Anda di halaman 1dari 9

ANGGARAN APBN / APBD

Tugas Kelompok :

1. Ucok Diman Sangkuti 1207210143


2.
3.
4. Utami Andhaningrum 1207210082
5. Rochyani Masyudi P. 1207210088
Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh
aktivitas atau kegiatan yang dinyatakan dalam satuan unit (kesatuan) moneter dan berlaku
untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.
Terdapat 2 jenis anggaran yaitu:

1. Anggaran Pandapatan dan Belanja Negara (APBN)


2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

KEBIJAKAN ANGGARAN

Sebagai pengatur kegiatan ekonomi nasional, pemerintah perlu membuat kebijakan


anggaran , yaitu kebijakan untuk mengatur APBN agar sesuai dengan arah dan laju
pertumbuhan ekonomi yang diharapkan

Macam-macam kebijakan anggaran

1. Anggaran Berimbang, yaitu bentuk anggaran dimana realisasi pendapatan negara sama
dengan jumlah realisasi pengeluaran / belanja negara
2. Anggaran Defisit yaitu bentuk anggaran dimana jumlah realisasi pendapatan negara
lebih kecil daripada realisasi pengeluaran / belanja negara dan memang sudah
direncanakan untuk defisit
3. Anggaran Surplus yaitu bentuk anggaran dimana jumlah realisasi pendapatan lebih
besar dari pada realisasi pengeluaran, dan memang sudah direncanakan surplus
4. Anggaran Dinamis yaitu bentuk anggaran dimana jumlah penerimaan dari tahun ke
tahun ditingkatkan dan terbuka pada pengeluaran yang meningkat sehingga anggaran
pendapatan dan belanja selalu kembali dalam keadaan seimbang

Tujuan kebijakan anggaran:

Untuk menentukan arah , tujuan , dan prioritas pembangunan nasional serta pertumbuhan
ekonomi agar dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat

1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBN)

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, atau disingkat (APBN), adalah rencana
keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat. APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan
pengeluaran negara selama satu tahun anggaran (1 Januari - 31 Desember). APBN, Perubahan
APBN, dan Pertanggungjawaban APBN setiap tahun ditetapkan dengan Undang-Undang.

Tujan APBN
Sebagai pedoman pendapatan dan pembelanjaan negara dalam melaksanakan tugas
kenegaraan untuk meningkatkan produksi dan kesempatan kerja, dalam rangka meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran masyarakat
Tahapan penyusunan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban APBN :

• Penyusunan APBN

Tiap departemen, lembaga/badan, organisasi yang dibiayai oleh keuangan negara


mengajukan usul penerimaan dan pembiayaan kepada presiden. Pemerintah mengajukan
RAPBN ke DPR, jika tidak disetujui maka menggunakan APBN tahun sebelumnya.
RAPBN disahkan menjadi APBN melalui UU, pelaksanaanya diatur dengan Keppres

• Pelaksanaan APBN

Setelah APBN ditetapkan dengan Undang-Undang, pelaksanaan APBN dituangkan lebih


lanjut dengan Peraturan Presiden.

Berdasarkan perkembangan, di tengah-tengah berjalannya tahun anggaran, APBN dapat


mengalami revisi/perubahan. Untuk melakukan revisi APBN, Pemerintah harus
mengajukan RUU Perubahan APBN untuk mendapatkan persetujuan DPR.Perubahan
APBN dilakukan paling lambat akhir Maret, setelah pembahasan dengan Badan anggaran
DPR.

Dalam keadaan darurat (misalnya terjadi bencana alam), Pemerintah dapat melakukan
pengeluaran yang belum tersedia anggarannya

• Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN

Selambatnya 6 bulan setelah tahun anggaran berakhir, Presiden menyampaikan RUU


tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN kepada DPR berupa Laporan keuangan
yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan.

