Anda di halaman 1dari 4

05 April 2009

Retinopati Diabetik, Gangguan Penglihatan Akibat Diabetes

Retinopati diabetik merupakan salah satu komplikasi serius diabetes, berupa kerusakan
pembuluh darah kapiler pada jaringan yang berfungsi sebagai sensor cahaya (retina).

Perjalanan Penyakit

Pada penderita diabetes, terjadi peningkatan kadar gula darah di atas nilai normal. Jika keadaan
ini berlangsung lama, maka akan timbul berbagai komplikasi. Salah satunya adalah gangguan
pembuluh darah kapiler pada retina mata.

Gangguan tersebut berupa melemahnya dinding pembuluh kapiler. Selanjutnya, dinding


pembuluh akan menggembung membentuk suatu struktur yang disebut mikroaneurisma. Lama
kelamaan, pembentukan mikroaneurisma akan diiringi dengan penyumbatan pada pembuluh
kapiler.

Penyumbatan kapiler akan merangsang tubuh untuk membuat pembuluh darah baru, tujuannya
agar kebutuhan nutrisi retina tetap dapat terpenuhi. Sayangnya, pembuluh baru ini sangat rapuh.
Saat pembuluh pecah, maka akan terjadi perdarahan yang dapat menimbulkan kekaburan
penglihatan, bahkan kebutaan.

Gejala

Pada tahap awal, retinopati diabetik umumnya tidak menimbulkan gejala berarti. Kalaupun ada,
biasanya hanya gejala ringan.

Tetapi, jika gula darah terus menerus tidak terkontrol dan tindakan pencegahan tidak dilakukan,
maka pada akhirnya akan timbul berbagai gejala seperti :

 Bintik mengambang (floater) pada lapangan pandang.


 Titik gelap pada bagian tengah lapangan pandang.
 Kesulitan melihat di malam hari.
 Penglihatan kabur, atau bahkan kebutaan.

Pengobatan

Hal pertama dan penting untuk pengobatan adalah mengontrol kadar gula darah sehingga tetap
berada dalam rentang nilai normal. Dengan demikian, keparahan penyakit dapat dihindari.

Pada retinopati yang mengalami perdarahan dapat dilakukan focal laser treatment untuk
menghentikannya. Selain itu, terapi laser lain seperti scatter laser treatment dapat membantu
mengecilkan pembuluh darah yang baru terbentuk.
Jika perdarahan banyak, dapat dilakukan operasi untuk membuang darah tersebut. Tindakan ini
disebut vitrektomi.

Pencegahan

Untuk mencegah timbulnya atau memberatnya retinopati diabetik, beberapa langkah dapat
ditempuh, antara lain :

1. Menerapkan gaya hidup sehat yaitu dengan makan makanan yang dianjurkan bagi
penderita diabetes, berolahraga teratur, tidak merokok, menghindari stress, dll.
2. Mengecek kadar gula darah secara rutin.
3. Memeriksakan mata secara teratur setiap tahun. Manfaatnya adalah mengetahui
perkembangan retinopati diabetik. Dengan demikian dapat dilakukan antisipasi agar
penyakit ini tidak semakin parah. Pada tahap dini, retinopati diabetik relatif lebih mudah
dikendalikan

http://www.wartamedika.com/2009/04/retinopati-diabetik-gangguan.html

Retinopati diabetik
Retinopati diabetik

Diabetes juga dapat menimbulkan gangguan pada mata. Yang terutama adalah retinopati
diabetik. Keadaan ini, disebabkan rusaknya pembuluh darah yang memberi makan retina.

Bentuk kerusakan bisa bocor dan keluar cairan atau darah yang membuat retina bengkak atau
timbul endapan lemak yang disebut eksudat. Selain itu terjadi cabang-cabang abnormal
pembuluh darah yang rapuh menerjang daerah yang sehat.

Retina adalah bagian mata tempat cahaya difokuskan setelah melewati lensa mata. Cahaya yang
difokuskan akan membentuk bayangan yang akan dibawa ke otak oleh saraf optik.

Bila pembuluh darah mata bocor atau terbentuk jaringan parut di retina, bayangan yang dikirim
ke otak menjadi kabur. Gangguan penglihatan makin berat jika cairan yang bocor mengumpul di
fovea, pusat retina yang menjalankan fungsi penglihatan sentral. Akibatnya, penglihatan kabur
saat membaca, melihat obyek yang dekat serta obyek yang lurus di depan mata.

