Berkaitan dengan hal ini, maka pada Istambul Summit yang diadakan pada
pertengahan tahun 2008, dan dihadiri oleh 150 orang perwakilan ilmiah dan
dokter dari 78 negara, pegawai pemerintah, ilmuwan sosial dan pakar etika,
semua menyatakan ikrar untuk menentang organ trafficking (penjualan organ
manusia), komersialisasi transplantasi (pengobatan organ sebagai komoditas)
dan transplant tourisme (turisme dalam rangka penyediaan organ untuk pasien
dari negara lain)
Dalam hukum di Indonesia, pada prinsipnya ada beberapa larangan:
1. Larangan komersialisasi organ atau jaringan tubuh: Pasal 16 PP 18/1981
menyatakan bahwa donor dilarang menerima imbalan material dalam bentuk
apapun. Pasal 80 ayat 3 UU No 23/1992 menyatakan bahwa barangsiapa dengan
sengaja melakukan perbuatan dengan tujuan komersial dalam pelaksanaan
transplantasi organ tubuh atau jaringan tubuh atau tranfusi darah dipidana
dengan pidana penjara paling lama 15 tahun dan pidana denda paling banyak
300 juta rupiah.
2. Larangan pengiriman dan penerimaan organ jaringan dari dan keluar negeri
(pasal 19 PP No. 18/1981)
Transplantasi Menurut Islam
a. TransplantasiOrgan Dari Donor Yang Masih Hidup
Dalam syara seseorang diperbolehkan pada saat hidupnya
mendonorkan sebuah organ tubuhnya atau lebih kepada orang
lain yang membutuhkan organ yang disumbangkan itu, seperti
ginjal. Akan tetapi mendonorkan organ tunggal yang dapat
mengakibatkan kematian si pendonor, seperti mendonorkan
jantung, hati dan otaknya. Maka hukumnya tidak diperbolehkan,
berdasarkan firman Allah SWT dalam Al – Qur’an surat Al –
Baqorah ayat 195
” dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam
kebinasaan ”
An – Nisa ayat 29
” dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri ”
Al – Maidah ayat 2
” dan jangan tolong – menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. ”
Dan dalam hal ini Allah SWT telah membolehkan
memberikan maaf dalam masalah qishash dan
berbagai diyat. Allah SWT berfirman :
“Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan
dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan)
mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang
diberi maaf) membayar (diyat) kepada yang memberi
maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu
adalah suatu keringanan dari Tuhan kalian dan suatu
rahmat.” (QS. Al Baqarah : 178)
b. Hukum Transplantasi Dari Donor Yang Telah
Meninggal
Adapun beberapa hukum yang harus kita tahu, yaitu :
1. Dilakukan setelah memastikan bahwa si
penyumbang ingin menyumbangkan organnya setelah
dia meninggal. Bisa dilakukan melalui surat wasiat
atau menandatangani kartu donor atau yang lainnya.
2. Jika terdapat kasus si penyumbang organ belum
memberikan persetujuan terlebih dahulu tentang
menyumbangkan organnya ketika dia meninggal maka
persetujuan bisa dilimpahkan kepada pihak keluarga
penyumbang terdekat yang dalam posisi dapat
membuat keputusan atas penyumbang.
3. Organ atau jaringan yang akan disumbangkan
haruslah organ atau jaringan yang ditentukan dapat
menyelamatkan atau mempertahankan kualitas hidup
manusia lainnya.
4. Organ yang akan disumbangkan harus
dipindahkan setelah dipastikan secara prosedur medis
bahwa si penyumbang organ telah meninggal dunia.
5. Organ tubuh yang akan disumbangkan bisa juga
dari korban kecelakaan lalu lintas yang identitasnya
tidak diketahui tapi hal itu harus dilakukan dengan
seizin hakim.
c. Keadaan Darurat