Struktur APBN

Struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara saat ini adalah:

• Belanja Negara

Belanja terdiri atas dua jenis:

1. Belanja Pemerintah Pusat, adalah belanja yang digunakan untuk membiayai kegiatan
pembangunan Pemerintah Pusat, baik yang dilaksanakan di pusat maupun di daerah
(dekonsentrasi dan tugas pembantuan). Belanja Pemerintah Pusat dapat
dikelompokkan menjadi: Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal,
Pembiayaan Bunga Utang, Subsidi BBM dan Subsidi Non-BBM, Belanja Hibah,
Belanja Sosial (termasuk Penanggulangan Bencana), dan Belanja Lainnya.
2. Belanja Daerah, adalah belanja yang dibagi-bagi ke Pemerintah Daerah, untuk
kemudian masuk dalam pendapatan APBD daerah yang bersangkutan. Belanja Daerah
meliputi:
1. Dana Bagi Hasil
2. Dana Alokasi Umum
3. Dana Alokasi Khusus
4. Dana Otonomi Khusus

• Pembiayaan

Pembiayaan meliputi:

1. Pembiayaan Dalam Negeri, meliputi Pembiayaan Perbankan, Privatisasi, Surat Utang


Negara, serta penyertaan modal negara.
2. Pembiayaan Luar Negeri, meliputi:
1. Penarikan Pinjaman Luar Negeri, terdiri atas Pinjaman Program dan Pinjaman
Proyek
2. Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri, terdiri atas Jatuh Tempo dan
Moratorium

Teori mengenai APBN

 Fungsi APBN

APBN merupakan instrumen untuk mengatur pengeluaran dan pendapatan negara


dalam rangka membiayai pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan,
mencapai pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan nasional, mencapai stabitas
perekonomian, dan menentukan arah serta prioritas pembangunan secara umum.

APBN mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan


stabilisasi. Semua penerimaan yang menjadi hak dan pengeluaran yang menjadi
kewajiban negara dalam suatu tahun anggaran harus dimasukkan dalam APBN. Surplus
penerimaan negara dapat digunakan untuk membiayai pengeluaran negara tahun
anggaran berikutnya.

• Fungsi otorisasi, mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk
melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan, Dengan
demikian, pembelanjaan atau pendapatan dapat dipertanggungjawabkan kepada
rakyat.
• Fungsi perencanaan, mengandung arti bahwa anggaran negara dapat menjadi
pedoman bagi negara untuk merencanakan kegiatan pada tahun tersebut. Bila suatu
pembelanjaan telah direncanakan sebelumnya, maka negara dapat membuat rencana-
rencana untuk medukung pembelanjaan tersebut. Misalnya, telah direncanakan dan
dianggarkan akan membangun proyek pembangunan jalan dengan nilai sekian
miliar. Maka, pemerintah dapat mengambil tindakan untuk mempersiapkan proyek
tersebut agar bisa berjalan dengan lancar.
• Fungsi pengawasan, berarti anggaran negara harus menjadi pedoman untuk menilai
apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan. Dengan demikian akan mudah bagi rakyat untuk menilai apakah
tindakan pemerintah menggunakan uang negara untuk keperluan tertentu itu
dibenarkan atau tidak.
• Fungsi alokasi, berarti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi
pengangguran dan pemborosan sumber daya serta meningkatkan efesiensi dan
efektivitas perekonomian.
• Fungsi distribusi, berarti bahwa kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa
keadilan dan kepatutan
• Fungsi stabilisasi, memiliki makna bahwa anggaran pemerintah menjadi alat untuk
memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.

 Prinsip penyusunan APBN

Berdasarkan aspek pendapatan, prinsip penyusunan APBN ada tiga, yaitu:

• Intensifikasi penerimaan anggaran dalam jumlah dan kecepatan penyetoran.


• Intensifikasi penagihan dan pemungutan piutang negara.
• Penuntutan ganti rugi atas kerugian yang diderita oleh negara dan penuntutan denda.

Sementara berdasarkan aspek pengeluaran, prinsip penyusunan APBN adalah:

• Hemat, efesien, dan sesuai dengan kebutuhan.


• Tearah, terkendali, sesuai dengan rencana program atau kegiatan.
• Semaksimal mungkin menggunakan hasil produksi dalam negeri dengan
memperhatikan kemampuan atau potensi nasional.

 Azas penyusunan APBN

APBN disusun dengan berdasarkan azas-azas:

• Kemandirian, yaitu meningkatkan sumber penerimaan dalam negeri.