Pembuluh darah yang rapuh bisa pecah, sehingga darah mengaburkan vitreus, materi jernih
seperti agar-agar yang mengisi bagian tengah mata. Hal ini menyebabkan cahaya yang
menembus lensa terhalang dan tidak sampai ke retina atau mengalami distorsi. Jaringan parut
yang terbentuk dari pembuluh darah yang pecah di korpus vitreum dapat mengerut dan menarik
retina, sehingga retina lepas dari bagian belakang mata. Pembuluh darah bisa muncul di iris
(selaput pelangi mata) menyebabkan glaukoma.

Risiko terjadinya retinopati diabetik cukup tinggi. Sekitar 60 persen orang yang menderita
diabetes 15 tahun atau lebih mengalami kerusakan pembuluh darah pada mata.

Pemeriksaan dilakukan dengan oftalmoskop serta angiografi fluoresen yaitu foto rontgen mata
menggunakan zat fluoresen untuk mengetahui kebocoran pembuluh darah.

Pengobatan dilakukan dengan bedah laser oftalmologi. Yaitu, penggunaan sinar laser untuk
menutup pembuluh darah yang bocor, sehingga tidak terbentuk pembuluh darah abnormal yang
rapuh. Selain itu bisa dilakukan vitrektomi yaitu tindakan mengeluarkan vitreus yang dipenuhi
darah dan menggantinya dengan cairan jernih.

Penderita retinopati hanya boleh berolahraga ringan dan harus menghindari gerakan
membungkuk sampai kepala di bawah.

Menderita diabetes bukan berarti kiamat. Penderita diabetes bisa hidup secara wajar dan normal
seperti orang- orang yang bukan penderita diabetes. Bedanya, penderita diabetes harus disiplin
mengontrol kadar gula darah agar tidak meningkat di atas normal untuk jangka waktu panjang.

Penyakit diabetes mellitus (DM)-yang dikenal masyarakat sebagai penyakit gula atau kencing
manis-terjadi pada seseorang yang mengalami peningkatan kadar gula (glukosa) dalam darah
akibat kekurangan insulin atau reseptor insulin tidak berfungsi baik.

Diabetes yang timbul akibat kekurangan insulin disebut DM tipe 1 atau Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (IDDM). Sedang diabetes karena insulin tidak berfungsi dengan baik disebut
DM tipe 2 atau Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM).

Insulin adalah hormon yang diproduksi sel beta di pankreas, sebuah kelenjar yang terletak di
belakang lambung, yang berfungsi mengatur metabolisme glukosa menjadi energi serta
mengubah kelebihan glukosa menjadi glikogen yang disimpan di dalam hati dan otot.

Tidak keluarnya insulin dari kelenjar pankreas penderita DM tipe 1 bisa disebabkan oleh reaksi
autoimun berupa serangan antibodi terhadap sel beta pankreas.

Pada penderita DM tipe 2, insulin yang ada tidak bekerja dengan baik karena reseptor insulin
pada sel berkurang atau berubah struktur sehingga hanya sedikit glukosa yang berhasil masuk
sel.

Akibatnya, sel mengalami kekurangan glukosa, di sisi lain glukosa menumpuk dalam darah.
Kondisi ini dalam jangka panjang akan merusak pembuluh darah dan menimbulkan pelbagai
komplikasi.

Tiga gejala klasik yang dialami penderita diabetes. Yaitu, banyak minum, banyak kencing, dan
berat badan turun. Pada awalnya, kadang-kadang berat badan penderita diabetes naik.
Penyebabnya, kadar gula tinggi dalam tubuh.
Gejala lain, adalah gangguan saraf tepi berupa kesemutan terutama di malam hari, gangguan
penglihatan, gatal di daerah kemaluan atau lipatan kulit, bisul atau luka yang lama sembuh,
gangguan ereksi pada pria dan keputihan pada perempuan.

Jika tidak tepat ditangani, dalam jangka panjang penyakit diabetes bisa menimbulkan berbagai
komplikasi akibat gangguan pembuluh darah, gangguan bisa terjadi pada pembuluh darah otak
(stroke), pembuluh darah mata (gangguan penglihatan), pembuluh darah jantung (penyakit
jantung koroner), pembuluh darah ginjal (gagal ginjal), serta pembuluh darah kaki (luka yang
sukar sembuh/gangren). Penderita juga rentan infeksi, mudah terkena infeksi paru, gigi, dan gusi
serta saluran kemih.
http://community.um.ac.id/showthread.php?80396-Retinopati-diabetik

Anda mungkin juga menyukai