Anda di halaman 1dari 12

BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DAN PANJANG BADAN SERTA

LINGKAR KEPALA KURANG.

SKENARIO

Pagi ini seorang bayi dilahirkan di RS UKRIDA melalui Sectio Cessarian dari seorang ibu yang
memiliki TD 160-180/100-120 sejak masa awal kehamilan.Umur gestasional bayi tersebut berkisar
42-43 minggu.Berat badan 1800 gram,panjang badan 45 cm,lingkar kepala 32 cm dan lingkar dada
33 cm.

Pemeriksaan fisik pada menit pertama menunjukkan bayi tersebut tangisannya lemah,frekuensi
jantung 125x/menit,bayi menyeringai namun tidak batuk/bersin saat dilakukan oral dan nasal
suctioning.Bayi bergerak aktif dengan warna kulit badan kemerahan namun ekstremitas
kebiruan.Pemeriksaan fisik pada menit ke 5 menunjukkan bayi tersebut menangis kuat,frekuensi
jantung 138x/menit,bayi batuk dan bersin pada waktu di suction,dan bergerak aktif,warna badannya
kemerahan namun ekstremitas tetap kebiruan.

Vital sign: temperature:36.5 °C

Respiratory rate:55

Cardiac rate: 138

PENDAHULUAN

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badannya < 2500 gram
tanpa memperhatikan usia gestasi.Berkaitan dengan bayi KMK (Kecil Masa Kehamilan), ibu
dengan :
a. Diabetes Melitus
b. Hipertensi
c. Pre Eklamsia
d. Infeksi
e. Malnutrisi
f. Obat-obatan
PENGGOLONGAN
1. Prematuritas murni.
Bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai

1
dengan berat badan untuk masa kehamilan atau disebut Neonatus Kurang Bulan Sesuai Masa
Kehamilan ( NKBSMK).

2. Dismaturitas.
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan, dismatur
dapat terjadi dalam preterm, term, dan post term. Dismatur ini dapat juga:Neonatus Kurang Bulan -
Kecil untuk Masa Kehamilan (NKB- KMK). Neonatus Cukup Bulan-Kecil Masa Kehamilan
( NCB-KMK ), Neonatus Lebih Bulan-Kecil Masa Kehamilan (NLB- KMK ).

ANAMNESIS

Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamesis untuk menegakkan mencari etiologi dan
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya BBLR:

a) Umur ibu
b) Riwayat hari pertama haid terakir
c) Riwayat persalinan sebelumnya
d) Paritas, jarak kelahiran sebelumnya
e) Kenaikan berat badan selama hamil
f) Aktivitas
g) Penyakit yang diderita selama hamil
h) Obat-obatan yang diminum selama hamil

PEMERIKSAAN FISIK

TABEL PERTUMBUHAN BAYI

2
KRITERIA Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2
Usaha napas Lemah Menangis keras
Respiratory tiada Lambat
Frek.jantung/menit
Pulse 0 <100 ≥100
Refleks Lemah Baik
Grimace Tidak ada reaksi Reaksi sedikit (reaksi melawan)
Tonus otot Lemas Ekstremitas fleksi
Activity lumpuh (sedikit) aktif
Warna kulit Pucat kebiruan Badan kemerahan Kemerahan
appearance (seluruh tubuh) Ekstremitas biru (seluruh tubuh)

Nilai ini disebut nilai APGAR (APGAR SCORE). Penilaian ini dilakukan pada menit pertama
setelah lahir yang memberikan petunjuk derajat asfiksia yang dideritai neonatus dan sebagai
pedoman untuk menentukan cara resusitasi. Evaluasi nilai Apgar setelah lahir :

 Nilai 7 – 10 : adaptasi baik

 Nilai 4 – 6 : asfiksia ringan s/d sedang

 Nilai 0 – 3 : asfiksia berat

Penilaian Apgar ini perlu diulangi setelah 5 menit dan nilai ini mempunyai nilai prognosis karena
berkorelasi dengan morbiditas dan mortalitas neonatal.