• Penghematan atau peningkatan efesiensi dan produktivitas.
• Penajaman prioritas pembangunan
• Menitik beratkan pada azas-azas dan undang-undang negara

 Siklus APBN

• Penyusunan Rancangan APBN


• Pembahasan n Penetapan APBN
• Pelaksanaan APBN
• Pertanggungan Jawaban Pelaksana an APBN
• Pembahasan n Pengesahan UU Pertangunggan Jawaban APBNAnggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah

Struktur dasar APBN terbagi menjadi dua bagian yaitu sebagai berikut:

I. Pendapatan Negara

Sumber pendapatan negara / pemerintah pusat pada umumnya berasal dari:


1. Penerimaan perpajakan yang meliputi:

a. Penerimaan pajak dalam negeri yang terdiri atas:

• Pajak Pengahasilan (PPh)


• Pajak Pertambahan niali (PPn)
• Pajak Pertambahan nilai atas Brang Mewah (PPnBM)
• Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
• Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
• Cukai
• Pajak – pajak lainnya

b. Penerimaan pajak perdagangan internasioanal,antara lain: bea masuk dan pajak


ekspor

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang terdiri atas :

a. Penerimaan sumber daya alam yang berasal dari minyak bumi, gas alam dan non
migas
b. Bagian laba BUMN

3. Penerimaan pembangunan, terdiri atas 3 yaitu :

a. Pinjaman luar negeri yang biasanya berupa valas


b. Bantuan luar negeri yang berupa bantuan program atau bantuan proyek
c. Hibah

II. Belanja Negara / pengeluaran pemerintah pusat

Pengeluaran atau belanja negara dapat dibebankan menjadi:

1. Pengeluaran rutin

Pengeluaran rutin adalah pengeluaran pemerintah yang sifatnya rutin yang ada setiap
tahun,yang terdiri atas :

a. Belanja pegawai berupa gaji pegawai adn pensiun, tunjangan beras dan lauk pauk,
belanja pegawai dalan dan luar negeri
b. Belanja barang dalam negeri dan luar negeri
c. Subsidi yang meliputi subsidi BBM dan subsidi non BBM
d. Subsidi untuk daerah otonom
e. Pembayaran cicilan utang baik dalam negeri maupun utang luar negeri beserta
bunganya

2. Pengeluaran pembangunan
Adalah pengeluaran yang tidak rutin setiap tahun, pengeluaran ini sifatnya temporer.
Pengeluaran pembangunanterdiri atas:

a. Pembiayaan rupiah, yaitu pengeluaran pemerintah berupa barang atau uang secara
langsung
b. Bantuan proyek yaitu pengeluaran pemerintah berupa pembangunan unit – unit
proyek

3. Dana yang di alokasiakn ke daerah, terdiri atas

a. Dana pembangunan daerah


b. Dana Alokasi Khusus (DAK)
c. Dana Alokasi Umum (DAU)
d. Dana otonomi khusus

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan
pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD
ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Tahun anggaran APBD meliputi masa satu tahun, mulai
dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember.

Landasan Hukum APBD

Pengaturan keuangan antara pusat dan daerah di atur dalam UU No. 25 tahun 1999 yang
intinya adalah pembagian kewenangan dan fungsi antara pusat dan daerah. Undang –
undang ini menganut prinsip money follows function, yang berarti jika kewenangan
dilimpahkan ke daerah maka uang untuk mengelola kewenangan itu pun harus
dilimpahkan ke daerah.

Tujuan APBD adalah sebagai pedoman penerimaan dan pengeluaran dalam melaksanakan
kegiatan daerah untuk meningkatkan produksi dan kesempatan kerja, dalam rangka
meningkatkan perumbuhan ekonomi dan kemakmuran bagi masyarakat daerah

Cara Penyusunan APBD

Pemda mengajukan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD kepada DPRD.


Pengambilan keputusan oleh DPRD selambat-lambatnya 1 bulan sebelum tahun anggaran
yang bersangkutan dilaksanakan. Setelah disetujui oleh DPRD, RAPBD ditetapkan
menjadi APBD melalui Peraturan Daerah. Jika tidak disetujui, untuk membiayai
keperluan setiap bulan, Pemda dapat melaksanakan pengeluaran setingi-tingginya sebesar
angka APBD tahun sebelumnya. Setelah APBD ditetapkan, pelaksanaan dituangkan lebih
lanjut dengan keputusan gubernur / bupati / walikota.

