (1985);
Marviana, Dian.M. (n.d.); Kemitraan Peduli Penanggulangan Bahaya Narkoba DKI Jakarta
(2001); Irwanto et.al. (1994), dll.
Jenis NAPZA dapat dibedakan menurut efeknya pada sistem syaraf pusat pemakai, yaitu :

2.1. DEPRESAN , MENEKAN SISTEM SYARAF PUSAT

Depresan adalah jenis obat yang berfungsi mengurangi aktivitas fungsional tubuh. Obat jenis ini
dapat membuat pemakai merasa tenang dan bahkan membuatnya tertidur atau tidak sadarkan
diri. NAPZA yang termasuk jenis depresan adalah:
 

2.1.1. Opioda/Opiat, yaitu zat baik yang alamiah, semi sintetik maupun sintetik yang diambil dari
pohon poppy (papaver somniferum). Opiat (narkotika) merupakan kelompok obat yang bersifat
menenangkan saraf dan mengurangi rasa sakit. Turunan Opioda/opiat adalah:

2.1.1.1. Opium yang diambil dari getah pohon poppy yang dikeringkan dan ditumbuk menjadi
serbuk /bubuk berwarna putih

2.1.1.2. Morfin dibuat dari hasil percampuran antara getah pohon poppy (opium) dengan bahan
kimia lain. Jadi semi sintetik. Dalam dunia kedokteran, zat ini dipakai untuk mengurangi rasa
sakit. Tetapi karena efeknya yang negatif, maka penggunaannya diganti dengan obat-obatan
sintetik. Morfin digunakan dalam pengobatan medis karena dapat menawarkan rasa nyeri, dapat
menurunkan tekanan darah, dapat menimbulkan efek tidur. Pengaruh fisik morfin adalah mual,
mengecilnya pupil mata, beratnya rasa kaki, gatal-gatal pada muka dan hidung, seringnya
menguap, panas pada perut, berkeringat, berkurangnya pernafasan, merinding, dan menurunnya
suhu badan. Efek psikologis yang terasa adalah mengantuk, terganggunya fungsi mental,
berkurangnya nafsu makan dan seks, apatis, dan sulit berkonsentrasi. Morfin juga
menghilangkan rasa cemas dan takut.

2.1.1.3. Heroin diambil dari morfin melalui suatu proses kimiawi. Heroin tidak dipakai di dunia
kedokteran karena menimbulkan efek ketergantungan yang sangat berat, dan kekuatannya jauh
lebih besar daripada morfin. Jumlah yang sedikit saja sudah menimbulkan efek. Heroin biasa
berbentuk bubuk berwarna agak kecoklatan. Turunan heroin yang sekarang banyak dipakai
adalah Putaw yang mengakibatkan ketergantungan sangat berat bagi pemakainya. Heroin
biasanya digunakan dengan cara menyuntik melalui pembuluh darah (berbeda dengan morfin)
karena efeknya jauh lebih cepat terasa dan lebih lama tertahan. Ada pula yang menggunakannya
dengan cara menghirup lewat hidung. Seperti morfin, heroin dapat mengurangi rasa sakit,
mengurangi kecemasan , menenangkan dan memberikan rasa aman. Seperti opiat lainnya, heroin
menimbulkan toleransi, ketergantungan fisik dan ketergantungan psikologis.

Heroin / Putauw

 Heroin adalah obat yang sangat keras dengan zat adiktif yang tinggi berbentuk serbuk,
tepung, atau cairan.
 Heroin “menjerat” pemakainya dengan cepat, baik secara fisik maupun mental, sehingga
usaha mengurangi pemakaiannya menimbulkan rasa sakit dan kejang-kejang luar biasa
 Gejala-gejala yang muncul dalam usaha berhenti memakai heroin berupa rasa sakit
disertai kejang-kejang, kram di perut disertai rasa seperti akan pingsan, menggigil dan
muntah-muntah, keluar ingus, mata berair, tidak ada nafsu makan, dan kehilangan cairan
tubuh
 Salah satu jenis heroin yang popular adalah “putauw” yaitu heroin dengan kadar lebih
rendah (heroin kelas lima atau enam) yang berwarna putih. Jenis heroin ini dikenal
dengan berbagai nama : putauw, putih, bedak, PT, white, etep, dll
2.1.1.4. Kodein dan berbagai turunan morfin. Kodein banyak dipakai dalam dunia kedokteran
antara lain untuk menekan batuk (antitusif) dan penghilang rasa sakit (analgetik). Karena
efeknya bisa mengakibatkan ketergantungan maka penggunaan obat-obatan ini masih diawasi
oleh lembaga-lembaga kesehatan. Metadon, jenis opiat sintetika, dengan kekuatan seperti morfin,
tetapi gejala putus obat tidak sehebat morfin, sehingga metadon digunakan dalam pengobatan
pecandu morfin, heroin, dan opiat lainnya.

2.1.2. Alkohol, adalah cairan yang mengandung zat Ethyl-alkohol. Alkohol digolongkan sebagai
NAPZA karena mempunyai sifat menenangkan sistem syaraf pusat, mempengaruhi fungsi tubuh
maupun perilaku seseorang, mengubah suasana hati dan perasaan. Alkohol bersifat
menenangkan, walaupun juga dapat merangsang. Alkohol mempengaruhi sistem syaraf pusat
sedemikian rupa sehingga kontrol perilaku berkurang. Efek alkohol tidak sama pada semua
orang, melainkan sangat dipengaruhi oleh faktor fisik, mental, dan lingkungan. Banyak pendapat
yang mengatakan bahwa bahaya alkohol jauh lebih besar daripada obat lainnya. Hal ini ada
benarnya juga, karena dibandingkan obat-obatan lain alkohol mempunyai sifat sebagai berikut:
merangsang, menenangkan, menghilangkan rasa sakit, membius, membuat gembira. Apabila
ketergantungan sudah terjadi, keadaan ini secara lebih khusus disebut alkoholisme Menurut
beberapa ahli, alkohol merupakan zat psikoaktif yang paling berbahaya.

2.1.3. Sedativa atau sedatif-hipnotik merupakan zat yang dapat mengurangi fungsi sistem syaraf
pusat. Sedativa dapat menimbulkan rasa santai dan menyebabkan ngantuk (sering disebut obat
tidur). Biasanya sedativa digunakan untuk mengurangi stress atau sulit tidur. Karena toleransi
dan ketergantungan fisik, maka gejala putus obat bisa jauh lebih hebat daripada putus obat
dengan opiat. Zat-zat ini juga mudah membuat ketergantungan psikologis. Secara farmokologi
sedativa dapat dibedakan antara barbiturat dan bukan barbiturat. Barbiturat adalah jenis obat
sintetik yang digunakan untuk membuat orang tidur, mengurangi rasa cemas, dan mengontrol
kekejangan, mengurangi tekanan darah tinggi. Beberapa jenis barbiturat yang sering
disalahgunakan adalah: Dumolid, Rohypnol, Magadon, Sedatin, Veronal, Luminal. Non-
narbiturat, contohnya Methaqualone yang berbentuk pil putih (misalnya Mandrax/MX). Sedativa
bisa mengakibatkan koma bahkan kematian bila dipakai melebihi takaran.

2.1.4. Trankuiliser atau obat penenang mula-mula dibuat untuk menenangkan orang tanpa
membuat orang tidur, sebagai pengganti berbiturat yang dianggap menimbulkan efek samping.
Dalam bahasa sehari-hari obat ini disebut sebagai obat penenang untuk menghilangkan
kecemasan tanpa menimbulkan rasa ingin tidur. Trankuiliser Mayor antara lain digunakan untuk
mengobati orang sakit jiwa agar dapat menenangkan (contoh : largactil, serenal, laponex,
stelazine) . Trankuiliser Minor digunakan untuk mengurangi kecemasan dan memberikan
ketenangan pada orang yang menderita stress, gangguan neurosa atau gangguan psikosomatis.
Secara farmakologi, ada 3 kelompok trankuiliser mayor, yaitu benzodiazepin, meprobamate, dan
antihistamin. Golongan benzodiazepin termasuk golongan yang paling banyak disalahgunakan
(contoh : Activan, Mentalium, Diazepin, Frisium, Sedatin (BK), Lexotan, Valium).
Dibandingkan sedativa, trankuiliser dianggap kurang berbahaya, tetapi bila dicampur dengan
alkohol, akan sangat berbahaya.

2.2. STIMULAN, MERANGSANG SISTEM SYARAF PUSAT


Stimulan adalah berbagai jenis zat yang dapat merangsang syaraf pusat dan meningkatkan
kegairahan (segar dan bersemangat) dan kesadaran. Zat yang termasuk stimulan adalah :
 

2.2.1. Kafein, zat yang dapat ditemukan pada kopi, teh, coklat dan minuman soda (seperti coca
cola). Dalam dosis rendah kafein tidak berbahaya melainkan dapat menyegarkan. Tetapi dalam
dosis tinggi, kafein dapat menyebabkan gugup, tidak dapat tidur, gemetar, naiknya kadar gula
dalam darah, koordinasi hilang, nafsu makan berkurang, bahkan bisa keracunan. Efek kafein,
seperti juga pada obat-obatan lainnya, akan sangat tergantung pada jumlah pemakaian dan
individunya.

2.2.2. Kokain, adalah zat perangsang berupa bubuk kristal putih yang disuling dari daun coca
(Erythroxylon coca) yang tumbuh di pegunungan Amerika Tengah dan Selatan. Seperti juga
amphetamin, kokaina merupakan stimulan/merangsang sistem saraf pusat sehingga pengguna
merasa enak dan bergelora. Karena efek yang timbul relatif singkat, dan setelah perasaan
bergelora hilang, orang akan menggunakannya lagi untuk menghilangkan rasa tidak enak.
Penggunaan secara kronis dapat menimbulkan gangguan pencernaan, mual, hilangnya nafsu
makan, berkurangnya berat badan, sulit tidur, dan waham atau halusinasi ringan. Bila kokaina
disedot lewat hidung, juga timbul kerusakan pada tulang hidung. Kokain adalah obat yang sangat
berbahaya dan menimbulkan ketergantungan psikologis yang besar.

2.2.3. Amphetamin, adalah zat sintetik yang menyerupai kokain, berbentuk pil, kapsul atau
tepung. Amphetamin adalah zat perangsang yang digunakan untuk mengubah suasana hati,
meningkatkan semangat, mengurangi kelelahan dan rasa ngantuk, meningkatkan rasa percaya
diri, dan mengurangi berat badan. Tetapi karena dosis pemakaian akan terus bertambah, maka
obat ini tidak dipakai lagi dalam program diet. Bagi orang yang menyalahgunakan obat ini,
efeknya adalah memperoleh energi serta semangat tinggi serta pada saat sedang intoksikasi.
Jenis-jenis amphetamin antara lain: Dexedrine, Laroxyl, Reactivan. Amphetamin meningkatkan
detak jantung, tekanan darah, dan pernafasan, serta mengurangi nafsu makan. Si pemakai dapat
berkeringat, mulutnya kering, mengantuk, dan cemas. Dosis tinggi menyebabkan seseorang
merinding, pucat, gemetar, kehilangan koordinasi, dan pingsan. Suntikan amphetamin dapat
menyebabkan naiknya tekanan darah secara mendadak sehingga mengakibatkan stroke, demam
tinggi, atau jantung lemah. Banyak orang merasa tergantung kepada amphetamin secara
psikologis, sedangkan ketergantungan fisik tidak terlampau hebat.

2.2.4. MDMA (Methylene Dioxy Meth Amphetamine) yang terkenal dengan sebutan Ecstasy
sangat popular di kalangan anak muda. Sayangnya, mitos sudah berkembang bahwa obat ini
aman, padahal tidaklah demikian kenyataannya. Penelitian di Amerika menemukan bahwa obat
ini sangat berbahaya karena merusak sistem kerja otak dan jantung. MDMA, adalah zat turunan
amphetamine yang memiliki sifat merangsang SSP (stimulant) maupun mengupah persepsi
(hallucinogen). Obat ini berbentuk tablet dan digunakan melalui cara ditelan. Berbagai tablet
yang disebut Ecstasy seringkali tidak hanya mengandung zat MDMA, tetapi campuran dari
berbagai zat lain seperti methamphetamine, caffeine, dextromethorphan, ephedrine, and cocaine.
Dampak penyalahgunaan MDMA sangat berat. MDMA bekerja di otak. Serupa dengan
amphetamines lainnya, MDMA meningkatkan aktifitas di otak yang justru menghambat fungsi–
fungsi otak yang seharusnya. Penelitian membuktikan bahwa MDMA juga berdampak sangat
buruk terhadap sistem kerja jantung (cardiovascular sistim) dan kemampuan tubuh untuk
mengatur suhu. Karena penggunaan MDMA seringkali dihubungkan dengan kegiatan fisik yang
tinggi dan lama (dansa misalnya), maka dampaknya paling besar terhadap sistem kerja jantung.
Akibat jangka panjang penyalahgunaan MDMA adalah kerusakan otak, gangguan jiwa
(psychiatric) seperti : gelisah, paranoid, tidak bisa tidur, dan gangguan daya ingat.