Penilaian selanjutnya adalah:

a) Pernapasan
o Napas melalui hidung
o Laju napas 40-60 x/ menit
o Tope abdominal atau diafragmatik
o Cheyne Stokes (premature)
o Torakal (kelainan paru)

3
b) Sirkulasi
o Nadi
o Warna kulit (kemerahan, sianosis ujung-ujung jari)
o Ekstremitas (dingin-sepsis)
c) Kesadaran, refelks, tonus
d) Gejala tertentu
o Kejang, ikterus
o Muntah, diare
o Apnea, gementar
o Pucat (anemia), sianosis (masalah jantung)
o Tangisan
o Nafsu minum
o Perdarahan
o Dan lain-lain.

Selain itu dilakukan juga pemeriksaan antropometri:

a) Lingkar Kepala
Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak secara praktis, biasanya untuk
memeriksa keadaan patologi dari besarnya kepala atau peningkatan ukuran kepala. Contohnya
hidrosefalus dan mikrosefalus. Lingkar kepala dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang
tengkorak. Ukuran otak meningkat secara cepat selama tahun pertama, tetapi besar lingkar kepala
tidak menggambarkan keadaan kesehatan dan gizi. Bagaimanapun ukuran otak dan lapisan tulang
kepala dan tengkorak dapat bervariasi sesuai dengan keadaan gizi.Dalam antropometri gizi rasio
Lika dan Lida cukup berarti dan menentukan KEP pada anak. Lika juga digunakan sebagai
informasi tambahan daam pengukuran umur. Lingkar kepala bayi baru lahir normalnya 31-36 cm.
b) Lingkar Dada
Biasa digunakan pada anak umur 2-3 tahun, karena pertumbuhan lingkar dada pesat sampai anak
berumur 3 tahun. Rasio lingkar dada dan kepala dapat digunakan sebagai indikator KEP pada balita.
Pada umur 6 bulan lingkar dada dan kepala sama. Setelah umur ini lingkar kepala tumbuh lebih
lambat daripada lingkar dada. Pada anak yang KEP terjadi pertumbuhan lingkar dada yang lambat
→ rasio lingkar dada dan kepala < 1. Ada juga yang menyatakan bahwa lingkar dada normal pada
bayi baru ladir adalah 30-33cm.

4
c) Panjang Badan

Untuk anak usia < 2 tahun, pemeriksaan panjang badan dilakukan dengan bayi/anak terlentang di
atas papn ukuran, tanpa sepatu, atau topi. Diusahakan agar tubuh bayi lurus. Panjang badan diukur
dengan meletakkan verteks bayi pada kayu yang tetap, sedangkan kayu yang dapat bergerak
menyentuh tumit bayi. Pengukuran langsung dengan tali pengukur tidak akurat hasilnya, kecuali
ada asistent yang memegang kaki bayi agar tidak bergerak dengan panggul dan lutut lurus.
Berkurangnya kurva pertumbuhan badan memperlihatkan adanya kondisi kronik dan kelainan
endokrin. Membandingkan kurva ini dengan srandard normal adalah sangat penting. Panjang badan
normal bayi baru lahir adalah 44-53 cm.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Analisa gas darah ( PH kurang dari 7,20 ).
2. Penilaian APGAR Score meliputi (Warna kulit, frekuensi jantung, usaha nafas, tonus otot dan
reflek).
3. Pemeriksaan EEG dan CT-Scan jika sudah timbul komplikasi.
4. Pengkajian spesifik
5. Pemeriksaan fungsi paru
6. Pemeriksaan fungsi kardiovaskuler

ETIOLOGI

1. Faktor ibu

 Penyakit seperti malaria, anaemia, sipilis, infeksi TORCH, dan lain-lain


 Komplikasi pada kehamilan:Komplikasi yang tejadi pada kehamilan ibu seperti perdarahan
antepartum, pre-eklamsia berat, eklamsia, dan kelahiran preterm.
 Usia Ibu dan paritas:Angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada bayi yang dilahirkan
oleh ibu-ibu dengan usia
 Faktor kebiasaan ibu: Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok, ibu
pecandu alkohol dan ibu pengguna narkotika.