Faktor-faktor penentu besarnya APBD

1. Kondisi awal suatu daerah


2. Pertumbuhan penduduk
3. Perkembangan Pendapatan Domestik Regional Bruto perkapita
4. Tingkat Inflasi
5. Pembangunan fasilitas umum baru
6. Sumber pendapatan / investasi baru
7. Perubahan peraturan pemerintah daerah

APBD terdiri atas:

• Anggaran pendapatan, terdiri atas


o Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang meliputi pajak daerah, retribusi daerah,
hasil pengelolaan kekayaan daerah, dan penerimaan lain-lain
o Bagian dana perimbangan, yang meliputi Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi
Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus
o Lain-lain pendapatan yang sah seperti dana hibah atau dana darurat.
• Anggaran belanja, yang digunakan untuk keperluan penyelenggaraan tugas
pemerintahan di daerah.
• Pembiayaan, yaitu setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya.

Mekanisme Pembentukan Peraturan Daerah

Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) dapat berasal dari DPRD atau kepala daerah
(gubernur, bupati, atau walikota). Raperda yang disiapkan oleh Kepala Daerah disampaikan
kepada DPRD. Sedangkan Raperda yang disiapkan oleh DPRD disampaikan oleh pimpinan
DPRD kepada Kepala Daerah.

Pembahasan Raperda di DPRD dilakukan oleh DPRD bersama gubernur atau bupati/walikota.
Pembahasan bersama tersebut melalui tingkat-tingkat pembicaraan, dalam rapat
komisi/panitia/alat kelengkapan DPRD yang khusus menangani legislasi, dan dalam rapat
paripurna.

Raperda yang telah disetujui bersama oleh DPRD dan Gubernur atau Bupati/Walikota
disampaikan oleh Pimpinan DPRD kepada Gubernur atau Bupati/Walikota untuk disahkan
menjadi Perda, dalam jangka waktu palinglambat 7 hari sejak tanggal persetujuan bersama.
Raperda tersebut disahkan oleh Gubernur atau Bupati/Walikota dengan menandatangani
dalam jangka waktu 30 hari sejak Raperda tersebut disetujui oleh DPRD dan Gubernur atau
Bupati/Walikota. Jika dalam waktu 30 hari sejak Raperda tersebut disetujui bersama tidak
ditandangani oleh Gubernur atau Bupati/Walikota, maka Raperda tersebut sah menjadi Perda
dan wajib diundangkan.

STRUKTUR APBD
Sumber pendapatan daerah terdiri dari :

A. Sisa lebih dari perhitungan Anggaran tahun yang lalu


B. Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) , terdiri dari :

• 1. Hasil pajak daerah


• 2. Hasil retribusi daerah
• 3. Hasil BUMD dan kekayaan daerah
• 4. PAD yang sah lainnya

C. Dana Perimbangan, terdiri atas :

• 1. Dana Bagi hasil pajak /bukan pajak


• 2. Dana Alokasi Umum ( DAU )
• 3. Dana Alokasi Khusus ( DAK )

D. lain-lain pendapatan yang sah, misalnya dari hibah dan pendapatan dana darurat

Pengeluaran /Belanja Pemerintah Daerah, terdiri dari :


1. Belanja rutin
a. untuk administrasi umum
belanja pegawai, belanja barang, belanja perjalanan dinas, belanja pemeliharaan
b. Operasional dan pemeliharaan sarana dan prasarana umum
2. Belanja Investasi (pelayanan publik )
3. Belanja bagi hasil dan keuangan (pengeluaran transfer ) untuk angsuran pinjaman , bantuan
dan dana cadangan
4. Belanja tak terduga

Pengaruh Serta Peran APBN dan APBD Terhadap Perekonomian :

Melalui APBN dan APBD, maka dapat diketahui arah, tujuan, serta prioritas pembangunan
yang akan dan sedang dilaksanakan. Pengeluaran pembangunan tersebut akan meningkatkan
pembangunan sarana dan prasarana ekonomi, sehingga akan meningkatkan produktivitas
faktor-faktor produksi. Pengeluaran pembangunan juga diharapkan mampu meningkatksn
SDA, sehingga memampukan manusia tersebut dalam menerapkan teknologi tinggi pada
proses produksi, untuk meningkatkan hasil produksi, dan akhirnya semakin banyak barang
dan jasa yang tersedia bagi masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai