Sungai Eufrat dan Tigris merupakan sungai yang bersumber dari Pegunungan
Armenia (Turki), keduanya berada di daerah Mesopotamia (sekarang Irak).
Mesopotamia adalah nama sebutan daerah yang diapit oleh dua sungai, meso berarti
tengah dan potamos artinya sungai. Daerah ini merupakan daerah yang sering kena banjir
di saat musim hujan, dengan begitu lumpur-lumpur yang dibawa air menyebabkan lahan
di sekitarnya menjadi subur. Mesopotamia terletak di antara dua aliran sungai yaitu
sungai Eufrat dan Tigris. Daerah di sekitar kedua sungai itu tanahnya sangat subur dan
bentuknya melengkung seperti bulan sabit sehingga sejarawan dari Amerika Serikat yaitu
Breasted menyebut Mesopotamia dengan ungkapan “The Fertile Crescent Moon” (daerah
bulan sabit yang subur). Sejarawan Yunani kuno yang bernama Herodotus menyebut
Mesopotamia sebagai “Tanah surga yang cantik jelita”. Nenek moyang bangsa Irak
menempati Mesopotamia sejak tahun 7000 sebelum masehi (SM).
Bangsa Ubaid adalah bangsa pertama yang mendiami daerah tersebut pada tahun 5000
SM dengan ditandai munculnya kota Kish, Eridu dan Ur. Kedatangan bangsa Sumeria
pada tahun 3000 SM membaur dengan bangsa Ubaid, lalu membangun sebuah kota
dengan rumah-rumah yang dibuat dari lumpur dan tanah liat.
Pemerintahan
Pemerintahan di Mesopotamia berbentuk negara kota. Raja merangkap sebagai kepala
negara. Kronologis bangsa-bangsa yang mendiami Mesopotamia sampai dengan tahun
323 SM yaitu sebagai berikut :
Kepercayaan
Bangsa Sumeria mempercayai banyak dewa yang ditimbulkan oleh kondisi alam yang
tidak stabil. Diantara banyak dewa-dewa yang dikenal, tiga di antaranya merupakan dewa
tertinggi antara lain Dewa Anu (Dewa Langit), Dewa Enlil (Dewa Bumi) dan Dewa Ea
(Dewa Air). Keberhasilan bangsa Sumeria menguasai daerah Mesopotamia diabadikan
dalam sebuah mitologi kemenangan saat terjadi peperangan antara Dewa Marduk
dengan Dewa Tiamat. Dewa Tiamat dianggap sebagai dewa petaka yang selalu
membawa bencana banjir.
Aksara :
Sejak berdirinya Sumeria, bangsa-bangsa yang mendiami Lembah
Sungai Eufrat dan Tigris sudah mengenal abjad dengan bentuk
huruf paku dengan sebutan kuneiform. Pengembangan huruf ini
didapat pada peninggalan Babylonia sebuah prasasti batu Undang - undang
Hammurabi yang memuat 282 pasal, setiap pasalnya
memuat peraturan dan hukuman bagi pelanggarnya.
Kalender :
Pergantian musim menunjukkan pergantian bulan, untuk
kepentingan masa bercocok tanam dan panen mendorong
timbulnya sistem penanggalan. Penanggalan waktu ini sudah
dikenal sejak Kerajaan Sumeria dan berkembang sejak Kerajaan
Chaldea yang membagi minggu dalam 7 hari, hari dalam 24 jam,
sama seperti yang terjadi saat ini.
Ilmu hitung :
Bangsa Sumeria sudah mengenal angka 60 (sexagesimal) bilangan
dasar, susunan angka 60 dipakai sebagai besarnya derajat dalam
1 lingkaran, yakni 360 derajat yang dianalogikan sama dengan
peredaran bumi mengelilingi matahari dalam 1 tahun yang terdiri
dari 360 hari.
1. Aisa Kusbardini
2. Dwi Rahmawati
3. Elda Meizalina
4. Fatrycia Purnama Sari
5. Qurrotul Aina
Kelas X-1
SMA Negeri 52 Jakarta