2. Faktor Janin : Prematur, hidramion, kehamilan kembar/ganda (gemeli), kelainan kromosom.

3. Faktor Lingkungan:Yang dapat berpengaruh antara lain; tempat tinggal di daratan tinggi, radiasi,
sosio-ekonomi dan paparan zat-zat racun

5
Manakala,etiologi pada bayi mikrosefali pula adalah:

1. Kekurangan pasokan oksigen selama masa kehamilan atau ketika melahirkan.


2. Faktor keturunan (genetik).
3. Gangguan kromosom.
4. Konsumsi obat-obat tertentu oleh ibu saat hamil.
5. Meningitis atau radang selaput otak.
6. Kekurangan gizi yang berat, terutama ketika bayi.
7. Sutura dan ubun-ubun yang terlalu cepat menutup.
8. Penyakit dan sindrom lainnya (sindrom Down, sindrom Patau, sindrom Cri-du-chat,)

PATOFISIOLOGI
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belumcukup
bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya bayi lahircukup bulan (usia
kehamilan 38 minggu), tapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecilketimbang masa kehamilannya,
yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Biasanya hal ini terjadikarena adanya gangguan pertumbuhan
bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkanoleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta,
infeksi, hipertensi dan keadaankeadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi
berkurang.Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidakmengalami
hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal.Dengan kondisi kesehatan
yang baik, system reproduksi normal, tidak menderita sakit,dan tidak ada gangguan gizi pada masa
pra hamil maupun saat hamil, ibu akanmelahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat daripada ibu
dengan kondisi kehamilan yangsebaliknya.Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil
sering melahirkanbayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila
ibumenderita anemia.
Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb berada di bawahnormal.
Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadiselama
kehamilan.Ibu hamil umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya memberisedikit besi kepada
janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal.Selanjutnya mereka akan menjadi
anemia pada saat kadar hemoglobin ibu turun sampaidi bawah 11 gr/dl selama trimester
III.Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan padapertumbuhan janin baik
sel tubuh maupun sel otak.Anemia gizi dapat mengakibatkankematian janindidalam kandungan,
abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi

6
yang dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematianperinatal secara
bermakna lebih tinggi.Pada ibu hamil yang menderita anemia beratdapat meningkatkan resiko
morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinanmelahirkan bayi BBLR dan prematur juga
lebih besar

DIAGNOSIS KERJA:BBLR

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa
memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah
lahir.
DIAGNOSIS BANDING

RDS PNEUMONIA SEPSIS NEONATORUM


PENATALAKSANAAN NICU Oksigen Antibiotik aminoglikosida
Nutrisi parenteral Antibiotik spektrum luas Supportive care
PROGNOSIS Berat janin 1500 g 90-% Dapat sembuh tambah gejala Angka kehidupan 80%
dapat bertahan hidup sequele
GEJALA Takipneu Takipneu Suhu tidak stabil
Retraksi interkostal Retraksi interkostal Isapan lemah
Asidosis respiratorik Hipertensi pulmonal diikuti Jaundice
sepsis Bradikardi
LAB DAN RADIOLOGI Asidosis Peningkatan leukosit Kultur darah
Gambaran granular lung,air Konsolidasi lobus bilateral Immatur neutrofil ratio
bronkogram dan air filled
esofagus.
PREMATUR + + +
BBLR + + +
SESAK NAFAS + +
HIPOTERMI - - +
EXP.GRUNTING + + -

GEJALA

Makin muda umurkehamilan,makin jelas tanda-tanda imaturitasnya. Karakteristik dari bayi


preterm yaitu:

1.Berat lahir kurang dari 2500 gr


2.PB kurang dari 45 cm
LD kurang dari 30 cm
LK kurang dari 33 cm
3.Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
4.Kepala relatif lebih besar

7
5.Kulit tipis transparan, rambut lanugobanyak ,lemak kulit berkurang
6.Otot hipotonik lemah, pernafasan tidak teratur dapat terjadi apnea
7.Ektremitas paha abduksi, sendi lutut atau kaki fleksi sampai lurus
8.Pernafasan sekitar 45 sampai dengan 50kali permenit
Bayi dengan tanda “wasting” dapat dibagi menurut berat ringannya
1. Stadium 1
Bayi kurus dan relatif lebih panjang, kulitnya longgar, kering dan belum terdapat
mekonium
2. Stadium II
Tanda stadium I ditambah warna kehijauanpada kulit dan plasenta, umbilicus,hal ini disebabkan
mekonium yang tercampur dengan amnion yang mengendappada kulit danplasenta.

3. Stadium III
Ditemukan stadium II ditambah kulit yang berwarna kuning, kuku dan tali
Pusatnya

Dismaturitas :

a) Kulit berselubung verniks kaseosa tipis/tak ada


b) Kulit pucat bernoda mekonium, kering, keriput, tipis
c) Jaringan lemak di bawah kulit tipis, bayi tampak gesit, aktif dan kuat
d) Tali pusat berwarna kuning kehijauan
e) Lahir dengan pengurangan ukuran kepala
f) Berat di bawah rata-rata
g) Sutura cranialis menutup sebelum waktunya
h) Gangguan berbicara
i) Fontanela kecil
j) Retardasi mental
k) Kejang
l) Muka luas,dahi menyusut
m) Kerdil
n) Hiperaktif

PENGOBATAN

a. Vitamin K1

8
Injeksi 1 mg IM sekali pemberian, atau per oral 2 mg sekali pemberian atau 1 mg 3 kali pemberian
(saat lahir, umur 3-10 hari, dan umur 4-6 minggu)

b. Diatetik

Bayi prematur atau BBLR mempunyai masalah menyusui karena refleks menghisapnya masih
lemah. Untuk bayi demikian sebaiknya ASI dikeluarkan dengan pompa atau diperas dan diberikan
pada bayi dengan pipa lambung atau pipet. Dengan memegang kepala dan menahan bawah dagu,
bayi dapat dilatih untuk menghisap sementara ASI yang telah dikeluarkan yang diberikan dengan
pipet atau selang kecil yang menempel pada puting. ASI merupakan pilihan utama.Apabila bayi
mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang cukup dengan cara apapun, perhatikan cara
pemberian ASI dan nilai kemampuan bayi menghisap paling kurang sehari sekali.Apabila bayi
sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik 20 g/hari selama 3 hari berturut-turut,
timbang bayi 2 kali seminggu.Bagi pengobatan miikrosefali,tidak ada pengobatan untuk
microcephaly yang dapat mengembalikan kepala anak ke ukuran normal atau bentuk. Perawatan
berfokus pada cara-cara untuk mengurangi dampak neurologis terkait cacat dan cacat. Anak-anak
dengan keterlambatan perkembangan microcephaly dan biasanya dievaluasi oleh pediatrik neurolog
dan diikuti oleh tim manajemen medis.

PENATALAKSANAAN

Berat lahir 1750 – 2500 gram

Bayi Sehat

Biarkan bayi menyusu pada ibu semau bayi. Ingat bahwa bayi kecil lebih mudah merasa letih dan
malas minum, anjurkan bayi menyusu lebih sering (contoh; setiap 2 jam) bila perlu.Pantau
pemberian minum dan kenaikan berat badan untuk menilai efektifitas menyusui. Apabila bayi
kurang dapat menghisap, tambahkan ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatif cara
pemberian minum.

Bayi Sakit

Apabila bayi dapat minum per oral dan tidak memerlukan cairan IV, berikan minum seperti pada
bayi sehat.

