Anda di halaman 1dari 5

Pembajakan software komputer adalah kegiatan penduplikasian atau

penyalinan oleh pihak yang tidak berwenang yang terjadi di seluruh dunia, yang
merugikan pembuat software dan tidak berkembangnya industri software
komputer dinegara yang memiliki tingkat pembajakan software yang tinggi.
Pembajakan software di Indonesia menjadi sebuah rahasia umum. Hampir setiap
orang yang ditanya apakah dia menggunakan software resmi pasti akan
menjawabnya dengan tidak. Para pengguna software terutama pemilik PC di
rumah, menggunakan software yang bajakan dengan alasan biaya yang lebih
hemat namun memiliki manfaat yang sama dengan para pengguna software asli.
Hal itu juga didukung dengan mudahnya mendapatkan software bajakan di toko-
toko bahkan di pedagang-pedagang kaki lima. Kemajuan bidang teknologi juga
turut mempermudah terjadinya pembajakan software.

Pembajakan software komputer di Indonesia meningkat satu persen pada


kurun 2008-2009 atau di tengah resesi ekonomi global. Asosiasi internasional
yang mewakili industri software global, Business Software Alliance (BSA)
bersama perusahaan riset pasar IDC, mengumuimkan hasil studi tahunan
ketujuh pembajakan software global.

Salah satu hal yang menjadi penyebab kenaikan tingkat pembajakan di


Indonesia disebabkan penetrasi PC yang pesat di Indonesia.
Meskipun di Indonesia telah mempunyai perangkat hukum yang mengatur
bidang Hak Cipta, namun rasanya penegakan hukum atas pembajakan software
ini masih dirasa sulit dan pembajakan software di Indonesia akan tetap terjadi
sehingga permasalahan ini tidak akan pernah dapat diselesaikan.

Menjadi sebuah ironis karena hampir semua pengguna software di


Indonesia menggunakan software bajakan, bahkan hampir seluruh instansi
pemerintah pun masih menggunakan software bajakan, namun usaha untuk
melegalkan software yang digunakan oleh instansi pemerintah sudah mulai
dilaksanakan sejak beberapa tahun lalu.

Kesadaran masyarakat pengguna software terhadap Hak Cipta memang


masih rendah. Sebenarnya tak hanya terhadap software, namun seluruh aspek
yang mencakup Hak Cipta masyarakat kita memang belum benar-benar sadar.
Selain itu karena alasan biaya pembelian satu produk software yang dirasa
masyarkat cukup mahal turut menjadi salah satu alasan pendukung pembajakan.

Contoh pembajakan software adalah softlifting, yaitu sebuah lisensi


penggunaan sebuah software dipakan melibihi kapasitas penggunanya. Misalnya
membeli satu software secara resmi tapi kemudian dipakai melebihi jumlah
lisensi untuk meng-install yang diberikan. Selain itu adalah illegal downloading,
yakni dengan men-download software dari internet secara ilegal. Juga
pemalsuan, yaitu memproduksi serta menjual software-software bajkan yang
biasanya dalam bentuk CD ROM yang banyak dijumpai di toko buku atau pusat-
pusat perbelanjaan.

Penegakan hukum terhadap pembajakan software akan memberikan


dampak yang sangat baik. Karena dapat memperbaiki citra indonesia di mata
dunia internasional. Bagi pelaku industri software lokal akan menjadi momentum
yang baik untuk memperkenalkan produksi dalam negeri yang bisa dijual kepada
para pengguna software dengan harga lebih murah.
Dorongan pemerintah untuk mensosialisasikan penggunaan software
lokal buatan anak negeri juga sangat penting untuk mengurangi atau bahkan
membasmi pembajakan software. Software-software buatan anak negeri pun
harus mampu bersaing dengan software buatan luar negeri yang mahal. Dengan
adanya produksi software dalam negeri juga nantinya akan menjadi sebuah daya
tarik investasi luar negeri kepada Indonesia.

Pembuatan software resmi namun gratis pun juga sangat dinanti oleh
para pengguna PC. Apalagi bagi para pengguna berkantong tipis yang tentunya
tidak mampu membeli software resmi yang harganya cukup mahal. Memang
pengembangan software gratis saat ini sedang menjadi salah satu fokus para
pelaku industri software di Indonesia. Hal ini mengingat perkembangan teknologi
di Indonesia sebagai negara berkembang yang cukup pesat sebagai akibat
mudahnya arus globalisasi yang masuk ke Indonesia.

Peraturan tentang Hak Cipta software nantinya tidak akan diperlukan lagi
ketika banyaknya software gratis yang memiliki kemampuan sama dengan
software berbayar. Hal ini karena pengguna software akan lebih memilih produk
asli yang murah. Hal lain yang perlu ditambah adalah kebanggan menggunakan
produk software lokal karya anak bangsa Indonesia.
Pasal 41

Penyerahan Hak Cipta atas seluruh ciptaan kepada orang atau badan lain tidak mengurangi Hak
Pencipta atau ahli warisnya untuk menggugat seseorang yang tanpa persetujuannya:

a. meniadakan nama Pencipta yang tercantum pada ciptaan itu;

b. mencantumkan nama Pencipta pada ciptaannya;

c. mengganti atau mengubahjudul ciptaan itu; dan atau

d. mengubah isi ciptaan itu."

Pasal 42

(1) Pemegang Hak Cipta berhak untuk mengajukan gugatan ganti rugi ke pengadilan negeri atas
pelanggaran Hak Ciptanya dan meminta penyitaan terhadap benda yang diumumkan atau hasil
perbanyakannya.

(2). Dalam hal terdapat gugatan untuk penyerahan benda sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), maka Hakim dapat memerintahkan bahwa penyerahan itu baru dilaksanakan setelah
Pemegang Hak Cipta membayar sejumlah nilai benda yang diserahkan kepada pihak yang
beritikad baik.

(3) Pemegang Hak Cipta juga berhak untuk meminta kepada pengadilan negeri agar
memerintahkan penyerahan seluruh atau sebagian penghasilan yang diperoleh dari
penyelenggaraan ceramah dan pertemuan ilmiah lainnya, atau pertunjukan atau pameran karya
yang merupakan hasil pelanggaran Hak Cipta atau dengan cara melanggar Hak Cipta tersebut.

(4) Untuk mencegah kerugian yang lebih besar pada pihak yang haknya dilanggar, Hakim dapat
memerintahkan pelanggar untuk menghentikan kegiatan pembuatan, perbanyakan, penyiaran,
pengedaran, dan penjualan ciptaan atau barang yang merupakan hasil pelanggaran Hak Cipta."

Pasal 43

Hak Pemegang Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 tidak berlaku terhadap benda
yang ada dalam tangan seseorang yang tidak diperdagangkan benda-benda itu dan
memperolehnya untuk keperluan sendiri."

Pasal 43 A

Pencipta atau ahli waris suatu ciptaan dapat mengajukan gugatan ganti rugi atas pelanggaran
ketentuan Pasal 24."
Pasal 43 B

Hak untuk mengajukan gugatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 tidak mengurangi hak
Negara untuk melakukan tuntutan pidana terhadap pelanggaran Hak Cipta.

Anda mungkin juga menyukai