Ecstacy (MDMA)

 Ecstacy termasuk zat psikotropika dan biasanya diproduksi secara illegal di dalam
laboratorium dan dibuat dalam bentuk tablet atau kapsul.
 Ecstacy mendorong tubuh bekerja di luar batas kemampuan fisik sehingga tubuh bisa
kehilangan cairan tubuh. Pengguna bisa meninggal karena kekurangan cairan tubuh atau
terlalu banyak minum karena kehausan.
 Efek yang ditimbulkan oleh penggunaan ecstacy : diare, rasa haus berlebihan, hiperaktif,
sakit kepala dan pusing, menggigil tidak terkontrol, detak jantung yang cepat dan sering,
mual disertai muntah-muntah, hilang nafsu makan.
 Ecstacy dikenal dengan istilah : inex, I, kancing, dll.

2.2.5. Methamphetamine, adalah stimulan yang sangat kuat mempengaruhi sistem syaraf pusat.
Obat ini dikelompokkan sebagai psycho-stimulan seperti amphetamin dan kokain yang sering
disalahgunakan. Obat ini dibuat dari berbagai zat sintetis dalam bentuk serbuk putih, bening dan
tak berbau yang dihirup dan disuntikan. Karena bentuknya yang bening maka ia disebut Ice atau
kristal. Methamphetamin merupakan turunan amphetamin dan karenanya dalam hal kandungan
zat dan efek terhadap pengguna hampir sama yaitu menyebabkan aktivitas tinggi dan
mengurangi nafsu makan. Penyalahgunaannya dilakukan karena obat ini merangsang kegairahan
dan kegembiraan (euphoria). Penyalahgunaan methamphetamin dapat mengakibatkan
ketergantungan yang selanjutnya menyebabkan berbagai gangguan pada jantung, stroke,
tingginya suhu badan, dan juga kematian pada kasus over-dosis.

Shabu-shabu (salah satu jenis Methamphetamine)

 Shabu-shabu berbentuk kristal, tidak berbau dan tidak berwarna. Karena itu diberi nama
“Ïce” . Ice adalah julukan untuk methamphetamine.
 Ice memiliki efek yang sangat kuat pada jaringan syaraf
Pengguna ice akan menjadi tergantung secara mental pada obat ini. Pemakaian yang lama
dapat menyebabkan peradangan pada otot hati, bahkan kematian.
 Efek yang ditimbulkan pada pengguna Ice : penurunan berat badan, impotensi, sawan
yang parah, halusinasi, kerusakan hati dan ginjal, kerusakan jantung, stroke, bahkan
kematian.
 Ice dikenal dengan istilah : shabu-shabu, kristal, ubas, ss. Mecin, dll.

2.2.6. Tembakau berasal dari tanaman Nicotania tabacum. Nikotin bersifat merangsang jantung
dan sistem saraf. Pada saat tembakau diisap, detak jantung bertambah dan tekanan darah naik
akibat nikotin itu. Tetapi bagi para perokok berat, merokok dapat bersifat menenangkan. Zat lain
adalah tar yang mengandung unsur penyebab kanker dan gangguan pernafasan. Sedangkan zat
lainnya adalah karbon monoksida dalam asap yang sangat berbahaya. Zat ini mengurangi
kemampuan badan membawa oksigen menuju jaringan tubuh dan dapat menimbulkan
arterioklerosis (mengerasnya pembuluh). Pengaruh jangka panjang adalah gangguan pada paru-
paru dan jantung. Toleransi dapat muncul dan rokok dapat menimbulkan ketergantungan fisik
maupun psikologis, walaupun tidak sehebat zat psikoaktif lainnya. Gejala ketagihan berupa
pusing, gelisah, cemas, sulit tidur, gemetar atau lelah.

2.3.HALUSINOGEN, MENIMBULKAN KESAN PALSU ATAU HALUSINASI

Halusinogen merupakan obat alamiah maupun sintetik yang mengubah persepsi dan pikiran
seseorang (halusinasi) .

Termasuk disini adalah obat-obatan seperti LSD, meskalina (kaktus), psilosibina dan psilosina
(jamur), pala, kecubung, dan berbagai tanaman khas lainnya yang terdapat di seluruh dunia. Ciri-
ciri halusinogen adalah hilangnya kesadaran akan ruang dan waktu, adanya waham (merasa
curiga), serta halusinasi yang ringan maupun berat. Halusinogen bisa dipakai melalui cara
dimakan dan bisa juga disuntikkan. LSD (Lysergie Diethylamide Acid) merupakan obat yang
sifatnya tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. LSD dijual dalam bentuk pil, kapsul,
atau cairan, dan digunakan dengan cara dimakan/diminum maupun disuntikkan. Gejala
intoksikasi yang timbul antara lain: perubahan panca indera, pupil melebar, denyut jantung cepat,
berkeringat, berdebar, pandangan kabur, gemetar, gangguan koordinasi motorik, kecemasan,
serta gangguan daya penilaian realita. LSD seperti juga halusinogen lainnya tidak menimbulkan
ketergantungan fisik, tetapi psikologis. Jamur Psilosibina dan psilosuna, reaksinya hampir sama
seperti LSD, yakni timbulnya warna-warni, bentuk, dan halusinasi, apalagi bila dosisnya besar.
Efek fisik : santai pada tubuh, kaki dan perut dingin, pupil mata mengecil. Ada yang berpendapat
bahwa jamur mempunyai efek yang lebih hebat secara visual dibandingkan halusinogen lainnya.
Meskalina adalah zat psikoaktif yang terdapat dalam kaktus peyota dan berefek halusinasi.
Inhalansia merupakan zat kimiawi yang ada dalam pelarut yang mudah menguap, antara lain :
Bahan cair/pelarut (lem sejenis uhu, penghilang cat kuku , gas korek api, bensin, spidol, minyak
cat; Bahan semprot (pembasmi nyamuk, pewangi ruangan, cat, hairspray); Obat bius (eter,
chloroform). Pemakaiannya dengan dihirup atau disedot melalui hidung agar timbul efek
melayang. Pengaruh langsung dari inhalansia adalah pusing-pusing, bersin, batuk, hidung
berdarah, merasa lelah, hilangnya koordinasi, hilangnya nafsu makan, detak jantung dan
pernafasan berkurang.

Pengaruh lainnya adalah gangguan penglihatan, bicara cadel, mata berair. Penggunaan inhalansia
secara terus-menerus dapat merusak liver, ginjal, darah, sumsum tulang. Secara psikologis
menyebabkan : lupa, sukar berpikir, perasaan tertekan, sikap bermusuhan, dan sikap curiga
(waham). Inhalansia merupakan zat yang berbahaya sekali karena dapat menimbulkan
kelemahan jantung, merusak otak, dan kematian mendadak. Kematian bahkan bisa timbul pada
waktu pertama kali mencoba inhalant. Inhalansia menimbulkan toleransi tinggi, sehingga orang
perlu menghirup lebih banyak untuk mendapatkan efek yang sama. Ketergantungan fisik bisa
timbul, tetapi lebih kuat ketergantungan psikologis.

Ganja / Cannabis
 Ganja atau Cannabis sativa, adalah tanaman sejenis rumput yang antara lain mengandung
zat kimia 9 tetrahidrocannabinol (delta – 9 – THC) atau lebih sering dikenal sebagai THC
yaitu zat psikoaktif yang mempengaruhi perasaan dan penglihatan serta pendengaran.
 Saat pertama kali orang mengisap ganja, reaksi juga akan berbeda-beda tergantung
kekuatan THC serta dosis yang dipakai. Ada yang tidak merasakan reaksi apa-apa, tetapi
ada pula yang mendapatkan perasaan aneh atau takut.
 Ganja menimbulkan ketergantungan mental yang diikuti oleh kecanduan fisik dalam
jangka waktu yang lama. Bila seseorang terus-menerus mengisap ganja, maka lama-
kelamaan timbul kerusakan seperti bronchitis, sinusitis, emphysema, dan pharingitis.
 Efek-efek yang ditimbulkan adalah antara lain hilangnya konsentrasi, peningkatan denyut
jantung, kehilangan keseimbangan dan koordinasi tubuh, rasa gelisah dan panik, depresi,
kebingungan atau halusinasi . Gejala psikologis: hilang semangat, menurunnya prestasi
sekolah dan prestasi olahraga, cepat berubahnya suasana hati, sulit berkonsentrasi, hilang
ingatan jangka pendek.
Ganja atau cannabis juga dikenal dengan istilah : Marijuana, gele, cimeng, hash,
kangkung, oyen, ikat, bang, labang, rumput atau grass, dll.

Ditulis oleh Pergendangen NariE


Disimpan di kejiwaan
1 Komentar »

Pengaruh narkoba pada otak


Desember 31, 2007

Sifat dan Pengaruh Narkoba


Sifat dan Pengaruh Narkoba Sifat dan Pengaruh Narkoba
Menstimulir atau merangsang sistem syaraf pusat

Zat atau obat-obatan stimulan adalah jenis zat yang dapat merangsang sistem syaraf pusat. Dan
biasanya dapat meningkatkan kesadaran. Kegairahan dan kesegaran (segar dan bersemangat).
Contoh yang paling dikenal atau paling banyak disalahgunakan

1. Extacy zat sintetik amfetamin, bisanya dibuat dalam bentuk pil, merangsang syaraf
otonom, pemakai jadi gembira dan pede
2. Shabu zat metilamfetamin (turunan amfetamin) larut dalam alkohol dan air, biasanya
berbentuk kristal putih, merangsang sistem syaraf pusat, dampaknya lebih kuat dari
extacy. Biasanya lebih gembira. Pede dan tambah berani

1.3. Depresan Zat atau obat depresan adalah sejenis obat yang berfungsi mengurangi aktivitas
fungsional tubuh pemakainya hingga ia merasa tenang, tertidur atau tidak sadar.
2.Contoh yang paling banyak disalahgunakan :
3.Ophium, heroin putaw à berasal dari tumbuh-tumbuhan atau sintesis (tapi bukan psikotropika )
bentuknya bermacam-macam bisa padat, serbuk (putih atau coklat), cairan kental, dll,
mengandung zat pemabukan, merangsang system syaraf pusat/otak, pemakai jadi tenang, hilang
rasa sakit, gelisah, tidak peduli arah lingkungan/acuh
4.Halusinogen  apat menimbulkan halusinasi atau kesan palsu merupakan zat atau obat alamiah
atau sintetik yang mengubah persepsi dan pikiran seseorang (halusinasi) sehingga hilang
kesadaran akan ruang, waktu, dan perasaan (curiga) yang berlebihan

contoh yang paling dikenal atau banyak yang disalahgunakan adalah :

Daun Ganja Atau Daun Koka = berasal dari tumbuh-tumbuhan atau sintesis (tapi bukan
psikotropika) biasanya dalam bentuk lintingan daun (ganja), atau serbuk putih (heroin)
mengandung zat memabukan, merangsang sistem syaraf pusat atau otak, pemakai tenang, hilang
rasa sakit gelisah, tidak peduli lingkungan atau acuh.
  Dampak Buruk Narkoba

1. Ekstasy

1. Pada rongga mulut à mulut terasa kering. Kaku pada pangkal lidah dan otot rahang serta
dapat mengakibatkan luka pada lidah bibir
2. Pada jantung à memacu denyut jantung diatas normal. Dampak buruknya bisa
mengakibatkan pecahnya pembuluh darah jantung hingga kematian
3. Pada otak à mengakibatkan gangguan pada otak berupa depresi. Paranoid dan bahkan
sampai terjadi kerusakan permanen pada otak
4. Pada pencernakan –> nafsu makan turun, daya tahan tubuh menurun drastis, mudah sakit
dan mempengaruhi metabolisme tubuh yang berakibat kerusakan permanen pada ginjal
dan hat yang dapat menyebabkan kematian

2. Shabu-shabu

1. Pada mata à anda akan melihat sesuatu yang tidak ingin anda lihat
2. Pada kulit pembuluh darah akan mengalami panas yang berlebihan dan pecah
3. Pada otak menyebabkan depresi, kepanikan, kecemasan yang berlebihan dan padat
menyebabkan kerusakan otak secara permanen.
4. Pada hati  bahan-bahan kimia yang terkandung dalam sabu-sabu bisa melemahkan
akitvitas sel-sel hati yang mengakibatkan terjadinya gangguan fungsi hati.

3. Cimeng

1. Pada kulit terlihat kering danm keriput, dan seperti usia tua
2. Pada pencernakan  nafsu makan hilang melemahnya daya pikir dan rasa letih yang
berlebihan, sehingga dapat menimbulkan kematian
3. Pada otak à menimbulkan depresi, hiperaktif, tak bisa mengendalikan diri, dan
penggunaan terus menerus dapat menyebabkan kerusakan otak secara permanen
4. Pada mata à mata menjadi merah, sukar tidur, gangguan presepsi pemghilatan dan padat
menyebabkan terjadinya kecelakaan yang berakibat fatal bagi dirinya.

4. Cocain
1. Pada otak à menyebabkan depresi yang tidak bisa mengendalikan diri, cepat marah,
hiperaktif dan mudah melakukan tindak pidana
2. Pada mata à pupil mata melebar yang menyebabkan insomnia (sukar tidur), gangguan
persepsi penglihatan dan gangguan kecepatan reaksi hingga dapat menyebabkan
kecelakaan
3. Pada kulit à timbul bintik merah keriput pada kulit dan seperti lebih tua
Pada jantung à tekanan darah meningkat yang berakibat pecahnya pembuluh darah
hingga dapat menyebabkan kematian

 5. Putaw

1. Pada otak à menyebabkan gangguan konesntrasi, penurunan daya ingat, gangguan proses
berpikir, gangguan perilaku dan pemakaian terus menerus dapat menyebabkan kerusakan
otak secara permanent.
2. Pada mulut à terasa kering, kaku, dan bicara cadel
3. Pada kulit à menjadi kering dan keriput, tampak usia lebih tua
4. Pada jantung à memacu denyut jantung, tekanan darah meningkat, dampak buruknya
mengakibatkan pecahnya pembuluh darah jantung dan menyebabkan kematian
5. Pada pecernakan à mempengaruhi metabolisme tubuh yang berakibat kerusakan
permanen pda organ-organ tubuh
Dampak Jangka Panjang

·        Magic mushrooms

1. Pada otak kenangan masa lalu akan bangkit, khususnya pengalaman buruk (bad trip)
dapat juga menimbulkan mimpi buruk (nightmare) seperti di neraka. Pemakaian yan terus
menerus akan menyababkan kerusakan dan kematian sel otak secara permanen
2. Pada lidah menyebabkan kekakuan dan gangguan sensifitas lidah sehingga
mengakibatkan sulit menelan
3. Pada mata terjadi gangguan persepsi penglihtan sehingga dapat menyebabkan terjadinya
kecelakaan yang membahayakan diri sendiri dan orang lain
4. Pada pencernakan terjadi keracunan yang mengkibatkan mual dan muntah-muntah yang
tak tertahankan, sehingga dapat menimbulakan dehidrasi (kekurangan cairan) dan
gangguan keseimbangan cairan tubuh yang dapat menimbulkan kematian

Ditulis oleh Pergendangen NariE


Disimpan di kejiwaan
5 Komentar - komentar »

Efek dari pada narkoba


Desember 31, 2007

Penyebab Masalah Kejiwaan


Manusia mempunyai sifat yang holistik, dalam artian manusia adalah makhluk fisik, psikologis,
sekaligus rohani, dan aspek-aspek ini saling berkaitan satu sama lain dan saling mempengaruhi.
Sebagai makhluk yang berfisik, memiliki kelemahan-kelemahan fisik adalah hal yang nyata
bahkan ungkapan yang umum mengatakan bahwa manusia mulai mati sejak ia dilahirkan. Secara
literal, sesudah orang-orang berusia 40-an maka ribuan sel otaknya mulai mati setiap harinya.
Manusia harus terus berjuang untuk melawan berbagai penyakit fisik yang datang dalam
hidupnya. Hal yang tidak tampak dari luar adalah kenyataan bahwa kondisi fisik manusia secara
integral berkaitan dengan kondisi psikologis dan rohaninya. Manusia adalah satu kesatuan. Apa
yang terjadi dengan kondisi fisik manusia akan mempengaruhi pula kondisi psikologis dan
rohaninya. Penyakit fisik yang dialami seseorang tidak hanya menyerang manusia secara fisik
saja tetapi juga dapat membawa masalah-masalah bagi kondisi psikologisnya dan rohaninya.
Demikian pula sebaliknya.

Masalah Fisik sebagai Penyebab Masalah Emosi

Kondisi fisik mempunyai pengaruh langsung terhadap kesehatan emosi manusia, misalnya
penyakit-penyakit tertentu sekaligus penggunaan obat-obatan tertentu untuk mengobati
problema-problema fisik dapat menimbulkan gejala-gejala atau simptom depresi. Penyakit-
penyakit yang dapat menyebabkan depresi antara lain penyakit- penyakit yang disebabkan oleh
virus (mononukleosis dan pneumonia), gangguan endokrin (hypothyroidisme), kanker, dan
multiple sklerosis. Depresi juga dapat timbul karena dampak-dampak yang ditimbulkan oleh
obat-obatan, termasuk di dalamnya adalah obat penenang mayor dan minor, pil KB, obat-obatan
untuk tekanan darah tinggi, dan alkohol.

Gejala kecemasan yang dirasakan seseorang kadang-kadang juga berkaitan dengan kondisi
fisiknya. Perasaan tegang, gemetar, atau bahkan panik misalnya dapat disebabkan oleh gangguan
endokrin (hyperthyroidisme), ketidaknormalan hormon (phenochromocitoma), dan berbagai
macam obat-obatan yang mengandung kafein, ganja, LSD, PCP, dan amfetamine.

Psikosis atau kehilangan pijakan atas realita merupakan salah satu dari berbagai gangguan emosi
yang ada yang disebabkan oleh masalah- masalah fisik seperti porphyria, Wilson’s disease,
Huntington’s chorea, gangguan endokrin, dan tumor temporal lobe otak. Selain itu ada pula obat-
obatan yang menyebabkan seseorang benar-benar kehilangan kontak dengan realitas. Obat-
obatan tersebut antara lain obat-obat terlarang seperti amphetamin, kokain, LSD, PCP, dan ganja;
resep dokter yang ditujukan untuk mengobati depresi, Parkinson, atau TBC; alkohol; dan bahkan
obat-obatan seperti obat yang dihirup, bromida yang berisi senyawa kimia adalah untuk
meredakan kecemasan, dan obat tidur.

Kepribadian seseorang bahkan dapat juga berubah karena masalah- masalah fisik, seperti
perubahan pribadi seseorang karena sakit pikun misalnya.

Gangguan Emosi sebagai Penyebab Gangguan Fisik

Jika problem fisik dapat menyebabkan gangguan emosi, begitu pula sebaliknya, gangguan emosi
dapat menyebabkan gangguan fisik. Stres misalnya seringkali dianggap sebagai penyebab utama
penyakit fisik psiko-fisiologis (maag/ulcer, colitis, tekanan darah tinggi). Orang yang hidup
dalam kehidupan penuh dengan tekanan atau terikat dengan jadwal yang sangat ketat berpotensi
berpenyakit jantung koroner. Fakta yang benar-benar mengejutkan tentang stres adalah
kenyataan bahwa stres dapat menyebabkan neurotransmiter hilang dari otak (norepinephrine,
serotonin, dopamine) sehingga orang yang bersangkutan mengalami depresi atau psikosis. Stres
juga dapat memperlambat proses penyembuhan bagian-bagian tubuh yang mengalami infeksi
karena penyakit atau habis dioperasi. Kesepian misalnya merupakan faktor potensial penyebab
penyakit jantung koroner atau kanker. Suatu penelitian bahkan pernah mengatakan bahwa pada
tahun pertama setelah kematian salah seorang anggota keluarga, angka kematian akan meningkat
tujuh kali lipat lebih banyak.

Gangguan Emosi dan Fisik dapat Mempengaruhi Kehidupan Rohani

Indikasi lain yang membuktikan bahwa aspek-aspek dalam diri manusia saling berkaitan dan
mempengaruhi adalah kenyataan bahwa gangguan emosi dan fisik ikut pula mempengaruhi
kehidupan rohani seseorang. Seseorang yang memiliki penyakit epilepsi temporal-lobe misalnya,
akan memperlihatkan kecenderungan untuk mengalami perubahan interes akan agama dan
bermoral baik. Seseorang yang memiliki gejala gangguan psikotik mungkin akan asyik dengan
hal-hal yang berbau keagamaan. Sedangkan orang yang memiliki kecenderungan obsesive-
kompulsif neurosis sering kali merasa ketakutan kalau-kalau dia melakukan dosa yang tak
termaafkan atau seandainya dia tidak mempercayai Kristus lagi. Pada pasien manic-depresif, ia
sering kali berbicara dengan menggunakan jargon-jargon keagamaan. Sementara itu, orang-
orang schizofrenia atau berkepribadian ganda sering kali dianggap kerasukan setan, padahal
tidak. Hal ini dapat dibuktikan dengan pengobatan anti-psikotik.

Faktor-faktor Genetik Penyebab Kecenderungan Masalah-masalah

Walaupun kita tidak mewarisi masalah-masalah psikologis, mungkin kita mewarisi faktor-faktor
genetik yang membuat kita memiliki kecenderungan mengalami masalah-masalah psikologis
tertentu. Ada sejumlah penelitian yang mendukung pendapat yang dikemukakan ini. Misalnya
saja, schizophrenia dalam populasi umum hanya 1% saja. Namun demikian, bila salah satu dari
orangtua kita adalah penderita schizoprenia, maka resiko keturunannya terkena schizophrenia
meningkat menjadi 50%, tetapi kalau yang terkena adalah kedua-duanya maka resiko juga ikut
meningkat menjadi dua kali lipat. Untuk kembar fraternal, bila salah satunya menderita
schizophrenia, maka resiko menderita schizophrenia pada kembarannya meningkat menjadi
10%. Sebaliknya, bila yang menderita adalah satu dari dua anak kembar identik, maka resiko
kembarannya ikut menderita schizophrenia lebih besar lagi, yaitu 50%. Resiko ini tetap ada
walaupun salah satu dari saudara kembar tersebut dipisahkan bahkan sejak dari lahir.

Tingkat gangguan jiwa manic-depresif juga memberikan suatu bukti akan adanya kecenderungan
masalah-masalah fisik yang mempengaruhi masalah-masalah psikologis. Keluarga dekat
penderita manic-depresif memiliki potensi dua puluh kali lipat terkena manic depresif
dibandingkan dengan populasi umum. Penelitian atas anak kembar (termasuk juga kembar yang
dipisahkan sejak kecil) semakin menguatkan bukti akan adanya pengaruh dari faktor genetik
terhadap problem-problem psikologis. Penelitian hubungan genetik yang pernah dilakukan
memberikan suatu bukti yang mengejutkan yaitu bahwa pada jenis tertentu manic-depresif,
kromosom x merupakan kromosom karier.
Lebih dari itu, dari banyak penelitian telah dilakukan tentang pengaruh genetik terhadap problem
psikologis individual membuktikan bahwa ada suatu hubungan antara kelemahan genetik dengan
kasus-kasus depresi yang lain. Misalnya saja, 30% dari penderita depresi yang diteliti ternyata
memiliki sejarah depresi dalam keluarganya. Bila penderita adalah salah satu dari kembar
fraternal, maka kembarannya memiliki potensi terkena depresi hanya 10%. Namun jika yang
menderita depresi adalah salah satu dari kembar identik, maka resiko terkena depresi bagi
kembarannya meningkat menjadi 76%. Bagi kembar identik yang dipisahkan sejak kecil, potensi
terkena depresi bila salah satu dari mereka terkena depresi tetap besar, yaitu 67%. Data yang
diperoleh dari penelitian yang pernah dilakukan cukup besar. Meskipun menyimpulkan bahwa
gangguan jiwa disebabkan oleh faktor keturunan adalah keliru, kelemahan genetik memang
dapat membuat seseorang memiliki kecenderungan untuk mengalami gangguan psikologis
tertentu. Stres dapat juga merupakan manifestasi dari kelemahan genetik tersebut.