Apabila bayi memerlukan cairan intravena:


9
a. Berikan cairan intravena hanya selama 24 jam pertama
b. Mulai berikan minum per oral pada hari ke-2 atau segera setelah bayi stabil. Anjurkan
pemberian ASI apabila ibu ada dan bayi menunjukkan tanda-tanda siap untuk menyusu.
c. Apabila masalah sakitnya menghalangi proses menyusui (contoh; gangguan nafas, kejang),
berikan ASI peras melalui pipa lambung
d. Berikan cairan IV dan ASI menurut umur
e. Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; 3 jam sekali). Apabila bayi telah mendapat
minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar berikan tambahan ASI setiap kali
minum. Biarkan bayi menyusu apabila keadaan bayi sudah stabil dan bayi menunjukkan
keinginan untuk menyusu dan dapat menyusu tanpa terbatuk atau tersedak.

Mempertahankan suhu
BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan. Dalam
ruang perawatan bayi, suhu dipertahankan tidak kurang dari 24oC atau jika bayi sangat kecil
dimasukan ke incubator dengan suhu dipertahankan 26-32oC dengan kelembaban 65-75 %.
Oksigen diberikan melalui kotak kepala (head box) atau masuk ke dalam incubator secara
terkontrol.
Mencegah infeksi
Infeksi dikontrol dengan perhatian khusus untuk mencegah penularan infeksi dari pengunjung dan
staf yang bertugas, dan hal-hal lain ke kamar perawatan bayi. Mencuci tangan sebelum memegang
bayi merupakan tindakan pencegahan yang sangat penting.
Pengawasan nutrisi/ASI
Refleks mengisap BBLR belum sempurnah, oleh sebab itu pemberian nutrisi/ASI harus dilakukan
dengan cermat. Bila bayi tidak dapat mengisap tapi bias menelan, langsung saja tetesi ASI dari
puting susu ibu atau diberikan melalui pipa/sendok.
Penimbangan
Perubahan BB mencerminkan kondisi gizi/nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh,
oleh sebab itu penimbangan BB harus dilakukan dengan ketat.

PREVENTIF

Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan atau preventif adalah langkah yang penting.
Hal-hal yang dapat dilakukan :

10
1. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun kehamilan
dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga berisiko, terutama faktor risiko
yang mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada
institusi pelayanan kesehatan yang lebih mampu

2. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, tanda tanda
bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar mereka dapat menjaga
kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik

3. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat (20-34
tahun)

KOMPLIKASI

Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara lain
a. Hipotermia
b. Hipoglikemia
c. Gangguan cairan dan elektrolit
d. Hiperbilirubinemia
e. Sindroma gawat nafas
f. Paten duktus arteriosus
PROGNOSIS

Kematian perinatal pada bayi BBLR 8 kali lebih besar dari bayi normal. Prognosis akan lebih buruk
bila berat badan makin rendah, angka kematian sering disebabkan karena komplikasi neonatal
seperti asfiksia, aspirasi, pneumonia, pendarahan intra kranial, hipoglikemia. Bila hidup akan
dijumpai kerusakan saraf, gangguan bicara, IQ rendah. Prognosis ini juga tergantung dari keadaan
sosial ekonomi, pendidikan orang tua dan perawatan pada saat kehamilan, persalinan dan posnatal.
Pengaturan suhu lingkungan, resusitasi, makanan, mencegah infeksi, mengatasi pernapasan,
asfiksia, hiperbilirubinemia, hipoglikemia dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Bayi Berat Lahir Rendah. Dalam : Standar Pelayanan
Medis Kesehatan Anak. Edisi I. Jakarta : 2004 ; 307-313.

11
2. Diunduh dari http://library.usu.ac.id/download/fk/keperawatan-nur.pdf
3. Diunduh dari http://www.scribd.com/doc/18765172/ASUHAN-KEBIDANAN-ASKEB-BAYI-
BARU-LAHIR-BBL
4. Diunduh dari http://obat-penyakit.com/mikrosefalus.html
5. Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH, Bagian Kebidanan Dan Penyakit Kandungan, Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Sinopsis Obstetri ; obstetri fisiologi dan obstetri
patologi.Penerbit Buku Kedokteran EGC 2005;483-493
6. Nelson. 2009. Ilmu Kesehatan Anak I. EGC. Jakarta
7. Sitohang, Nur Asnah. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah.

12

Anda mungkin juga menyukai