Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN PADA IBU BERSALIN

KALA II

Kelompok 3
 
Demi Septi Wulandari 0903003
Eka Elyana 0903010
Maulia Isnaini 0903024
Rara Novikasari 0903032
S  Pengertian

U B 1.Perubahan Fisiologi Pada Kala II


Persalinan

B A 2.Asuhan Sayang Ibu Dan Posisi


Meneran

P H 3.Mekanisme Persalinan Normal


4.Asuhan Kala II

O A 5.Menolong Persalinan Sesuai APN


6.Maneuver Tangan Dan Langkah –

K S Langkah Dalam Melahikan


7.Membantu Kelahiran Bahu
O A 8.Kebutuha Ibu Dalam Kala II
9.Melakukan Amniotomi Dan Episiotomi
k N
 Pengertian 

Persalinan kala II adalah proses


pengeluaran buah kehamilan sebagai
hasil pengenalan proses dan
penatalaksanaan kala pembukaan yang
dimulai dengan pembukaan lengkap dari
serviks dan berakhir dengan lahirnya
bayi.
1. Perubahan Fisiologi Pada Kala
II Persalinan

a. Kontraksi uterus dan •Jalur kontraksi uterus dan


dorongan otot – otot dorongan otot-otot dinding uterus
dinding uterus dorongan otot – otot dinding
Kontraksi uterus uterus => kontraksi>>> => ketuban
dikendalikan oleh syaraf pecah => kepala terdorong
intrinsik, tidak disadari, memasuki vagina => terjadi
tidak dapat diatur oleh penekanan kepada kepala bayi =>
ibu bersalin, baik terjadi fleksi => kontraksi makin
frekuensi maupun lama
kuat (efek umpan balik+) =>
kontraksi.
Ferguson’s refleks
 Pergeseran organ dasar panggul
Jalur pergeseran organ dasar panggul
penekanan kepala => pergeseran organ dasar
panggul => anterior: kandung kemih terdorong ke
abdomen, posterior: rektum => musculus levator ani
berdilatasi => perineum menonjol => kepala terlihat
di vulva => crowning => ekspulsi
2. Asuhan Sayang Ibu Dan Posisi
Meneran
 Asuhan sayang ibu
 Asuhan yang aman, berdasarkan evidence based dan
turut meningkatkan angka kelangsungan hidup ibu
 Membantu ibu merasa nyaman dan aman selama
proses persalinan yang menghargai kebiasaan
budaya, praktek keagamaan dan kepercayaan serta
melibatkan ibu dan keluarga sebagai pembuat
keputusan, secara emosional sifatnya mendukung.
Asuhan sayang ibu melindungi hak – hak ibu untuk
mendapatkan privasi dan menggunakan sentuhan
bila diperlukan
• Menghormati kenyataan bahwa kehamilan dan persalinan
merupakan proses alamiah dan bahwa intervensi yang tidak
perlu dan pengobatan untuk proses alamiah harus dihindarkan.
• Berpusat pada ibu dan bukan pada petugas kesehatan dan
selalu melihat dahulu ke cara pengobatan yang sederhana dan
non intervensi sebelum berpaling ke teknologi
• Menjamin bahwa ibu dan keluarganya diberitahu tentang apa
yang sedang terjadi dan apa yang bisa diharapkan
• Bidan harus memastikan seseorang yang telah dipilih ibu untuk
mendampingi selama persalinan (suami, ibu, mertua, saudara
perempuan, atau teman)
• Ibu yang memperoleh dukungan emosional selama persalinan
akan mengalami waktu persalinan yang lebih singkat, intervensi
yang lebih sedikit dan hasil persalinan yang lebih baik.
• Posisi meneran
• tenaga kesehatan / bidan hendaknya
membiarkan ibu bersalin dan melahirkan
dalam posisi yang dipilihnya dan bukan posisi
terlentang atau litotomi.
3. Mekanisme Persalinan Normal
– Panggul dan fetal skull
• Tubuh janin
• Letak : hubungan poros panjang janin ke poros panjang ibu
• Letak bayi
• Presentasi : menunjukkan pada bagian bawah janin memasuki
jalan masuk panggul bagian atas
• Sikap
• Posisi :hubungan antara bagian terendah janin dan sisi
panggul ibu
• Synclitisma/Asynclitisma
• Tengkorak kepala janin
– Mekanisme persalinan
• Turunnya kepala dibagi menjadi dua yaitu masuknya
kepala dalam pintu atas panggul, dan majunya kepala.
• Fiksasi (engagement) 
• Desensus 
• Fleksi, 
• Putaran paksi dalam/rotasi internal
• Rotasi internal
• Ekstensi
• Rotasi eksternal/putaran paksi luar
• Restitusi
• Ekspulsi
4. Asuhan Kala II
• Pemantauan Ibu
• Tanda – tanda dan gejala kala II
• Evaluasi kesejahteraan ibu
• Kemajuan persalinan
• Pemantauan janin
• Saat bayi belum lahir
• Saat bayi lahir
5. Menolong Persalinan Sesuai
APN
• Melihat tanda dan gejala kala 2
• Menyiapkan peralatan pertolongan
persalinan
• Memastikan pembukaan lengkap dan
keadaan janin baik
• Menyiapkan ibu dan keluarga untuk
membantu proses pimpinan meneran
• Persiapan pertolongan kelahiran
– Memulai meneran
– Cara meneran
– Menolong kelahiran bayi
– Penanganan bayi baru lahir
– Yang harus diperhatikan pada saat pengeluaran
bayi
– Gejala dan tanda distosia bahu
6. Maneuver Tangan Dan Langkah
– Langkah Dalam Melahirkan