Kesimpulannya, manusia memang makhluk fisik tetapi ia lebih dari sekedar makhluk fisik.
Manusia mempunyai sisi psikologis dan rohani dimana seluruh aspek fisik, psikologis dan rohani
saling berkaitan dan mempengaruhi. Inilah yang menyebabkan manusia memiliki sifat holistik.
Penyakit-penyakit yang menyerang fisik dapat menyebabkan timbulnya gejala-gejala psikologis.
Sebaliknya, stres juga dapat menyebabkan problem fisik. Sedangkan masalah-masalah rohani
dapat berakar dari atau disebabkan oleh gangguan fisik maupun psikologis.

Ada suatu contoh menarik tentang bagaimana sifat holistik manusia dapat mempengaruhi
kehidupan manusia secara keseluruhan. Seorang petugas gereja yang sangat baik dalam
menjalankan tugasnya dan sikap- sikapnya, tiba-tiba berubah sering mengucapkan kata-kata
yang tidak pantas didengar dan melakukan pelecehan seksual terhadap wanita- wanita yang
kebetulan berada didekatnya. Namun, pada waktu yang hampir bersamaan pula, dia juga bisa
berbicara hal-hal yang menyangkut masalah agama dan rohani. Dengan demikian, petugas ini
kelihatannya dapat melakukan tindakan dosa pada suatu waktu dan tiba- tiba bisa menjadi super
relijius pada waktu yang hampir bersamaan. Setelah petugas gereja ini diperiksa ternyata ia
mengalami suatu bentuk serangan penyakit yang tidak hanya menyerangnya secara fisik saja,
tetapi juga secara psikologis dan rohani. Setelah diberikan pengobatan yang intensif, akhirnya ia
dapat sembuh dari gangguan yang dialaminya secara bertahap dan dapat kembali kedalam
kehidupannya yang normal.

Ditulis oleh Pergendangen NariE


Disimpan di kejiwaan
1 Komentar »

Narkoba dan Disfungsi Seksual


Desember 31, 2007

                                          Narkoba dan Disfungsi Seksual

Sejak beberapa tahun terakhir ini, penyalahgunaan narkoba semakin luas di kalangan masyarakat
kita, baik kalangan muda maupun orangtua. Memang ironis karena kenyataan ini terjadi di
sebuah negara yang sedang terpuruk dalam berbagai sektor kehidupan kemasyarakatannya.
Kalau tidak segera dilakukan tindakan yang tegas dengan didasari tanggung jawab moral yang
tinggi terhadap para pengedarnya, maka kita akan menyaksikan akibatnya. Dapat dipastikan
jutaan warga masyarakat akan menjadi warganegara yang tak punya arti apa-apa lagi karena
mengalami akibat buruk narkoba.

Banyak alasan mengapa sebagian warga masyarakat menggunakan bahan terlarang dan
berbahaya itu, lalu tidak mampu melepaskan diri lagi. Beberapa alasan antara lain, menganggap
sebagai suatu gaya hidup, dibujuk orang lain agar merasakan manfaatnya, dibujuk agar menjadi
tergantung dan terus membeli, sebagai pelarian dari suatu masalah, dan mungkin masih banyak
alasan lain.

Tetapi di antara berbagai alasan itu, salah satu alasan yang dihubungkan dengan manfaat ialah
pengaruhnya yang dianggap dapat meningkatkan fungsi seksual. Karena itu dapat dijumpai
pasangan remaja atau pasangan dewasa yang menggunakan narkoba, bahkan sejumlah pasangan
terlibat dalam pesta seks. Padahal tidak benar narkoba dapat meningkatkan fungsi seksual. Justru
sebaliknya, narkoba dapat menimbulkan akibat buruk terhadap fungsi seksual dan organ tubuh
yang lain, bahkan dapat menimbulkan kematian.

Apa saja jenis narkoba?

Pada dasarnya narkoba digolongkan dalam 4 kelompok, yaitu: 1). Narkotika, terutama opiat atau
candu, 2). Halusinogenik, misalnya ganja atau marijuana, 3). Stimulan, misalnya ecstasy dan
shabu-shabu, 4). Depresan, misalnya obat penenang.

Masing-masing kelompok mempunyai pengaruh tersendiri terhadap tubuh dan jiwa


penggunanya. Opiat, yang menghasilkan heroin atau “putauw” menimbulkan perasaan seperti
melayang dan perasaan enak atau senang luar biasa, yang disebut euforia. Tetapi
ketergantungannya sangat tinggi dan dapat menyebabkan kematian.

Marijuana atau ganja, yang termasuk kelompok halusinogenik, mengakibatkan timbulnya


halusinasi sehingga pengguna tampak senang berkhayal. Tetapi sekitar 40-60 persen pengguna
justru melaporkan berbagai efek samping yang tidak menyenangkan, misalnya muntah, sakit
kepala, koordinasi yang lambat, tremor, otot terasa lemah, bingung, cemas, ingin bunuh diri, dan
beberapa akibat lainnya.

Bahan yang tergolong stimulan menimbulkan pengaruh yang bersifat merangsang sistem syaraf
pusat sehingga menimbulkan rangsangan secara fisik dan psikis. Ecstasy, yang tergolong
stimulan, menyebabkan pengguna merasa terus bersemangat tinggi, selalu gembira, ingin
bergerak terus, sampai tidak ingin tidur dan makan. Akibatnya dapat sampai menimbulkan
kematian.

Sebaliknya bahan yang tergolong depresan menimbulkan pengaruh yang bersifat menenangkan.
Depresan atau yang biasa disebut obat penenang, dibuat secara ilmiah di laboratorium.
Berdasarkan indikasi yang benar, obat ini banyak digunakan sesuai dengan petunjuk dokter.
Dengan obat ini, orang yang merasa gelisah atau cemas misalnya, dapat menjadi tenang. Tetapi
bila obat penenang digunakan tidak sesuai dengan indikasi dan petunjuk dokter, apalagi
digunakan dalam dosis yang berlebihan, justru dapat menimbulkan akibat buruk lainnya.

Apa akibat penyalahgunaan narkoba?

Pada dasarnya akibat penyalahgunaan narkoba dapat dibagi menjadi akibat fisik dan psikis.
Akibat yang terjadi tentu tergantung kepada jenis narkoba yang digunakan, cara penggunaan, dan
lama penggunaan.

Beberapa akibat fisik ialah kerusakan otak, gangguan hati, ginjal, paru-paru, dan penularan
HIV/AIDS melalui penggunaan jarum suntik bergantian. Sebagai contoh, sekitar 70 persen
pengguna narkoba suntikan di Cina tertular HIV/ AIDS. Di Indonesia, sejak beberapa tahun
terakhir ini jumlah kasus HIV/AIDS yang tertular melalui penggunaan jarum suntik di kalangan
pengguna narkotik tampak meningkat tajam. Akibat lain juga timbul sebagai komplikasi cara
penggunaan narkoba melalui suntikan, misalnya infeksi pembuluh darah dan penyumbatan
pembuluh darah.

Di samping akibat tersebut di atas, terjadi juga pengaruh terhadap irama hidup yang menjadi
kacau seperti tidur, makan, minum, mandi, dan kebersihan lainnya. Lebih lanjut, kekacauan
irama hidup memudahkan timbulnya berbagai penyakit.

Akibat psikis yang mungkin terjadi ialah sikap yang apatis, euforia, emosi labil, depresi,
kecurigaan yang tanpa dasar, kehilangan kontrol perilaku, sampai mengalami sakit jiwa.
Akibat fisik dan psikis tersebut dapat menimbulkan akibat lebih jauh yang mungkin mengganggu
hubungan sosial dengan orang lain. Bahkan acapkali pula merugikan orang lain. Sebagai contoh,
perkelahian dan kecelakaan lalu lintas yang terjadi karena pelaku tidak berada dalam keadaan
normal, baik fisik maupun psikis.

Benarkah narkoba dapat meningkatkan fungsi seksual?

Tidak benar narkoba dapat meningkatkan fungsi seksual. Melihat pengaruh yang ditimbulkan
oleh semua jenis narkoba, baik secara fisik maupun psikis, sebenarnya tidak ada pengaruh yang
positif terhadap fungsi seksual. Sebaliknya, justru pengaruh negatif yang dapat terjadi.

Tetapi sayang banyak warga masyarakat yang telah tertipu oleh informasi salah, yang sangat
mungkin sengaja disebarkan oleh para pedagang narkoba. Informasi salah bahwa narkoba dapat
meningkatkan gairah seksual dan dapat memperkuat kemampuan seksual merupakan informasi
yang telah menyesatkan banyak orang.

Banyak orang yang percaya dengan informasi itu, lalu menggunakan narkoba dan akhirnya tidak
dapat melepaskan diri. Bukan manfaat terhadap fungsi seksual yang didapat, melainkan berbagai
akibat buruk, bahkan kematian.

Bagaimana pengaruh narkoba terhadap fungsi seksual dan reproduksi?


Gangguan fungsi seksual dan reproduksi yang terjadi, tergantung pada jenis narkoba yang
digunakan dan jangka waktu menggunakan bahan yang berbahaya itu. Benikut akan diuraikan
pengaruh beberapa jenis narkoba terhadap fungsi seksual dan reproduksi.

Heroin

Walaupun menimbulkan euforia, tidak berarti heroin memberikan pengaruh positif bagi fungsi
seksual dan reproduksi. Heroin justru menimbulkan pengaruh buruk bagi fungsi seksual. Pada
pria terjadi penurunan kadar hormon testosteron, menurunnya dorongan seksual, disfungsi
ereksi, dan hambatan ejakulasi. Pada wanita, beberapa pengaruh buruk terjadi juga pada fungsi
seksual dan reproduksi, yaitu menurunnya dorongan seksual, kegagalan orgasme, terhambatnya
menstruasi, gangguan kesuburan, mengecilnya payudara, dan keluarnya cairan dari payudara.
Masalah seksual tersebut muncul karena pengaruh heroin yang menghambat fungsi hormon seks,
baik pada pria maupun wanita.

Marijuana

Selain menimbulkan pengaruh halusinasi, marijuana juga menimbulkan akibat buruk bagi fungsi
seksual. Bahan yang diisap seperti rokok ini memiliki kandungan tar yang jauh lebih tinggi
daripada rokok. Berbagai akibat pada fungsi seksual dan reproduksi dapat terjadi karena
penggunaan marijuana. Beberapa akibat pada pria ialah mengecilnya ukuran testis (buah pelir)
dan menurunnya kadar hormon testosteron. Lebih lanjut mengakibatkan pembesaran payudara
pria, dorongan seksual menurun, disfungsi ereksi, dan gangguan sperma. Pada wanita terjadi
gangguan sel telur, hambatan menjadi hamil, dan terhambatnya proses kelahiran, di samping
dorongan seksual yang menurun.

Ecstasy

Karena bersifat stimulan, maka ecstasy menyebabkan pengguna merasa terus bersemangat tinggi,
selalu gembira, dan ingin bergerak terus. Tetapi walaupun memberikan pengaruh yang bersifat
merangsang, tidak berarti ecstasy menimbulkan pengaruh yang positif bagi fungsi seksual.
Ecstasy meningkatkan pelepasan neurotransmitter dopamine di dalam otak. Dopamine
merupakan neurotransmitter yang bersifat merangsang, termasuk terhadap perilaku seksual.
Maka peningkatan dopamine sebagai akibat pengaruh ecstasy dapat menyebabkan hilangnya
kemampuan untuk mengontrol perilaku seksual.

Pengguna ecstasy menjadi berani, tanpa kontrol, melakukan hubungan seksual tanpa memikirkan
risiko yang mungkin terjadi. Bahkan pengguna ecstasy mungkin dapat melakukan suatu aktivitas
seksual yang tidak mungkin dilakukan dalam keadaan normal. Perilaku seksual tanpa kontrol ini
tentu sangat berisiko tinggi, antara lain bagi penularan Penyakit Menular Seksual, seperti
HIV/AIDS. Bila digunakan oleh wanita hamil, ecstasy dapat meningkatkan risiko cacat pada
bayi sampai tujuh kali lebih besar daripada bila tidak menggunakan.

Depresan
Depresan atau obat penenang yang digunakan berlebihan juga dapat menimbulkan akibat buruk
bagi fungsi seksual, baik pada pria maupun Wanita. Sebagai contoh penyalahgunaan barbiturat
yang dapat mengganggu metabolisme hormon testosteron dan estrogen. Maka pada wanita,
penyalahgunaan barbiturat dapat mengakibatkan gangguan menstruasi dan menurunnya
dorongan seksual. Lebih jauh keadaan ini berakibat hambatan dalam mencapai orgasme. Pada
pria, penyalahgunaan barbiturat dapat mengakibatkan penurunan dorongan seksual dan disfungsi
ereksi. Kalau akibat ini timbul, justru bukan ketenangan yang didapat, melainkan menjadi
semakin gelisah dan kecewa.

Mengapa sebagian pengguna narkoba mengaku fungsi seksualnya lebih baik?

Kalau ada sebagian pengguna narkoba yang mengaku fungsi seksualnya lebih baik, sebenarnya
itu adalah pengakuan yang palsu tetapi tidak disadari. Perasaan bahwa fungsi seksualnya lebih
baik, terutama justru disebabkan oleh pengaruh negatif narkoba.

Sebagai contoh, karena menggunakan ecstasy mereka merasa lebih segar dan bergembira
sehingga merasa fungsi seksualnya juga lebih baik. Pengguna ecstasy menjadi lebih berani
karena kehilangan kontrol sehingga tidak takut melakukan hubungan seksual, termasuk
hubungan seksual yang berisiko tinggi.

Pengguna depresan atau obat penenang merasa lebih tenang sehingga lebih berani melakukan
hubungan seksual, bahkan dengan siapa saja. Karena itu mereka beranggapan fungsi seksualnya
lebih baik setelah menggunakan depresan. Jadi pengakuan mereka sebenarnya adalah pengakuan
palsu yang tidak mereka ketahui. Padahal yang terjadi sebenarnya adalah proses gangguan fungsi
seksual dan reproduksi. Di samping itu, tentu mereka akan mengalami ketergantungan terhadap
narkoba dengan segala akibat buruknya, sampai pada kematian.

Ditulis oleh Pergendangen NariE


Disimpan di kejiwaan
Tinggalkan sebuah komentar »

PENGARUH GANJA
Desember 31, 2007

Jauhi Narkoba, Pilihan Berat Tapi Sehat KAMAR kos mahasiswa di bilangan Desa Hegarmanah,
Kec. Cikeruh, Kab. Sumedang itu begitu pengap. Kepulan asap memenuhi ruangan kamar
mungil berukuran 4×6 meter persegi itu. Susah sekali mencari oksigen “murni” untuk bernapas.
Kendati demikian, tiga pemuda tampak sama sekali tak merasa terganggu oleh keadaan tersebut.
Terus saja mereka mengisap lintingan kertas di tangan dan kemudian menyedot asapnya dalam-
dalam. Rijal (20), Fulan (20), dan Ghulam (21), sebut saja begitu nama-nama mahasiswa.
Nikmat sekali tampaknya. Tak heran, seolah tak ada sedikit pun asap yang luput dari sedotan
mereka. Padahal, sebagian asap sudah melayang di udara, bahkan di antaranya sudah ada pula
yang hampir berberai. Sekilas, apa yang mereka isap tak ubahnya seperti rokok. Hanya,
perbedaan langsung terasa begitu mencium “aroma” asap yang keluar dari lintingan tersebut.
“Aroma” itu sangat berbeda jika dibandingkan dengan rokok. Lebih “banget”, bau,
menyesakkan, sekaligus memeningkan kepala. Ya, ketiga mahasiswa itu sedang mengisap…
ganja! Ketiga mahasiswa itu mengaku belum lama menggunakan ganja. Baru beberapa bulan,
kata Rijal, ketika beban studi semakin berat. Bukan itu saja, ganja juga dijadikan semacam
pelarian dari masalah keluarga yang tengah dihadapinya. “Di saat beban studi saya semakin
berat, muncul masalah keluarga. Tak hanya persoalan ekonomi keluarga, tetapi juga ada
persoalan lain yang membuat saya pusing. Sejak itulah saya ‘berkenalan’ dengan ‘barang’ ini.
Diajak temen sih, mulanya. Lama-lama, keenakan dan tak ingin meninggalkannya,” ungkap
Rijal. Meskipun begitu, Rijal enggan disebut pecandu. Alasannya, dirinya hanya sesekali
mengisap. Itu pun dalam rentang waktu yang agak lama. “Ya, biasanya sih hanya 2-3 kali dalam
sebulan saya mengisap ganja. Kalau saya benar-benar enggak kuat. Sejauh ini, tak ada pengaruh
apa pun pada diri saya. Apalagi, ketergantungan. Enggak…enggak sama sekali,” tegasnya. Lain
halnya dengan Ghulam. Ia mengaku, sudah lebih dari dua tahun “bergaul” dengan barang haram
tersebut. Saat itu, ia masih tercatat sebagai salah satu SMU swasta di Kota Jakarta. “Sebagai
anak muda, mulanya hanya pengen coba-coba. Akan tetapi, lama-kelamaan saya menjadi
gandrung dan kemudian kecanduan. Rasanya, ada saja yang kurang kalau dalam sehari tidak
mengisap ganja,” ujar bungsu dari tiga bersaudara tersebut. Ketika pertama kali, tambah Fulan,
ada perasaan bersalah pada dirinya. Apalagi, mengingat dirinya merupakan salah seorang lulusan
sebuah ma’had (pondok pesantren) terkenal di bilangan Jakarta Selatan. “Kadang-kadang, ada
keinginan untuk menghentikan semuanya. Akan tetapi, enggak tahu kenapa, rasanya berat
sekali,” tutur Fulan. BEGITULAH, pengaruh narkoba begitu jahat sehingga nyawa manusia pun
bisa hilang akibat penyalahgunaan zat terlarang tersebut. Efek yang ditimbulkan narkoba bisa
dikategorikan dalam tiga golongan, yakni depresan (membuat perasaan tenang, euforia),
stimulan (membuat bergairah, tidak heran, jadi pemicu seks bebas!), dan halusinogen
(menimbulkan halusinasi). Dengan kenikmatan semu yang ditawarkan narkoba, banyak orang
yang terperangkap di dalamnya sehingga para penyalah guna narkoba sering tidak menyadari
bahwa maut sedang menjemput mereka. Akibat buruknya pengaruh narkoba tersebut, tidak heran
narkoba telah menjadi salah satu pokok permasalahan krusial di seluruh negara di planet ini.
Terkait dengan penyalahgunaan narkoba atau lebih dikenal sebagai NAPZA (narkotika, alkohol,
psikotropika, dan zat adiktif), negara-negara di dunia pun sepakat berkolaborasi mengentaskan
narkoba dari kehidupan manusia. Karena itu, peringatan “Hari Madat Sedunia” pun dirayakan di
semua negara. Sekadar mengingatkan bahwa bahaya narkoba selalu mengintai kehidupan
manusia. Dalam perayaan itu pula, dilakukan kegiatan “lights on” atau menyalakan lampu
kendaraan mulai dari pukul 10.00-14.00 WIB. Kegiatan seremonial semacam ini merupakan
dukungan terhadap gerakan antinarkoba. Tentu saja, peringatan seremonial demikian tidak akan
ada artinya tanpa aksi nyata. Dalam hal ini, salah satu persoalan mendasar dari gerakan
antinarkoba di negara kita adalah masih lemahnya komitmen penegakan hukum. Contohnya,
sampai detik ini, penerapan hukuman mati kepada terpidana mati narkoba belum dilaksanakan.
Padahal, dengan hukuman semacam itu, diharapkan muncul efek jera kepada para pengedar
narkoba. Selain itu, kita sebagai bagian dari masyarakat Indonesia juga bisa berkontribusi
terhadap aksi nyata memberantas narkoba, yakni dengan memilih hidup sehat. Jauh dari narkoba,
berarti kita sudah melakukan aksi nyata memberantas pengaruh buruk narkoba. Memang tidak
dapat disangkal, pengaruh narkoba begitu jahat, mengubah seseorang yang awalnya berkarakter
baik menjadi jahat, seseorang yang awalnya sehat menjadi sakit bahkan semaput. Gaya hidup
materialistis dan hedonistis memicu banyak orang untuk menyelesaikan persoalan hidup dengan
cara-cara instan. Parahnya, penggunaan narkoba juga dijadikan sebagian orang sebagai cerminan
gaya hidup kosmopolitan. Ini benar-benar salah kaprah. Hanya gara-gara banyak pengguna
narkoba artis ternama atau atlet ternama, sejumlah anak muda yang mengidolakan mereka juga
ikut-ikutan menggunakan zat terlarang tersebut. Sudah banyak kasus di dunia ini yang
memperlihatkan kepada kita betapa jahatnya narkoba itu. Kematian sejumlah orang ternama
seperi Elvis Presley, Marlyn Monroe, juga disebabkan oleh penyalahgunaan narkoba. Belum
lagi, kelompok masyarakat lainnya yang tidak terdeteksi oleh media massa. Karena begitu
kejamnya pengaruh narkoba terhadap kehidupan manusia, dunia pun sepakat narkoba harus
diberantas. Dalam hal ini, United Nations Office for Drugs and Crimes (UNODC) atau
Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk urusan Narkoba sepakat memperingati hari atimadat sedunia
setiap tanggal 26 Juni. Melalui peringatan tersebut, setidaknya, setiap tahun pada tanggal
tersebut, kita diingatkan bahwa narkoba adalah maut bagi kehidupan manusia. Narkoba harus
dijauhkan dari kehidupan manusia. Dalam hal ini, ungkapan “lebih baik mencegah daripada
mengobati” adalah solusi jitu untuk mengeradikasi masalah narkoba dari kehidupan manusia.
Dengan hidup jauh dari narkoba maka kita akan hidup sehat. Untuk itulah, tepat kiranya pada
peringatan hari antimadat sedunia tahun ini, UNODC menetapkan tema universal yakni “Value
Yourself…Make Healthy Choices.” Dengan tema ini, kita disadarkan bahwa jika kita memang
sayang pada tubuh kita maka kita pun harus membuat pilihan-pilihan hidup yang sehat. Dengan
mengatakan tidak pada narkoba, kita sudah melakukan pilihan hidup yang positif. Tubuh kita
adalah karunia dari Tuhan. Karena itu, sudah seharusnya kita juga menghargai hasil ciptaan
Tuhan dengan menjauhkan tubuh kita dari hal-hal yang dilarang oleh-Nya. Sayangilah tubuh
kita. Misalnya, dengan tidak merokok, kita sudah menjauhkan narkoba dari tubuh kita. Pasalnya
berdasarkan penelitian merokok adalah gerbang menuju seseorang menjadi pemadat. Lagi pula,
rokok itu juga sudah terbukti merusak kesehatan. Pilihan yang sulit memang. Tetapi, jika kita
berpikir rasional, sudah pasti kita akan meninggalkan rokok.

Tapi aku memang pecandu sex dan narkoba. Aku menikmati setiap bentuk tubuh wanita. Apapun
itu yang penting aku dapat menikmati dunia ku yang hina ini.

Ditulis oleh Pergendangen NariE


Disimpan di kejiwaan
1 Komentar »

Narkoba Bukan Obat Kuat


Desember 31, 2007

                                            Narkoba Bukan Obat Kuat 

Meskipun telah ditemukan pabrik narkoba terbesar, baik di Tangerang maupun di Batu Jawa
Timur, hal ini tidak menyiutkan nyali para pengguna narkoba. Bahkan penyalahgunaan narkoba
akhir-akhir ini semakin marak, baik kalangan muda maupun orang tua.

Banyak alasan mengapa sebagian orang menggunakan bahan terlarang dan mematikan ini, salah
satunya sebagai gaya hidup yang modern. Bisa juga karena pengaruh teman, sebagai pelarian
dari suatu masalah. Yang lebih ironis lagi, banyak orang yang beranggapan, mengkonsumsi
narkoba sebelum melakukan hubungan seksual bisa menambah kemampuan dan kekuatan.
Sehingga sering kita dengar adanya pesta narkoba yang kemudian dilanjutkan dengan pesta seks.
Atau ada suatu anggapan yang mengatakan komplek pelacuran identik dengan narkoba.

Sebenarnya merupakan suatu tipu daya jika ada orang yang mengatakan bahwa narkoba dapat
meningkatkan kemampuan dan kenikmatan seks. Bisa juga pandangan ini adalah cara yang
dipakai oleh para pengedar narkoba untuk merayu pembeli, karena sekali orang merasakan
narkoba, mereka akan ketagihan dan terus ketagihan.