• Letakkan telapak tangan pada bagian vertex yang terlihat, sambil hati
– hati agar jangan membiarkan tangan masuk kedalam vagina.
Lakukan penekanan terkendali dan tidak menghambat kepala janin
untuk keluar
• Dengan tangan lainnya, support perineum untuk mencegah kepala
terdorong keluar terlalu cepat sehingga merusak perineum. Tutupilah
tangan yang mensupport perineum dengan handuk. Letakkan ibu jari
dipertengahan pada salah satu sisi perineum dan letakkan jari
telunjuk dipertengahan sisi perineum yang berlawanan. Secara
perlahan tekanlah ibu jari dan jari telunjuk ke bawah dan kearah satu
sama lain untuk mengendalikan peregangan perineum.
• Dengan cermat dan hati-hati perhatikan perineum saat
kepala janin terus muncul dan lahir, usaplah mulut bayi
dengan jari yang dibungkus kain kasa
• Pada waktu kepala sudah lahir, luncurkan salah satu jari
tangan dari salah satu tangan ke leher bayi untuk
memeriksa apakah ada lilitan tali pusat di sekeliling leher
janin, biasanya tali pusat tersebut hanya perlu
dilonggarkan sedikit agar kepala janin bisa dilahirkan
tanpa kesulitan
• Jika tali pusat melilit leher bayi dengan longgar, upayakan
agar tali pusat tersebut dapat dilonggarkan lewat
kepalanya. Jika lilitan tali pusat tersebut terlalu ketat untuk
bisa dilepas lewat kepala bayi, tetapi tidak terlalu ketat
melilit leher bayi, lepaskan melalui bahunya saat bayi lahir.
• Tunggulah sampai terjadi rotasi eksternal pada kepala
bayi. Setelah kepala bayi berputar menghadap ke paha
ibu, letakkan tangan pada kedua sisi kepala bayi,
tangan ke bawah untuk melahirkan bahu anterior,
kemudian tangan mengarah keatas lagi untuk
melahirkan bahu posterior
• Setelah bahu dilahirkan, letakan salah satu tangan di
bawah leher bayi untuk menopang kepala, leher dan
bahunya, sedangkan 4 jari tangan yang satu lagi
menopang lengan dan bahu anterior. (Sementara
melakukan hal tersebut, bungkukan badan secukupnya
untuk mengamati perineum dan memastikan bahwa
tidak ada tekanan berlebihan pada perineum)
• Pada saat badan bayi dilahirkan, luncurkan tangan
atas kebawah badan bayi, dan selipkan jari telunjuk
di antara kaki bayi dan terus ke bawah hingga
menggenggam kedua pergelangan kaki bayi
• Lahirkan tubuh bayi dalam gerak lengkung yang
rata (ingat kurva carus) keluar supaya kepalanya
sekarang ditopang oleh permukaan telapak tangan
yang satu lagi. Tangan yang menopang kepala
hendaknya lebih rendah dari tubuh bayi.
• Sementara mengevaluasi kondisi bayi, keringkanlah
lalu letakkan bayi diatas abdomen ibu
7. Membantu Kelahiran Bahu

Setelah putar paksi luar kepala, bahu mengalami


desensus ke dalam panggul dengan cara seperti
yang terjadi pada desensus kepala.
8. Kebutuhan Ibu Dalam Kala II

• Kehadiran pendamping secara terus menerus.


• Mengurangi rasa sakit.
9. Melakukan Amniotomi Dan
Episiotomi
• Amniotomi
• Indikasi amniotomi
• Cara melakukan amniotomi
• Keuntungan amniotomi
• Kerugian amniotomi
• Episiotomi
– Indikasi
– Jenis Episiotomi
• Episiotomi medialis.
• Episiotomi mediolateralis
• Episiotomi lateralis
• Insisi Schuchardt.

Anda mungkin juga menyukai