Mengkonsumsi narkoba bukannya akan menambah kekuatan, namun sebaliknya justru akan
menimbulkan masalah dan berakibat buruk terhadap fungsi seksual. Gangguan fungsi seksual
karena menggunakan barang haram ini, tergantung dari jenis narkoba yang digunakan. Narkoba
yang terdiri dari beragam jenis ini memiliki pengaruh tersendiri terhadap tubuh dan jiwa
pemakainya, diantaranya:

HEROIN

Pada pria akan terjadi penurunan kadar hormon testosteron, menurunnya gairah seksual,
disfungsi ereksi dan hambatan ejakulasi. Sedangkan pada wanita, menurunnya dorongan seksual,
kegagalan orgasme, terhambatnya menstruasi, gangguan kesuburan dan mengecilnya payudara.
Masalah seksual tersebut muncul karena pengaruh heroin yang menghambat fungsi hormon seks.

MARIJUANA

Bahan yang diisap seperti rokok ini memiliki kandungan tar yang jauh lebih tinggi daripada
rokok. Sehingga bagi pria akan berakibat mengecilnya ukuran testis dan menurunnya kadar
hormon testosteron. Juga akan berakibat pembesaran payudara, dorongan seksual menurun,
disfungsi ereksi dan gangguan sperma. Sementara bagi wanita akan berpengaruh terjadinya
gangguan sel telur, hambatan untuk hamil dan terhambatnya proses kelahiran disamping
dorongan seksual yang menurun.

ECSTASY

Ecstasy dapat meningkatkan pelepasan Neurotransmitter Dopamine di dalam otak. Dopamine


merupakan Neurotransmitter yang bersifat merangsang, termasuk perilaku seksual. Maka
peningkatan Dopamine sebagai akibat pengaruh ecstasy dapat menyebabkan hilangnya
kemampuan untuk mengontrol perilaku seksual, yaitu melakukan aktivitas seksual yang tidak
mungkin dilakukan dalam keadaan normal.

DEPRESAN

Depresan atau lebih dikenal sebagai obat penenang akan mengganggu metabolisme hormon
testosteron jika digunakan secara berlebihan, yang mengakibatkan penurunan dorongan seksual
dan disfungsi ereksi pada pria. Sedangkan pada wanita akan mengganggu menstruasi dan juga
menurunnya dorongan seksual.
Jika ada orang yang mengaku fungsi seksualnya menjadi lebih baik setelah mengkonsumsi
narkoba, itu hanya disebabkan pengaruh negatif narkoba. Karena setelah mengkonsumsi
narkoba, ecstasy misalnya, akan merasa lebih segar dan merasa fungsi seksualnya menjadi lebih
baik. Sehingga tak takut melakukan hubungan seksual yang beresiko tinggi. Padahal yang terjadi
sebenarnya adalah proses gangguan fungsi seksual dan reproduksi.

Anggapan narkoba dapat meningkatkan fungsi seksual harus diluruskan, bukan kekuatan, justru
kekecewaan yang didapat. Tetapi apapun alasannya, jauhi barang haram tersebut jika tak ingin
menyesal di kemudian hari. So, SAY NO TO DRUG!

Ditulis oleh Pergendangen NariE


Disimpan di kejiwaan
Tinggalkan sebuah komentar »

PENGERTIAN NARKOBA
Desember 31, 2007

PENGERTIAN NARKOBA NARKOTIKA (Menurut UNDANG-UNDANG REPUBLIK


INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1997, TENTANG NARKOTIKA) Narkotika adalah zat atau
obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam
golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam undang-undang ini atau yang kemudian
ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan. Produksi adalah kegiatan atau proses
menyiapkan, mengolah, membuat, menghasilkan, mengemas dan / atau mengubah bentuk
narkotik termasuk mengekstraksi, mengkonversi atau merakit narkotia untuk memproduksi obat.
Impor adalah kegiatan memasukkan narkotika ke dalam Daerah Pabean. Ekspor adalah kegiatan
mengeluarkan narkotika dari Daerah Pabean. Peredaran gelap narkotika adalah setiap kegiatan
atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara tanpa hak dan melawan hukum yang ditetapkan
sebagai tindak pidana narkotika. Surat persetujuan Impor adalah surat persetujuan Menteri
Kesehatan untuk mengimpor narkotika. Surat persetujuan Ekspor adalah surat persetujuan
Menteri Kesehatan untuk mengimpor narkotika. Pengangkutan adalah setiap kegiatan atau
serangkaian kegiatan memindahkan narkotika dari satu tempat ketempat lain, dengan cara moda
atau sarana angkutan apapun. Pedagang besar farmasi adalah perusahan berbentuk badan hukum
yang memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan penyaluran sediaan
farmasi termasuk narkotika dan alat kesehatan. Pabrik obat adalah perusahan berbentuk badan
hukum yang memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan produksi serta
penyaluran obat dan bahan obat termasuk narkotika. Transito narkotika adalah pengangkutan
narkotika dari suatu negara ke negara lain dengan melalui dan singgah di Wilayah Negara
Republik Indonesia yang terdapat Kantor Pabean dengan atau berganti sarana angkutan. Pecandu
adalah orang yang menggunakan / menyalahgunakan narkotika dan dalam keadaan
ketergantungan pada narkotika baik secara fisik maupun psikis. Ketergantungan narkotika adalah
gejala dorongan untuk menggunakan narkotika secara terus menerus, toleransi dan gejala putus
narkotika apabila penggunaan dihentikan. Penyalahgunaan adalah orang yang menggunakan
narkotika tanpa sepengetahuan dan pengawasan dokter. Rehabilitasi medis adalah suatu proses
kegiatan pemulihan secara terpadu untuk membebaskan pecandu dari ketergantungan narkotika.
Rehabilitasi sosial adalah suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu baik fisik, mental
maupun sosial agar bekas pecandu narkotika dapat kembali melaksanakan fungsi sosial dalam
kehidupan masyarakat. Permufakatan jahat adalah perbuatan dua orang atau lebih dengan
maksud bersepakat untuk melakukan tindak pidana narkotika. Penyadapan adalah kegiatan atau
serangkaian kegiatan penyelidikan dan / atau penyidikan yang dilakukan dilakukan Oleh
Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia dengan cara melakukan penyadapan
pembicaraan melalui telepon dan atau alat komunikasi elektronika lainnya. Korporasi adalah
kumpulan teroganisasi dari orang dan / atau kekayaan baik merupakan badan hukum maupun
bukan.

Ditulis oleh Pergendangen NariE


Disimpan di kejiwaan
Tinggalkan sebuah komentar »

Narkoba Mempengaruhi Kerja Otak


Desember 31, 2007

                                          Narkoba Mempengaruhi Kerja Otak

  Tahukah Anda bahwa pemakaian narkoba sangat mempengaruhi kerja otak yang berfungsi
sebagai pusat kendali tubuh dan mempengaruhi seluruh fungsi tubuh? Karena bekerja pada otak,
narkoba mengubah suasana perasaan, cara berpikir, kesadaran dan perilaku pemakainya. Itulah
sebabnya narkoba disebut zat psikoaktif.

Ada beberapa macam pengaruh narkoba pada kerja otak. Ada yang menghambat kerja otak,
disebut depresansia, sehingga kesadaran menurun dan timbul kantuk. Contoh golongan opioida
(candu, morfin, heroin, petidin), obat penenang/tidur (sedativa dan hipnotika) seperti pil BK,
Lexo, Rohyp, MG dan sebagainya, serta alkohol.

Ada narkoba yang memacu kerja otak, disebut stimulansia, sehingga timbul rasa segar dan
semangat, percaya diri meningkat, hubungan dengan orang lain menjadi akrab, akan tetapi
menyebabkan tidak bisa tidur, gelisah, jantung berdebar lebih cepat dan tekanan darah
meningkat. Contoh amfetamin, ekstasi, shabu, kokain, dan nikotin yang terdapat dalam
tembakau. Ada pula narkoba yang menyebabkan khayal, disebut halusinogenika. Contoh LSD.
Ganja menimbulkan berbagai pengaruh, seperti berubahnya persepsi waktu dan ruang, serta
meningkatnya daya khayal, sehingga ganja dapat digolongkan sebagai halusinogenika. Dalam sel
otak terdapat bermacam-macam zat kimia yang disebut neurotransmitter. Zat kimia ini bekerja
pada sambungan sel saraf yang satu dengan sel saraf lainnya (sinaps). Beberapa di antara
neurotransmitter itu mirip dengan beberapa jenis narkoba. Semua zat psikoaktif (narkotika,
psikotropika dan bahan adiktif lain) dapat mengubah perilaku, perasaan dan pikiran seseorang
melalui pengaruhnya terhadap salah satu atau beberapa neurotransmitter. Neurotransmitter yang
paling berperan dalam terjadinya ketergantungan adalah dopamin.
Bagian otak yang bertanggung jawab atas kehidupan perasaan adalah sistem limbus.
Hipotalamus adalah bagian dari sistem limbus, sebagai pusat kenikmatan. Jika narkoba masuk ke
dalam tubuh, dengan cara ditelan, dihirup, atau disuntikkan, maka narkoba mengubah susunan
biokimiawi neurotransmitter pada sistem limbus. Karena ada asupan narkoba dari luar, produksi
dalam tubuh terhenti atau terganggu, sehingga ia akan selalu membutuhkan narkoba dari luar.

Yang terjadi pada ketergantungan adalah semacam pembelajaran sel-sel otak pada pusat
kenikmatan. Jika mengonsumsi narkoba, otak membaca tanggapan orang itu. Jika merasa
nyaman, otak mengeluarkan neurotransmitter dopamin dan akan memberikan kesan
menyenangkan. Jika memakai narkoba lagi, orang kembali merasa nikmat seolah-olah kebutuhan
batinnya terpuaskan. Otak akan merekamnya sebagai sesuatu yang harus dicari sebagai prioritas
sebab menyenangkan. Akibatnya, otak membuat program salah, seolah-olah orang itu
memerlukannya sebagai kebutuhan pokok. Terjadi kecanduan atau ketergantungan.

Pada ketergantungan, orang harus senantiasa memakai narkoba, jika tidak, timbul gejala putus
zat, jika pemakaiannya dihentikan atau jumlahnya dikurangi. Gejalanya bergantung jenis
narkoba yang digunakan. Gejala putus opioida (heroin) mirip orang sakit flu berat, yaitu hidung
berair, keluar air mata, bulu badan berdiri, nyeri otot, mual, muntah, diare, dan sulit tidur.

Narkoba juga mengganggu fungsi organ-organ tubuh lain, seperti jantung, paru-paru, hati dan
sistem reproduksi, sehingga dapat timbul berbagai penyakit. Contoh: opioida menyebabkan
sembelit, gangguan menstruasi, dan impotensi. Jika memakai jarum suntik bergantian berisiko
tertular virus hepatitis B/C (penyakit radang hati). Juga berisiko tertular HIV/AIDS yang
menurunkan kekebalan tubuh, sehingga mudah terserang infeksi, dan dapat menyebabkan
kematian. Ganja menyebabkan hilangnya minat, daya ingat terganggu, gangguan jiwa, bingung,
depresi, serta menurunnya kesuburan. Sedangkan kokain dapat menyebabkan tulang sekat
hidung menipis atau berlubang, hilangnya memori, gangguan jiwa, kerja jantung meningkat, dan
serangan jantung.

Jadi, perasaan nikmat, rasa nyaman, tenang atau rasa gembira yang dicari mula-mula oleh
pemakai narkoba, harus dibayar sangat mahal oleh dampak buruknya, seperti ketergantungan,
kerusakan berbagai organ tubuh, berbagai macam penyakit, rusaknya hubungan dengan keluarga
dan teman-teman, rongrongan bahkan kebangkrutan keuangan, rusaknya kehidupan moral, putus
sekolah, pengangguran, serta hancurnya masa depan dirinya.

Ditulis oleh Pergendangen NariE


Disimpan di kejiwaan
Tinggalkan sebuah komentar »

Masalah kejiwaan
Desember 31, 2007

                                         Penyebab Masalah Kejiwaan     


 Manusia mempunyai sifat yang holistik, dalam artian manusia adalah makhluk fisik,
psikologis, sekaligus rohani, dan aspek-aspek ini saling berkaitan satu sama lain dan
saling mempengaruhi. Sebagai makhluk yang berfisik, memiliki kelemahan-kelemahan
fisik adalah hal yang nyata bahkan ungkapan yang umum mengatakan bahwa manusia
mulai mati sejak ia dilahirkan. Secara literal, sesudah orang-orang berusia 40-an maka
ribuan sel otaknya mulai mati setiap harinya. Manusia harus terus berjuang untuk
melawan berbagai penyakit fisik yang datang dalam hidupnya. Hal yang tidak tampak
dari luar adalah kenyataan bahwa kondisi fisik manusia secara integral berkaitan dengan
kondisi psikologis dan rohaninya. Manusia adalah satu kesatuan. Apa yang terjadi dengan
kondisi fisik manusia akan mempengaruhi pula kondisi psikologis dan rohaninya.
Penyakit fisik yang dialami seseorang tidak hanya menyerang manusia secara fisik saja
tetapi juga dapat membawa masalah-masalah bagi kondisi psikologisnya dan rohaninya.
Demikian pula sebaliknya.
 Masalah Fisik sebagai Penyebab Masalah Emosi
 Kondisi fisik mempunyai pengaruh langsung terhadap kesehatan emosi manusia,
misalnya penyakit-penyakit tertentu sekaligus penggunaan obat-obatan tertentu untuk
mengobati problema-problema fisik dapat menimbulkan gejala-gejala atau simptom
depresi. Penyakit- penyakit yang dapat menyebabkan depresi antara lain penyakit-
penyakit yang disebabkan oleh virus (mononukleosis dan pneumonia), gangguan
endokrin (hypothyroidisme), kanker, dan multiple sklerosis. Depresi juga dapat timbul
karena dampak-dampak yang ditimbulkan oleh obat-obatan, termasuk di dalamnya adalah
obat penenang mayor dan minor, pil KB, obat-obatan untuk tekanan darah tinggi, dan
alkohol.
 Gejala kecemasan yang dirasakan seseorang kadang-kadang juga berkaitan dengan
kondisi fisiknya. Perasaan tegang, gemetar, atau bahkan panik misalnya dapat disebabkan
oleh gangguan endokrin (hyperthyroidisme), ketidaknormalan hormon
(phenochromocitoma), dan berbagai macam obat-obatan yang mengandung kafein, ganja,
LSD, PCP, dan amfetamine.
 Psikosis atau kehilangan pijakan atas realita merupakan salah satu dari berbagai
gangguan emosi yang ada yang disebabkan oleh masalah- masalah fisik seperti porphyria,
Wilson’s disease, Huntington’s chorea, gangguan endokrin, dan tumor temporal lobe
otak. Selain itu ada pula obat-obatan yang menyebabkan seseorang benar-benar
kehilangan kontak dengan realitas. Obat-obatan tersebut antara lain obat-obat terlarang
seperti amphetamin, kokain, LSD, PCP, dan ganja; resep dokter yang ditujukan untuk
mengobati depresi, Parkinson, atau TBC; alkohol; dan bahkan obat-obatan seperti obat
yang dihirup, bromida yang berisi senyawa kimia adalah untuk meredakan kecemasan,
dan obat tidur.
 Kepribadian seseorang bahkan dapat juga berubah karena masalah- masalah fisik, seperti
perubahan pribadi seseorang karena sakit pikun misalnya.
 Gangguan Emosi sebagai Penyebab Gangguan Fisik
 Jika problem fisik dapat menyebabkan gangguan emosi, begitu pula sebaliknya,
gangguan emosi dapat menyebabkan gangguan fisik. Stres misalnya seringkali dianggap
sebagai penyebab utama penyakit fisik psiko-fisiologis (maag/ulcer, colitis, tekanan
darah tinggi). Orang yang hidup dalam kehidupan penuh dengan tekanan atau terikat
dengan jadwal yang sangat ketat berpotensi berpenyakit jantung koroner. Fakta yang
benar-benar mengejutkan tentang stres adalah kenyataan bahwa stres dapat menyebabkan
neurotransmiter hilang dari otak (norepinephrine, serotonin, dopamine) sehingga orang
yang bersangkutan mengalami depresi atau psikosis. Stres juga dapat memperlambat
proses penyembuhan bagian-bagian tubuh yang mengalami infeksi karena penyakit atau
habis dioperasi. Kesepian misalnya merupakan faktor potensial penyebab penyakit
jantung koroner atau kanker. Suatu penelitian bahkan pernah mengatakan bahwa pada
tahun pertama setelah kematian salah seorang anggota keluarga, angka kematian akan
meningkat tujuh kali lipat lebih banyak.
 Gangguan Emosi dan Fisik dapat Mempengaruhi Kehidupan Rohani
 Indikasi lain yang membuktikan bahwa aspek-aspek dalam diri manusia saling berkaitan
dan mempengaruhi adalah kenyataan bahwa gangguan emosi dan fisik ikut pula
mempengaruhi kehidupan rohani seseorang. Seseorang yang memiliki penyakit epilepsi
temporal-lobe misalnya, akan memperlihatkan kecenderungan untuk mengalami
perubahan interes akan agama dan bermoral baik. Seseorang yang memiliki gejala
gangguan psikotik mungkin akan asyik dengan hal-hal yang berbau keagamaan.
Sedangkan orang yang memiliki kecenderungan obsesive- kompulsif neurosis sering kali
merasa ketakutan kalau-kalau dia melakukan dosa yang tak termaafkan atau seandainya
dia tidak mempercayai Kristus lagi. Pada pasien manic-depresif, ia sering kali berbicara
dengan menggunakan jargon-jargon keagamaan. Sementara itu, orang-orang schizofrenia
atau berkepribadian ganda sering kali dianggap kerasukan setan, padahal tidak. Hal ini
dapat dibuktikan dengan pengobatan anti-psikotik.
 Faktor-faktor Genetik Penyebab Kecenderungan Masalah-masalah
 Walaupun kita tidak mewarisi masalah-masalah psikologis, mungkin kita mewarisi
faktor-faktor genetik yang membuat kita memiliki kecenderungan mengalami masalah-
masalah psikologis tertentu. Ada sejumlah penelitian yang mendukung pendapat yang
dikemukakan ini. Misalnya saja, schizophrenia dalam populasi umum hanya 1% saja.
Namun demikian, bila salah satu dari orangtua kita adalah penderita schizoprenia, maka
resiko keturunannya terkena schizophrenia meningkat menjadi 50%, tetapi kalau yang
terkena adalah kedua-duanya maka resiko juga ikut meningkat menjadi dua kali lipat.
Untuk kembar fraternal, bila salah satunya menderita schizophrenia, maka resiko
menderita schizophrenia pada kembarannya meningkat menjadi 10%. Sebaliknya, bila
yang menderita adalah satu dari dua anak kembar identik, maka resiko kembarannya ikut
menderita schizophrenia lebih besar lagi, yaitu 50%. Resiko ini tetap ada walaupun salah
satu dari saudara kembar tersebut dipisahkan bahkan sejak dari lahir.
 Tingkat gangguan jiwa manic-depresif juga memberikan suatu bukti akan adanya
kecenderungan masalah-masalah fisik yang mempengaruhi masalah-masalah psikologis.
Keluarga dekat penderita manic-depresif memiliki potensi dua puluh kali lipat terkena
manic depresif dibandingkan dengan populasi umum. Penelitian atas anak kembar
(termasuk juga kembar yang dipisahkan sejak kecil) semakin menguatkan bukti akan
adanya pengaruh dari faktor genetik terhadap problem-problem psikologis. Penelitian
hubungan genetik yang pernah dilakukan memberikan suatu bukti yang mengejutkan
yaitu bahwa pada jenis tertentu manic-depresif, kromosom x merupakan kromosom
karier.
 Lebih dari itu, dari banyak penelitian telah dilakukan tentang pengaruh genetik terhadap
problem psikologis individual membuktikan bahwa ada suatu hubungan antara
kelemahan genetik dengan kasus-kasus depresi yang lain. Misalnya saja, 30% dari
penderita depresi yang diteliti ternyata memiliki sejarah depresi dalam keluarganya. Bila
penderita adalah salah satu dari kembar fraternal, maka kembarannya memiliki potensi
terkena depresi hanya 10%. Namun jika yang menderita depresi adalah salah satu dari
kembar identik, maka resiko terkena depresi bagi kembarannya meningkat menjadi 76%.
Bagi kembar identik yang dipisahkan sejak kecil, potensi terkena depresi bila salah satu
dari mereka terkena depresi tetap besar, yaitu 67%. Data yang diperoleh dari penelitian
yang pernah dilakukan cukup besar. Meskipun menyimpulkan bahwa gangguan jiwa
disebabkan oleh faktor keturunan adalah keliru, kelemahan genetik memang dapat
membuat seseorang memiliki kecenderungan untuk mengalami gangguan psikologis
tertentu. Stres dapat juga merupakan manifestasi dari kelemahan genetik tersebut.
 Kesimpulannya, manusia memang makhluk fisik tetapi ia lebih dari sekedar makhluk
fisik. Manusia mempunyai sisi psikologis dan rohani dimana seluruh aspek fisik,
psikologis dan rohani saling berkaitan dan mempengaruhi. Inilah yang menyebabkan
manusia memiliki sifat holistik. Penyakit-penyakit yang menyerang fisik dapat
menyebabkan timbulnya gejala-gejala psikologis. Sebaliknya, stres juga dapat
menyebabkan problem fisik. Sedangkan masalah-masalah rohani dapat berakar dari atau
disebabkan oleh gangguan fisik maupun psikologis.
 Ada suatu contoh menarik tentang bagaimana sifat holistik manusia dapat mempengaruhi
kehidupan manusia secara keseluruhan. Seorang petugas gereja yang sangat baik dalam
menjalankan tugasnya dan sikap- sikapnya, tiba-tiba berubah sering mengucapkan kata-
kata yang tidak pantas didengar dan melakukan pelecehan seksual terhadap wanita-
wanita yang kebetulan berada didekatnya. Namun, pada waktu yang hampir bersamaan
pula, dia juga bisa berbicara hal-hal yang menyangkut masalah agama dan rohani.
Dengan demikian, petugas ini kelihatannya dapat melakukan tindakan dosa pada suatu
waktu dan tiba- tiba bisa menjadi super relijius pada waktu yang hampir bersamaan.
Setelah petugas gereja ini diperiksa ternyata ia mengalami suatu bentuk serangan
penyakit yang tidak hanya menyerangnya secara fisik saja, tetapi juga secara psikologis
dan rohani. Setelah diberikan pengobatan yang intensif, akhirnya ia dapat sembuh dari
gangguan yang dialaminya secara bertahap dan dapat kembali kedalam kehidupannya
yang normal.

Ditulis oleh Pergendangen NariE


Disimpan di kejiwaan
Tinggalkan sebuah komentar »

Narkoba dan Miras
Desember 31, 2007

                                                      NARKOBA DAN MIRAS

Penyebaran narkoba dan miras saat ini sudah sangat mewabah dalam masyarakat. Penyebarannya
tidak lagi mengenal status sosial ekonomi serta usia. Pembentukan Komisi Nasional
Penanggulangan Narkoba dapat memperlihatkan bagaimana gawatnya persoalan yang dihadapi.
Kamu hendaknya mewaspadai masalah ini dan saling membantu jika ada salah seorang temanmu
yang kecanduan, karena hanya dengan dukungan dari orang sekeliling maka dia akan dapat
disembuhkan.

Disamping itu kamupun secara sadar maupun tidak dapat terjebak dalam permasalahan narkoba
dan miras karena kecanggihan para bandar. Karena itu bersatulah dan lawanlah secara bersama
penyebaran narkoba dan miras, tentu saja dengan cara-cara yang baik.

Apa yang perlu kamu ketahui tentang narkoba/miras?

Narkotika dan obat-obatan berbahaya (narkoba) adalah jenis obat yang mempunyai efek tertentu
sehingga berbahaya jika dikonsumsi secara sembarangan, karena itu penggunaannya harus
dikontrol oleh dokter.

Efek-efek tersebut antara lain: menyebabkan lumpuh atau mati-rasa (narkotika); mengurangi
rasa sakit, mengendorkan syaraf, menenangkan dan membuat tidur (depresan); merangsang
syaraf pusat agar energi atau aktivitas meningkat (stimulansia); dan merubah pikiran atau
perasaan agar terasakan hal yang luar biasa (halusinogen). Ketagihan Narkoba akan
menyebabkan penurunan kekebalan, keracunan darah dan dapat pula menyebabkan kematian.
Sedangkan Miras (minuman keras) adalah minuman yang mengandung alkohol dan dapat
menimbulkan ketagihan, bisa berbahaya bagi pemakainya karena dapat mempengaruhi pikiran,
suasana hati dan perilaku, serta menyebabkan kerusakan fungsi-fungsi organ tubuh.

Efek yang ditimbulkan adalah memberikan rangsangan, menenangkan, menghilangkan rasa


sakit, membius, serta membuat gembira.

Bagaimana kamu dapat secara sederhana mengenali narkoba/miras?

Selain obat-obatan tertentu dari dokter, berbagai bahan di sekitar kamu bisa memberikan efek
seperti di atas, di antaranya bunga dan daun ganja (bahan bumbu masakan), jenis kaktus tertentu,
dan jamur tahi sapi.

Sedangkan minuman beralkohol, selain yang banyak di jual sebagai bir, wisky, vodka dengan
berbagai merk, juga sering dibuat sendiri seperti tuak atau arak (dari pohon aren/nira), ciu atau
brem (sari ketan, tebu), dan anggur beras.

Banyak pula “jamu” atau “obat kuat” yang dijual disajikan dengan anggur, yang bila diminum
berlebihan atau terlalu sering malah akan menjadikan ketagihan dan berakibat buruk. Tidak
jarang orang mengalami kematian karena secara ceroboh mencampur adukan minuman keras
dengan obat-obat keras sehingga memberikan akibat yang fatal.

Tanda-tanda sederhana yang dapat kamu kenali jika temanmu kecanduan narkoba/miras?

Bila kamu menemui beberapa ciri di bawah ini, mungkin dia sedang  kecanduan narkoba/miras:
1. Perubahan perangai atau perilaku seperti: yang biasanya periang tiba-tiba   
menjadi  pemurung, mudah tersinggung dan cepat marah tanpa alasan yang jelas.
2. Sering menguap dan mengantuk, malas, melamun dan tidak mempedulikan kebersihan
atau penampilan diri.
3. Menjadi tidak disiplin, atau sering kabur, baik di rumah maupun di sekolah
4. Nilai rapor atau prestasi lainnya menurun
5. Bersembunyi di tempat-tempat gelap atau sepi agar tidak terlihat orang
6. Lebih bergaul dengan orang-orang tertentu saja yang mempunyai ciri-ciri seperti tanda-
tanda di atas.
7. Mencuri apa saja milik orang tua atau saudara untuk membeli minuman atau obat-obatan
terlarang.
8. Sering cemas, mudah stress atau gelisah, sukar tidur.
9. Pelupa, seperti orang bego atau pikun. 
10.  Mata merah seperti mengantuk terus atau memakai kacamata hitam.

Seberapa Parahkah Penyebaran Narkoba dan Miras

Narkoba dan miras khususnya narkoba sudah sangat membahayakah kehidupan. Data statistik
memperlihatkan jumlah pemakai narkoba dan miras cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

Korban dari narkoba tidak lagi mengenal batasan umur dan status sosial ekonomi. Tua, muda
bahkan anak yang baru menginjak remaja sudah banyak yang terjerat atau menjadi pemakai
narkoba. Kebanyakan pecandu terdiri dari kaum remaja, baik mereka di kota maupun di desa,
yang berasal dari keluarga kaya maupun miskin, berpendidikan tinggi maupun biasa-biasa saja.

Apa akibat penyalahgunaan Narkoba/Miras?

Apabila kamu atau temanmu menggunakan secara terus menerus selama satu bulan atau lebih
maka akan menjurus pada gejala:

 malas makan, sehingga fisik lemah dan kekurangan gizi


 hidup jorok, sehingga terkena eksim, penyakit kelamin, lebih lanjut paru-paru, hepatitis
 sering sakit kepala, mual-mual, muntah, murus-murus, sulit tidur
 gangguan otot jantung dan tekanan darah tinggi
gangguan gerak dan keseimbangan tubuh
 lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah
 hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
 gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan
 cenderung menyakiti diri, bahkan bunuh diri
 kematian karena kerusakan organ tubuh 

Bagaimana akibat Miras bagi Kesehatan Reproduksi?

Menggunakan Narkoba dan Miras dapat berakibat buruk bagi kelangsungan hidupmu dan
keturunanmu, diantaranya:
 Pola hidup yang jorok dan melupakan norma susila, sering mengakibatkan tertular
penyakit kelamin (PMS, HIV/AIDS) yang menularkan kepada pasangan, dan dapat pula
secara langsung menular pada bayi yang dikandung atau bayi lahir cacat.
 Kecanduan obat terlarang pada orang tua dapat mengakibatkan bayi lahir dengan
ketergantungan obat sehingga harus mengalami perawatan intensif yang mahal.
 Kebiasaan menggunakan Narkoba/Miras dapat menurun pada sifat-sifat anak yang
dilahirkan, yaitu menjadi peminum atau pecandu, atau mengalami gangguan
mental/cacat.
 Wanita “pemakai” mempunyai sikap hidup yang malas dan kekurangan gizi sehingga
mengakibatkan bayi dalam kandungan gugur, berat rendah atau cacat
 Dapat mengakibatkan impotensi atau keinginan seksual yang berlebihan maupun perilaku
seksual yang menyimpang sehingga mengganggu keharmonisan keluarga.   

Mengapa beberapa remaja terkena masalah narkoba/miras?

Beberapa remaja terjerumus ke masalah Narkoba dan Miras karena pengaruh dari lingkungan
pergaulan.

Mereka yang memakai selalu mempunyai “kelompok pemakai”. Awalnya seseorang hanya
mencoba-coba karena keluarga atau teman-teman menggunakannya, namun ada yang kemudian
menjadi kebiasaan.

Pada remaja yang “kecewa” dengan kondisi diri atau keluarganya, sering menjadi lebih suka
untuk mengorbankan apa saja demi hubungan baik dengan teman-teman khususnya.

Adanya “ajakan” atau “tawaran” dari teman serta banyaknya film dan sarana hiburan yang
memberikan contoh “model pergaulan modern” biasanya mendorong mereka kepada pemakaian
secara berkelompok.

Apabila seseorang telah menjadi terbiasa memakainya dan karena mudah untuk
mendapatkannya, maka dia akan mulai memakainya sendiri sampai tahu-tahu telah menjadi
ketagihan dan sulit disembuhkan.

Bagaimana narkoba/miras “menjerat” kehidupanmu?

Jika memakai Narkoba/Miras telah menjadi kebiasaan, maka kamu menjadi ketagihan sehingga
sulit menghilangkan keinginan untuk menggunakannya. Sulit menghilangkan, karena zat-zat itu
telah meresap ke dalam tubuh dan perasaan, sehingga “menuntut” untuk dipenuhi.

Obat atau minuman keras itu memang menimbulkan ketergantungan, namun yang terutama
sebenarnya adalah ketergantungan pada kelompok, yaitu adanya rasa “diakui” mempunyai
identitas yang sama dengan mereka, yaitu teman-teman sekelompoknya yang “modern dan
pemberani”.

Meskipun demikian ketagihan obat memang dapat menimbulkan “demam’ atau “rasa nyeri”
yang berlebihan dan baru akan sembuh jika yang bersangkutan menggunakan obat itu. Maka
orang yang telah ketagihan, tidak jarang menjadi pencuri, pemalak, atau mendapatkan apa saja
untuk dipakai membeli Narkoba.

Mengapa banyak remaja tidak terjerumus ke masalah narkoba/miras?

Mereka yang tidak terjerumus ke masalah Narkoba/Miras adalah karena “tidak mau” terpengaruh
oleh teman bermain atau lingkungannya. Mereka tahu hal itu “barang haram” yang dilarang
agama, dan apabila sampai terjerumus maka resikonya akan sangat besar bagi kesehatan dan
keselamatan diri mereka sendiri, termasuk bagi kehidupan sosial ekonomi keluarga dan
masyarakatnya.

Bagaimana kamu menghindari kecanduan narkoba/miras?

Jangan Pernah Berpikir Untuk Mencoba. Pikiran bahwa “..Aku hanya mencoba dan gampang
untuk berhenti….” adalah pikiran yang berbahaya dan salah untuk persoalan Narkoba.

Menghindarkan diri dari pemakaian Narkoba/Miras adalah dengan sikap menolak untuk
memakainya, karena sadar penuh terhadap konsekwensi yang diakibatkannya. Sikap menolak
yang pertama adalah menjauhkan diri dari mereka yang memakai apabila anda merasa akan sulit
untuk bisa menolak tawaran.

Sikap menolak yang lain adalah tidak mau ikut-ikutan menikmati barang itu, meskipun sehari-
hari tetap bergaul biasa dengan mereka, hanya saja kamu tidak usah sungkan-sungkan untuk
menyatakan “tidak” jika ditawari untuk ikut memakainya.

Contoh pernyataan menolak secara biasa saja adalah seperti:

 ”nggak ah, itu berbahaya…”, “nggak ah, kalau nyobain nanti kebablasan…”, “nggak ah, saya
tidak biasa pakai kog…”; “nggak ah, itu nggak boleh….”. Sikap menolak secara keras mungkin
perlu dilakukan jika seseorang mendesak anda dengankeras. Cukup katakan dengan tegas dan
penuh percaya diri: “tidak!!” 

Jika kamu merasa tidak mampu mengatasi bujukan orang yang menginginkanmu menjadi
pemakai maka jangan segan-segan minta bantuan atau nasehat dari orang yang kamu percayai.

Bagaimana mengelola diri agar jauh dari narkoba/miras?

Pada prinsipnya kamu harus melaksanakan kehidupan secara seimbang, yaitu memenuhi
berbagai kebutuhan baik fisik, sosial, mental, maupun spiritual. Untuk selalu diingat adalah
berbagai kegiatan ini dilakukan oleh kamu sehari-hari:

 Aktif memegang teguh norma-norma agama dan sosial kemasyarakatan


 Aktif melibatkan diri dalam kegiatan keluarga, sosial kemasyarakatan dan keagamaan
 Aktif melakukan gerak badan dan olah raga secara berkelompok, 2-3 kali seminggu
 Aktif melakukan kegiatan hobi, rekreasi atau bermain dengan teman
 Aktif mengembangkan kemampuan diri dengan berbagai ketrampilan
 Istirahat yang cukup, 7-8 jam sehari
 Makan yang cukup dengan gizi seimbang dan jam makan yang teratur, usahakan bersama
keluarga
 Hadapi persoalan hidup dengan tanpa terlalu takut, panik atau stress karena pasti akan
dapat diselesaikan seiring dengan berjalannya waktu
 Jangan menyimpan “persoalan tidak enak”, tapi ceritakan kepada orang lain
 Percaya bahwa hidup telah ada yang mengatur
 Kita hanya wajib menjalani dengan sebaik-baiknya sehingga tidak perlu “neko-neko”
 Jangan mudah menerima sesuatu seperti permen atau cemil-cemilan dari orang yang
tidak kamu kenal atau orang yang kamu kenal namun tidak kamu percayai

Apa Yang Dapat Kamu Lakukan Untuk Memerangi Narkoba/Miras?

Buatlah kelompok kegiatan yang bersifat produktif di lingkungan masing-masing.

Bersatulah dalam kelompok tersebut dan saling terbuka untuk membicarakan kesulitan masing-
masing terutama jika ada anggota yang mendapat bujukan dari orang yang telah menjadi
pemakai.

Ajaklah remaja lain untuk bergabung dalam kegiatan kelompok tersebut. Hubungilah aparat yang
berwenang (dapat melalui telpon atau surat tanpa mencantumkan identitas yang jelas jika hal
tersebut membahayakan diri dan masyarakat sekitar). 

Apa yang perlu dilakukan jika mengetahui ada orang yang kecanduan disekitarmu?
Ingatkah bahwa masalah narkoba dan miras adalah masalah kita bersama. Semua orang dapat
mengalaminya.

Karena itu janganlah mengucilkan atau menjauhi mereka yang terkena narkoba dan miras.
Sebaliknya rangkulah mereka dan bantulah mereka untuk keluar dari permasalahan tersebut.

Dukunglah dan bantulah keluarga korban untuk secara bersama-sama menolong korban. Jika
mengalami banyak hambatan dalam membantu korban, rujuklah penanganan korban melalui
keluarganya kepada pihak yang memiliki kemampuan untuk itu.

Ditulis oleh Pergendangen NariE


Disimpan di kejiwaan
4 Komentar - komentar »

Anda mungkin juga menyukai